Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN

Disusun Oleh :

Nama : Billy Liensky

Npm : 12162201160002

Tugas : Seminar Akuntansi

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

AMBON

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul tentang akuntansi keuangan

dengan baik dan tepat waktu . Dalam proses penyusunan makalah ini tak lepas dari bantuan ,

arahan dan masukan dari berbagai pihak . Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah turut ikut dalam menyelesaikan makalah ini . Saya menyadari bahwa masih

banyak kekurangan dan kekeliruan dalam menyelesaikan makalah ini. Untuk itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca .

Ambon , 03 February 2020


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Akuntansi manajemen sebagai suatu tipe akuntansi dapat dibandingkan dengan akuntansi
keuangan karena mempunyai karateristik yang berlainan yang disebabkan oleh perbedaan
pemakai/pengguna informasi keuangan. Akuntansi Keuangan diperlukan untuk memenuhi
informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen puncak dan pihak luar perusahaan.
Akuntansi Manajemen diperlukan untuk memenuhi keperluan manajemen (laporan yang berbeda
untuk Manajer yang berbeda) dalam melaksanakan perencanaan dan pengendaliaan perusahaan.
Informasi akuntansi manajemen tidak didistribusikan untuk pihak luar perusahaan.

1.2. Rumusan Masalah


a. Ruang Lingkup Akuntansi manajemen
b. Manfaat Akuntansi Manajemen
c. Peran akuntansi manajemen dalam organisasi sector public
d. Sistem Penentuan Biaya Pokok Pesanan

1.3. Manfaat
Agar mahasiswa lebih mengetahui atau dapat mengerti tentang Akuntansi manajemen
lebih dalam lagi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. SEJARAH AKUNTANSI MANAJEMEN


Pada tahun 1880an, perusahaan manufaktur di Amerika mulai berkonsentrasi dalam
pengembangan teknologi produksi yang berkapasitas besar. Para manajer dan insinyur pada
perusahaan metal telah mengembangkan untuk menghitung relevant product cost yang
disebut scientific management. Prosedur ini digunakan untuk menganalisis produktivitas dan
laba suatu produk. Akan tetapi seiring berkembangnya pemikiran akuntansi maka setelah tahun
1914 prosedur tersebut mulai hilang dari praktik akuntansi perusahaan.Setelah Perang Dunia I,
terdapat peraturan akuntansi keuangan yang mempunyai dampak berkurangnya informasi
akuntansi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja bawahan dalam perusahaan besar (lost
relevance). Sampai tahun 1920an, semua manajer percaya pada informasi yang berhubungan
dengan proses produksi utama, transaksi dan even yang menghasilkan jumlah nominal pada
laporan keuangan. Setelah tahun 1925, informasi yang digunakan oleh manajer menjadi lebih
sederhana dan banyak perusahaan manufaktur di Amerika telah mengembangkan prosedur
akuntansi manajemen seperti yang dikenal sekarang.

Selama kurun waktu lebih dari enam puluh tahun, akuntan akademisi berusaha untuk
mengembalikan relevansi antara informasi kos akunting dengan informasi akuntansi keuangan.
Usaha tersebut menggunakan model perusahaan manufaktur sederhana, sejenis dengan
perusahaan tekstil abad 19, dan dalam rangka mengatasi masalah produksi, akademisi menyusun
ulang informasi pelaporan kos persediaan. Meskipun demikian, model tersebut terlalu sederhana
untuk menjelaskan masalah nyata yang dihadapi oleh manajer akan tetapi hal tersebut
dimahfumkan dalam rangka mempermudah bagaimana informasi kos yang berasal dari laporan
keuangan dapat dibuat relevan dengan pengambilan keputusan (kos manajemen). Mulai tahun
1980an sampai sekarang, akuntansi manajemen mengalami masa perkembangan yang pesat
dengan perannya sebagai pendamping akuntansi keuangan. Johnson dan Kaplan menuliskannya
dengan indah dalam “Relevance Lost: The Rise and Fall of Management Accounting.

Sejarah singkat :

1. 1880 – 1925 Kebanyakan perhitungan biaya produk dan akuntansi manajemen dikembangkan
pada tahun ini

2. 1925 Muncul pendekatan biaya persediaan untuk kepentingan pelaporan eksternal

3. 1950s/60s Beberapa usaha untuk meningkatkan kegunaan managerial dari sistem biaya
tradisional

4.1980s/90s Berbagai usaha dilakukan untuk mengembangkan sistem manajemen akuntansi


baru untuk dapat memenuhi kebutuhan ekonomi.
 PERANAN AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM ORGANISASI DAN
PERANAN INFORMASI BAGI MANAJER.
Organisasi dan Sasarannya Organisasi dapat didefenisikan sebagai sekelompok orang yang
menyatu. bersama karena beberapa tujuan bersama. Tujuan bersama yang mengarahkan kerja
organisasi disebut sasaran organisasi. Tidak semua organisasi mempunyai sasaran yang sama
namun sebagian besar organisasi mempunyai sasaran untuk memperoleh keuntungan. (Ray, H,
Garrinson, D.B.A, Akuntansi Manajemen 1987). Selain sasaran untuk memperoleh keuntungan
dari dana yang telah ditanamkan pada perusahaan, organisasi/perusahaan juga mempunyai
sasaran lain yaitu ingin memperoleh dan mempertahankan reputasi integritas, wajar, dan dapat
dipercaya. Perusahaan ingin juga menjadi suatu kekuatan yang positif dalam lingkungan social
dan ekologi tempat perusahaan menjalankan aktifitas.

 Akuntansi Manajemen sebagai suatu Tipe Informasi


Akuntansi Manajemen dipandang sebagai suatu tipe akuntansi yang merupakan suatu proses
untuk mengolah informasi keuangan untuk memenuhi keperluan para manajer dalam
perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi. Informasi adalah suatu data, fakta,
pengamatan, persepsi atau sesuatu yang lain yang menambah ilmu
pengetahuan. (www.google.com)

Definisi lain menyebutkan informasi adalah data yang sudah diolah, atau dengan kata lain
hasil olahan data yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Informasi ini berbeda dengan
berita atau issue. Pemerolehan informasi dapat dari berbagai sumber baik eksternal maupun
internal.

 Karakteristik informasi yang berkualitas :


1. Tepat waktu : Informasi harus tepat waktu karena apabila informasi datang terlambat maka
informasi tersebut tidak berguna lagi. Ketepatan waktu sangat diperlukan manajemen dalam
persaingan global.

2. Relevan: Relevan adalah kesesuaian informasi tersebut dengan kebutuhan manajemen.


Informasi yang relevan akan sangat mendukung manajemen dalam pengambilan keputusan.

3. Akurat : Informasi yang akurat akan menjamin ketepatan dalam pengambilan keputusan
manajemen.

4. Broadscope : adalah keluasan informasi. Dengan informasi yang luas, manajemen dapat
meminimalisir resiko yang mungkin timbul dari keputusan yang dibuat.

 Pengertian Informasi Akuntansi Manajemen :


Informasi akuntansi manajemen mengacu pada proses perbaikan nilai secara terus menerus
untuk menambah nilai produk atau jasa yang berkaitan dengan rencana, desain, ukuran dan
operasi system informasi financial dan nonfinancial yang membimbing dan mengarahkan
tindakan manajemen, memotivasi perilaku, dan mendukung serta menciptakan nilai budaya yang
diperlukan untuk mencapai sasaran organisasi.

 Manfaat Informasi :
1. Dapat mengurangi ketidakpastian.
2. Membantu manajemen untuk bertindak lebih baik.
3. Membantu manajemen untuk mengenali lingkungan internal maupun eksternal.
4. Membantu manajemen dalam penilaian kinerja.
5. Membantu perencanaan manajemen.
6. Memotivasi Manajemen.

 Peranan Akuntansi Manajemen bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam Organisasi

Secara hirarki manajemen dapat dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu manajemen
atas(senior executive), manajemen menengah (middle management), dan manajemen
bawah(operational level. Masing-masing tingkatan ini membutuhkan informasi yang berbeda-
beda. (Samsryn, L.M, Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar 2002)

Contoh :

Pada organisasi bengkel supervisor merupakan manajemen tingkat bawah (operational level).
Tugas supervisor adalah memeriksa sepeda motor dll. Informasi yang dibutuhkan adalah jumlah
kerusakan, keseringan kerusakan, jumlah komponen yang dibutuhkan dan sebagainya. Sementara
manajer bengkel merupakan tingkatan manajemen menengah, informasi yang dibutuhkan
berbeda dari level operasional. Level menengah membutuhkan informasi seperti yang berkaitan
dengan cara meningkatkan pendapatan (laba) perusahaan. Manajemen tingkat menengah ini
lebih terfokus pada cara atau strategi yang dapat meningkatkan laba perusahaan. Sedangkan
pemilik (owner) atau jajaran direksi merupakan contoh dari manajemen atas (senior executive).
Pada level ini membutuhkan informasi tentang bagaimana cara untuk menyusun strategi
mempertahankan market share bengkel, memperbesar omset perusahaan, diversifikasi
perusahaan, loyalitas dan kepuasan pelanggan dan sebagainya.

Tampak jelas pada contoh diatas bahwa masing-masing tingkatan manajemen perusahaan
membutuhkan informasi berbeda satu dengan lainnya.
 Peranan informasi bagi manajer

Seperti yang telah kita ketahui informasi sangat berperan dalam pembuatan keputusan bagi
manajer, karena manajer merupakan pimpinan dan peserta aktif dalam proses perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu manajer sangat berperan penting
dalam pengambilan keputusan dan mengarahkan organisasi agar dapat mencapai sasaran.
Sedangkan informasi itu sendiri merupakan “mesin” yang membuat manajemen berjalan. Dalam
ketiadaan aliran informasi yang kontinyu manajemen akan menjadi tidak berdaya dalam
melakukan sesuatu. Oleh karena itu, organisasi diharuskan memiliki jaringan yang luas, agar
memungkinkan berbagai tingkat manajemen dapat berhubungan melalui saluran komunikasi
tersebut. Dengan adanya informasi yang actual dan terpercaya maka manajer dapat mengambil
keputusan dengn lebih terarah dan efektif.

Selain memiliki perbedaan antara akuntansi keuangan dan manajemen juga memiliki persamaan
yaitu :

1. Prinsip akuntansi yang lazim diterima baik dalam akuntansi keuangan kemungkinan besar
juga merupakan prinsip pengukuran yang relevan dalam akuntansi manajemen.

2. Sama-sama menggunakan informasi operasi yang sama.(Hariadi, Bambang, Akuntansi


Manajemen 2002.

 Peran Akuntan Manajemen


Perilaku Etis Akuntan Manajemen. Perilaku etis melibatkan pemilihan tindakan-tindakan
yang benar dan sesuai serta tepat. Tingkah laku kita mungkin benar atau salah, sesuai atau
menyimpang, dan keputusan yang kita buat dapat adil atau berat sebelah. Orang sering berbeda
pandangan terhadap arti istilah etis, tetapi nampaknya terdapat suatu prinsip umum yang
mendasari semua system etika.

Ada 10 nilai inti yang diidentifikasi menghasilkan prinsip-prinsip yang melukiskan benar dan
salah dalam kerangka umum, yaitu :
1. Kejujuran (honesty)
2. Integritas (integrity)
3. Memegang janji (promise keeping)
4. Kesetiaan (fidelity)
5. Keadilan (fairness)
6. Kepedulian terhadap sesama (caring for others)
7. Penghargaan kepada orang lain (respect for others)
8. Kewarganegaraan dan bertanggung jawab (responsible citizenship)
9. Pencapaian kesempurnaan (pursuir of excellence)
10. Akuntabilitas (accountibillity)
IMA (Instititute of Management Accountants) mengeluarkan pernyataan tentang standar
perilaku etis akuntan manajemen. Standar tersebut adalah sebagai berikut.

1) Kompetensi

Akuntan manajemen bertanggungjawab untuk


a) Menjaga tingkat kompetensi professional yang dimiliki dengan terus menerus
mengembangkan pengetahuan dan keahliannya.
b) Melakukan tugas-tugas profesionalnya sesuai dengan hokum, peraturan, dan standar
teknis yang berlaku.
c) Menyusun laporan dan rekomendasi yang lengkap serta jelas setelah melakukan analisis
yang benar terhadap informasi yang relevan dan dapat dipercaya.

2) Kerahasiaan
Akuntan manajemen bertanggungjawab untuk :
a) Tidak membocorkan informasi rahasia tanpa ijin, kecuali diharuskan secara hokum.
b) Memberi tahu bawahan seperlunya dan memonitor aktivitas mereka untuk menjaga
kerahasian tersebut.

3) Integritas
Akuntan manajemen bertanggungjawab untuk :
a) Menghindari konflik kepentingan actual.
b) Menahan diri dari aktivitas yang akan menimbulkan kecurigaan terhadap kemampuan
mereka untuk melakukam tugasnya secara etis.
c) Menolak pemberian, penghargaan, dan keramah-tamahan yang dapat mempengaruhi
mereka dalam bertugas.
d) Menahan diri untuk tidak melakukan penggerogotan terhadap legitimasi organisasi dan
tujuan-tujuan etis, baik secara aktif maupun pasif.
e) Mengkomunikasikan berbagai batasan professional
f) Mengkomunikasikan informasi yang baik atau buruk dan penilaian atau opini
professional.

4) Objektivitas
Akuntan manajemen bertanggungjawab untuk :
a) Mengkomunikasikan informasi dengan adil dan objektif
b) Mengungkapkan semua informasi yang relevan dan dapat diharapkan mempengaruhi
pemahaman pengguna terhadap laporan, komentar, dan rekomendasi yang dikeluarkan.
5) Resolusi konflik etik

Dalam pelaksanaan standar perilaku etis, akuntan manajemen mungkin menghadapi


masalah dalam mengidentifikasi perilaku yang tidak etis atau dalam menyelesaikan konflik etika.
Ketika menghadapi isu-isu etika yang penting, akuntan manajemen harus mengikuti kebijakan
yang ditetapkan organisasi dalam mengatasi konflik. Jika kebijakan ini tidak menyelesaikan
konflik etika, akuntan manajemen harus mempertimbangkan tindakan berikut ini :

a) Mendiskusikan masalah tersebut dengan supervisor kecuali jika masalah tersebut


melibatkan atasannya.
b) Menjelaskan konsep-konsep yang relevan melalui diskusi rahasia dengan seorang
penasihat yang objective untuk mencapai pemahaman terhadap tindakan yang mungkin
dilakukan.
c) Jika konflik etika masih ada setelah dilakukan tindakan terhadap semua jenjang, akuntan
manajemen mungkin tidak mempunyai jalan lain kecuali mengundurkan diri dari
organisasi dan memberikan memo yang informative kepada perwakilan organisasi yang
ditunjuk.
d) Kecuali diperintah secara hukum, mengkomunikasikan masalah tersebut kepada berbagai
otoritas atau individu yang tidak ada hubungan dengan organisasi bukanlah pertimbangan
yang tepat.

2.2. Manfaat Akuntansi Manajemen


Informasi akuntansi yang akan digunakan oleh manajer sektor publik dalam melakukan
fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Informasi akuntansi diberikan sebagai alat atau
sarana untuk membantu manajer menjalankan fungsi-fungsi manajemen sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai. Akuntansi manajemen merupakan bagian dari suatu sistem
pengendalian manajemen yang integral. Institute of Management Accountants (1981)
mendefinisikan akuntansi manajemen sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran,
pengakumulasian, penganalisaan, penyiapan, pengintepretasian, dan pengkomunikasian
informasi finansial yang digunakan oleh manajemen perencanaan, evaluasi, dan pengendalian
organisasi serta untuk menjamin bahwa sumber daya digunakan secara tepat dan akuntabel.

Accountantsmendefinisikan akuntansi manajemen sebagai suatu bagian integral dari manajemen


yang terkait dengan pengidentifikasian, penyajian, dan pengintepretasian informasi yang
digunakan untuk:

1. Perumusan strategi.
2. Perencanaan dan pengendalian aktivitas.
3. Pengambilan keputusan.
4. Pengoptimalan penggunaan sumber daya
5. Pengungkapan (disclosure) kepada shareholders dan pihak luar organisasi
6. Pengungkapan kepada karyawan
7. Perlindungan asset
Pada dasarnya prinsip akuntansi manajemen sektor publik tidak banyak berbeda dengan
prinsip akuntansi manajemen yang diterapkan pada sektor swasta. Akan tetapi, harus diingat
bahwa sektor publik memiliki perbedaan sifat dan karakterisitik dengan sektor swasta, sehingga
penerapan teknik akuntansi manajemen sektor swasta tidak dapat diadopsi secara langsung tanpa
modifikasi. Peran utama akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik adalah
memberikan informasi akuntansi yang relevan dan handal kepada manajer untuk melaksanakan
fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Dalam organisasi sektor publik, perencanaan
dimulai sejak dilakukannya perencanaan stratejik, sedangkan pengendalian dilakukan terhadap
pengendalian tugas (task control). Peran akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik
meliputi:

1. Perencanaan Stratejik

Pada tahap perencanaan stratejik, manajemen organisasi membuat alternatif-alternatif


program yang dapat mendukung strategi organisasi. Peran akuntansi manajemen adalah
memberikan informasi untuk menentukan berapa biaya program (cost of program) dan beberapa
biaya suatu aktivitas (cost of activity), sehingga berdasarkan informasi akuntansi tersebut
manajer dapat menentukan berapa anggaran yang dibutuhkan dikaitkan dengan sumber daya
yang dimiliki.Akuntansi manajemen pada sektor publik dihadapkan pada tiga permasalahan
utama yaitu efisiensi biaya, kualitas produk, dan pelayanan (cost, quality and services). Untuk
dapat menghasilkan kualitas pelayanan publik yang tinggi dengan biaya yang murah, pemerintah
harus mengadopsi sistem informasi akuntansi manajemen yang modern. Namun tetap, terdapat
sedikit perbedaan antara sektor swasta dengan sektor publik dalam hal penentuan biaya
produk/pelayanan (product costing). Hal tersebut disebabkan sebagian besar biaya pada sektor
swasta cenderung merupakan engineered cost yang memiliki hubungan secara langsung dengan
output yang dihasilkan, sementara biaya pada sektor publik sebagian besar merupakan
discretionary cost yang ditetapkan di awal periode anggaran dan sering tidak memiliki hubungan
langsung antara aktivitas yang dilakukan dengan output yang dihasilkan. Kebanyakan output
yang dihasilkan di sektor publik merupakan intangible output yang sulit diukur.

2. Pemberian informasi biaya

Biaya (cost) dalam akuntansi sektor publik dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Biaya Input: Biaya input adalah sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan
pelayanan. Biaya input bisa berupa biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.
2. Biaya output: Biaya output adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan produk
hingga sampai ke tangan pelanggan. Pada organisasi sektor publik output diukur dengan
berbagai cara tergantung pada pelayanan yang dihasilkan.
3. Biaya proses: Biaya proses dapat dipisahkan berdasarkan fungsi organisasi. Biaya diukur
dengan mempertimbangkan fungsi organisasi.
3. Penilaian investasi
Penilaian investasi di sektor publik pada dasarnya lebih rumit dibandingkan dengan di
sektor swasta. Teknik-teknik penilaian investasi yang digunakan di sektor swasta didesain untuk
organisasi yang berorientasi pada laba. Sementara organisasi publik merupakan organisasi yang
tidak berorientasi pada laba, sehingga terkadang teknik-teknik tersebut tidak dapat diterapkan
untuk sektor publik. Di samping itu sulit untuk mengukur output yang dihasilkan, sehingga untuk
menentukan keuntungan di masa depan dalam ukuran finansial(expected return) tidak dapat
(sulit) dilakukan.
Penilaian investasi dalam organisasi publik dilakukan dengan menggunakan analisis
biaya-manfaat (cost-benefit analysis). Dalam praktiknya, terdapat kesulitan dalam menentukan
biaya dan manfaat dari suatu investasi yang dilakukan. Hal tersebut karena biaya dan manfaat
yang harus dianalisis tidak hanya dilihat dari sisi finansialnya saja akan tetapi harus mencakup
biaya sosial(social cost) dan manfaat sosial (social benefits) yang akan diperoleh dari investasi
yang diajukan. Menentukan biaya sosial dan manfaat sosial dalam satuan moneter sangat sulit
dilakukan. Oleh karena itu, penilaian investasi dengan menggunakan analisis biaya-manfaat di
sektor publik sulit dilaksanakan. Untuk memudahkan, dapat digunakan analisis efektifitas
biaya(cost-effectiveness analysis).

4. Penganggaran

Akuntansi manajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran publik yang


efektif. Terkait dengan tiga fungsi anggaran, yaitu sebagai alat alokasi sumber daya publik, alat
distribusi, dan stabilisasi, maka akuntansi manajemen merupakan alat yang vital untuk proses
mengalokasikan dan mendistribusikan sumber dana publik secara ekonomis, efisien, efektif, adil
dan merata.

5. Penentuan biaya pelayanan (cost of services) dan penentuan tarif pelayanan (charging for
services)

Akuntansi manajemen digunakan untuk menentukan berapa biaya yang dikeluarkan


untuk memberikan pelayanan tertentu dan berapa tarif yang akan dibebankan kepada pemakai
jasa pelayanan publik, termasuk menghitung subsidi yang diberikan. Tuntutan agar pemerintah
meningkatkan mutu pelayanan dan keluhan masyarakat akan besarnya biaya pelayanan
merupakan suatu indikasi perlunya perbaikan sistem akuntansi manajemen di sektor publik.
Masyarakat menghendaki pemerintah memberikan pelayanan yang cepat, berkualitas, dan
murah. Pemerintah yang berorientasi pada pelayanan publik harus merespon keluhan, tuntutan
dan keinginan masyarakat tersebut agar kualitas hidup masyarakat menjadi semakin baik dan
kesejahteraan masyarakat meningkat.
6. Penilaian kinerja

Penilaian kinerja merupakan bagian dari sitem pengendalian. Penilaian kinerja dilakukan
untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan. Dalam tahap penilaian kinerja, akuntansi manajemen berperan dalam pembuatan
indikator kinerja kunci (key performance indicator) dan satuan ukur untuk masing-masing
aktivitas yang dilakukan.

Peran manajemen dalam organisasi adalah mewujudkan tujuan bersama yang telah ditetapkan
sehingga Tujuan akuntansi manajemen adalah memasikoin informasi untuk para manajer guna
membantu mereka dalam mengambil keputusan bisnis yang tepat. Pada hakikatnya manajer
melakukan 4 fungsi pokok yaitu ;

1. Perencanaan
2. Pengorganisasian dan pengarahan
3. Pengendalian
4. Pengambilan keputusan

 SISTEM PENENTUAN BIAYA POKOK PESANAN

JENIS SISTEM PENENTUAN BIAYA POKOK PRODUK

Penentuan biaya pokok produk adalah proses penghimpunan, penggolongan dan pembebana/
pelekatan biaya-biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrikasi
kepada produk atau jasa. Terdapat dua sistem penentuan biaya pokok(costing system) dalam
produk pabrikasi: penentuan biaya pokok proses (process costing) dan penentuan biaya pokok
pesanan (job order costing).

Perbedaan antara job order costing dan process costing terpusat pada bagaimana penentuan
biaya pokok produk dilakukan. Job order costing membebankan biaya kepada pekerjaan spesifik,
yang dapat meliputi satuan fisik tunggal ataupun beberapa gugus produk. Sebaliknya process
costing berhubungan dengan produk massal yang sangat banyak dan homogen.

Prosess costing system mengumpulkan/menghimpun biaya produk/jasa menurut proses atau


departemen dan kemudian membebankan biaya tersebut kepada sejumlah besar produk yang
hampir identik. Job order costing system adalah sistem penentuan biaya pokok produk yang
menghimpun dan membebankan biaya pada pekerjaan tertentu. Setiap biaya yang mempunyai
hubungan dengan penentuan biaya pokok unit produk yang dihasilkan. Dalam sistem biaya
pokok pesanan dibutuhkan bermacam-macam dokumen salah satunya kartu biaya pokok produk.
 SISTEM PENENTUAN BIAYA POKOK PROSES

Adalah sistem penentuan biaya pokok yang dipakai oleh perusahaan yang menghasilkan
produk yang serupa atau mempunyai aliran produksi yang terus menerus. Ekuivalen unit
produksi dapat didefinisikan sebagai jumlah unit yang akan selesai diolah selama satu periode
bilamana segenap upaya departemen menghasilkan unit produk yang sudah jadi.

Metode yang digunakan, yaitu :

1. Metode rata-rata tertimbang

Ekuivalen unit = unit yang jadi + ekuivalen unit persediaan akhir

Ekuivalen unit produksi

2. Metode FIFO

Metode ini mengasumsikan bahwa unit pertama yang masuk, maka unit tsb juga yang
akan jadi dan ditransfer menjadi finished good. Banyaknya ekivlen unit terdiri atas pekerjaan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan persediaan awal, pekerjaan untuk menyelesaikan unit
yang diproduksi dan diselesaikan selama periode tsb, dan pekerjaan yang dilaksanakan untuk
unit produk yang diselesaikan sebagian dalam persediaan akhir.

 SISTEM ABC

SISTEM ABC (ACTIVITY BASED COSTING)

Merupakan sistem akuntansi yang terfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk
menghasilkan produk/jasa. ABC menyediakan informasi perihal aktivitas dan sumber daya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas tsb. Aktivitas (activity) adalah setiap kejadian atau
transaksi yang merupakan pemicu (driver) biaya yakni bertindak sebagai faktor penyebab dalam
pengeluaran biaya di dalam organisasi.

 Konsep-konsep yang mendasari ABC dapat diringkas sebagai berikut:

– Aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan mengkonsumsi


sumber daya yang memerlukan uang. Manajer mengidentifikasi aktivitas-aktivitas utama yang
dilakukan oleh setiap departemen serta sumber daya yang dikonsumsinya dan lantas memilih
pemicu biaya untuk setiap aktivitas tsb.

– Biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas haruslah dibebankan kepada objek biaya
berdasarkan unit aktivitas yang dikonsumsi oleh objek biaya tsb. Pemicu biasa dipakai untuk
mengalokasikan biaya ke produk dan jasa.

Terdapat dua alasan yang mendongkrak popularitas sistem penentuan biaya produk dasar
aktivitas. Pertama, profitabilitas produk dan pelanggan akan diukur secara akurat melalui sistem
ABC Kedua, banyak manajer yang menemukan kenyataan bahwa pengendalian biaya akan
dilakukan secara paling baik dengan memusatkan perhatian secara langsung pada penggunaan
aktivitas yang efisien, bukan terpusat pada produk.

Aktivitas-aktivitas dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kategori, yaitu aktivitas nilai tambah


dan aktivitas bukan nilai tambah. Aktivitas nilai tambah menambahkan nilai kepada sebuah
produk atau jasa; aktivitas ini membutuhkan penggunaan sumber daya dan biaya terkait yang
dianggap pelanggan perlu dan penting untuk memuaskan kebutuhan mereka. Aktivitas bukan
nilai tambah adalah aktivitas yang berkaitan dengan produksi dan jasa yang menambahkan biaya
kepada suatu produk namun tidak menigkatkan nilai pasarnya misalnya pemeliharaan mesin.

Terdapat empat tingkat umum aktivitas dimana masing-masing tingkat aktivitas dibagi-
bagi lagi menjadi pusat aktivitas tertentu. Keempat tingkat aktivitas tsb adalah:

1. Unit-level activities (aktivitas tingkat unit), yang dilakukan setiap unit produksi diproduksi.

2. Batch- level activities (aktivitas tingkat gugus produk), yang dilakukan setiap kali satu gugus
produk ditangani atau diolah.

3. Product- sustaining activities (Aktivitas penunjang produk), yang dilakukan karena dibutuhkan
untuk menopang produksi setiap jenis produk yang berlainan.

4. Facility- sustaining activities (aktivitas penunjang fasilitas), yang mempertahankan fasilitas


proses pabrikasi umum.

Keunggulan dan Kelemahan sistem ABC:

 Keunggulan

1. Sistem ABC memberikan biaya produk lebih akurat dan informatif, yang mengakibatka
pengukuran profitabilitas produk yang lebih akurat dan keputusan strategik yang lebih baik
menyangkut penentuan harga, lini produk, pasar pelanggan, dan pengeluaran modal.

2. Sistem ABC menyediakan pengukuran yang lebih akurat terhadap biaya yang dipicu aktivitas,
yang membantu manajer meningkatkan nilai produk dan proses pengambilan keputusan desain
produk yang lebih baik, pengendalian biaya yang lebih baik, dan membantu perkembangan
berbagai proyek peningkatan nilai.

3. Sistem ABC menyediakan akses yang lebih mudah bagi manajer terhdap biaya relevan untuk
pengambilan keputusan bisnis.

Kelemahan

1. Alokasi.

2. Penghilangan biaya
3. Beban dan waktu yang dikonsumsi.

ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA

Merupakan suatu metode estimasi bagaimana perubahan variabel berikut akan


mempengaruhi laba: biaya variabel per-unit, harga jual per-unit, jumlah biaya tetap per-periode,
volume penjualan, dan bauran penjualan.

ARTI PENTING ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA

Merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses analisis ini memerlukan


sejumlah teknik dan prosedur penyelesaian masalah dengan bertumpukan pada pemahaman atas
pole perilaku biaya perusahaan. Merupakan analisis pola perilaku biaya yang mendasari
hubungan antara biaya, volume dan laba.

ASUMSI DASAR

1. Semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel maupun biaya tetap


2. Fungsi jumlah biaya adalah linier dalam kisaran relevan
3. Fungsi jumlah pendapatan adalah linier dalam kisaran relevan
4. Analisisnya untuk sebuah produk atau bauran penjualan bermacam-macam produk adalah
konstan dalam kisaran relevan
5. Hanya terdapat satu pemicu biaya volume unit produk atau rupiah penjualan
6. Dalam perusahaan pabrikasi, tingkat persediaan awal dan akhir periode adalah sama.

Penentuan pendapatan dalam CVP

Jumlah Pendapatan = Harga Jual x Banyaknya unit yang dijual

Penentuan biaya dalam CVP

Jumlah Biaya = Biaya variabel per unit x jumlah yang dihasilkan + biaya tetap

Penentuan laba dalam CVP

Laba Usaha = Jumlah Pendapatan – Jumlah Biaya


BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Accountants mendefinisikan akuntansi manajemen sebagai suatu bagian integral dari


manajemen yang terkait dengan pengidentifikasian, penyajian, dan pengintepretasian informasi
yang digunakan untuk :

1. Perumusan strategi
2. Perencanaan dan pengendalian aktivitas
3. Pengambilan keputusan
4. Pengoptimalan penggunaan sumber daya
5. Pengungkapan (disclosure) kepada shareholders dan pihak luar organisasi
6. Pengungkapan kepada karyawan
7. Perlindungan aset

Pada dasarnya prinsip akuntansi manajemen sektor publik tidak banyak berbeda dengan
prinsip akuntansi manajemen yang diterapkan pada sektor swasta. Akan tetapi, harus diingat
bahwa sektor publik memiliki perbedaan sifat dan karakterisitik dengan sektor swasta, sehingga
penerapan teknik akuntansi manajemen sektor swasta tidak dapat diadopsi secara langsung tanpa
modifikasi.
Daftar pustaka :
Hariadi, Bambang, Akuntansi Manajemen, edisi 1. Yogyakarta : BPFE 2002
Machfoedz, Mas’ud, Akuntansi Manajemen, Jakarta : BPFE 2002
Samsryn, L.M, Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar, Jakarta : Rajawali Pers, 2002
Ray, H, Garrinson, D.B.A, Akuntansi Manajemen, Yogyakarta : Ak Group 1987

https://sadlyasharisaid.blogspot.com/2013/11/makalah-akuntansi-manajemen_7849.html

Anda mungkin juga menyukai