Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FISIKA

“FENOMENA AURORA”

AZZIRA TRY MAYANG SARI


XII MIPA 5

SMA N 1 KEC.SULIKI
TP.2017/2018
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN
4. MANFAAT KARYA ILMIAH
BAB II PAMBAHASAN
1. SEJARAH AURORA
2. PENGERTIAN AURORA
3. PROSES TERJADINYA AURORA
4. MACAM-MACAM AURORA
5. DUGAAN ADANYA AURORA HITAM
6. FENOMENA AURORA DIKUTUB SELATAN DAN KUTUB UTARA
7. DAMPAK AURORA
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN
2. KRITIK DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat penulis susun. Karya ilmiah ini
penulis susun untuk memenuhi tugas dari Bapak/Ibu (isi sendiri).
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun karya ilmiah ini dengan
harapan kualitas yang memuaskan. Namun, penulis menyadari masih banyak kekurangan.
Untuk itu kritik dan saran penulis harapkan dan tunggu dengan hati terbuka.
Penulis berharap semoga karya ilmiah ini memberikan manfaat yang sebesar – besarnya.

Limbanang, 20 agustus 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG

Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer
dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki
planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin
matahari). Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan
magnetiknya. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora
Borealis, yang dinamai bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk angin
utara, Boreas. Ini karena di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara
seolah-olah matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terjadi di antara
September dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang
dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa.

Fenomena unik yang seringkali terjadi pada langit Internasional gelap tiba-tiba menjadi
terang benderang di belahan bumi utara terutama Alaska dianggap sebagian orang sebagai
peristiwa yang mengandung unsur-unsur kepercayaan kuno. Fenomena ini biasa dikenal
dengan ‘Aurora’. Aurora biasanya muncul dengan warna hijau, merah, biru atau lembayung.
Orang-orang kuno menghubung-hubungkan munculnya fenomena alam itu dengan penyakit
dan peperangan. Aurora berwarna merah terang pernah dianggap sebagai “kolam darah”
para pejuang yang gugur dalam peperangan. di North Country, Inggris, aurora dikenal
sebagai “lembing terbakar”. Sebelum revolusi perancis meletus, sebuah aurora muncul.
Penduduk Skotlandia dan Inggris mengaku mendengar suara pertempuran dan melihat
peperangan di angkasa. Pada tanggal 24 Februari 1716, berbarengan dengan kematian
James Ratcliffe, Earl Derwentwater terakhir, muncul aurora berwarna merah terang dan
bergerak cepat di langit. Sejak saat itu aurora itu dikenal sebagai “Cahaya Lord
Derwenwater”

Orang Eskimo atau suku Inuit percaya fenomena alam yang terkenal dengan sebutan
Aurora Borealis atau Cahaya Utara itu muncul karena para arwah sedang bermain bola--
memakai tengkorak singa laut--di angkasa. Mereka juga percaya orang yang terlalu sering
menonton "pertandingan" itu akan menjadi gila (www.tempointeraktif.com). Terlepas dari
kepercayaan kuno tersebut, sebenarnya fenomena aurora dapat dijelaskan menurut hukum
fisika. Fenomena ini merupakan peristiwa yang umum terjadi di bumi dan planet-planet
lainnya khususnya di daerah kutub yang merupakan daerah dengan medan magnet yang
kuat.

Aurora merupakan fenomena alam yang hanya terjadi di wilayah tertentu saja,
merupakan pancaran cahaya yang menyala – nyala pada lapisan ionosfer yang terjadi akibat
adanya interaksi antara medan magnetic yang dimiliki oleh sebuah planet. Aurora dapat kita
lihat dengan mata telanjang di malam hari, namun di wilayah tertentu saja.

2 . RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

 Apa definisi / pengertian dari Aurora?

 Apa proses terjadinya Aurora?

 Apa saja macam-macam aurora ?

 Apa dampak aurora ?

3 . TUJUAN

Karya ilmiah ini disusun dengan tujuan :

 Mengetahui definisi dari Aurora

 Mengetahui proses terjadinya Aurora

 Mengetahui bahaya atau tidaknya Aurora

 Mengetahui macam – macam Aurora

4 . MANFAAT KARYA ILMIAH

Agar dalam penulisan karya ilimiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
menambah wawasan bagi pembaca.
BAB II

PEMBAHASAN
1.SEJARAH AURORA

Aristoteles pada abad ke-4 sebelum masehi menyebut aurora sebagai chasmata atau
“letusan yang terjadi di langit”. Sebelum seorang ahli matematika sekaligus juga astronom
dari prancis yang bernama P. Gassendi pada awal abad ke-17 menyebutnya sebagai aurora
borealis atau cahaya utara setelah menyaksikannya di Perancis selatan pada tanggal 12
September 1621. Namun, aurora tidak hanya terdapat di utara saja sebab seorang
penjelajah bangsa Inggris bernama James Cook mengamati peristiwa ini juga berlangsung di
belahan bumi selatan pada tanggal 19 Februari 1773. Ia lalu menamakannya aurora australis
atau cahaya selatan.

Aurora terjadi di daerah di sekitar kutub utara dan kutub selatan. Beberapa tempat yang
biasanya dapat menyaksikan aurora adalah Denali National Park yang berada sedikit selatan
dari lingkaran kutub utara dan hanya beberapa jam dari Fairbanks, kota Yellowknife di
Northwest Territories Kanada, Murmansk di kota Peninsula di Rusia, Kangerlussuaq di
Greenland, South Pole di Antarctica, Tromso di Norwegia, Tasmania di Australia, Stewart
Island di New Zealand, South Georgia Island dan Ushuaia di Argentina.

Aurora sering kali terjadi antara bulan Maret-April dan Agustus-September-Oktober saat
periode aktivitas bercak matahari yang tinggi pada lapisan terluar atmosfer matahari, yang
disebut korona, yang terdiri atas gas (terutama hidrogen) yang begitu panas, sehingga atom-
atom yang netral secara listrik terurai menjadi ion positif (sebagian besar proton) dan
elektron. Sehingga angin matahari, yang mengalir dari korona, yang merupakan plasma
panas partikel bermuatan ini, membesar dan bergerak dengan kecepatan antara 300 hingga
1000 km/detik ke segala arah dalam sistem surya.

Istilah aurora borealis pertama kali digunakan oleh Galileo Galilei pada tahun 1619.
Galilei sudah lama mempelajari cahaya-cahaya yang menakjubkan tersebut. Sayang sekali ia
tidak dapat bekerja dengan leluasa. Saat itu, pihak Gereja Roma sangat membatasi ruang
geraknya. Maklum, Galilei dianggap berseberangan dengan doktrin gereja yang sudah dianut
selama ratusan tahun lamanya yang menyatakan bahwa bumi adalah pusat alam semesta.
Galileo terpaksa menyamarkan tulisan-tulisannya dengan meminjam nama muridnya, Mario
Guiducci. Tetapi pendapatnya tentang aurora masih kurang pas. Menurutnya, aurora
disebabkan oleh pantulan sinar matahari pada lapisan atmosfer atas.

Aurora muncul dalam berbagai bentuk yang berbeda. Penampakannya berubah-ubah


tergantung pada panjangnya malam. Tahap paling indah adalah pada tengah malam. Aurora
juga membentuk pita-pita cahaya dengan berbagai warna, biasanya berwarna hijau, kuning,
biru atau merah tua.
Menurut Syun Akasofu, bagian penting lainnya dari mekanisme aurora adalah “angin
matahari”, yaitu sebuah aliran partikel yang keluar dari matahari. Akasofu dari Alaska
Geophysical Institute, adalah orang yang sangat berperan dalam meneliti aurora. "Angin
matahari menggerakkan sejumlah besar listrik di atmosfer (Sabuk Van Allen). Energi ini akan
mempercepat partikel ke atmosfer bagian atas yang kemudian akan bertabrakkan dengan
berbagai gas. Hasilnya adalah warna-warna di angkasa yang bergerak-gerak", ucapnya.
Tekanan listrik mengeluarkan molekul gas menjadi keadaan energi yang lebih tinggi, yang
mengakibatkan lepasnya foton. Warna tergantung pada frekuensi tumbukkan antara
partikel-partikel dan gas-gas. Mekanisme ini hampir sama dengan nyala lampu berpendar
atau lampu neon. aurora adalah fenomena yang terjadi karena sinar (cahaya) yang menyala-
nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet.

2.PENGERTIAN AURORA

Aurora adalah cahaya warna-warni yang bergerak di langit yang dihasilkan oleh atom
atau ion-ion atmosfer bumi saat memancarkan foton hasil tumbukannya dengan muatan-
muatan yang datang dari langit. Aurora pernah dianggap sebagai cahaya matahari yang
dipantulkan oleh kristal es di langit, akan tetapi pada tahun 1888 Anders Jonas Angstrom
menunjukkan perbedaannya dari cahaya matahari karena banyak panjang gelombang yang
ada pada cahaya matahari tidak muncul dalam cahaya aurora.

Aurora adalah fenomena unik yang seringkali terjadi pada langit malam yang gelap tiba-
tiba menjadi terang benderang di belahan bumi utara terutama Alaska dianggap sebagian
orang sebagai peristiwa yang mengandung unsur-unsur kepercayaan kuno.

Fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah
planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut
dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin matahari).

3. PROSES TERJADINYA AURORA

Aurora ialah cahaya yang tercipta dari udara yang dikarenakan oleh atom-atom dan juga
molekul yang bertumbukan dengan partikel yang memiliki muatan, terutama elektron dan
proton yang berasal dari dalam matahari. Partikel-partikel tersebut terlempar dari matahari
dengan kecepatan hingga lebih dari 500 mil/detik dan kemudian terhisap oleh medan
magnet bumi di sekitar kutub Utara dan juga kutub Selatan.

Aurora terjadi karena atom-atom dan molekul yang bertumbukan dengan partikel-
partikel bermuatan, terutama elektron dan proton yang berasal dari matahari. Partikel-
partikel tersebut terlempar dari matahari dengan kecepatan lebih dari 500 mil per detik dan
terhisap medan magnet bumi di sekitar kutub Utara dan Selatan. Warna-warna yang
dihasilkan disebabkan benturan partikel dan molekul atau atom yang berbeda. Misalnya,
aurora hijau terbentuk oleh benturan partikel elektron dengan molekul nitrogen. Aurora
merah terjadi akibat benturan antara partikel elektron dan atom oksigen. Bagian penting
dari mekanisme aurora adalah “angin matahari”, yaitu sebuah aliran partikel yang keluar dari
matahari. Angin matahari menggerakkan sejumlah besar listrik di atmosfer (Sabuk Van
Allen).

Energi ini akan mempercepat partikel ke atmosfer bagian atas yang kemudian akan
bertabrakkan dengan berbagai gas. Hasilnya adalah warna-warna di angkasa yang bergerak-
gerak. Tekanan listrik mengeluarkan molekul gas menjadi keadaan energi yang lebih tinggi,
yang mengakibatkan lepasnya foton. Warna tergantung pada frekuensi tumbukkan antara
partikel-partikel dan gas-gas. Mekanisme ini hampir sama dengan nyala lampu berpendar
atau lampu neon.

4. MACAM-MACAM AURORA

a. Aurora Borealis

Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara disebut dengan istilah Aurora Borealis, yang
dinamai berdasarkan nama Dewi Fajar Roma, Aurora, dan juga nama Yunani untuk angin
utara, Boreas. Ini dikarenakan di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk
utara seolah-olah Matahari mau terbit dari arah itu.

Aurora borealis selalu terjadi di antara bulan September dan juga Oktober dan Maret dan
April. Aurora Berealis bisa dilihat di daerah antartika dimana negara Utara Kanada, Alaska,
Rusia, serta Skandinavia.

b. Aurora Australis

Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan nama Aurora Australis yang
mempunyai sifat-sifat yang hampir serupa dengan aurora borealis.Seperti namanya, aurora
ini sering terjadi di belahan bumi bagian selatan. Maka tidak heran namanya seperti negara
didekat kutub selatan, yakni Australia. Namun, kadang-kadang aurora muncul di puncak
gunung di daerah yang beriklim tropis. Aurora jenis ini pernah ada di gunung tertinggi di
Indonesia.

5.DUGAAN ADANYA AURORA

Selain berwarna cerah, ada juga aurora hijau. Kimball, seorang sarjana yang mempelajari
fisika angkasa di the Geophysical Institute, sempat merekam aurora langka ini dalam
videonya. Aurora itu dilihatnya di Poker Flat Research Range di sebelah Utara Fairbanks,
Alaska pada tahun 1970.

Aurora hitam sebenarnya sama sekali bukan aurora. Gejala ini nampak seperti aurora
meskipun bukalah aktivitas aurora. Kimball dan dosen pembimbingnya Professor Emeritis
Tom Hallinan melihat tiga jenis aurora hitam, yaitu gulungan hitam yang berbentuk seperti
garpu yang nampak di depan aurora asli; cincin hitam yang kelihatan seperti cincin asap
berwarna gelap di depan aurora asli yang lebih pucat. Yang terakhir adalah noda hitam yang
melayang seperti amuba raksasa berwarna hitam.

Beberapa orang telah menyaksikan aurora hitam. Di Hallinan, kemunculan aurora ini
dikenal sebagai “waktu coklat panas”. Biasanya berlangsung selama 20 menit hingga
setengah jam. Aurora hitam muncul secara langsung di atas Alaska selama aurora mulai
memudar. Tidak seperti aurora asli, emisi aurora hitam lebih bermuatan positif. Aurora hitam
jenis gulungan hitam berputar dengan arah yang berlawanan dengan putaran aurora asli dan
kadang-kadang bergabung dengan beberapa gulungan aurora lainnya dan menghasilkan
serangkaian lingkaran plasma angkasa yang dikenal sebagai Karman vortex streets.

5. FENOMENA AURORA DI KUTUB UTARA DAN KUTUB SELATAN

Aurora terjadi di daerah di sekitar kutub utara dan kutub selatan. Beberapa tempat yang
biasanya dapat menyaksikan aurora adalah Denali National Park yang berada sedikit
selatan dari lingkaran kutub utara dan hanya beberapa jam dari Fairbanks, kota
Yellowknife di Northwest Territories Kanada, Murmansk di kota Peninsula di Rusia,
Kangerlussuaq di Greenland, South Pole di Antarctica, Tromso di Norwegia, Tasmania di
Australia, Stewart Island di New Zealand, South Georgia Island dan Ushuaia di Argentina.

Aurora sering kali terjadi antara bulan Maret-April dan Agustus-September-Oktober saat
periode aktivitasbercak matahari yang tinggi pada lapisan terluar atmosfer matahari, yang
disebut korona, yang terdiri atas gas (terutama hidrogen) yang begitu panas, sehingga atom-
atom yang netral secara listrik terurai menjadi ion positif (sebagian besar proton) dan
elektron. Sehingga angin matahari, yang mengalir dari korona, yang merupakan plasma
panas partikel bermuatan ini, membesar dan bergerak dengan kecepatan antara 300 hingga
1000 km/detik ke segala arah dalam sistem surya. Pada jarak kira-kira 10 kali jari-jari bumi
dari permukaan planet kita ini, kekuatan medan magnetik bumi (3 x 10-4 G = 3 x 10-8 T)
sama dengan kekuatan medan magnetik matahari yang diregang oleh angin matahari tadi.
Kedua medan magnetik ini saling berhubungan pada batas magnetosfer yang menyerupai
komet tersebut. Di sinilah partikel bermuatan dalam angin matahari berhembus melalui
medan yang saling berhubungan tadi. Gerak ini ekivalen dengan gerak konduktor listrik
melalui medan magnetik.

Aurora merupakan peristiwa yang lazim ditemui di daerah kutub. Bahaya aurora tehadap
manusia sampai saat ini belum pernah dibuktikan. Akan tetapi fenomena ini dapat
mengganggu jaringan telekomunikasi. Pengaruh proton-proton yang bertumbukkan dengan
atom di atmosfer dapat mengganggu penerimaan radio, televisi dan telegram. Hal ini
disebabkan karena saat titik-titik di atmosfer terganggu oleh proton dari matahari, atmosfer
tidak lagi menahan sinyal dan memantulkannya ke bumi. Sinyal tersebut justru diteruskan ke
luar angkasa. Akibatnya tidak ada sinyal yang diterima televisi, radio atau telegram. Partikel
yang bermuatan dalam angin matahari, magnetometer dan ionosfer membawa aliran listrik
berskala besar. Jika aliran ini berubah di dekat bumi, dapat menyebabkan kerusakan
peralatan listrik.

Gangguan aurora pada kawat telegraf yang paling menakjubkan terjadi di Amerika
Serikat. Sebuah aurora fantastis yang terjadi pada bulan September 1851, telah mengganggu
seluruh saluran telegraf di New England dan memporak porandakan transaksi bisnis. Pada
tanggal 19 Februari 1852, aurora lainnya tercatat dalam sejarah telekomunikasi. Para
ilmuwan percaya bahwa aurora mencerminkan apa yang terjadi di magnetosfer, yaitu daerah
yang partikel bermuatannya terperangkap oleh medan magnet bumi. Angin matahari
menjepit magnetosfer di dekat bumi di siang hari, dan menyeretnya hingga jutaan kilometer
pada malam hari.

7.DAMPAK AURORA
Aurora merupakan peristiwa yang lazim ditemui di daerah kutub. Bahaya auroravtehadap
manusia sampai saat ini belum pernah dibuktikan. Akan tetapi fenomena ini dapat
mengganggu jaringan telekomunikasi. Pengaruh proton-proton yang bertumbukkan dengan
atom di atmosfer dapat mengganggu penerimaan radio, televisi dan telegram. Hal ini
disebabkan karena saat titik-titik di atmosfer terganggu oleh proton dari matahari, atmosfer
tidak lagi menahan sinyal dan memantulkannya ke bumi. Sinyal tersebut justru diteruskan ke
luar angkasa. Akibatnya tidak ada sinyal yang diterima televisi, radio atau telegram. Partikel
yang bermuatan dalam angin matahari, magnetometer dan ionosfer membawa aliran listrik
berskala besar. Jika aliran ini berubah di dekat bumi, dapat menyebabkan kerusakan
peralatan listrik. Gangguan aurora pada kawat telegraf yang paling menakjubkan terjadi di
Amerika Serikat. Sebuah aurora fantastis yang terjadi pada bulan September 1851, telah
mengganggu seluruh saluran telegraf di New England dan memporak porandakan transaksi
bisnis. Pada tanggal 19 Februari 1852, aurora lainnya tercatat dalam sejarah telekomunikasi.
Para ilmuwan percaya bahwa aurora mencerminkan apa yang terjadi di magnetosfer, yaitu
daerah yang partikel bermuatannya terperangkap oleh medan magnet bumi. Angin matahari
menjepit magnetosfer di dekat bumi di siang hari, dan menyeretnya hingga jutaan kilometer
pada malam hari.

Penelitian terkini yang melibatkan Spacelab di pesawat ulang-alik telah mempelajari


pengaruh aurora. Aurora dapat juga dipotret oleh astronot pesawat ulang alik dan satelit.
Satelit dapat memberikan gambaran aurora secara global. Dengan memotret dari angkasa
luar, cahaya matahari
BAB III

PENUTUP

1.Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa :

 Aurora adalah fenomena yang terjadi karena sinar (cahaya) yang menyala-nyala pada
lapisan ionosfer dari sebuah planet.

 Aurora adalah nyala api yang sangat terang dan dapat dilihat pada atmosfer daerah
Kutub Utara dan Kutub Selatan.

 Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis, yang
dinamai bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara,
Boreas.
 Fenomena aurora dapat mengganggu jaringan telekomunikasi seperti dapat
mengganggu penerimaan radio, televisi dan telegram.

 Aurora terjadi karena atom-atom dan molekul yang bertumbukan dengan partikel-
partikel bermuatan, terutama elektron dan proton yang berasal dari matahari

2.Kritik dan Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya dan menambah wawasan
bagi para pembaca. Janganlah berkata tidak dalam kebaikan kalau belum melaksanakannya.

Dengan adanya karya ilmiah ini penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri dan pembaca pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai