Tugas Makalah Haki PDF
Tugas Makalah Haki PDF
Disusun oleh :
Dosen pengampu :
Dahlil Marjon,Dr,S.H,M,H
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Hukum
Dagang dengan topik pembahasan yaitu tentang “ Hak Atas Kekayaan Intelektual
( HaKI )“. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum
Dagang dan sebagai penambah pengetahuan bagi kita semua.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih dengan adanya dukungan dan
bimbingan dari Dosen Pengajar mata kuliah Hukum Dagang,yaitu kepada Bapak
Dahlil Marjon,Dr,S.H,M.H. Makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Dalam penulisan makalah ini pasti banyak kesalahan atau kekurangan baik secara
tidak sengaja ataupun ketidaktahuan, Penulis mohon maaf atas ketidaknyamanan
dalam membaca makalah ini
Kelompok 11
ii
DAFTAR ISI
Halaman Depan.........................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
Bab 1 Pendahuluan
1.3 Tujuan………………………………………………………..…....…..2
1.4 Manfaat………………………………………………………..……....2
Bab 2 Pembahasan
2.1 Pengertian……………………….…………………..………..….…….3
2.3.Macam-macam HaKI……………………….………….....…..…….…5
2.4.Fungsi dan Tujuan HaKI………………………………….....…...…..16
2.5.Manfaat HaKI……………………………………..…………...……..18
Bab 3 Penutup
1.Kesimpulan.............................................................................................24
2.Saran.......................................................................................................24
Daftar Pustaka........................................................................................................25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
perlu didokumentasikan agar kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya
lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah.
1.4 Mamfaat
Selain tujuan daripada penulisan makalah, perlu pula diketahui bersama
bahwa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penulisan makalah ini
adalah dapat menambah pengetahuan keilmuan terutama di bidang hukum Bisnis
dan semoga keberadaan hukum ini dapat memberi masukan bagi semua pihak.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Hak Atas Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HKI) merupakan hak
kekayaan yang timbul atau lahir dari kemampuan intelektual manusia. HKI
memang menjadikan karya-karya yang timbul atau lahir karena adanya
kemampuan intelektual manusia yang harus dilindungi. Kemampuan intelektual
manusia dihasilkan oleh manusia melalui daya, cipta, rasa, dan karsanya yang
diwujudkan dengan karya-karya intelektual. Karya-karya intelektual juga
dilahirkan menjadi bernilai, apalagi dengan manfaat ekonomi yang melekat
sehingga akan menumbuhkan konsep kekayaan terhadap karya-karya intelektual.1
1) Hak Cipta dan hak-hak lain yang terkait (Copyright and Related Rights);
2) Merek (Trademark, Service Marks and Trade Names);
3) Indikasi Geografis (Geographical Indications);
4) Desain Produk Industri (Industrial Design);
5) Paten (Patents) termasuk perlindungan varitas tanaman;
6) Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Lay Out Designs Topographics
Integrated Circuits);
7) Perlindungan terhadap Informasi yang dirahasiakan (Protection of
Undisclosed Information).
1 Budi Agus Riswandi dan m. Syamsudin, Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum, PT Raja
Grafindo Persada,Jaakarta,2##5,hlm...
3
“Hak Kekayaan Intelektual adalah hak untuk menikmati hasil kreatifitas
manusia secara ekonomis, oleh karena itu objek yang diatur dalam hak kekayaan
intelektual adalah karya yang timbul atau lahir dari kemampuan intelektual
manusia.”2Indonesia memiliki keanekaragaman etnik, suku bangsa, dan
agamayang secara keseluruhan harus dilindungi oleh negara. Kekayaan seni dan
budaya itu merupakan salah satu sumber dari karya intelektual yang perlu
dilindungi oleh Undang-Undang.
Hak kekayaan intelektual adalah hak yang timbul dari kemampuan berfikir
atau olah pikir yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk
manusia. Dalam ilmu hukum, hak kekayaan intelektual merupakan harta kekayaan
khususnya hukum benda (zakenrecht) yang mempunyai objek benda inteletual,
yaitu benda yang tidak berwujud yang bersifat immaterial maka pemilik hak atas
kekayaan intelektual pada prinsipnya dap berbuat apa saja sesuai dengan
kehendaknya.
2 Sudaryat (et.al.), Hak Kekayaan Intelektual, Oase Media, Bandung, 2#1#, hlm15
4
2.2 Dasar Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia
5
Pada Prinsipnya HKI dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
1) Hak Cipta
6
Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama
yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan
pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang
dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan,
pengedaran, atau penyebaran suatu ciptaan dengan menggunakan alat
apapun, termasuk media internet, atau melakukan dengan cara apapun
sehingga suatu ciptaan dapat di baca, didengar atau dilihat orang lain.
Perbanyakan adalah penambahan jumlah suatu ciptaan baik secara
keseluruhan maupun bagian yang sangat substansial dengan
menggunakan bahan-bahan yang sama ataupun tidak sama, termasuk
pengalihwujudan secara permanen atau temporer.
7
UUHC menganut sistem terbatas dalam melindungi karya cipta
seseorang. Perlindungan ciptaan hanya diberikan dalam bidang ilmu
pengetahun, seni dan sastra. Untuk itu Pasal 11 ayat 1 merinci ketiga bidang
tersebut meliputi :
a) Buku, pamflet, dan semu hasil karya tulis lainnya.
b) Ceramah, kuliah, pidato, dan sebagainya.
c) Pertunjukan seperti musik, karawitan, drama, tari, pewayngn,
pantomim dan karya siaran antara lain untuk media radio, televisi
dan film serta karya rekaman radio.
d) Ciptaan tari(koreografi), ciptaan lagu atau musik dengan atau tanpa
teks, dan karya rekaman suara atau bunyi.
e) Segala bentuk seni rupa seperti seni lukis, seni pahat, seni patung,
dan kaligrafi yang perlindungnnya diatur dalam Pasal 10 ayat 2.
f) Seni batik
g) Arsitektur
h) Peta
i) Sinematografi
j) Fotografi
k) Program komputer atau komputer program
l) Terjemahan, tafsir, saduran, dan penyusunan bunga rampai.
Selain itu UUHC juga melindungi karya seseorang yang berupa
pengolahan lebih lanjut daripada ciptaan aslinya, sebab bentuk pengolahan ini
dipandang merupakan suatu ciptan baru dan tersendiri, yang sudah lain dari
ciptaan aslinya.
Tidak ada hak cipta untuk karya sebagai berikut :
a) Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga negara
b) Peraturan perundang-undangan
c) Putusan pengadilan dan penetapan hakim
d) Pidato kenegaraan pidato pejabat pemerintah
e) Keputusan badan Arbitrase ( lembaga seperti pengadilan tetapi
khususnya di dalam bidang perdagangan)
8
e. Masa berlakunya hak cipta
Dalam mengtur jangka waktu berlakunya hk cipta, UUHC tidak
menyaratkan melainkan membeda-bedakan. Perbedaan itu dikelompokkan sebagai
berikut :
1) Kelompok I (Bersifat Orisinal)
Untuk karya cipta yang sifatnya asli atu orisinal, perlindungan
hukumny berlaku selama hidup pencipta dan terus berlanjut sampai dengn
50 tahun setelah pencipta meninggal. Mengenai alasan penetpan jangka
wktu berlakuny hak cipta orisinal yang demikian lama itu, undang-undang
tidak memberikan penjelasan.
Karya cipta ini meliputi :
a. Buku, pamflet, dan semu hasil karya tulis lainnya.
b. Ciptaan tari(koreografi).
c. Segala bentuk seni rupa seperti seni lukis, seni pahat, seni
patung.
d. Seni batik.
e. Ciptan lagu atau musik dengan atau tanpa teks.
f. Karya arsitektur.
2) Kelompok II (Bersifat Derivatif)
Perlinndungan hukum atas karya cipta yang bersifat tiruan
(derivatif)berlaku selama 50 tahun, yang meliputi hak cipta sebgai berikut:
a. Karya pertunjukan seperti musik, karawitan, drama, tari,
pewayangan, pantomim dan karya siaran antara lain untuk
media radio, televisi dan film serta karya rekaman radio.
b. Ceramah, kuliah, pidato, dan sebagainya.
c. Peta.
d. Karya sinematografi.
e. Karya rekaman sura atau bunyi.
f. Terjemahan dan tafsir.
3) Kelompok III (pengaruh waktu)
9
Terhadap karya cipta yang aktulitasnya tidak begitu tahan,
perlindungan hukumnya berlaku selama 25 tahun,meliputi hak cipta atas
ciptaan :
a. Karya fotografi.
b. Program komputer atau komputer program.
c. Saduran dan penyusunan bunga rampai.
1#
2) Hak Kekayaan Industri
Hak kekayaan industri terdiri dari :
a) Paten
11
dan HAM. Namun, permohonan dapat diubah dari paten menjadi paten
sederhana.
b) Merek
12
persamaan pada pokoknya atau keseluruhannyauntuk barang atau jasa
yang sejenis, berupa gugatan ganti rugi dan/atau penghentian semua
perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan merek tersebut. Sanksi
yang dikenakan terhadap masalah merek berupa pidana dan denda.
c) Varietas tanaman
13
oleh undang-undang.Berakhirnya hak PVT dapt disebabkan karena
berakhirnya janga waktu, pembatalan, dan pencabutan. Dan sanksi
yang diberikan untuk masalah PVT berupa pidana dan denda.
d) Rahasia dagang
e) Desain industri
14
Desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk konfigurasi
atau komposisigaris atau warna, atau garis dan warna atau gabungan
dari padanya yang berbentul 3D atau 2D yang memberikan kesan
estetis dan dapat diwujudkan dalam pola 3D atau 2D serta dapat
dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri,
atau kerajinan tangan.
Hak ini diberikan untuk desain industri yang baru, yaitu tanggal
penerimaan desain industri itidak sama dengan pengungkapan yang
telah ad sebelumnya.Jangka waktu perlindungan terhadap hak desain
industri diberikan 10 tahun sejak tanggal penerimaan dan tercatat
dalam daftar umum desain industri dan diberitakan dalam berita resmi
desain industri.
Hak desain tata letak sirkuit terpadu adalah hak eksklusif yang
diberikan oleh negara Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil
kreasinya untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri atau
memberikan persetujuanya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak
tersebut.Jangka waktu perlindungan hak ini diberikan selama 10 tahun
sejak pertama kali desain tersebut di eksplotasi secara komersial.hak
ini dapat beralih/dialihkan karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian
15
tertulis dan sebab lain yang dibenarkan oleh perundang-undangan.
Sanksi yang diberikan untuk masalah desain tata letak sirkuit terpadu
berupa pidana dan denda.
16
diakses di seluruh dunia dengan menggunakan internet. Selain itu,
masyarakat tidak dapat menduplikasi atau membajak teknologi baru
yang telah dipatenkan.
2. Perlindungan pada karya intelektual terhadap penggunaan tidak sah
oleh pihak ketiga. Hal ini diperlukan kesepakatan kepada penemu agar
mendapatkan imbalan/manfaat yang cukup atas upaya telah
menciptakan karya tersebut.
3. Memberikan suatu peluang bagi industri untuk melakukan monopoli
pasar terhadap suatu produk tertentu.
17
22.4.5 Tujuan pendirian dan perlindungan haki
18
7. Memberikan perlindungan hukum dan sekaligus sebagai pendorong
kreatifitas bagi masyarakat.
Cara penyelesaian sengketa HAKI mengenai hak cipta Dasar hukum hak
cipta Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
:Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.(Pasal 1 ayat 1)
Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu
pengetahuan, kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara
eksklusif kepada pencipta, yaitu “seorang atau beberapa orang secara bersama-
sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi,
kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas
dan bersifat pribadi”. Dasar Hukum HAK CIPTA :
1. UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
2. UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI
Tahun 1982 Nomor 15)
3. UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun
1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 42)
4. UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU Nomor 6
Tahun 1982 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun
1987 (Lembaran Negara RI Tahun 1997
19
Penyelesaian sengketa terhadap merek diatur di dalam hukum indonesia antara
lain :
1. Penyelesaian Sengketa Alternatif (Alternatif Dispute Resolution)
a. Negosiasi
Menurut Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999
pada dasarnya para pihak dapat berhak untuk menyelesaikan sendiri
sengketa yang timbul di antara mereka. Kesepakatan mengenai
penyelesaian tersebut selanjutnya harus dituangkan dalam bentuk tertulis
yang disetujui oleh para pihak.
Negosiasi merupakan salah satu penyelesaian sengketa alternatif
yang dilakukan oleh pihak-pihak yang bersengketa atau kuasanya secara
langsung pada saat negosiasi dilakukan, tanpa keterlibatan pihak ketiga
sebagai penengah. Para pihak yang bersengketa yang secara langsung
melakukan perundingan atau tawar-menawar sehingga menghasilkan suatu
kesepakatan bersama. Para pihak yang bersengketa sudah barang tentu
telah berdiskusi atau bermusyawarah sedemikian rupa agar kepentingan-
kepentingan dan hak-haknya terakomodir menjadi kepentingan/ kebutuhan
bersama para pihak yang bersengketa. Pada umumnya kesepakatan
bersama tersebut dituangkan secara tertulis.
2#
b. Mediasi
c. Konsiliasi
21
Penyelesaian sengketa dilakukan melalui pengadilan sebagaimana diatur di
dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 dapat diajukan kepada Pengadilan
Niaga oleh pihak pemilik merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap
pihak lain yang secara tanpa hak menggunakan Merek yang mempunyai
persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya untuk barang atau jasa yang
sejenis, yaitu :
a. Gugatan ganti rugi, dan/ atau
b. Penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan dengan menggunakan
merek tersebut.
22
5. Sedangkan penyebab perselisihan dalam sengketa hak paten lazimnya
adalah :
a. Ketidak jelasan status kepemilikan.
b. Penggunaan hak paten tanpa seizin pemilik.
c. Tidak dipenuhinya perjanjian lisensi hak paten.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
24
Daftar Pustaka
Saidin. 1997. Aspek Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual. Jakarta: Raja
Grafindo
25