Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH HUKUM DAGANG TENTANG

HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL ( HAKI )

Disusun oleh :

1. Alfajri Jum’ah 1810112112


2. Suci Prima Sari 1810113091

Kelas : 2.5 (S12)

Dosen pengampu :
Dahlil Marjon,Dr,S.H,M,H

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ANDALAS

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Hukum
Dagang dengan topik pembahasan yaitu tentang “ Hak Atas Kekayaan Intelektual
( HaKI )“. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum
Dagang dan sebagai penambah pengetahuan bagi kita semua.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih dengan adanya dukungan dan
bimbingan dari Dosen Pengajar mata kuliah Hukum Dagang,yaitu kepada Bapak
Dahlil Marjon,Dr,S.H,M.H. Makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Dalam penulisan makalah ini pasti banyak kesalahan atau kekurangan baik secara
tidak sengaja ataupun ketidaktahuan, Penulis mohon maaf atas ketidaknyamanan
dalam membaca makalah ini

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan


dan memberikan banyak manfaat bagi kita semua.

Padang, 3 November 2019

Kelompok 11

ii
DAFTAR ISI

Halaman Depan.........................................................................................................i

Kata Pengantar.........................................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................................iii

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang…………………………………………….….…...…..1

1.2 Rumusan Masalah………………………………….….……..…….….2

1.3 Tujuan………………………………………………………..…....…..2

1.4 Manfaat………………………………………………………..……....2

Bab 2 Pembahasan

2.1 Pengertian……………………….…………………..………..….…….3

2.2 Dasar Hukum HaKI di Indonesia….…….………………....……..…...5

2.3.Macam-macam HaKI……………………….………….....…..…….…5
2.4.Fungsi dan Tujuan HaKI………………………………….....…...…..16

2.5.Manfaat HaKI……………………………………..…………...……..18

2.6.Solusi dari masalah HaKI………………………………..…......….…19

Bab 3 Penutup

1.Kesimpulan.............................................................................................24

2.Saran.......................................................................................................24

Daftar Pustaka........................................................................................................25

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap ide-ide yang cemerlang dan kreatif yang tercipta dari seseorang atau
sekelompok orang sebagai bentuk dari kemampuan intelektual manusia yang
berguna dan memberi dampak baik dari berbagai aspek perlu di akui dan perlu
dilindungi, agar ide-ide cemerlang dan kratif yang telah diciptakan tidak diklaim
atau di bajak oleh pihak lain. Untuk itu diperlukan wadah yang dapat membantu
dan menaungi ide-ide cemerlang dan kreatif tersebut. Untuk Tingkat internasional
0rganisasi yang mewadahi bidang H.K.I ( Hak Kekayaan Intelektual ) adalah
WIPO ( World Intellectual Property Organization).

Di Indonesia sendiri untuk mendorong dan melindungi penciptaan,


penyebarluasan hasil kebudayaan di bidang karya ilmu pengetahuan, seni, dan
sastra serta mempercepat pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa, maka
dirasakan perlunya perlindungan hukum terhadap hak cipta. Perlindungan Hukum
tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk mewujudkan iklim yang lebih baik
untuk tumbuh dan berkembangnya gairah mencipta di bidang ilmu pengetahuan,
seni dan sastra di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

Di Indonesia, Undang-undang yang melindungi karya cipta adalah


Undang-undang nomor 6 tahun 1982 tentang hak cipta, dan telah melalui
beberapa perubahan dan telah diundangkan Undang-Undang yang terbaru yaitu
Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang mulai berlaku 12
(dua belas) bulan sejak diundangkan. Tidak hanya karya cipta, invensi di bidang
teknologi ( hak paten ) dan kreasi tentang penggabungan antara unsure
bentuk,warna, garis( desain produk industry ) serta tanda yang digunakan untuk
kegiatan perdagangan dan jasa ( merek ) juga perlu diakui dan dilindungi dibawah
perlindungan hukum . Dengan kata lain Hak atas kekayaan Intelektual ( HaKI)

1
perlu didokumentasikan agar kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya
lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas,maka secara umum rumusan


masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :

1) Apa yang dimaksud dengan HAKI ?;


2) Apa macam macam HAKI?;
3) Apa fungsi dan tujuan HAKI?;
4) Apa manfaat dan Bagaimana cara penyelesaian atau solusi masalah
apabila terjadi sengketa HAKI?.
1.3 Tujuan
Tujuan dalam pembahasan makalah ini, yang berjudul “Hak Atas
Kekayaan Intelektual ” berdasarkan rumusan masalah di atas, adalah untuk
membahas hal-hal yang sesuai dengan permasalahan yang diajukan antara lain :
1) Untuk mengetahui pengertian HaKI atau H.K.I;
2) Untuk mengetahui macam-macam HaKI;
3) Untuk mengetahui apa saja fungsi dan tujuan HaKI;
4) Dan untuk mengetahui manfaat serta solusi dalam penyelesaiaan
masalah dalam HaKI.

1.4 Mamfaat
Selain tujuan daripada penulisan makalah, perlu pula diketahui bersama
bahwa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penulisan makalah ini
adalah dapat menambah pengetahuan keilmuan terutama di bidang hukum Bisnis
dan semoga keberadaan hukum ini dapat memberi masukan bagi semua pihak.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Hak Atas Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HKI) merupakan hak
kekayaan yang timbul atau lahir dari kemampuan intelektual manusia. HKI
memang menjadikan karya-karya yang timbul atau lahir karena adanya
kemampuan intelektual manusia yang harus dilindungi. Kemampuan intelektual
manusia dihasilkan oleh manusia melalui daya, cipta, rasa, dan karsanya yang
diwujudkan dengan karya-karya intelektual. Karya-karya intelektual juga
dilahirkan menjadi bernilai, apalagi dengan manfaat ekonomi yang melekat
sehingga akan menumbuhkan konsep kekayaan terhadap karya-karya intelektual.1

Dalam perkembangannya, disepakati berbagai macam HKI yang sebelumnya


masih belum diakui atau diakui sebagai bagian daripada HKI. Dalam
perlindungan Persetujuan Umum tentang Tarif dan Perdagangan (General
Agreement on Tariff and trade – GATT) sebagai bagian daripada pembentukan
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) telah disepakati pula norma-norma dan
standar perlindungan HAKI yaitu :

1) Hak Cipta dan hak-hak lain yang terkait (Copyright and Related Rights);
2) Merek (Trademark, Service Marks and Trade Names);
3) Indikasi Geografis (Geographical Indications);
4) Desain Produk Industri (Industrial Design);
5) Paten (Patents) termasuk perlindungan varitas tanaman;
6) Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Lay Out Designs Topographics
Integrated Circuits);
7) Perlindungan terhadap Informasi yang dirahasiakan (Protection of
Undisclosed Information).

1 Budi Agus Riswandi dan m. Syamsudin, Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum, PT Raja
Grafindo Persada,Jaakarta,2##5,hlm...

3
“Hak Kekayaan Intelektual adalah hak untuk menikmati hasil kreatifitas
manusia secara ekonomis, oleh karena itu objek yang diatur dalam hak kekayaan
intelektual adalah karya yang timbul atau lahir dari kemampuan intelektual
manusia.”2Indonesia memiliki keanekaragaman etnik, suku bangsa, dan
agamayang secara keseluruhan harus dilindungi oleh negara. Kekayaan seni dan
budaya itu merupakan salah satu sumber dari karya intelektual yang perlu
dilindungi oleh Undang-Undang.

Hak kekayaan intelektual adalah hak yang timbul dari kemampuan berfikir
atau olah pikir yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk
manusia. Dalam ilmu hukum, hak kekayaan intelektual merupakan harta kekayaan
khususnya hukum benda (zakenrecht) yang mempunyai objek benda inteletual,
yaitu benda yang tidak berwujud yang bersifat immaterial maka pemilik hak atas
kekayaan intelektual pada prinsipnya dap berbuat apa saja sesuai dengan
kehendaknya.

Kekayaan Intelektual atau Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Hak


Milik Intelektual adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual
Property Rights (IPR) atau Geistiges Eigentum, dalam bahasa Jermannya]. Istilah
atau terminologi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) digunakan untuk pertama
kalinya pada tahun 1790. Adalah Fichte yang pada tahun 1793 mengatakan
tentang hak milik dari si pencipta ada pada bukunya. Yang dimaksud dengan hak
milik disini bukan buku sebagai benda, tetapi buku dalam pengertian isinya.Istilah
HKI terdiri dari tiga kata kunci, yaitu Hak, Kekayaan, dan Intelektual. Hak adalah
pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan,
kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang,
aturan, dsb), Kekayaan merupakan abstraksi yang dapat dimiliki, dialihkan, dibeli,
maupun dijual. Intelektual yang dimaksud dalam HAKI adalah kecerdasan,
kemampuan berpikir, berimajinasi, atau hasil dari proses berpikir manusia atau the
creation of human mind.

2 Sudaryat (et.al.), Hak Kekayaan Intelektual, Oase Media, Bandung, 2#1#, hlm15

4
2.2 Dasar Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia

Dalam penetapan HaKI tentu berdasarkan hukum-hukum yang sesuai dengan


peraturan yang berlaku. Dasar-dasar hukum tersebut antara lain adalah :

a) Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement


Establishing the World Trade Organization (WTO);
b) Undang-undang Nomor 10/1995 tentang Kepabeanan;
c) Undang-undang Nomor 12/1997 tentang Hak Cipta;
d) Undang-undang Nomor 14/1997 tentang Merek;
e) Undang-undang Nomor 13/1997 tentang Hak Paten;
f) Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang Pengesahan Paris Convention
for the Protection of Industrial Property dan Convention Establishing the
World Intellectual Property Organization;
g) Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang Pengesahan Trademark Law
Treaty;
h) Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang Pengesahan Berne
Convention for the Protection of Literary and Artistic Works;
i) Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang Pengesahan WIPO
Copyrights Treaty.

Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut maka Hak atas Kekayaan


Intelektual (HaKI) dapat dilaksanakan. Maka setiap individu/kelompok/organisasi
yang memiliki hak atas pemikiran-pemikiran kreatif mereka atas suatu karya atau
produk dapat diperoleh dengan mendaftarkannya ke pihak yang melaksanakan,
dalam hal ini merupakan tugas dari Direktorat Jenderal Hak-hak Atas Kekayaan
Intelektual, Departemen Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia.

2.3. Macam – Macam HAKI ( Hak atas Kekayaan Intelektual)

Macam-macam Hak Kekayaan Intelektual

5
Pada Prinsipnya HKI dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
1) Hak Cipta

a. Sejarah Hak Cipta


Pada jaman dahulu tahun 600 SM, seseorang dari Yunani bernama Peh
Riad menemukan 2 tanda baca yaitu titik (.) dan koma (,). Anaknya bernama
Apullus menjadi pewarisnya dan pindah ke Romawi. Pemerintah Romawi
memberikan Pengakuan, Perlindungan dan Jaminan terhadap karya cipta
ayah nya itu. Untuk setiap penggunaan, penggandaan dan pengumuman ats
penemuan Peh Riad itu, Apullus memperoleh penghargaan dan jaminan
sebagai pencerminan pengakuan hak tersebut. Apullus ternyata orang yang
bijaksana, dia tidak menggunakan seluruh honorarium yang diterimany. Honor
titik (.) digunakan untuk keperluan sendiri sebagai ahli waris, sedangkan
honor koma (,) dikembalikan ke pemerintah Romawi sebagai tanda terima
kasih atas penghargaan dan pengakuan terhadap hak cipta tersebut.

b. Pengertian hak cipta


Hak cipta (lambang internasional: ©)
1. Pengertian hak cipta menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun
2002 :
Hak cipta adalah "hak eksklusif bagi pencipta atau penerima
hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau
memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-
pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku"
(pasal 1 butir 1).
2. Pengertian hak cipta menurut Pasal 2 UUHC :
Hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima
hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun
memberi ijin untuk iti dengan tidak mengurangi pembatasan-
pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6
Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama
yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan
pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang
dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan,
pengedaran, atau penyebaran suatu ciptaan dengan menggunakan alat
apapun, termasuk media internet, atau melakukan dengan cara apapun
sehingga suatu ciptaan dapat di baca, didengar atau dilihat orang lain.
Perbanyakan adalah penambahan jumlah suatu ciptaan baik secara
keseluruhan maupun bagian yang sangat substansial dengan
menggunakan bahan-bahan yang sama ataupun tidak sama, termasuk
pengalihwujudan secara permanen atau temporer.

c. Kedudukan hak cipta


Mengenai kedudukan hak cipta, sudah pula ditetapkan oleh UUHC,
bahwa hak cipta dianggap sebagai benda bergerak (Pasal 3 ayat 1).Sebagai
benda Bergerak, hak cipta dapat beralih atau dialihkn baik seluruhnya maupun
sebagian karena :
a) Pewarisan;
b) Hibah;
c) Wasiat;
d) Dijadikan milik negara;
e) Perjanjian.
Khusus mengenai perjanjian, Pasal 3 ayat 2 menyaratkan harus dilakukan
dengan akta, dengan ketentuan bahwa perjanjian itu hanya mengenai
wewenang yang disebut di dalam akta tersebut. Pentingnya akta perjanjin itu
adalah tidak lain dimaksudkan untuk memudahkan pembuktian peralihan hak
cipta apabila terjadi persengketaan di kemudian hari.

d. Ciptaan yang dilindungi

7
UUHC menganut sistem terbatas dalam melindungi karya cipta
seseorang. Perlindungan ciptaan hanya diberikan dalam bidang ilmu
pengetahun, seni dan sastra. Untuk itu Pasal 11 ayat 1 merinci ketiga bidang
tersebut meliputi :
a) Buku, pamflet, dan semu hasil karya tulis lainnya.
b) Ceramah, kuliah, pidato, dan sebagainya.
c) Pertunjukan seperti musik, karawitan, drama, tari, pewayngn,
pantomim dan karya siaran antara lain untuk media radio, televisi
dan film serta karya rekaman radio.
d) Ciptaan tari(koreografi), ciptaan lagu atau musik dengan atau tanpa
teks, dan karya rekaman suara atau bunyi.
e) Segala bentuk seni rupa seperti seni lukis, seni pahat, seni patung,
dan kaligrafi yang perlindungnnya diatur dalam Pasal 10 ayat 2.
f) Seni batik
g) Arsitektur
h) Peta
i) Sinematografi
j) Fotografi
k) Program komputer atau komputer program
l) Terjemahan, tafsir, saduran, dan penyusunan bunga rampai.
Selain itu UUHC juga melindungi karya seseorang yang berupa
pengolahan lebih lanjut daripada ciptaan aslinya, sebab bentuk pengolahan ini
dipandang merupakan suatu ciptan baru dan tersendiri, yang sudah lain dari
ciptaan aslinya.
Tidak ada hak cipta untuk karya sebagai berikut :
a) Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga negara
b) Peraturan perundang-undangan
c) Putusan pengadilan dan penetapan hakim
d) Pidato kenegaraan pidato pejabat pemerintah
e) Keputusan badan Arbitrase ( lembaga seperti pengadilan tetapi
khususnya di dalam bidang perdagangan)

8
e. Masa berlakunya hak cipta
Dalam mengtur jangka waktu berlakunya hk cipta, UUHC tidak
menyaratkan melainkan membeda-bedakan. Perbedaan itu dikelompokkan sebagai
berikut :
1) Kelompok I (Bersifat Orisinal)
Untuk karya cipta yang sifatnya asli atu orisinal, perlindungan
hukumny berlaku selama hidup pencipta dan terus berlanjut sampai dengn
50 tahun setelah pencipta meninggal. Mengenai alasan penetpan jangka
wktu berlakuny hak cipta orisinal yang demikian lama itu, undang-undang
tidak memberikan penjelasan.
Karya cipta ini meliputi :
a. Buku, pamflet, dan semu hasil karya tulis lainnya.
b. Ciptaan tari(koreografi).
c. Segala bentuk seni rupa seperti seni lukis, seni pahat, seni
patung.
d. Seni batik.
e. Ciptan lagu atau musik dengan atau tanpa teks.
f. Karya arsitektur.
2) Kelompok II (Bersifat Derivatif)
Perlinndungan hukum atas karya cipta yang bersifat tiruan
(derivatif)berlaku selama 50 tahun, yang meliputi hak cipta sebgai berikut:
a. Karya pertunjukan seperti musik, karawitan, drama, tari,
pewayangan, pantomim dan karya siaran antara lain untuk
media radio, televisi dan film serta karya rekaman radio.
b. Ceramah, kuliah, pidato, dan sebagainya.
c. Peta.
d. Karya sinematografi.
e. Karya rekaman sura atau bunyi.
f. Terjemahan dan tafsir.
3) Kelompok III (pengaruh waktu)

9
Terhadap karya cipta yang aktulitasnya tidak begitu tahan,
perlindungan hukumnya berlaku selama 25 tahun,meliputi hak cipta atas
ciptaan :
a. Karya fotografi.
b. Program komputer atau komputer program.
c. Saduran dan penyusunan bunga rampai.

f. Pendaftaran hak cipta


Ciptaan tidak kalah pentingnya dengan benda-benda lain seperti tanah,
kendaraan bermotor, kapal, merk yang memerlukan pendaftaran. Perlindungan
suatu ciptaan timbul secara otomatis sejak ciptaan itu diwujudkan dalam
bentuk yang nyata. Maksud dari pendaftaran itu sendiri adalah hanya semata-
mata mengejar kebenaran prosedur formal saja, tetapi juga mempunyai tujuan
untuk mendapatkan pengukuhan hak cipta dan sebagai alat bukti awal di
pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap ciptaan
tersebut.. Pendaftaran hak cipta yaitu di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual, Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia.
Sifat pendaftaran ciptaan adalah bersifat kebolehan (fakultatip).
Artinya orang boleh juga tidak mendaftarkan. Apabila tidak mendaftarkan,
tidak ada sanksi hukumnya. Dengan sifat demikian, memang UUHC
memberikan kebebasan masyarakat untuk melakukan pendaftaran.
g. Hak dan wewenang menuntut
Penyerahan Hak Cipta atas seluruh ciptaan ke pihak lain tidak
mengurangi hak pencipta atau ahli waris untuk menuntut seseorang yang tanpa
persetujuannya :
a. Meniadakan nama pencipta yang tercantum pada ciptan itu.
b. Mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya.
c. Mengganti/mengubah judul ciptaan.
d. Mengubah isi ciptaan

1#
2) Hak Kekayaan Industri
Hak kekayaan industri terdiri dari :

a) Paten

Paten merupakan hak eksklusif yang diberikan oleh negara


kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi untuk selama
waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya atau memberikan
persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakan.Adapun invensi
adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan
pemecahan masalah yan spesifik di bidang teknologi, dapat berupa
produk atau proses atau penyempurnaan dan pengembangan produk
atau proses.

Paten diberikan untuk invensi yang baru dan mengandung


langkah insentif serta dapat diterapkan dalam industri. Invensi
dianggap baru jika pada tanggal penerimaan invensi tersebut tidak
sama dengan teknologi yang diungkapkan sebelumnya.Invensi berupa
produk atau alat yang baru dan mempunyai nilai kegunaan praktis
disebabkan oleh bentuk, konfigurasi, kontruksi, atau komponennya
dapat memperoleh perlindungan hukun dalam bentuk paten sederhana.

Berdasarkan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001


tentang Paten, paten diberikan untuk jangka waktu selama 20 tahun,
terhitung sejak tanggal penerimaan dan jangka itu tidak dapat
diperpanjang. Sedangkan untuk paten sederhana diberikan jangka
waktu 10 tahun, terhitung sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu
tersebut tidak dapat diperpanjang.Paten diberikan berdasarkan
permohonan dan setiap permohonan hanya dapat diajukan untuk satu
invensiatau beberapa invensi yang merupakan satu kesatuan invensi.
Dengan demikian, permohonan paten diajukan dengan membayar
biaya kepada Direktorat Jendral Hak Paten Departemen Kehakiman

11
dan HAM. Namun, permohonan dapat diubah dari paten menjadi paten
sederhana.

Berdasarkan Pasal 66 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001


tentang Paten, paten dapat dialihkan baik seliruh maupun sebagian
karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis dan sebab lain yang
dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan dengan pencatatan
oleh derektorat jendral pengalihan paten.

b) Merek

Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-


huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur
tersebutyang memiliki daya pembeda dan digunakan dlam kegiatan
perdagangan barang atau jasa. Hak merek adalah hak eksklusif yang
diberikan oleh negara kapada pemilik merek yang terdaftar dalam
daftar umum merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan
sendiri merek atau memberikan izin kepada pihak lain untuk
menggunakannya. Jenis-jenis merek dapat dibagi menjadi merk
dagang, merek jasa dan merek kolektif.

Merek terdaftar mendapatkan perlindungan hukum untuk


jangka waktu 10 tahun sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu
perlindungan dapat diperpanjang denga jangka waktu yang sama.Hak
merek terdaftar dapat beralih atau dialihkan karena pawarisan, hibah,
wasiat, perjanjian atau seba-sebab lain yang dibenarkan oleh
perundang-undangan. Penghapusan pendaftaran merek dari daftar
umum merek dapat dilakukan atas prakarsa direktorat jendral
berasarkan permohonan pemilik merek yang bersangkutan atau pihak
ketiga dalam bentuk gugatankepada pengadilan niaga.

Pemilik merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap


pihak lain secara tanpa hak menggunakan merek yang mempunyai

12
persamaan pada pokoknya atau keseluruhannyauntuk barang atau jasa
yang sejenis, berupa gugatan ganti rugi dan/atau penghentian semua
perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan merek tersebut. Sanksi
yang dikenakan terhadap masalah merek berupa pidana dan denda.

c) Varietas tanaman

Hak perlindungan varietas tanaman adalah hak khusus yang


diberikan oleh negara kepada pemulia tanaman untuk menggunakan
sendiri varietas hasil pemuliaannya atau memberikan persetujuan
kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakan selama
waktu tertentu.

Varietas tanaman yang dapat diberi perlindungan adalah dari


jenis atau spesies tanaman yang baru, yaitu belum pernah
diperdagangkan di Indonesia atau sudah diperdagangkan kurang dari
satu tahun. Unik, sehingga dapat dibedakan secara jelas dengan
varietas lain. Seragam, memiliki sifat utama yang seragam. Stabil,
tidak mengalami perubahan ketika ditanam berulang-ulang atau untuk
diperbanyak melalui siklus. Dan diberi penamaan yang selanjutnya
menjadi nama varietas yang bersangkutan.

Dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang


Varietas Tanaman, jangka waktu PVT dihitung sejak tanggal
pemberian hal PVT meliputi 20 tahun untuk tanaman semusim dan 25
tahun untuk tanaman tahunan. Hak untuk menggunakan varietas dapat
meliputi memprodusi/ memperbanyak benih, menyiapkan untuk tujuan
propagasi, mengiklankan, menawarkan, memperdagangkan,
mengekspor, mengimpor.

Dalam Pasal 40 Undang-Undang Nomor 29 tahun 2000 tentang


Varietas Tanaman, hak PVT dapat beralih atau dialihkan karena
pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian, dan sebab lain yang dibenarkan

13
oleh undang-undang.Berakhirnya hak PVT dapt disebabkan karena
berakhirnya janga waktu, pembatalan, dan pencabutan. Dan sanksi
yang diberikan untuk masalah PVT berupa pidana dan denda.

d) Rahasia dagang

Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh


umum di bidang teknologi dan/atau bisnis yang mempunyai nilai
ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga
keerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang. Perlindungan rahasia
dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode
penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang
memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat.

Syarat pengajuan perlindungan sebagai HKI, meliputi prinsip


perlindungan otomatis dan perlindungan yang diberikan selama
kerahasiaannya terjaga. Pemilik HKI berhak menggunakan sendiri
rahasia dagang yang dimilikinya atau memberikan lisensi atau
melarang pihak lain untuk menggunakannya. Jangka waktu
perlindungan rahasia dagang adalah sampai dengan masa dimana
rahasia itu menjadi milik publik.

Dalam Pasal 5 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000


tentang Rahasia Dagang, hak rahasia dagang dapt beralih/dialihkan
karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian , dan sebab lain yang
dibenaran oleh undang-undang. Pengalihan harus disertau dengan
pengalihan dokumen-dokumen yang menunjukan terjadinya
pengalihan rahasia dagang.Sanksi yang diberikan untuk masalah
rahasia dagang berupa pidana dan denda.

e) Desain industri

14
Desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk konfigurasi
atau komposisigaris atau warna, atau garis dan warna atau gabungan
dari padanya yang berbentul 3D atau 2D yang memberikan kesan
estetis dan dapat diwujudkan dalam pola 3D atau 2D serta dapat
dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri,
atau kerajinan tangan.

Hak ini diberikan untuk desain industri yang baru, yaitu tanggal
penerimaan desain industri itidak sama dengan pengungkapan yang
telah ad sebelumnya.Jangka waktu perlindungan terhadap hak desain
industri diberikan 10 tahun sejak tanggal penerimaan dan tercatat
dalam daftar umum desain industri dan diberitakan dalam berita resmi
desain industri.

Setiap hak desain industri diberikan atas dasar permohonan ke


Direktorat Jendral Desain Industri secara tertulis dalam bahasa
Indonesia.Pengalihan hak ini dapat dilakukan karena pewarisan, hibah,
wasiat, perjanjian tertulis dan sebab lain yang dibenarkan perundang-
undangan dan wajib dicatat dalam daftar umum desain industri.Desain
industri terdaftar hanya dapat dibatalkan atas permintaan pemegang
lisensi.Sanksi yang diberikan untuk masalah desain industri berupa
pidana dan denda.

f) Desain tata letak sirkuit terpadu

Hak desain tata letak sirkuit terpadu adalah hak eksklusif yang
diberikan oleh negara Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil
kreasinya untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri atau
memberikan persetujuanya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak
tersebut.Jangka waktu perlindungan hak ini diberikan selama 10 tahun
sejak pertama kali desain tersebut di eksplotasi secara komersial.hak
ini dapat beralih/dialihkan karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian

15
tertulis dan sebab lain yang dibenarkan oleh perundang-undangan.
Sanksi yang diberikan untuk masalah desain tata letak sirkuit terpadu
berupa pidana dan denda.

2.4 Fungsi dan Tujuan

2.4.1 HAKI memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Antisipasi kemungkinan melanggar HAKI milik pihak lain.


2. Meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi
kekayaan intelektual.
3. Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan strategi
penelitian, usaha dan industri di Indonesia.
4. Alat perlindungan menjamin hak komersialisasi.
5. Peringatan kepada pihak yang berniat melanggar.
6. Advertensi untuk meningkatkan value produk.
7. Alat monopoli perdagangan.
8. Informasi paten sebagai referensi pengembangan lebih lanjut.
9. Informasi paten merupakan informasi strategi riset suatu perusahaan.

2.4.2 Fungsi HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) dan Hak Kekayaan


Industri

Perkembangan hasil-hasil karya dari kejeniusan manusia dengan karya


intelektual yang dihasilkan telah memberi banyak hal yang dibutuhkan untuk
menjalani kegiatan sehari-hari. Maka dari itu, HAKI (Hak Kekayaan
Intelektual) dan Hak Kekayaan Industri memiliki fungsi antara lain:

1. Dapat mengetahui informasi, serta dapat melihat perkembangan


mengenai pengetahuan baru dan teknologi masa kini. Informasi yang
dimaksud adalah informasi yang telah memiliki hak paten dan dapat

16
diakses di seluruh dunia dengan menggunakan internet. Selain itu,
masyarakat tidak dapat menduplikasi atau membajak teknologi baru
yang telah dipatenkan.
2. Perlindungan pada karya intelektual terhadap penggunaan tidak sah
oleh pihak ketiga. Hal ini diperlukan kesepakatan kepada penemu agar
mendapatkan imbalan/manfaat yang cukup atas upaya telah
menciptakan karya tersebut.
3. Memberikan suatu peluang bagi industri untuk melakukan monopoli
pasar terhadap suatu produk tertentu.

2.4.3 Fungsi Hak Atas Kekayaan Intelektual


Hak atas kekayaan inteltual (HAKI) memliki dua fungsi yaitu fungsi dasar
dan fungsi khusus, berikut penjelasan dari kedua fungsi tersebut :
1. Fungi dasar artinya siapapun pengguna haki dan apapun jenis hakinya bisa
melakukan fungsi ini.
2. Fungsi Khusus adalah fungsi haki yang bisa digunakan jenis haki
golongan tertentu saja.

2.4.4 Tujuan HAKI

Tujuan HAKI antara lain :

1. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta pelatihan dalam


peraturan-peraturan, hukum yang berlaku serta sanksi-sanksi dalam
penerapan HAKI.
2. Agar para peserta pelatihan mengetahui prosedure penerapan HaKI dan
masalah- masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan penerapan HAKI.
3. Agar para peserta termotivasi untuk menciptakan hal-hal baru di bidang
produk industri yang menyangkut desain, proses produksi serta pemakaian
merek sendiri.

17
22.4.5 Tujuan pendirian dan perlindungan haki

1. Untuk mendorong timbulnya inovasi.


2. Untuk Pengalihan dan penyebaran teknologi yang diperoleh manfaat
bersama antara penghasil dan pengguna pengetahuan teknologi, dengan
cara menciptakan kesejahteraan sosial ekonomi serta keseimbangan antara
hak dan kewajiban.

2.5 Manfaat HaKI

Manfaat Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah :

1. Memberikan perlindungan hukum sebagai insentif bagi pencipta inventor


dan desainer dengan memberikan hak khusus untuk mengkomersialkan
hasil dari kreativitasnya dengan menyampingkan sifat tradisionalnya.

2. Menciptakan iklim yang kondusif bagi investor.

3. Mendorong kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan


penemuan baru di berbagai bidang teknologi.

4. Sistem Paten akan memperkaya pengetahuan masyarakat dan melahirkan


penemu-penemu baru.

5. Peningkatan dan perlindungan HKI akan mempercepat pertumbuhan


indrustri, menciptakan lapangan kerja baru, mendorong pertumbuhan
ekonomi, meningkatkan kualitas hidup manusia yang memberikan
kebutuhan masyarakat secara luas.

6. Indonesia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman suku/ etnik dan


budaya serta kekayaan di bidang seni, sastra dan budaya serta ilmu
pengetahuan dengan pengembangannya memerlukan perlindungan Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) yang lahir dari keanekaragaman tersebut.

18
7. Memberikan perlindungan hukum dan sekaligus sebagai pendorong
kreatifitas bagi masyarakat.

8. Mengangkat harkat dan martabat manusia dan masyarakat Indonesia.

9. Meningkatkan produktivitas, mutu, dan daya saing produk ekonomi


Indonesia.

2.6 Cara Penyelesaian / solusi masalah apabila terjadi HaKI

Cara penyelesaian sengketa HAKI mengenai hak cipta Dasar hukum hak
cipta Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
:Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.(Pasal 1 ayat 1)
Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu
pengetahuan, kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara
eksklusif kepada pencipta, yaitu “seorang atau beberapa orang secara bersama-
sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi,
kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas
dan bersifat pribadi”. Dasar Hukum HAK CIPTA :
1. UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
2. UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI
Tahun 1982 Nomor 15)
3. UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun
1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 42)
4. UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU Nomor 6
Tahun 1982 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun
1987 (Lembaran Negara RI Tahun 1997

19
Penyelesaian sengketa terhadap merek diatur di dalam hukum indonesia antara
lain :
1. Penyelesaian Sengketa Alternatif (Alternatif Dispute Resolution)

Penyelesaian Sengketa Alternatif dalam penyelesaian sengketa merek


diatur dalam Pasal 84 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek,
selain dalam Undang-Undang Merek penyelesaian sengketa alternatif lebih
khusus diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase
dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Alternatif.
Menurut Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999 yang
dimaksud dengan Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian
sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni
penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi,
konsiliasi.

a. Negosiasi
Menurut Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999
pada dasarnya para pihak dapat berhak untuk menyelesaikan sendiri
sengketa yang timbul di antara mereka. Kesepakatan mengenai
penyelesaian tersebut selanjutnya harus dituangkan dalam bentuk tertulis
yang disetujui oleh para pihak.
Negosiasi merupakan salah satu penyelesaian sengketa alternatif
yang dilakukan oleh pihak-pihak yang bersengketa atau kuasanya secara
langsung pada saat negosiasi dilakukan, tanpa keterlibatan pihak ketiga
sebagai penengah. Para pihak yang bersengketa yang secara langsung
melakukan perundingan atau tawar-menawar sehingga menghasilkan suatu
kesepakatan bersama. Para pihak yang bersengketa sudah barang tentu
telah berdiskusi atau bermusyawarah sedemikian rupa agar kepentingan-
kepentingan dan hak-haknya terakomodir menjadi kepentingan/ kebutuhan
bersama para pihak yang bersengketa. Pada umumnya kesepakatan
bersama tersebut dituangkan secara tertulis.

2#
b. Mediasi

Mediasi merupakan salah satu penyelesaian sengketa dengan


bantuan pihak ketiga (mediator) yang tidak memihak (imparsia) yang turut
aktif memberikan bimbingan atau arahan guna mencapai penyelesaian.
Namun ia tidak berfungsi sebagai hakim yang berwenang mengambil
keputusan. Inisiatif penyelesaian tetap berada pada tangan para pihak yang
bersengketa.
Dalam kaitan dengan Mediasi menurut ketentuan Pasal 6 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 menyatakan atas kesepakatan
tertulis para pihak, sengketa atau beda pendapat diselesaikan melalui
bantuan ”seorang atau lebih penasehat ahli” maupun melalui seorang
mediator. Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat secara
tertulis adalah final dan mengikat bagi para pihak untuk dilaksanakan
dengan itikad baik. Kesepakatan tertulis, wajib didaftarkan ke Pengadilan
Negeri dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
penandatanganan dan wajib dilaksanakan dalam waktu paling lama 30
(tiga puluh) hari sejak pendaftaran.

c. Konsiliasi

Konsiliasi adalah suatu proses penyelesaian sengketa alternatif


yang melibatkan seorang pihak ketiga atau lebih, dimana pihak ketiga
yang diikutsertakan untuk menyelesaikan sengketa adalah seseorang yang
secara profesional sudah dapat dibuktikan kehandalannya.

2. Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan

21
Penyelesaian sengketa dilakukan melalui pengadilan sebagaimana diatur di
dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 dapat diajukan kepada Pengadilan
Niaga oleh pihak pemilik merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap
pihak lain yang secara tanpa hak menggunakan Merek yang mempunyai
persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya untuk barang atau jasa yang
sejenis, yaitu :
a. Gugatan ganti rugi, dan/ atau
b. Penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan dengan menggunakan
merek tersebut.

3. Cara penyelesaian HAKI mengenai Hak Paten


Dasar Hukum HAK PATEN :
1. UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun
1989 Nomor 39)
2. UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 6 Tahun
1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 30)
3. UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun
2001 Nomor 109)
Penyelesaian sengketa hak paten melalui Pengadilan Niaga diatur
dalam Pasal 117 Undang – Undang paten yang mana pihak yang berhak
atau yang menjadi subjek paten (diatur dalam Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal
12) dapat menggugat kepada pengadilan niaga jika suatu paten diberikan
kepada pihak lain selain dari yang berhak.

Sebagai Hakim Niaga yang memeriksa sengketa paten harus memahami


kasus dan kriteria perlindungannya, yakni :
1. Apakah termasuk objek yang dilindungi.
2. Apakah termasuk kriteria yang dikecualikan dari perlindungan.
3. Apakah memenuhi persyaratan yang dilindungi.
4. Apakah terdaftar di negara tujuan dimana perlindungan diharapkan.

22
5. Sedangkan penyebab perselisihan dalam sengketa hak paten lazimnya
adalah :
a. Ketidak jelasan status kepemilikan.
b. Penggunaan hak paten tanpa seizin pemilik.
c. Tidak dipenuhinya perjanjian lisensi hak paten.

Dengan sarana Pengadilan Niaga yang dipandang memahami kriteria


sengketa paten diharapkan keadilan benar – benar tercapai dan
memuaskan. Idealnya setiap putusan Hakim mengandung 3 (tiga) unsur
yaitu :
1. Unsur kepastian hukum.
2. Unsur kemanfaatan.
3. Unsur keadilan.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak kekayaan intelektual yang


dilindungin oleh undang-undang. Setiap orang wajib menghormati hak kekayaan
intelektual oranglain. Hak kekayaan intelektual tidak boleh digunakan oleh
oranglain tanpa izin pemiliknya, kecuali apabila ditentukan oleh undang-undang.
Dan dalam pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa HaKI adalah bagian penting
suatu karya dalam ilmu pengetahuan, sastra maupun seni dengan menghargai hasil
karya pencipta yang kreatif dan inovasi agar dapat diterima dan tidak dijadikan
untuk menjatuhkan hasil karya seseorang serta berguna untuk perusahaan dan
industri dalam melaksanakan kegiatan perekonomian.

3.2 Saran

Demikianlah pembahasan singkat mengenai Hak Atas Kekayaan


Intelektual Sadar masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam pembahasan ini,
maka saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Dan semoga
bermanfaat bagi kita semua, amin.

24
Daftar Pustaka

Csya-dhanie.blogspot.com Etika dan Profesi Bisnis http://csya-


dhanie.blogspot.com , Diakses pada 10 November 2019

Ezzatannaaziaathaki.blogspot.com Makalah HAKI

http://ezzatannaaziaathaki.blogspot.com , Diakses pada 10 November 2019

Emawati Junus, 2003 Aspek Hukum dalam Sengketa Hak Kekayaan


Intelektual Teori dan Praktek, Diakses pada 11 November 2019

Joehukum.blogspot.com(2013) Makalah Hak Kekayaan Intelektual


http://joehukum.blogspot.coom/2#13/12/makalahphakpkekayaanp
intelektual.html, Diakses pada 11 November 2#19

Odebhora.wordpress.com(2011) Hak Kekayaan Intelektual


http://odebhora.wordpress.com/2011/05/17/hak-kekayaan-intelektual/,
Diakses pada 12 November 2019

Putri-aja.blogspot.com(2013) Hak Kekayaan Intelektual


http://putri-aja.blogspot.com/2013/04/hak-atas-kekayaan-intelektual-
haki.html, Diakses pada 12 November 2019

Saidin. 1997. Aspek Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual. Jakarta: Raja
Grafindo

25

Anda mungkin juga menyukai