Pre Eklamsia
Pre Eklamsia
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyebab kematian ibu yaitu terjadinya eklamsi dalam
persalinan, eklamsi diawali dengan pre-eklamsi pada kehamilan lanjut
terutama pada trimester III. Kehamilan dengan pre eklamsia adalah keadaan
dimana hipertensi dengan protein urine, edema atau keduanya yang terjadi
akibat kehamilan setelah 20 minggu atau kadang timbul lebih awal. Meskipun
secara tradisional diagnosis pre eklamsia memerlukan adanya hipertensi
karena kehamilan disertai protein urine atau edema, ada yang mengatakan
bahwa edema pada tangan dan muka sangat sering ditemukan pada wanita
hamil sehingga diagnosa pre eklamsia tidak dapat disingkirkan dengan tidak
adanya edema. Insiden preeklamsia pada wanita dengan hipertensi kronik
bervariasi karena belum ada definisi yang pasti.
Karena dampak Pre-klamsia ringan sangat signifikan untuk itu ibu
harus mampu mengenali dan mengobati Pre-eklamsia ringan agar tidak
berlanjut pada Pre-eklamsi berat lalu ke eklamsi, pemeriksaan antenatal yang
teratur dan bermutu serta teliti, serta melakukan diet makanan tinggi protein,
karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak. Mengingat kejadian
komplikasi pada ibu dan BBL sebagian besar terjadi pada masa sekitar
persalinan, pemeriksaan kesehatan saat hamil dan kehadiran tenaga kesehatan
yang terampil pada masa kehamilan menjadi sangat penting. Pengetahuan
masyarakat tentang gejala komplikasi dan tindakan cepat untuk segera
meminta pertolongan ke fasilitas kesehatan terdekat menjadi kunci utama
dalam menurunkan AKI dan AKB.
Secara umum tingginya kematian ibu dan bayi berkaitan erat dengan 3
terlambat, yaitu terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan,
terlambat sampai ke fasilitas kesehatan serta terlambat mendpatkan pelayanan
yang optimal (Depkes : 2004 : 24). Untuk mengetahui permasalahan tersebut
di perlukan upaya bagi seluruh pihak yang mau bersama-sama
menyelamatkan ibu dan bayi.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dari pre-eklamsia?
C. Tujuan
1. Mampu menjelaskan pengertian dari pre-eklamsia
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
B. Etiologi
1. Vasospasme arterial.
C. Manifestasi klinik
a. Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolik > 110 mmHg
b. Proteinuria +> 5 g/24 jam atau > 3 pada teh celup
c. Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan
d. Nyeri epigastrium dan icterus
e. Edema paru atau sianosis
f. Trombositopenia
g. Pertumbuhan janin terhambat
h. Diagnosis eklampsia ditegakkan berdasarkan gejala-gajala pre-
eklampsia disertai kejang atau koma. Sedangkan, bila terdapat
gejala pre eklampsia berat disertai salah satu atau beberapa gejala
dari nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri
epigastrium dan kenaikan tekanan darah yang progresif, dikatakan
pasien tersebut menderita impending pre eklampsia. Impending
preeklampsia ditangani dengan kasus eklampsia.
D. Patofisiologi
a. Diet-makanan
Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah
lemak. Kurangi garam apabila berat badan bertambah atau edema.
Makanan berorientasi pada empat sehat lima sempurna. Untuk
meningkatkan jumlah protein dengan tambahan satu butir telur setiap
hari.
b. Cukup istirahat
Istirahat yang cukup pada saat hamil semakin tua dalam arti bekerja
seperlunya disesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak duduk atau
berbaring kearah kiri sehingga aliran darah menuju plasenta tidak
mengalami gangguan.
1. Sedativa ringan
2. Obat penunjang
3. Nasehat
i. Lebih banyak istirahat baring penderita juga dianjurkan untuk
berbaring miring ke kiri sehingga tekanan terhadap vena besar di
dalam perut yang membawa darah ke jantung berkurang dan
aliran darah menjadi lebih lancar.
ii. Segera datang memeriksakan diri, bila tedapat gejala sakit
kepala, mata kabur, edema mendadak atau berat badan naik.
Pernafasan emakin sesak, nyeri ulu hati, kesadaran makin
berkurang, gerak janin berkurang, pengeluaran urin berkurang.
3) Dilakukan pemeriksaan:
Kasus semu : Ny. Y usia 32 tahun dengan usia kehamilan 28 minggu datang ke
IGD kebidanan Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie pada tanggal
23 Maret 2018, pukul 13.30 dengan keluhan, klien juga
mengatakan nyeri kepala berat, sesak, lelah dan nyeri pada
epigastrium. Kehamilan sekarang G1 P0 Ab0. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TTV: TD 150/100, RR 14x/menit, Nadi:
70x/menit, suhu 36,5oC, terdapat edema pada kaki, tangan dan
wajah serta sianosis.
Identitas klien
1. Nama : Ny. Y
2. Umur : 32 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMP
6. Pekerjaan : ibu rumah tangga
7. Suku bangsa : Jawa
8. Alamat : Yogyakarta
Identitas penanggung jawab
1. Nama : Tn.P
2. Umur : 34 th
3. Jenis kelamin : laki laki
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SLTA
6. Pekerjaan : swasta
7. Suku bangsa : Jawa
8. Alamat : Yogyakarta
9. Hub dg klien : suami
A. Pengkajian
1. Data antropometri
a. Berat badan : 60 kg
b. Tinggi badan : 158 cm
c. Lingkar lengan : 26
d. Lingkar perut : 110 cm
2. Biokimia (pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan laboratorium)
3. Clinis
a. TTV (Tanda-tanda vital)
1) Suhu : 36,5 oC
2) Nadi : 70x/menit
3) Respirasi : 14x/menit
4) TD : 150/100
b. Head To Toe
a. Aktivitas
Gejala : kelemahan, penambahan berat badan, reflek fisiologis
+/+ , reflek patologis -/-.
Tanda : pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka
b. Sirkulasi
Gejala : penurunan oksegen
Tanda :
c. Abdomen
Gejala : Inspeksi : Perut membuncit sesuai usia kehamilan aterm,
sikatrik bekas operasi ( - ) Palpasi :
Leopold I : teraba fundus uteri 3 jari di bawah proc.
Xyphoideus teraba massa besar, lunak, noduler
Leopold II : teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian –
bagian kecil janin di sebelah kanan.
Leopold III : teraba masa keras, terfiksir
Leopold IV : bagian terbawah janin telah masuk pintu atas
panggul
d. Makanan / cairan
Gejala : peningkatan berat badan, muntah-muntah
Tanda : nyeri epigastrium,
e. Integritas ego
Gejala : perasaan takut.
Tanda : cemas.
f. Neurosensori
Gejala : hipertensi
Tanda : kejang atau koma
g. Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri epigastrium, nyeri kepala, sakit kepala, ikterus,
gangguan penglihatan.
Tanda : gelisah,
h. Pernafasan
Gejala : vesikuler, Rhonki -/-, Whezing -/-, sonor
Tanda : irama teratur, bising tidak ada
i. Keamanan
Gejala : jatuh, gangguan pengihatan, perdarahan spontan.
Tanda :
j. Seksualitas
Gejala : Status Obstetrikus
4. Riwayat diet
Kebutuhan nutrisi klien sebelum pergi ke rumah sakit adalah makan
dengan komposisi nasi dengan lauk sayur, kerupuk dan ikan asin. Klien
minum air putih 5 gelas perhari.
5. Riwayat personal
a. Keluhan utama: nyeri pada kepala
b. Riwayat kesehatan sekarang: klien mengeluh nyeri kemudian di
bawa ke RS untuk menjalani perawatan medis
c. Riwayat kesehatan keluarga: ibu klien mengatakan dalam keluarga
tidak ada yang mengalami penyakit yang sama dengan klien.
d. Riwayat alergi obat dan makanan: tidak ada alergi obat dan
makanan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b/d peningkatan tekanan darah
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak
mampuan dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena
faktor biologi
3. Resiko kekurangan volume cairan b/d retensi garam dan air
1.Definisi diet
3. Prinsip Diet
Diet Preeklamsia I
Diet Preeklamsia II
Pukul 10.00
a. Bubur kacang hijau
b. Susu nasi
c. Ikan bakar
d. Sayur asam
e. Tempe bacem
f. Apel
Pukul 16.00
a. Susu
b. Sari buah
c. Roti+nasi
d. Ayam goreng
a. Pisang
e. Sayur sup
Pukul 21.00
a. Telur
b. puding
8. hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh ibu hamil dengan preeklamsia
1. Garam dalam makanan dikurangi
2. Lebih banyak istirahat
3. Segera datang memeriksakan diri, bila terdapat gejala sakit kepala,
mata kabur, edema mendadak atau berat badan naik, pernapasan
semakin sesak, nyeri pada epigastrum, kesadaran makin berkurang,
gerak janin melemah dan pengeluaran urin berkurang.
4. Mengkonsumsi makanan beragam, bergizi dan seimbang
5. Hindari makanan mengandung lemak tinggi
6. Hindari merokok dan meminum minuman keras
7. Kurangi bahan makanan yang mengandung zat pewarna, pengawet
dan bahan penyedap
Daftar pustaka