Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu penyebab kematian ibu yaitu terjadinya eklamsi dalam
persalinan, eklamsi diawali dengan pre-eklamsi pada kehamilan lanjut
terutama pada trimester III. Kehamilan dengan pre eklamsia adalah keadaan
dimana hipertensi dengan protein urine, edema atau keduanya yang terjadi
akibat kehamilan setelah 20 minggu atau kadang timbul lebih awal. Meskipun
secara tradisional diagnosis pre eklamsia memerlukan adanya hipertensi
karena kehamilan disertai protein urine atau edema, ada yang mengatakan
bahwa edema pada tangan dan muka sangat sering ditemukan pada wanita
hamil sehingga diagnosa pre eklamsia tidak dapat disingkirkan dengan tidak
adanya edema. Insiden preeklamsia pada wanita dengan hipertensi kronik
bervariasi karena belum ada definisi yang pasti.
Karena dampak Pre-klamsia ringan sangat signifikan untuk itu ibu
harus mampu mengenali dan mengobati Pre-eklamsia ringan agar tidak
berlanjut pada Pre-eklamsi berat lalu ke eklamsi, pemeriksaan antenatal yang
teratur dan bermutu serta teliti, serta melakukan diet makanan tinggi protein,
karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak. Mengingat kejadian
komplikasi pada ibu dan BBL sebagian besar terjadi pada masa sekitar
persalinan, pemeriksaan kesehatan saat hamil dan kehadiran tenaga kesehatan
yang terampil pada masa kehamilan menjadi sangat penting. Pengetahuan
masyarakat tentang gejala komplikasi dan tindakan cepat untuk segera
meminta pertolongan ke fasilitas kesehatan terdekat menjadi kunci utama
dalam menurunkan AKI dan AKB.
Secara umum tingginya kematian ibu dan bayi berkaitan erat dengan 3
terlambat, yaitu terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan,
terlambat sampai ke fasilitas kesehatan serta terlambat mendpatkan pelayanan
yang optimal (Depkes : 2004 : 24). Untuk mengetahui permasalahan tersebut
di perlukan upaya bagi seluruh pihak yang mau bersama-sama
menyelamatkan ibu dan bayi.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dari pre-eklamsia?

2. Jelaskan etiologi Pre-eklamsi?

3. Jelaskan manifestasi klinik Pre-eklamsi?

4. Jelaskan patofisiologi Pre-eklamsi?

5. Jelaskan klasifikasi Pre eklampsia?

6. Pencegahan kejadian Pre eklampsia dan eklampsia?

7. Penanganan Pre eklampsia?

8. Bagaimana pembuatan asuhan keperawatan Pre-eklamsia?

C. Tujuan
1. Mampu menjelaskan pengertian dari pre-eklamsia

2. Mampu menjelaskan etiologi Pre-eklamsi

3. Mampu menjelaskan manifestasi klinik Pre-eklamsi

4. Mampu menjelaskan patofisiologi Pre-eklamsi

5. Mampu menjelaskan klasifikasi Pre eklampsia

6. Mampu menjelaskan Pencegahan kejadian Pre eklampsia dan eklampsia

7. Mampu menjelaskan Penanganan Pre eklampsia

8. Mampu membuat asuhan keperawatan Pre-eklamsia


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian

Pre ekalmpsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuri dan edema


akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan (Mansjoer, dkk,2007).

Pre eklamsia adalah kondisi khusus dalam kehamilan, ditandai dengan


peningkatan tekanan darah dan proteinuria. Bisa berhubungan dengan atau
berlanjut menjadi kejang (eklamsia) dan gagal organ ganda pada ibu,
Sementara komplikasi pada janin meliputi restriksi pertumbuhan dan abrupsio
plasenta/solusio plasenta (Skennan & Kappel, 2001 dalam Asuhan Kebidanan
Persalinan dan Kelahiran, 2006).

Menurut kamus saku kedokteran Dorland, pre eklampsia adalah toksemia


pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi, edema, dan proteinuria.
Eklampsia adalah konvulsi dan koma, jarang koma saja, yang terjadi pada
wanita hamil atau dalam masa nifas dengan disertai hipertensi, edema dan atau
proteinuria.

B. Etiologi

Penyebab pre eklampsi sampai sekarang belum diketahui. Tetapi ada


teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab eklampsi dan pre eklampsi
yaitu :

1. Vasospasme arterial.

2. Iskemia plasenta atau kekurangan oksigen ke plasenta.


3. Primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, mola hidatidosa,
multigravida, malnutrisi berat, usia ibu kurang dari 18 tahun atau lebih
dari 35 tahun serta anemia.

4. Dapat menebabkan kematian.

C. Manifestasi klinik

Diagnosis pre eklampsia ditegakan berdasarkan adanya dua dari tiga


gejala, yaitu pemambahan berat badan yang berlebihan, edema, hipertensi, dan
proteinuri. Penambahan berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg
seminggu beberapa kali. Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan,
pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka.Tekanan darah > 140/90 mmHg
atau tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg atau tekanan diastolik > 15 mmHg
yang di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit. Tekanan diastolik
pada trimester kedua yang lebih dari 85 mmHg patut dicurigai sebagai bakat
preeklampsia. Proteinuria apabila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air
kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukan +1 atau 2 ;atau kadar
protein> 1g /l dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter atau porsi tengah,
diambil minimal 2 x dengan jarak waktu 6 jam. Disebut pre eklampsia berat
bila ditemukan gejala berikut :

a. Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolik > 110 mmHg
b. Proteinuria +> 5 g/24 jam atau > 3 pada teh celup
c. Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan
d. Nyeri epigastrium dan icterus
e. Edema paru atau sianosis
f. Trombositopenia
g. Pertumbuhan janin terhambat
h. Diagnosis eklampsia ditegakkan berdasarkan gejala-gajala pre-
eklampsia disertai kejang atau koma. Sedangkan, bila terdapat
gejala pre eklampsia berat disertai salah satu atau beberapa gejala
dari nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri
epigastrium dan kenaikan tekanan darah yang progresif, dikatakan
pasien tersebut menderita impending pre eklampsia. Impending
preeklampsia ditangani dengan kasus eklampsia.

D. Patofisiologi

Patofisiologi preeklampsia-eklampsia setidaknya berkaitan dengan


perubahan fisiologi kehamilan. Adaptasi fisiologi normal pada kehamilan
meliputi peningkatan volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi
vaskular sistemik/ systemic vascular resistance (SVR), peningkatan curah
jantung, dan penurunan tekanan osmotik koloid pada preeklampsia, volume
plasma yang beredar menurun, sehingga terjadi hemokonsentrasi dan
peningkatan hematokrit maternal. Perubahan ini membuat perfusi organ
maternal menurun, termasuk perfusi ke unit janin-uteroplasenta. Vasospasme
siklik lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel
darah merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun. Vasopasme
merupakan sebagian mekanisme dasar tanda dan gejala yang menyertai
preeklampsia. Vasopasme merupakan akibat peningkatan sensitivitas terhadap
tekanan darah, seperti angiotensin II dan kemungkinan suatu
ketidakseimbangan antara prostasiklin prostagladin dan tromboksan A2.
Peneliti telah menguji kemampuan aspirin (suatu inhibitor prostagladin) untuk
mengubah patofisiologi preeklampsia dengan mengganggu produksi
tromboksan. Investigasi pemakaian aspirin sebagai suatu pengobatan
profilaksis dalam mencegah preeklampsia dan rasio untung-rugi pada ibu dan
janin.

Selain kerusakan endotelil, vasospsme arterial turut menyebabkan


peningkatan permeabilitas kapiler. Keadaan ini meningkatkan edema dan lebih
lanjut menurunkan volume intravaskular, mempredisposisi pasien yang
mengalami pre eklampsia mudah menderita edema paru. Pre eklampsia ialah
suatu keadaan hiperdinamik dimana temuan khas hipertensi dan proteinurea
merupakan akibat hiperfungsi ginjal. Untuk mengendalikan sejumlah besar
darah yang berfungsi di ginjal, timbul reaksi vasospasme ginjal sebagai suatu
mekanisme protektif, tetapi hal ini akhirnya akan mengakibatkan proteinuria
dan hipertensi yang khas untuk preeklampsia. Hubungan sistem imun dengan
preeklampsia menunjukkan bahwa faktor-faktor imunologi memainkan peran
penting dalam perkembangan preeklampsia. keberadaan protein asing, plasenta
atau janin bisa membangkitkan respons imunologis lanjut.

E. Klasifikasi Pre eklampsia

Pre eklampsia digolongkan ke dalam Pre eklampsia ringan dan Pre


eklampsia berat dengan gejala dan tanda sebagai berikut:

1. Pre eklampsia Ringan

a. Tekanan darah sistole 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan


interval pemeriksaan 6 jam .
b. Tekanan darah diastole 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan
interval pemeriksaan 6 jam .
c. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu. Edema
umum, kaki, jari tangan dan muka.
d. Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif 1 sampai
2 pada urin kateter atau urin aliran pertengahan.

2. Pre eklampsia Berat

Diagnosa PEB ditegakkan apabila pada kehamilan >20 minggu


didapatkan satu/lebih gejala/tanda di bawah ini:
Tekanan darah 160/110 mmHg
a. Ibu hamil dalam keadaan relaksasi (pengukuran tekanan darah
minimal setelah istirahat 10 menit)
b. Ibu hamil tidak dalam keadaan his.
1) Oligouria, urin kurang dari 500 cc/24 jam.
2) Proteinuria 5 gr/liter atau lebih atau 4+ pada pemeriksaan secara
kuantitatif.
3) Terdapat edema paru dan sianosis.
4) Gangguan virus dan serebral.
5) Keluhan subjektif
6) Nyeri epigastrium
7) Gangguan penglihatan
8) Nyeri kepala
9) Gangguan pertumbuhan janin intrauteri.
10) Pemeriksaan trombosit (Manuaba, 1998)

F. Pencegahan kejadian Pre eklampsia dan eklampsia

Pre eklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang


berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau
diagnosis dini dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan
dan kematian. Untuk mencegah kejadian Pre eklampsia ringan dapat dilakukan
nasehat tentang dan berkaitan dengan:

a. Diet-makanan
Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah
lemak. Kurangi garam apabila berat badan bertambah atau edema.
Makanan berorientasi pada empat sehat lima sempurna. Untuk
meningkatkan jumlah protein dengan tambahan satu butir telur setiap
hari.
b. Cukup istirahat
Istirahat yang cukup pada saat hamil semakin tua dalam arti bekerja
seperlunya disesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak duduk atau
berbaring kearah kiri sehingga aliran darah menuju plasenta tidak
mengalami gangguan.

c. Pengawasan antenatal (hamil)


Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera
datang ke tempat pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan perhatian:
1) Uji kemungkinan Pre eklampsia:
a) Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya
b) Pemeriksaan tinggi fundus uteri
c) Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema
d) Pemeriksaan protein dalam urin
e) Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati,
gambaran darah umum dan pemeriksaan retina mata.
2) Penilaian kondisi janin dalam rahim.
a) Pemantauan tinggi fundus uteri
b) Pemeriksaan janin: gerakan janin dalam rahim, denyut jantung
janin, pemantauan air ketuban

G. Penanganan Pre eklampsia

a.Penanganan Pre eklampsia Ringan


Penanganan Pre eklampsia bertujuan untuk menghindari kelanjutan
menjadi eklampsia dan pertolongan kebidanan dengan melahirkan janin
dalam keadaan optimal dan bentuk pertolongan dengan trauma minimal.
Jika pre-eklamsinya bersifat ringan, penderita cukup menjalani tirah baring
di rumah, tetapi harus memeriksakan diri ke dokter setiap 2 hari. Jika
perbaikan tidak segera terjadi, biasanya penderita harus dirawat dan jika
kelainan ini terus berlanjut, maka persalinan dilakukan sesegera mungkin.
Pada Pre eklampsia ringan penanganan simptomatis dan berobat jalan
dengan memberikan :

1. Sedativa ringan
2. Obat penunjang
3. Nasehat
i. Lebih banyak istirahat baring penderita juga dianjurkan untuk
berbaring miring ke kiri sehingga tekanan terhadap vena besar di
dalam perut yang membawa darah ke jantung berkurang dan
aliran darah menjadi lebih lancar.
ii. Segera datang memeriksakan diri, bila tedapat gejala sakit
kepala, mata kabur, edema mendadak atau berat badan naik.
Pernafasan emakin sesak, nyeri ulu hati, kesadaran makin
berkurang, gerak janin berkurang, pengeluaran urin berkurang.

4. Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat. Petunjuk


untuk segera memasukkan penderita ke rumah sakit atau merujuk
penderita

a. Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih

b. Protein dalam urin 1 plus atau lebih

c. Kenaikan berat badan ½ kg atau lebih dalam seminggu

d. Edema bertambah dengan mendadak

e. Terdapat gejala dan keluhan subjektif.

Bila keadaan ibu membaik dan tekanan darah dapat


dipertahankan 140-150/90-100 mmHg, tunggu persalinan sampai
aterm sehingga ibu dapat berobat jalan dan anjurkan memeriksakan
diri tiap minggu. Kurangi dosis obat hingga tercapai dosis optimal.
Bila tekanan darah sukar dikendalikan, berikan kombinasi obat.
Tekanan darah tidak boleh lebih dari 120/80 mmHg. Tunggu
pengakhiran kehamilan sampai 40 minggu, kecuali terdapat
pertumbuhan terhambat, kelainan fungsi hepar/ginjal, dan peningkatan
proteinuria. Pada kehamilan >37 minggu dengan serviks matang,
lakukan induksi persalinan. Persalinan dapat dilakukan spontan atau
dipercepat dengan ekstraksi.

b. Penanganan Pre eklampsia Berat

Penderita diusahakan agar:

1) Terisolasi sehingga tidak mendapat rangsangan suara ataupun sinar.

2) Dipasang infus glukosa 5%

3) Dilakukan pemeriksaan:

a. Pemeriksaan umum: pemeriksaan TTV tiap jam


b. Pemeriksaan kebidanan: pemeriksaan denyut jantung janin tiap
30 menit,
c. pemeriksaan dalam (evaluasi pembukaan dan keadaan janin
dalam rahim).
d. Pemasangan dower kateter
e. Evaluasi keseimbangan cairan
f. Pemberian MgsO4 dosis awal 4 gr IV selama 4 menit

4) Setelah keadaan Pre eklampsia berat dapat diatasi, pertimbangan


mengakhiri kehamilan berdasarkan:

a.Kehamilan cukup bulan

b.Mempertahankan kehamilan sampai mendekati cukup bulan

c.Kegagalan pengobatan, kehamilan diakhiri tanpa memandang


umur.
d. Merujuk penderita ke rumah sakit untuk pengobatan yang
adekuat.

Mengakhiri kehamilan merupakan pengobatan utama untuk


memutuskan kelanjutan Pre eklampsia menjadi eklampsia.
BAB III
ASKEP PADA PASIEN PRE-EKLAMSIA

Kasus semu : Ny. Y usia 32 tahun dengan usia kehamilan 28 minggu datang ke
IGD kebidanan Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie pada tanggal
23 Maret 2018, pukul 13.30 dengan keluhan, klien juga
mengatakan nyeri kepala berat, sesak, lelah dan nyeri pada
epigastrium. Kehamilan sekarang G1 P0 Ab0. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TTV: TD 150/100, RR 14x/menit, Nadi:
70x/menit, suhu 36,5oC, terdapat edema pada kaki, tangan dan
wajah serta sianosis.
Identitas klien
1. Nama : Ny. Y
2. Umur : 32 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMP
6. Pekerjaan : ibu rumah tangga
7. Suku bangsa : Jawa
8. Alamat : Yogyakarta
Identitas penanggung jawab

1. Nama : Tn.P
2. Umur : 34 th
3. Jenis kelamin : laki laki
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SLTA
6. Pekerjaan : swasta
7. Suku bangsa : Jawa
8. Alamat : Yogyakarta
9. Hub dg klien : suami
A. Pengkajian
1. Data antropometri
a. Berat badan : 60 kg
b. Tinggi badan : 158 cm
c. Lingkar lengan : 26
d. Lingkar perut : 110 cm
2. Biokimia (pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan laboratorium)
3. Clinis
a. TTV (Tanda-tanda vital)
1) Suhu : 36,5 oC
2) Nadi : 70x/menit
3) Respirasi : 14x/menit
4) TD : 150/100
b. Head To Toe
a. Aktivitas
Gejala : kelemahan, penambahan berat badan, reflek fisiologis
+/+ , reflek patologis -/-.
Tanda : pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka
b. Sirkulasi
Gejala : penurunan oksegen
Tanda :
c. Abdomen
Gejala : Inspeksi : Perut membuncit sesuai usia kehamilan aterm,
sikatrik bekas operasi ( - ) Palpasi :
 Leopold I : teraba fundus uteri 3 jari di bawah proc.
Xyphoideus teraba massa besar, lunak, noduler
 Leopold II : teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian –
bagian kecil janin di sebelah kanan.
 Leopold III : teraba masa keras, terfiksir
 Leopold IV : bagian terbawah janin telah masuk pintu atas
panggul
d. Makanan / cairan
Gejala : peningkatan berat badan, muntah-muntah
Tanda : nyeri epigastrium,
e. Integritas ego
Gejala : perasaan takut.
Tanda : cemas.
f. Neurosensori
Gejala : hipertensi
Tanda : kejang atau koma
g. Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri epigastrium, nyeri kepala, sakit kepala, ikterus,
gangguan penglihatan.
Tanda : gelisah,
h. Pernafasan
Gejala : vesikuler, Rhonki -/-, Whezing -/-, sonor
Tanda : irama teratur, bising tidak ada
i. Keamanan
Gejala : jatuh, gangguan pengihatan, perdarahan spontan.
Tanda :
j. Seksualitas
Gejala : Status Obstetrikus

4. Riwayat diet
Kebutuhan nutrisi klien sebelum pergi ke rumah sakit adalah makan
dengan komposisi nasi dengan lauk sayur, kerupuk dan ikan asin. Klien
minum air putih 5 gelas perhari.

5. Riwayat personal
a. Keluhan utama: nyeri pada kepala
b. Riwayat kesehatan sekarang: klien mengeluh nyeri kemudian di
bawa ke RS untuk menjalani perawatan medis
c. Riwayat kesehatan keluarga: ibu klien mengatakan dalam keluarga
tidak ada yang mengalami penyakit yang sama dengan klien.
d. Riwayat alergi obat dan makanan: tidak ada alergi obat dan
makanan

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b/d peningkatan tekanan darah
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak
mampuan dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena
faktor biologi
3. Resiko kekurangan volume cairan b/d retensi garam dan air

C. Penatalaksanaan Diet Pada Ibu Hamil Dengan Pre-Eklamsia

1.Definisi diet

Diet diartikan sebagai susunan makanan sehari – hari. Diet seseorang


bergantung pada kebutuhan bagii tubuhnya, sedangkan kebutuhan tersebut
bergantung pada aktivitas dan kondisi orang yang bersangkutan.

2. Tujuan Diet pada Preeklamsia


a. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
b. Mencapai dan mempertahankan tekanan darah agar tetap normal
c. Mencapai keseimbangan nitrogen
d. Mencegah dan mengurangi retensi garam
e. Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal
f. Mengurangi dan mencegah timbulnya faktor resiko lain atau penyakit
lain pada saat kehamilan atau setelah melahirkan

3. Prinsip Diet
 Diet Preeklamsia I

Diberikan pada Preeklamsia berat :


a. Makanan diberikan dalam bentuk cair terdiri dari susu dan sari
buah
b. Diet ini hanya diberikan 1-2 hari
 Diet Preeklamsia II
a. Makanan dalam bentuk saring atau lunak
b. Diet rendah garam I

 Diet preeklamsia III

Diberikan pada Preeklamsia ringan


a. Mengandung protein tinggi
b. Rendah garam

4. Syarat diet pada Preeklamsia


 Diet Preeklamsia I

Diberikan pada Preeklamsia berat :


a. Energi 1032 Kkal
b. Protein 19 gr
c. Lemak 19 gr
d. Karbohidrat 211 gr
e. Kalsium 600 gr
f. Besi 6,9 mg
g. Vitamin A 750 (IU)
h. Vitamin C 283 mg
i. Natrium267mg

 Diet Preeklamsia II

Diberikan pada Preeklamsia sedang


a. Energi 1604 Kkal
b. Protein 44 gr
c. Lemak 44 gr
d. Karbohidrat 261 gr
e. Kalsium 500 gr
f. Besi 17,3 mg
g. Vitamin A 2796 (IU)
h. Vitamin C 199 mg
i. Natrium 362 mg

 Diet preeklamsia III

Diberikan pada preeklamsia ringan


a. Energi 2128 Kkal
b. Protein 63 gr
c. Lemak 63 gr
d. Karbohidrat 305 gr
e. Kalsium 800 gr
f. Besi 24,2 mg
g. Vitamin A 3035 (IU)
h. Vitamin C 199 mg

5. Bahan makanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan


Makanan yang dianjurkan :
1. Roti panggang, biskuit, nasi, krekers dan popcorn
2. Buah segar dan sari buah
3. Susu, teh, kaldu yang tidak berlemak, jus jeruk
4. Ikan, telur, tempe, tahu, sedikit daging
5. Sayur – sayuran seperti : Bayam, wortel, buncis, kacang panjang

Makanan yang tidak dianjurkan :


1. Bahan makanan dan minuman yang mengandung alkohol, kafein, seperti :
Minuman keras, kopi dan rokok
2. Bahan makanan yang mengandung zat tambahan seperti : pengawet,
pewarna , dan bahan penyedap
3. Makanan yang mengandung lemak tinggi dan berminyak seperti :
mentega, daging babi asin, kue kering.
4. Makanan yang menimbulkan gas seperti: brokoli, kol, bawang, nangka,
nanas dan kacang kering

6. Contoh menu seimbang untuk ibu hamil dengan pre-eklamsia


Pagi Siang Malam
a. Nasi
b. Telur dadar
c. Susu
d. Apel, jeruk

Pukul 10.00
a. Bubur kacang hijau
b. Susu nasi
c. Ikan bakar
d. Sayur asam
e. Tempe bacem
f. Apel
Pukul 16.00
a. Susu
b. Sari buah
c. Roti+nasi
d. Ayam goreng
a. Pisang
e. Sayur sup

Pukul 21.00
a. Telur
b. puding

7. Kebutuhan gizi sehari Ibu hamil dengan pre-eklamsia


 Pre-eklamsia I
diberikan pada pre-eklamsia berat
a. energi 1032 Kkal
b. protein 19 gr
c. lemak 19 gr
d. karbohidrat 211 gr
e. kalsium 600 gr
f. besi 6,9 gr
g. vitamin A 750 (IU)
h. vitamin C 283 mg
i. natrium 267 mg
 Pre-eklamsia II
Diberikan pada pre-eklamsia sedang
a. Energi 1604 Kkal
b. Protein 44 gr
c. Lemak 44 gr
d. Karbohidrat 216 gr
e. Kalsium 500 gr
f. Besi 17,3 mg
g. Vitamin A 2796 (IU)
h. Vitamin C 199 mg
i. Natrium 362 mg
 Pre-eklamsia III
Diberikan pada pre-eklamsia ringan
a. Energi 2128 Kkal
b. Protein 63gr
c. Lemak 63 gr
d. Karbohidrat 305 gr
e. Kalsium 800 gr
f. Besi 24,2 mg
g. Vitamin A 3035 (IU)
h. Vitamin C 199 mg

8. hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh ibu hamil dengan preeklamsia
1. Garam dalam makanan dikurangi
2. Lebih banyak istirahat
3. Segera datang memeriksakan diri, bila terdapat gejala sakit kepala,
mata kabur, edema mendadak atau berat badan naik, pernapasan
semakin sesak, nyeri pada epigastrum, kesadaran makin berkurang,
gerak janin melemah dan pengeluaran urin berkurang.
4. Mengkonsumsi makanan beragam, bergizi dan seimbang
5. Hindari makanan mengandung lemak tinggi
6. Hindari merokok dan meminum minuman keras
7. Kurangi bahan makanan yang mengandung zat pewarna, pengawet
dan bahan penyedap
Daftar pustaka

Maryunani, Anik. 2016. Asuhan Kegawatdaruratan dalam Kebidanan. Jakarta :


CV. Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai