Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

DOSEN PENGAMPU : IBU HJ. ZUBAIDAH, SST, MPH

KELOMPOK : 1

NAMA KELOMPOK :

Adam Restu

I Gede Indra Wirastama

Ita Norrahmah

Muhammad Khairani

Muhammad Khatami

Normia Agustina

Norsyahidatul Jannah

Winda Rusanti

Wahyu Arifbillah

YAYASAN BANJAR INSAN PRESTASI


AKADEMI KEPERAWATAN INTAN MARTAPURA
TAHUN AJARAN 2017/2018
DAFTAR ISI
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Daftar Isi
B. Kata Pengantar
C. Daftar Tabel
BAB I TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
B. Materi Metode penugasan keperawatan dan visi misi, tujuan organisasi metode
penugasan keperawatan diruangan
BAB II HASIL
A. Gambaran Umum Ruangan Nifas RSU Ratu Zalecha Martapura
B. Hasil
BAB III PEMBAHASAN DAN SOLUSI
A. Pembahasan
B. Solusi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan hanya terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin amsih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan sran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini

Martapura, 12 November 2018


Daftar Table

Table Wawancara metode penugasan.……………………………………………5


Table Observasi Metode Penugasan………………………………………………6
Table Wawancara Visi, Misi dan Tujuan Organisasi……………………………..7
Table Observasi Visi, Misi dan Tujuan Organisasi……………………………….8
BAB I
TINJAUAN TEORITIS

PENGERTIAN

Metode Keperawatan

Metode Penugasan Keperawatan

Berbagai metode penugasan keperawatan yang dapat digunakan dengan beberapa keuntungan

dan kerugian. Metode tersebut antara lain :

1. metode Fungsional

Metode fungsional merupakan pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang

didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Contoh :

Perawat A tugasnya menyuntik, perawat B tugasnya mengukur suhu badan klien. Seorang

perawat dapat melakukan dua jenis tugas atau lebih untuk semua klien yang ada di unit

tersebut. Kepala ruangan (head nurse) bertanggung jawab dalam pembagian tugas tersebut

dan menerima laporan tentang semua klien serta menjawab semua pertanyaan tentang klien.

Orientasi pada jenis tugas tertentu. Pendekatan

Ini efesien dalam arti:

 Semua jenis pekerjaan akan terkelola dan terkontrol

 Waktu pengerjaan lebih singkat

 Seseorang dengan jenis tugas tertentu untuk jangka waktu lama akan menjadi sangat

trampil terhadap tugas tersebut


 Dibutuhkan : uraian kerja, protap jelas, kontrol terstruktur

Model ini cocok untuk keadaan darurat, tetapi kurang untuk meningkatkan mutu askep

(Gillies,1989; Tomey,1992). Metode pemberian asuhan keperawatan fungsional

pertamakalinya berkembang pada saat perang dunia ke II.

Kebanyakan institusi menganggap keperawatan fungsional memiliki nilai ekonomis

dalam pemberian pelayanan kesehatan. Hal tersebut benar jika kualitas pelayanan dan

pelayanan yang holistik bukan sesuatu hal yang penting.

Kekuatan

 Perawat terampil untuk tugas /pekerjaan tertentu.

 Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.

 Kekurangan tenaga yang ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman

untuk satu tugas yang sederhana.

 Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik yang praktek

untuk ketrampilan tertentu.

Kelemahan

 Pelayanan keperawatan terpilah-pilah atau total sehingga proses keperawatan sulit

dilakukan.

 Apabila pekerjaan selesai cenderung meninggalkan klien dan melakukan tugasnon

keperawatan.

 Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai dan sulit diidentifikasi kontribusinya terhadap

pelayanan.

 Perawat hanya melihat asuhan keperawatan sebagai keterampilan saja.


Hal – hal yang harus dipertimbangkan

 Pendekatan fungsional lebih menekankan teknik – prosedural, tidak memperhatikan

keberadaan klien secara utuh dan unik

 Pelayanan terfragmentasi, kesinambungan asuhan tidak terjamin

 Ada kemungkinan, jenis tugas tertentu tidak teridentifikasi sehingga luput dari perhatian

staf

 Semua anggota tim harus paham terhadap permasalahan klien – intervensi dan

dampaknya – karenanya dibutuhkan case conference secara periodik dan

berkesinambungan

2. Metode tim keperawatan

Metode tim keperawatan yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok

klien dan sekelompok klien. Kelompok ini dipimpin oleh perawat profesional yang

berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya (registered nurse).

Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/ketua tim. Selain

itu ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota grup/tim. Sebelum tugas dan

menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim

dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan. Selanjutnya ketua tim yang

melaporkan pada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan/asuhan keperawatan terhadap

klien.

Tim keperawatan dikembangkan pada tahun 1950-an dalam upaya mengurangi masalah yang

berhubungan dengan fungsi pengorganisasian pelayanan pasien. Banyak yang percaya

meskipun terus-menerus kekurangan staf perawat professional, system pelayanan pasien


harus dikembangkan untuk mengurangi pelayanan yang terpilah-pilah dari metode

keperawatan fungsional.

Dalam keperawatan tim, tenaga pendukung berkolaborasi dalam memberikan pelayanan

terhadap sekelompok pasien di bawah arahan seorang perawat professional. Seorang ketua

tim bertanggung jawab mengetahui kondisi dan kebutuhan seluruh pasien yang dirawat oleh

tim. Kewajiban ketua tim bergantung kepada kebutuhan pasien dan beban kerja, termasuk

membantu anggota tim, memberikan pelayanan langsung kepada pasien, mendidik pasien

dan melakukan koordinasi terhadap aktivitas pasien. Melalui komunikasi tim yang terus-

menerus, pelayanan kompehensif akan dapat diberikan kepada pasien meskipun relative

banyak staf pendukung.

Keperawatan tim biasanya berkaitan dengan pola kepemimpinan demokratis. Anggota tim

diberikan otonomi sebanyak mungkin dalam mengerjakan tugas meskipun juga berbagi

dalam tanggung jawab dan tanggung gugatnya. Mengakui nilai-nilai individual karyawan dan

memberikan otonomi kepada anggota tim akan menghasilkan kepuasan kerja yang tinggi.

Beberapa keuntungan dan kerugian metode keperawatan tim dapat dilihat sebagai berikut:

1. Kekuatan

 Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif

 Memungkinkan pencapaian proses keperawatan

 Konflik atau perbedaan pendapat antar staf daapt ditekan melalui rapat tim cara ini

efektif untuk belajar.

 Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal

 Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan

aman dan efektif.


2. Kelemahan

 Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau

terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar anggota

tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat.

 Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau

berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.

 Akuntabilitas dalam tim kabur

Pelaksanaan metode tim harus didasarkan pada konsep berikut:

a. ketua tim diberikan pada perawat profesional dan harus mampu menggunakan

berbagai tehnik kepemimpinan, manajemen dan komunikasi efektif.

b. Ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang prioritas perencanaan, supervisi,

dan evaluasi asuhan keperawatan.

c. Komunikasi yang efektif penting untuk menjamin kontinuitas rencana perawatan.

Komunikasi yang terbuka dapat dilakukan

d. Melalui berbagai cara terutama melalui rencana perawatan tertulis yang merupakan

pedoman pelaksanaan asuhan, supervisi dan evaluasi.

e. Anggota tim harus menerima dan menghargai kepemimpinan ketua tim. Ketua tim

membantu anggotanya untuk memahami dan melakukan tugas sesuai dengan

kemampuan mereka.

Prinsip tim keperawatan:


a. Suatu model asuhan yang dilaksanakan oleh suatu tim terhadap satu atau

sekelompok klien/pasien

b. Tim dipimpin oleh seorang perawat yang secara klinis kompeten, mempunyai

kemampuan yang baik dalam komunikasi, mengorganisasi, dan memimpin

c. Dalam model ini, tim dapat terdiri dari pelaksana asuhan dengan level kemampuan

yang berbeda tetapi semua aktifitas tim harus terkoordinasi secara baik

d. Dalam proses asuhan, dibutuhkan kesinambungan antar tim untuk setiap shift dinas

(Pagi – Sore – Malam). Dokumentasi akurat, timbang terima berbasis pasien

e. Semua anggota tim harus paham terhadap permasalahan klien – intervensi dan

dampaknya – karenanya dibutuhkan case conference secara periodik dan

berkesinambungan

3. Metode kasus

Metode ini adalah suatu penugasan yang diberikan kepada perawat untuk memberikan

asuhan secara total terhadap seorang atau sekelompok klien.

a. Berpusat pada client/pasien

Perawat bertanggung jawab untuk melakukan asuhan secara komprehensif terhadap

satu atau sekelompok pasien pada shift dinas tertentu

b. Secara konsisten pasien dilayani oleh perawat yang sama dalam satu periode/shift

dinas

c. Dibutuhkan level kompetensi yang tinggi dari pelaksana asuhan


4. Metode keperawatan primer/utama (Primary Nursing)

Metode keperawatan primer merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan,

dimana seorang perawat register bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk

memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dalam 24 jam.

Metode keperawatan primer berkembang pada awal tahun 1970-an menggunakan

beberapa konsep pelayanan keperawatan total dan membawa perawat teregister kembali

ke sisi tempat tidur untuk memberikan pelayanan klinis. Sesungguhnya Manthey (2001)

dalam Marquis, B.L. & Huston, C., J. (2002) menganjurkan bahwa hanya keperawatan

primer jenis pemberian pelayanan pasien yang mengharuskan hubungan perorangan

antara seorang perawat dan pasien dengan tanggung jawab dalam perencanaan dan

pengelolaan pelayanan secara jelas. Keperawatan primer didesain dengan seorang tenaga

keperawatan profesional terhadap 4-5 klien sebagai perawat primer yang bertanggung

jawab terhadap kondisi klien, semua kebutuhan dan koordinasi dengan tim kesehatan

lainnya.

Perawat primer bertanggung jawab mulai klien masuk sampai pulang. Perawat Primer

bertangungjawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan

asuhan keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang klien jika diperlukan. Pada

saat tidak bertugas perawat primer lain bertindak sebagai perawat asosiet.

Tanggung jawab penting perawat primer adalah mengatur komunikasi yang jelas di

antara pasien, dokter, perawat asosiet, dan tim kesehatan lainnya. Kombinasi komunikasi

yang baik dan keberadaan interdisiplin dalam satu grup dalam memberikan pelayanan

langsung meningkatkan kualitas pelayanan pasien secara holistic.

Meskipun kepuasan kerja tinggi dalam keperawatan primer, metode ini sulit
diimplementasikan karena dibutuhkan tanggung jawab dan otonomi yang tinggi dari

perawat primer. Sehingga bila perawat mengembangkan kemampuannya dalam

pemberian pelayanan keperawatan primer, mereka akan merasa tertantang dan harus

mendapatkan harga yang setimpal. Berikut beberapa keuntungan dan kerugian metode

keperawatan primer:

1. Kekuatan

a. Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.

b. Memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif

c. Memungkinkan penerapan proses keperawatan

d. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat

e. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan

2. Kelemahan

a. Hanya dapat dilakukan oleh perawat professional

b. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain

Keperawatan moduler

Metode keperawatan modul merupakan metode modifikasi keperawatan tim – primer, yang

dilaksanakan untuk meningkatkan efektifitas konsep keperawatan tim melalui penugasan

modular. Perawat profesional dan vokasional bekerjasama dalam merawat sekelompok klien dari

mulai masuk ruang rawat hingga pulang (tanggung jawab total)

Metode ini juga memerlukan perawat yg berpengetahuan luas dan trampil, kemampuan

kepemimpinan baik dimana pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan yang dilakukan


oleh perawat profesional dan non profesional (trampil) untuk sekelompok klien dari mulai masuk

rumah sakit sampai pulang disebut tanggung jawab total atau keseluruhan. Untuk metode ini

diperlukan perawat yang berpengetahuan, terampil dan memiliki kemampuan kepemimpinan.

Idealnya 2-3 perawat untuk 8 – 12 orang klien.

Kekuatan dan kelemahan

a. Sama dengan gabungan antara metode tim dan metode keperawatan primer.

b. Semua metode di atas dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi ruangan. Jumlah

staf yang ada harus berimbang sesuai dengan yang telah dibahas pembicara yang

sebelumnya. Selain itu kategori pendidikan tenaga yang ada perlu diperhatikan sesuai

dengan kondisi ketenagaan yang ada saat ini di Indonesia

c. Khususnya di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo metode tim lebih memungkinkan

untuk digunakan, selain itu menurut organisasi rumah sakit Amerika bahwa dari hasil

penelitian dinyatakan 33% rumah sakit menggunakan metode Tim, 25% perawatan

total/alokasi klien, 15% perawatan primer dan 12% metode fungsional (Kron & Gray,

1987).

5. Manajemen kasus

Manajemen kasus merupakan sistem pemberian asuhan multidisiplin yang bertujuan

meningkatkan pemanfaatan fungsi berbagai anggota tim kesehatan serta sumber-sumber yang

ada. Manajemen kasus Sering digunakan dalam sarana/perangkat komunitas dan pskiatri dan

diadopsi dalam pasien rawat inap. Manajemen kasus merupakan rancangan terakhir yang

diajukan untuk memenuhi kebutuhan pasien (Marquis, B.L. & Huston, C., J., 2002). Zander,

1988 dalam Sullivan dan Decter, 2001 menyatakan bahwa keperawatan manajemen kasus

adalah model untuk identifikasi, koordinasi dan monitoring implementasi kebutuhan


pelayanan untuk mencapai hasil asuhan yang diinginkan dalam periode tertentu

Perkembangan pasien akan diikuti terus oleh manajer kasus dari masuk sampai pulang.

Integrasi layanan kesehatan untuk klien/pasien secara individu atau kelompok dengan tim

multidisiplin yang bertanggung jawab secara kolaboratif dalam kajian kebutuhan klien dan

menetapkan rencana tindakan – implementasi – evaluasi dari saat pasien diterima, dirujuk dan

atau dipulangkan. Dalam manajemen kasus diperlukan :

a. Case manager

Case manager memegang setiap kasus individu untuk menjalankan fungsi koordinasi dan

kolaborasi, mengidentiifikasi pemberian pelayanan, pengobatan yang memiliki nilai cost-

effective, dan pengaturan pelayanan terhadap individu yang ditangani (Finkleman, 2001

dalam Marquis, B.L. & Huston, C., J., 2002).

b. Critical/Clinical pathway yang merupakan panduan alur penanganan pasien secara

terintegrasi misalnya: CP pasien dengan Total Knee Replacement, dan lain-lain. Elemen

penting dalam manajemen kasus :

1) Kerja sama semua anggota pelayanan

2) Identifikasi hasil yang diharapkan pasien

3) Menggunakan prinsip perbaikan kualitas terus menerus dan menganalisa varian

4) Promosi praktek keperawatan professional


1. Kekuatan

a. Asuhan yang diberikan komprehensif, berkesinambungan dan holistik.

2. Kelemahan:

a. Kurang efisien karena memerlukan perawat profesional dengan keterampilan tinggi

dan imbalan yang tinggi, sedangkan Masih ada pekerjaan yang harus dikerjakan oleh

asisten perawat.

VISI, MISI DAN TUJUAN ORGANISASI

Pengertian Visi Menurut Para Ahli

1. Menurut Wibisono (2006, p. 43)

Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi

atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau bisa dikatakan bahwa visi merupakan

pernyataan want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat

krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.

2. Menurut Kotler (dikutip oleh Nawawi, 2000:122)

Visi merupakan suatu pernyataan tentang tujuan organisasi yang ditampilkan dalam pelayanan

dan produk yang ditawarkan dan dikampanyekan yang biasanya berupa cita-cita masa

mendatang, nilai-nilai suatu aspirasi, kebutuhan yang dapat dipenuhi, pelayanan kelompok

masyarakat.
3. Menurut Burt Nanus

Visi merupakan sebuah pandangan masa depan organisasi yang realistis, bisa dipercaya,

atraktif, suatu kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan yang sekarang.

4. Menurut Arman

Visi merupakan pernyataan yang mendefinisikan sesuatu yang ingin dicapai individu atau

sebuah organisasi di masa depan.

5. Menurut Indra Karalesa

Visi adalah refleksi berbagai keyakinan dan asumsi-asumsi dasar tentang berbagai hal,

termasuk tentang kemanusiaan, teknologi, ekonomi, politik, seni budaya, dan etika.

6. Menurut H. Dawan Rahardjo

Visi adalah bayangan tentang masa depan organisasi, baik itu perusahaan atau lembaga.

Syarat Visi

Berikut adalah persyaratan yang hendaknya dipenuhi untuk mencapai sebuah visi

1. Berorientasi ke depan

2. Tidak dibuat berdasar kondisi saat ini

3. Mengekspresikan kreatifitas

Berdasar pada prinsip nilai-nilai yang mengandung penghargaanbagi masyarakat


Karakter Visi

Dalam visi suatu lembaga terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan organisasi di masa

depan seperti yang diungkapkan. Berikut adalah karakter visi yang efektif :

1. Dapat dibayangkan (imagible)

2. Menarik (desirable)

3. Realistis dan dapat dicapai (feasible)

4. Mudah dipahami (flexible)

Manfaat Visi

1. Menghubungkan keadaan lembaga/perusahaan pada masa sekarang dan masa depan

2. Menumbuhkan rasa bermakna, salah satu anggota/karyawan mencari makna kehidupan adalah

lingkungan pekerjaannya

3. Menumbuhkan komitmen dan semangat

Pengertian Misi

Pengertian Misi Menurut Wikipedia

Misi merupakan sebuah pernyataan yang digunakan sebagai cara untuk mengomunikasikan

tujuan dari sebuah organisasi. Walaupun sering tidak berubah dalam jangka waktu yang lama,

sebuah organisasi tidak lazim memperbarui pernyataan misi mereka dan umumnya terjadi ketika

sebuah organisasi berkembang. Pernyataan misi biasanya ringkas dan pernyataan sederhana yang

menunjukkan ikhtisar apa tujuan organisasi tersebut dan di sektor manakah organisasi tersebut

bekerja.
Pengertian Misi Secara Umum

Misi adalah menjelaskan tentang apa yang harus dikerjakan oleh suatu lembaga atau perusahaan

dalam mewujudkan Visi. Misi adalah tujuan dan alasan mengapa perusahaan itu ada.

Menurut KBBI

misi/mi·si/ n 1 perutusan yang dikirimkan oleh suatu negara ke negara lain untuk melakukan

tugas khusus dalam bidang diplomatik, politik, perdagangan, kesenian, dan sebagainya: —

perdagangan kita akan mengadakan kunjungan ke luar negeri; 2 tugas yang dirasakan orang

sebagai suatu kewajiban untuk melakukannya demi agama, ideologi, patriotisme, dan

sebagainya;

Misi adalah tugas yang dirasakan orang sebagai suatu kewajiban untuk melakukannya demi

agama, ideologi, patriotisme, dsb.

Menurut Beberapa Para Ahli

1. Menurut Edwin A. Locke & Associates, Esence Kepemimpinan

Misi adalah tindakan strategis untuk meraih visi organisasi.

2. Menurut Webster Third New International Dictionary

Misi adalah tugas khusus yang menjadi tanggung jawab seseorang atau sekelompok orang –

specifc task a person or group is charged –


3. Menurut Peter Drucker

Misi merupakan alasan mendasari eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi,

terutama di tingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi

perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu

menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan

pelanggannya.

Manfaat Misi

1. Untuk memastikan tujuan dasar dari suatu lembaga atau perusahaan

2. Mencipatakan kondisi perusahaan yang umum

3. Sebagai landasan perencanaan bisnis yang akan dikembangkan

4. Membantu anggota bekerja sama dalam suatu kegiatan

5. Menjadi titik utama bagi anggota dalam mengidentifikasi tujuan dan arah suatu lembaga atau

perusahaan

Pengertian Tujuan

1. Secara Umun

Tujuan adalah penjabaran visi dan misi, dan merupakan hal yang akan dicapai atau dihasilkan

oleh lembaga atau perusahaan. Tujuan usaha berupa target yang bersifat kuantitatif dan

merupakan pencapaian ukuran keberhasilan kinerja perusahaan. Dalam merumuskan tujuan

harus bersikap SMART, yaitu specific, measurable, action-oriented, realistic, dan timely, atau
spesifik/khusus, bisa diukur, memiliki orientasi pada tindakan, realistis, serta ada jelas

penentuan waktu.

2. Menurut KBBI

1) arah; haluan (jurusan);

2) yang dituju; maksud; tuntutan (yang dituntut)

Menurut Beberapa Ahli

1. Menurut Ken Mcelroy

Tujuan merupakan langkah pertama dalam proses mencapai kesuksesan dan tujuan juga

merupakan kunci mencapai kesuksesan.

2. Menurut Spillane, SJ

Tujuan merupakan bagian dari proses mencapai keserasian dan konsentrasi kekuasaan.

3. Menurut Ida Nuraida

Tujuan merupakan bagian dari fungsi planning atau perencanaan dan merupakan langkah awal

fungsi manajemen.
4. Menurut Yayasan Trisakti

Tujuan merupakan kunci untuk menentukan atau merumuskan apa yang akan dikerjakan,

ketika pekerjaan itu harus dilaksanakan dan disertai pula dengan jaringan politik, prosedur,

anggaran serta penentuan program.

5. Jemsly H dan Martani H

Tujuan merupakan sesuatu yang mungkin untuk dicapai, bukan sesuatu yang utopis.
METODE PENUGASAN KEPERAWATAN DAN VISI,MISI , TUJUAN ORGAISASI

METODE PENUGASAN KEPERAWATAN DIRUANGAN

Metode penugasan dengan model metode asuhan keperawatan professional (MAKP) harus

mampu memberikan asuhan keperawatan professional, untuk itu diperlukan penataan komponen

utam, yakni :

1. Ketenagaan Keperawatan

2. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan

3. Dokumentasi Keperawatan

TUJUAN

A. Tujuan Umum

1. MAKP dengan model tim diterapkan di RSU RATU ZALECHA MARTAPURA

B. Tujuan Khusus

1. Mengatur kebutuhan tenaga keperawatan

2. Mengatur tugas dan wewenang perawat dalam pemberian asuhan keperawatan

3. Melakukan system pendokumentasian

4. Meningkatkan integritas perawat menuju profesinalisme

5. Meingkatkan komunikasi yang adekuat antara oerawat dan tim kesehatan lain
Bab II

Hasil

A. Gambaran Umum Ruang Nifas RSU RATU ZALECHA MARTAPURA

Rumah Sakit adalah suatu pelayanan yang padat karya, padat modal, padat profesi, padat aneka

fasilitas dan padat masalah. Dalam melaksanakan tugasnya yaitu upaya kesehatan secara berdaya

guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang

dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta

melaksanakan rujukan.

Seperti halnya di RSU RATU ZALECHA terutama diruang Nifas yang mempunyai visi dan

misi, yaitu :

Visi :

 Pelayanan dengan hati dan professional yang menutamakan kenyamanan dan

kesembuhan pasien

Misi :

 Menerapkan pelayanan kebidanan secara professional

 Mengutamakan kenyamanan pasien

 Membangun kerjasama antar tim

 Membangun kerjasama atar unit

 Meningkatkan keterampilan dan kemampuan SDM


B. Adapun tujuan dan motto dari RSU RATU ZALECHA

Tujuan :

 Memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien

Dengan MOTTO :

 Cepat, tepat , tanggap dan bersahaja.


A. Hasil Wawancara dan Observasi

Table 0.1
Wawancara metode penugasan

NO WAWANCARA JAWABAN

1 Apakah ada metode penugasan di Ada berupa penugasan di ruangan berupa


ruangan ? metode tim dengan pembagian shift
2 Metode penugasan apa yang digunakan ? Metode penugasan yang di gunakan adalah
metode shift
3 Metode penugasan yang ada berjalan Iya berjalan dengan baik, karna jika ada
dengan baik ? masalah segera di rundingkan terlebih
dahulu jika tidak ada jalan keluar baru
melapor ke managen keperawatan
4 Apakah metode penugasan yang ada Iya karena masing masing dari tim sudah
dapat memfasilitasi pelayanan mempunyai tanggung jawab kepada
keperawatan dengan baik? pasiennya sehingga semua pasien mendapat
pelayanan keperawatan dengan baik
5 Apakah metode penugasan Iya karena semua staf telah dibagi per tim
memungkinkan pencapaian proses dan sudah memiliki tugasnya masing
keperawatan? masing
6 Apakah dapat mengatasi Dengan adanya metode penugasan maka
konflik/perbedaan pendapat antar staf? dapat mengatasi baik berupa
konflik/perbedaan pendapat antar staf
dengan di musyawarahkan
7 Apakah memberi kepuasaan anggota tim Iya karena masing masing dari anggota tim
dalam hubungan interpersonal? sudah mendapat tugasnya, sehingga tidak
ada beban kerja yang tidak seharusnya di
kerjakan
8 Apakah dapat menyatukan kemampuan Iya karena setiap minggunya masing
anggota? masing tim mengadakan evaluasi dan rapat
untuk penyelesaian masalah dan persamaan
prespsi untuk penanganan terhadap pasien
9 Apakah memberikan kepuasan pada Tentu dapat memberikan kepuasan kepada
pasien dan perawat? pasien karena dengan metode pembagian
tim dan dibaginya pembagian shift maka
pelayanan kepada pasien lebih terarah dan
pasien pun lebih merasa puas
10 Apakah metode penugasan produktif Dengan cara metode punugasan tim itu jauh
lebih produktif
11 Apakah metode penugasan yang ada, Dengan metode pembagian shift maka para
dapat membuat staf keperawatan staf dapat bekerja sama dengan baik
berkerjasama dengan baik?
12 Apakah metode penugasan yang ada Iya karena setiap satu bulan sekali semua
dapat membuat staf keperawatan dapat staf mendapat pergantian tim dan setiap
berkomunikasi dengan baik? minggunya di adaan evaluasi untuk
persamaan presepsi sehingga komunikasi
dapat berjalan dengan baik
13 Apakah metode penugasan yang ada, Iya karena di ruangan itu semua staf dan
dapat membuat staf bersikap atau tim di haruskan untuk berkomitmen untuk
bertindak sesuai dengan moral? bertindak sesuai dengan moral seperti visi
dan misi yang ada di ruangan nifas
14 Apakah ada pembagian tugas yang jelas Iya semua sudah mendapat tugas dan
tanggung jawab masing masing
15 Apakah ada serah terima tugas (dinas Iya ada
pagi, sore dan malam)
Tabel 0.2
Hasil Observasi Metode Penugasan

NO WAWANCARA ADA/YA TIDAK

1 Apakah ada metode penugasan di Ya ada penugasan berupa pembagian tim


ruangan ?
2 Metode penugasan apa yang digunakan ? Metode tim dan pembagian shift
3 Metode penugasan yang ada berjalan Ya berjalan dengan baik
dengan baik ?
4 Apakah metode penugasan yang ada Ya dapat memfasilitasi dengan baik
dapat memfasilitasi pelayanan
keperawatan dengan baik?
5 Apakah metode penugasan Ya dengan metode tim dan pembagian
memungkinkan pencapaian proses shift maka pencapian proses keperawatan
keperawatan? dapat tercapai
6 Apakah dapat mengatasi Ya dapat mengatasi konflik dan
konflik/perbedaan pendapat antar staf? perbedaan pendapat
7 Apakah memberi kepuasaan anggota tim Ya dapat memberikan kepuasan dengan
dalam hubungan interpersonal? adanya metode pembagian tim
8 Apakah dapat meyatuhan kemampuan Iya dapat menyatukan kemampuan
anggota? anggota dengan di lakukannya
pembagian shift
9 Apakah memberikan kepuasan pada Iya dapat memberikan kepuasaan kepada
pasien dan perawat? pasien dengan adanya pembagian shift
jadi perawat lebih banyak waktu bersama
pasien
10 Apakah metode penugasan produktif Iya dengan metode penugasn tim dan
pembagian shif makapenugasan yang
telah di lakukan perawat sangatlah
produktif
11 Apakah metode penugasan yang ada, Iya dengan metode tim dan pembagian
dapat membuat staf keperawatan shif maka itu dapat mempermudah staf
berkerjasama dengan baik? perawat untuk bekerja sama
12 Apakah metode penugasan yang ada Iya karena setiap satu bulan sekali semua
dapat membuat staf keperawatan dapat staf mendapat pergantian tim dan setiap
berkomunikasi dengan baik? minggunya di adaan evaluasi untuk
persamaan presepsi sehingga komunikasi
dapat berjalan dengan baik
13 Apakah metode penugasan yang ada, Iya karena di ruangan itu semua staf dan
dapat membuat staf bersikap atau tim di haruskan untuk berkomitmen
bertindak sesuai dengan moral? untuk bertindak sesuai dengan moral
seperti visi dan misi yang ada di ruangan
nifas
14 Apakah ada pembagian tugas yang jelas Iya pembagian tugas telah di bagi dengan
jelas oleh ketua tim
15 Apakah ada serah terima tugas (dinas
Iya ada serah terima antara perawat yang
pagi, sore dan malam)
shift baik dinas

( pagi, siang , sore, malam )


Tabel 0.3
Hasil Wawancara visi,misi dan tujuan organisasi
NO WAWANCARA JAWABAN
1 Apakah ada visi organisasi/ruangan Pelayanan dengan hati dan professional yang
mengutamakan kenyamanan dan kesembuhan pasien.
2 Apakah ada misi organisasi/ruangan 1. Menerapkan pelayanan kebidanan secara
professional
2. Mengutamakan kenyamanan pasien
3. Membangun kerjasama antar tim
4. Membangun kerjasama atar unit
5. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan
SDM.
3 Apakah ada tujuan organisasi/ruangan Tujuan Umum
1. MAKP dengan model tim diterapkan di
RSU RATU ZALECHA MARTAPURA
Tujuan Khusus
1. Mengatur kebutuhan tenaga keperawatan
2. Mengatur tugas dan wewenang perawat
dalam pemberian asuhan keperawatan

3. Melakukan system pendokumentasian

4. Meningkatkan integritas perawat menuju


profesinalisme
5. Meingkatkan komunikasi yang adekuat
antara oerawat dan tim kesehatan lain.

4 Apakah ada struktur organisasi/ruangan


KEPALA RUANGAN
HJ. MAHDALENA S.ST

KETUA TIM 1 KETUA TIM 2


ENDAH WIDYASTUTI ERNA MURLIANI

ASISTEN TENAGA
KEPERAWATAN ADMINISTRASI
IMELENA LISNA WATI

ANGGOTA
ANGGOTA 1. SRI RAHAYU
1. ENDANG MUSLIMATUN 2. SORAYA PURWANTI
2. SITI ZULAIKA 3. MASLIDAH
3. NIVILIYANI
4. MAHLIDAH
4. MARLINA WATI
5. ERLINA Y 5. WERAS
6. ERA PUJI ANA 6. MERINA
7. NOR AMALIA ENDANG SRI 7. SUDARIAH
PUSPA
8. RUSDIANA
Hasil Observasi visi,misi dan tujuan organisasi
NO WAWANCARA Ada/Ya Tidak
1 Apakah ada visi organisasi/ruangan 
2 Apakah ada misi organisasi/ruangan 
3 Apakah ada tujuan organisasi/ruangan 
4 Apakah ada struktur organisasi/ruangan 
KESIMPULAN

RSU RATU ZALECHA MARTAPURA mempunyai visi,misi,tujuan dan motto. Hal itu
juga yang ada diruangan nifas, pada ruang nifas ada visi,misi,tujuan dan motto untuk pelayanan
kesehatan. Hal itu juga sebagai bentuk acuan untuk melakukan pelayanan kesehatan.
Adapun di ruangan tersebut metode yang digunakan dalam melakukan manajemen
keperawatan, metode yang digunakan adalah metode tim. Metode ini juga mempunyai kekuatan
dan kelemahan, namun semua itu bisa di atasi dengan kemauan pelayan kesehatan diruang
tersebut melakukan komitmen bersama guna mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan pada saat
melakukan pelayanan kesehatan sehingga mengurangi kelemahan yang akan terjadi pada metode
tersebut.
SARAN

Pada pembagian setiap tim harus ada pelayan kesehatan yang menguasai semua keahlian
sehingga tidak ada terjadi hal hal yang tidak di inginkan seperti ketika salah satu pelayan
kesehatan yang memiliki keahlian itu tidak datang maka pelayanan akan tetap berjalan.
Para pelayan kesehatan di ruangan tersebuat harus berkomitmen dengan visi , misi,
tujuan, dan motto yang ada diruangan sehingga semua pelayanan sesuai dengan apa yang
diharapkan pada ruangan tersebut dan tidak ada pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan
apa yang di inginkan.

Anda mungkin juga menyukai