Chapter II PDF
Chapter II PDF
A. SEPSIS NEONATORUM
Sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang diderita neonatus dengan gejala
sistemik dan terdapat bakteri dalam darah. Perjalanan penyakit sepsis dapat berlangsung
cepat sehingga sering kali tidak terpantau tanpa pengobatan yang memadai sehingga
Sepsis neonatal adalah merupakan sindroma klinis dari penyakit sistemik akibat
infeksi selama satu bulan pertama kehidupan. Bakteri, virus, jamur, dan protozoa dapat
Sepsis neonatorum adalah infeksi yang terjadi pada bayi dalam 28 hari pertama
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sepsis pada bayi baru lahir dapat di bagi
2) Persalinan prematur
3) Amnionitis klinis
4) Demam maternal
sepsis, tetapi tidak terbatas pada buruknya praktek cuci tangan dan teknik
perawatan, kateter umbilikus arteri dan vena, selang sentral, berbagai pemasangan
c. Faktor penjamu meliputi jenis kelamin laki-laki, bayi prematur, berat badan lahir
3. Patofisiologi
Pada masa antenatal kuman dari ibu setelah melewati plasenta dan umbilikus
masuk ke dalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah janin. Penyebab infeksi adalah
virus yang dapat menembus plasenta antara lain:virus rubella, herpes, sitomegalo,
koksaki, influenza, parotitis. Bakteri yang melalui jalur ini antara lain: malaria,
Infeksi saat persalinan terjadi karena kuman yang ada pada vagina dan serviks naik
selanjutnya kuman melalui umbilikus masuk ketubuh bayi. Cara lain yaitu pada
saat persalinan, kemudian menyebabkan infeksi pada janin dapat terjadi melalui
kulit bayi atau port de entre, saat bayi melewati jalan lahir yang terkontaminasi
Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran umumnya terjadi sesudah kelahiran, terjadi
akibat infeksi nasokomial dari lingkungan di luar rahim (misalnya melalui alat-alat
penghisap lendir, selang endotrakea, infus, selang nasogastrik, botol minuman atau
dot). Perawat atau profesi lain yang ikut menangani bayi, dapat menyebabkan
terjadinya infeksi nasokomial. Infeksi juga dapat melalui luka umbilikus. (Surasmi,
2003)
4. Faktor predisposisi
Terdapat berbagai faktor predisposisi terjadinya sepsis, baik dari ibu maupun bayi
Faktor predisposisi itu adalah: Penyakit yang di derita ibu selama kehamilan, perawatan
antenatal yang tidak memadai; Ibu menderita eklamsia, diabetes mellitus; Pertolongan
persalinan yang tidak higiene, partus lama, partus dengan tindakan; Kelahiran kurang
bulan, BBLR, cacat bawaan. Adanya trauma lahir, asfiksia neonatus, tindakan invasif
pada neonatus; Tidak menerapkan rawat gabung. Sarana perawatan yang tidak baik,
bangsal yang penuh sesak. Ketuban pecah dini, amnion kental dan berbau; Pemberian
5. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala sepsis neonatorum umumnya tidak jelas dan tidak spesifik.Tanda
dan gejala sepsis neonatorum yaitu: Tanda dan gejala umum meliputi hipertermia atau
hipotermi bahkan normal, aktivitas lemah atau tidak ada tampak sakit, berat badan
menurun tiba-tiba; Tanda dan gejala pada saluran pernafasan meliputi dispnea, takipnea,
pucat dan sianosis; Tanda dan gejala pada saluran pencernaan mencakup distensi
abdomen, malas atau tidak mau minum, diare; Tanda dan gejala pada sistem saraf pusat
menonjol, pernafasan tidak teratur; Tanda dan gejala hematology mencakup tampak
6. Pencegahan
pengobatan terhadap penyakit infeksi yang di derita ibu, asupan gizi yang
ibu dan janin, rujukan segera ketempat pelayanan yang memadai bila diperlukan.
Perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptik, yang artinya dalam
intervensi pada ibu dan bayi seminimal mungkin dilakukan (bila benar-benar
diperlukan). Mengawasi keadaan ibu dan janin yang baik selama proses persalinan,
c. Sesudah persalinan
Perawatan sesudah lahir meliputi menerapkan rawat gabung bila bayi normal,
aseptik. Menghindari perlukaan selaput lendir dan kulit, mencuci tangan dengan
Pemantauan bayi secara teliti disertai pendokumentasian data-data yang benar dan
baik. Semua personel yang menangani atau bertugas di kamar bayi harus sehat.
2004)
7. Pengobatan
kebutuhan nutrisi. Menurut Yu Victor Y.H dan Hans E. Monintja pemberian antibiotik
murah, dan mudah diperoleh, tidak toksik, dapat menembus sawar darah otak atau
dinding kapiler dalam otak yang memisahkan darah dari jaringan otak dan dapat diberi
secara parenteral. Pilihan obat yang diberikan ialah ampisilin dan gentamisin atau
ampisilin dan kloramfenikol, eritromisin atau sefalasporin atau obat lain sesuai hasil tes
resistensi.
1. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra
manusia yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada di kepala kita. Kita dapat
mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain pengalaman, kita
juga menjadi tahu karena kita diberi tahu oleh orang lain. Pengetahuan juga dari tradisi.
(Prasetyo,2007)
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran
tidak berhasil, di coba kemungkinan yang lain. Apabila tidak berhasil, maka akan
baik tradisi, otoritas pemerintahan, otoritas pimpinan agama, maupun ahli ilmu
pengetahuan.
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah
jalan pikirannya.
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah.
(Notoatmodjo,2005)
3. Tingkat pengetahuan
1. Tahu ( know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari dan rangsangan yang
telah diterima. Oleh sebab itu, tahu adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasiakan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan
dan menyebutkan.
3. Aplikasi (Application)
dipelajari pada suatu atau kondisi nyata. Aplikasi disini diartikan penggunaan hukum–
hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (Analisys)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau sesuatu objek ke
dalam komponen – komponen tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih ada
kaitannya satu dengan yang lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
5. Sintesis (synthesis)
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis
itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang
ada.
6. Evaluasi (evaluation)
penelitain terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu
( Notoatmodjo,2007)
4. Kategori Pengetahuan
Menurut Arikunto 2002, pengetahuan dibagi 3 kategori yaitu Baik : 76% - 100%,