Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ada yang berpendapat, kehidupan muncul begitu saja dari benda mati. Mengapa yang
lain tidak sependapat. Para ilmuwan sudah tahu banyak soal kimia dan struktur molekul
makhluk hidup, namun tetap tidak bisa menjelaskan asal mula kehidupan dengan pasti.
Ada jurang pemisah yang besar antara benda mati dan sel hidup yang paling sederhana
sekalipun.

Para ilmuwan hanya bisa memperkirakan seperti apa keadaan bumi miliaran tahun
lalu. Mereka punya pandangan yang berbeda-beda tentang asal mula kehidupan, misalnya
apakah itu bermula dari dalam gunung berapi atau dari bawah dasar laut. Ada juga yang
percaya bahwa unsur-unsur yang menyusun kehidupan mulanya terbentuk di suatu tempat
di alam semesta, dan bisa sampai ke Bumi melalui meteor. Tapi, itu tidak menjawab
pertanyaan tentang asal mula kehidupan; itu malah membuat kita harus mencari
jawabannya ke luar angkasa. Oleh karena itu, melalui makalah ini akan disampaikan
beberapa teori asal usul kehidupan di muka bumi sebagai bahan kajian untuk mengenal
lebih jauh sejarah awal mula kehidupan di dunia, dengan harapan kita akan lebih
memahami tentang asal usul kehidupan di muka bumi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biologi sebagai sains?
2. Bagaimana asal usul kehidupan menurut biologi?
3. Bagaimana ciri-ciri makhluk hidup menurut biologi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui biologi sebagai sains
2. Untuk mengetahui asal-usul kehidupan menurut biologi
3. Untuk mengetahui cirri-ciri makhluk hidup menurut biologi

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biologi Sebagai Sains


A. Pengertian Biologi
Biologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘bios’ yang berarti hidup atau
kehidupan dan ‘logos’ yang berarti ilmu pengetahuan. Dari perngertian tersebut
biologi dapat kita artikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
kehidupan.

Menurut Campbell dkk (2008) biologi adalah ilmu yang paling sulit dari
semua bidang sains, sebagian karena sistem mahluk hidup sangatlah kompleks dan
sebagian karena Biologi adalah ilmu multidisiplner yang membutuhkan pengetahuan
Kimia, Fisika, dan Matematika.

Biologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang seluruh makhluk hidup.
Kajiannya sangat luas dari tingkatan molekul sampai biosfer. Oleh karena itu para
ilmuwan mempunyai spesifikasi tersendiri untuk mempelajari biologi secara spesifik.
Pada cakupannya yang sangat luas tersebut, maka ilmu biologi terbagi atas cabang
berdasarkan hal-hal tertentu.

 Cabang-cabang ilmu biologi berdasarkan objek, contohnya: entomologi,


ornitologi, mikologi, dan lain sebagainya.
 Cabang-cabang ilmu biologi berdasarkan tema permasalahan, contohnya:
morfologi, fisiologi, genetika, taksonomi, ekologi, dan lain sebagainya.
 Cabang-cabang ilmu biologi berdasarkan tingkat organisasi kehidupan,
contohnya: sitologi, histologi, organologi, dan lain sebagainya.
 Cabang-cabang ilmu biologi berdasarkan pada pengembangan kombinasi diantara
objek, tema permasalahan, dan juga tingkat organisasi kehidupan, contohnya:
morfologi tumbuhan, anatomi manusia, fisiologi hewan, dan lain sebagainya.

B. Biologi sebagai Dasar Sains


Biologi merupakan ilmu pengetahuan yang meliputi bidang kajian tentang
tumbuhan, hewan, dan manusia. Itulah sebabnya buku – buku pelajaran Biologi
dikenal sebagai sains yang dekat dengan kehidupan. Kata sains berasal dari bahasa

2
latin (scientia) yang berarti memiliki pengetahuan atau mengetahui. Sains adalah
suatu proses atau cara untuk menemukan solusi terhadap suatu masalah atau
memahami suatu fenomena (kejadian) di alam ini. Proses pemecahan masalah
tersebut biasanya melibatkan langkah – langkah yang sistematis dan objektif yang
lebih dikenal dengan metode ilmiah.

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari makhluk hidup dengan segala


permasalahannya. Teknologi menentukan perkembangan ilmu biologi. Sebagai sains,
biologi lahir dan berkembang melalui pengataman dan eksperimen yang merupakan
langkah-langkah dalam kerja ilmiah. Perkembangan biologi dapat dilihat dari
banyaknya objek yang diamati serta semakin banyaknya permasalahan yang perlu
dieksperimenkan/diujicobakan. Dari hasil pengamatan yang teliti dan pelaksanaan
eksperimen yang semakin mendalam telah diperoleh banyak sekali penemuan
pengetahuan tentang biologi, yang pada akhirnya seorang ilmuan tidak sanggup lagi
mempelajari secara mendalam seluruh biologi sebagai satu objek studi untuk dikuasai.
Seseorang hanya sanggup mendalami sebagian saja objek beserta segala
permasalannya. Biologi bagian dari sains memiliki karakteristik yang sama dengan
ilmu sains lainnya.

Adapun karakteristik ilmu pengetahuan alam termasuk biologi (SAINS/IPA) yaitu :

1) Obyek kajian berupa benda konkret dan dapat ditangkap indera.


2) Dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris (pengalaman nyata).
3) Memiliki langkah-langkah sistematis yang bersifat baku
4) Menggunakan cara berfikir logis, yang bersifat deduktif artinya berfikir dengan
menarik kesimpulan dari hal-hal yang khusus menjadi ketentuan yang berlaku
umum. Bersifat deduktif artinya berfikir dengan menarik kesimpulan dari hal-hal
yang umum menjadi ketentuan khusus. Hasilnya bersifat obyektif atau apa
adanya, terhindar dari kepentingan pelaku (subyektif). Hasil berupa hukum-
hukum yang berlaku umum, dimanapun diberlakukan.

C. Karakteristik Biologi
Biologi dikatakan sebagai ilmu karena memiliki objek yang jelas, menggunakan
metode ilmiah, sistematis, logis, universal, obyektif, analitis, dan verifikatif.

3
1) Objek yang jelas
Bologi memiliki objek yang jelas untuk dipelajari (makhluk hidup), kajian berupa
benda konkret dan dapat ditangkap denagn indra. Biologi merupakan bagian dari
sains yang memiliki fokus objek untuk dikaji dan dipelajari dalam konteks
biologi.
2) Menggunakan metode ilmiah
Dalam mempelajari objek kajian biologi digunakan metode ilmiah untuk
menemukan kebenaran.sebelum materi biologi dipublikasikan ataudisebarluaskn
itu harus berptokan pada metode ilmiah Yng ditetapkan (bersifat sains), dimana
setiap teori dari matrei belajar biologi harus melalui eksperimen dan penyimpulan
hasil yang sesuai denagn fakta yang didapatkan.
3) Sistematis
Agar mudah dikaji, ilmu pengetahuan harus tersusun mulai yang sederhna menuju
yang lebih kompleks atau tersususn secara sistematis. Dalam biologi disajikan
konsep sel,jaringan, organ, sistem organ, dan individu yang menunjukkan adanya
hierarki hubungan yang saling memperkuat objek kajian. Inilah yang dikatakan
tersusun secara sisitematis.
4) Logis
Ilmu biologi dikembangkn berdasarkan pengalaman empiris (pengalaman
nyata). Dimana suatu kajian atau teori didukung denagn fakta dan pembahasan
yang logis (masuk akal).
5) Universal
Kebenaran yang disajikan dalam ilmu pengetahuan harus berlaku secara
umum. dalam biologi,hukum-hukum atau kaidah ilmu yang ada juga berlaku
secara umum. Dimana hal-hal itu berlaku pada semua organisme yang ada.
Misalkan makhluk hidup terdiri atas sel entah itu uniseluler atau multiseluler.
6) Objektif
Ilmu pengetahuan (biologi) harus bersufat jujur dan apa adanya, dimana
informasi yang disebarluaskan mengandung data atau informasi yang sebernarnya
sesuai dengan hasil dari penelitian yang dilaksanakan.
7) Analitis
Kajian dari sebuah ilmu akan menuju hal- hal yang lebih khusus seperti
bagian,sifat,peranan dan berbagai hubungan. Oleh karena itu, sebuah ilmu akan

4
terbagi menjadi berbagai cabang ilmu denagan kajian yang lebih khusus.
Contohnya biologi mempunyai cabang botani.
8) Verifikatif
Kebenaran dalam sebuah ilmu bukanlah bersifat mutlak tetapi bersifat terbuka
atau verifikatif yang juga dikenal dengan kebenaran imiah. Artinya, sesuatu yang
semula dianggap benar suatu saat mungkin menjadi salah bila ditemukan bukti-
bukti baru yang menentang kebenaran sebelumnya. Setiap teori-teori para ilmuan
yang dulu dianggap benar dan ada ilmuan baru yang membantah teori itu denagn
memberikan bukti-bukti yang sesuai denagn kenyataan teori tersebut akan terus
diperbarui hingga mencapai suatu kebenaran tetapi tetap menghormati ilman
sebelumnya.
Dengan karakteristik diatas, Biologi dapat dikatakan sebagai ilmu pasti (sains).
(Kimball, dkk. 1992)
D. Manfaat dan Bahaya Biologi
Setiap manusia mempunyai kepribadian yang berbeda. Oleh karena itu, setiap
manusia akan mendapatkan dampak atas apa yang mereka lakukan sendiri. Jika
mereka melakukan hal baik maka mereka akan mendapat manfaatnya dan begitupun
sebaliknya. Sama dengan biologi, semua dampak akan diperoleh sesuai dengan
bagaimana cara setiap makhluk memperlakukannya.

2.2 Asal – Usul Kehidupan

A. Sejarah Kehidupan

Sebelum membahas tentang teori asal usul kehidupan tentunya kita perlu mngetahui
sejarah kehidupan di bumi, yaitu dimulai sekitar 3,5 Milyar tahun lalu dengan munculnya bakteri
dan ganggang. Kemudian pada 1.000.000.000 tahun lalu baru muncul organisme bersel banyak.
Sekitar 540.000.000 tahun lalu secara bertahap kehidupan yang lebih komplek mulai berevolusi.
Perkembangan perubahan tumbuhan diawali Pteridopita (tumbuhan paku), Gimnosperma
(tumbuhan berujung) dan terakhir Angiosperma (tumbuhan berbunga).

Makhluk hidup bersel satu adalah makhluk yang pertama berkembang. Jutaan tahun kemudian
kehidupan di laut mulai berkembang. Binatang kerang muncul, lalu ikan kemudian amphibi. Dan
binatang daratan pun berkembang munculah reptil, burung dan mamalia. Kira-kira 25 juta tahun
yang lalu muncul manusia kemudian berkembang berkelompok dalam suku-suku bangsa seperti
saat ini, dan hampir di setiap sudut bumi ditempati manusia.

5
B. Pengertian Kehidupan

Kehidupan adalah fenomena atau perwujudan adanya hidup, yaitu keadaan yang
membedakan organisme (makhluk hidup) dengan benda mati. Berbagai jenis organisme dapat
ditemukan di dalam biosfer bumi. Ciri umum organisme tersebut adalah tumbuhan, hewan, fungi,
protista, dan bakteri. Organisme-organisme tersebut melakukan metabolisme, mampu tumbuh dan
berkembang, tanggap terhadap rangsangan, berkembang biak, dan beradaptasi terhadap
lingkungannya melalui seleksi alam.

Suatu identitas dengan ciri-ciri diatas disebut organisme hidup, yaitu makhluk hidup. Namun
demikian, tidak semua definisi kehidupan menganggap semua ciri tersebut penting. Contohnya,
kemampuan untuk memiliki keturunan dengan modifikasi sering dianggap sebagai satu-satunya
ciri utama kehidupan. Definisi ini mencakup virus, yang umumnya tidak tercakup dalam definisi
yang lebih sempit karena virus tidak memiliki sel dan tidak melakukan metabolisme.

C. Teori Asal – Usul Kehidupan

Darimana kehidupan datang? Kapan kehidupan pertama kali terbentuk? Pertanyaan-


pertanyaan seperti tadi tentunya pernah terlintas dipikiran kita dan juga mengusik para pakar.
Berdasarkan fosil dan perhitungan yang teliti, diduga kehidupan muncul di bumi sekitar 4 Milyar
tahun yang lalu. Para ahli berteori, bahwa kehidupan itu terbentuk melalui suatu proses evolusi.
Evolusi adalah suatu perubahan yang terjadi secara berangsur – angsur dan perlahan – lahan
dalam waktu jutaan dan bahkan bermilyar-milyar tahun lamanya. Terlebih dahulu kami akan
membahas teori terbentuknya bumi sebelum membahas teori asal usul kehidupan. Ada beberapa
teori tentang terjadinya bumi dan benda – benda langit lainnya, antara lain :

a. Teori Kabut

Teori kabut menyatakan bahwa bumi terbentuk dari ledakan benda – benda angkasa membentuk
kabut asal atau nebula. Nebula memadat, meledak lagi menghasilkan bintang – bintang dan planet
bumi.

b. Teori Big Bang

Teori big bang menyatakan bahwa bumi terbentuk oleh adanya kondensasi benda angkasa,
menyatu, mengecil, dan kemudian meledak. Debu dan gas membentuk bintang. Terakhir, bintang
meledak dan serpihannya membentuk bumi.

Berikut teori teori tentang asal usul kehidupan

6
1) Teori Abiogenesis

Tokoh teori Abiogenesis adalah Aristoteles (384-322 SM). Dia adalah seorang filosof dan tokoh
ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Teori Abiogenesis ini menyatakan bahwa makhluk hidup yang
pertama kali di bumi ini berasal dari benda mati.

Sebenarnya Aristoteles mengetahui bahwa telur-telur ikan apabila menetas akan menjadi ikan
yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan dari induk-
induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur.
Bagaimana cara terbentuknya makhluk? Menurut penganut paham abiogenesis, makhluk hidup
tersebut terjadi begitu saja (spontan). Oleh sebab itu, paham atau teori abiogenesis ini disebut juga
paham generation spontaneae.

Jadi, kalau pengertian abiogenesis dan generation spontanea kita gabungkan, maka pendapat
paham tersebut adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi berasal dari benda mati / tak
hidup yang terkjadinya secara spontan, misalnya :

a. ikan dan katak berasal dari Lumpur.

b. Cacing berasal dari tanah, dan

c. Belatung berasal dari daging yang membusuk.

Paham abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani Kuno (Ratusan Tahun
Sebelum Masehi) hingga pertengahan abad ke-17.

Pada pertengahan abad ke-17, Antonie Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang
dapat digunakan untuk mengamati benda-benda aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes
air rendaman jerami. Oleh para pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van
Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka.

2) Teori Biogenesis

Walaupun telah bertahan selama ratusan tahun, tidak semua orang membenarkan paham
abiogenesis. Orang –orang yang ragu terhadap kebenaran paham abiogenesis tersebut terus
mengadakan penelitian memecahkan masalah tentang asal usul kehidupan. Beberapa orang yang
tidak puas terhadap pandangan Abiogenesis itu antara lain Francesco Redi (Italia, 1626-1799),
dan Lazzaro Spallanzani ( Italia, 1729-1799), dan Louis Pasteur (Prancis, 1822-1895).
Beredasarkan hasil penelitian dari tokoh-tokoh ini, akhirnya paham Abiogenesis/generation
spontanea menjadi pudar karena paham tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.

7
a) Percobaan Francesco Redi ( 1626-1697)

Untuk menjawab keragu-raguannya terhadap paham abiogenesis, Francesco Redi mengadakan


percobaan. Pada percobaannya Redi menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples seperti
pada gambar 1. Percobaan Redi selengkapnya adalah sebagai berikut :

Gambar 1 : percobaan Francisco Redi (mikirbae.com)

• Stoples I :diisi dengan sekerat daging, dan dibiarkan tetap terbuka.

• Stoples II : diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat.

• Stoples III : disi dengan sekerat daging, ditutup dengan kain kasa.

Selanjutnya ketiga stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari,
keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati.

Dan hasilnya sebagai berikut:

• Stoples I : daging tampak membusuk dan didalamnya ditemukan banyak larva atau belatung
lalat.

• Stoples II : daging tidak busuk dan pada daging ini tidak ditemukan jentik / larva atau belatung
lalat.

• Stoples III : daging membusuk tetapi tidak ditemukan belatung

Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung
yang terdapat dalam daging busuk di stoples II dan III bukan terbentuk dari daging yang
membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal ketika lalat tersebut hinggap pada daging.
Hal ini diperjelas lagi, apabila melihat keadaan pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain
kasa penutupnya ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk
belatung relative sedikit.

8
b) Percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)

Seperti halnya Francesco Redi, Spallanzani juga tidak puas dengan kebenaran paham abiogeensis.
Oleh karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan
Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna.

Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua
buah labu seperti pada gambar 2. Berikut percoban yang dilakukan oleh Spallanzani :

Gambar 2 : percobaan Spallanzani (mikirbae.com)

• Labu I : diisi air 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15oC selama beberapa menit dan
dibiarkan tetap terbuka.

• Labu II : diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan sumbat gabus. Pada daerah pertemuan
antara gabus dengan mulut labu diolesi paraffin cair agar rapat benar. Selanjutnya, labu
dipanaskan.selanjutnay, labu I dan II didinginkan. Setelah dingin keduanya diletakkan pada
tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang. Setelah lebih kurang satu minggu,
diadakan pengamatan terhadap keadaan air kaldu pada kedua labu tersebut.

Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :

• Labu I : air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi bertambah keruh dan baunya
menjadi tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung
mikroba.

• Labu II : air kaldu labu ini tidak mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti semula,
baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka
lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh
serta baunya tidak enak (busuk).

Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang
ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari
kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba dari udara
ke dalam air kaldu tersebut.

9
Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro
Spallanzani tersebut. M,enurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air
kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation spontanea.

c) Percobaan Louis Pasteur (1822-1895)

Dalam menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan


untuk menyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani. Dalam percobaanya, Pasteur
menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu seperti pada gambar 3. Langkah-langkah
percobaan Pasteur selengkapnya adalah sebagai berikut :

Gambar 3 : percobaan Louis Pasteur (myrightspot.com)

• Langkah I : labu disi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup rapat-rapat dengan gabus. Celah antara
gabus dengan mulut labu diolesi dengan paraffin cair. Setelah itu pada gabus tersebut dipasang
pipa kaca berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau disterilkan.

• Langkah II : selanjutnya labu didinginkan dan diletakkan ditempat yang aman. Setelah beberapa
hari, keadaan air kaldu diamati. Ternyata air kaldu tersebut tetep jernih dan tidak mengandung
mikroorganisme.

• Langkah III : labu yang air kaldu didalamnya tetap jernih dimiringkan sampai air kaldu
didalamnya mengalir kepermukaan pipa hingga bersentuhan dengan udara. Setelah itu labu
diletakkan kembali pada tempat yang aman selama beberapa hari. Kemudian keadaan air kaldu
diamati lagi. Ternyata air kaldu didalam labu meanjadi busuk dan banyak mengandung
mikroorganisme.

Melaui pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat dalam
air kaldu akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada

10
pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut didinginkan, maka air
pada pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher.
Hal ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk
masuk kedalam labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi.

Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu.
Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu.

Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai kepermukaan pipa, air kaldu itu akan
bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu
dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk. Sehingga,
setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi akeruh, karena adanya
pembusukan oleh mikrooranisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham
Abiogenesis atau generation spontanea, yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari
benda mati dan terjadi secara spontan.

Berdasarkan hasil percobaan Redi, Spallanzani, dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham
Abiogenesis, dan munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang dikenal
dengan teori Biogenesis. Teori itu menyatakan :

a. omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari telur.

b. Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan

c. Omne vivum ex vivo = setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.

Walaupun Louis Pasteur dengan percobaannya telah berhasil menumbangkan paham Abiogenesis
atau generation spontanea dan sekaligus mengukuhkan paham Biogenesis, belum berarti bahwa
masalah bagaimana terbentuknya makhluk hidup yang pertama kali terjawab.

Disamping teori Abiogenesis dan Biogenesis, masih ada lagi beberapa teori tentang asal usul
kehidupan yang dikembangkan pleh beberapa Ilmuwan, diantaranya adalah sebagai berikut :

3) Teori Kreasi Khas

Menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh zat supranatural (Ghaib) pada saat yang istimewa.
Segala spesies makhluk hidup saat ini sudah ada sejak dulu dan masing – masing spesies
diciptakan sendiri – sendiri sebagaimana adanya saat ini. Pengikut teori ini adalah Carolus
Linnaeus.

4) Teori Kosmozoan

11
Menyatakan bahwa kehidupan yang ada di planet bumi berasal dari mana saja. Kehidupan di
bumi berasal dari protoplasma yang membentuk spora – spora kehidupan. Spora Kehidupan
mencapai permukaan bumi secara tidak sengaja dan berasal dari mana saja di alam ini. Pelopor
teori ini Arrhenius (1911)

5) Teori Kataklisma

Menyatakan bahwa segala spesies diciptakan sendiri – sendiri dan berlangsung dalam periode –
periode, dimana antara periode satu dengan yang lain terjadi bencana. Bencana itu memunculkan
spesies baru. Pelopor teori ini adalah Cuvier.

6) Teori Evolusi Kimia dan Teori Evolusi Biologi

Teori evolusi kimia

Ketidakpuasan para Ilmuwan terhadap apa yang dikemukakan para tokoh teori Abiogenesis
maupun Biogenesis mendorong para Ilmuwan lain untuk terus mengadakan penelitian tentang
asal usul kehidupan. Pakar-pakar tersebut adalah Harold Urey, Stanley Miller, dan A.I.Oparin.
mereka berpendapat bahwa organisme terbentuk pertama kali di bumi ini berupa makhluk bersel
satu. Selanjutnya makhluk tersebut mengalami evolusi menjadi berbagai jenis makhluk hidup
seperti Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, dan lain-lain.

Para pakar biologi, astronomi, dan geologi sepakat, bahwa planet bumi ini terbentuk kira-kira
antara 4,5-5 miliar tahun yang lalu. Keadaan pada saat awal terbentuknya sangat berbeda denagn
keadaan pada saat ini. Pada saat itu suhu planet bumi diperkirakan 4.000-8.000oC. pada saat
mulai mendingin, senyawa karbon beserta beberapa unsur logam mengembun membentuk inti
bumi, sedangkan permukaannya tetap gersang, tandus, dan tidak datar. Karena adanya kegiatan
vulkanik, permukaan bumi yang masih lunak tersebut bergerak dan berkerut terus menerus.
Ketika mendingin, kulit bumi tampak melipat-lipat dan pecah.

Pada saat itu, kondisi atmosfer bumi juga berbeda denagn kondisi saat ini. Gas-gas ringan seperti
Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2), Helium (He), dan Argon (Ar) lepas meninggalkan
bumi akrena gaya gravitasi bumi tidak mampu manahannya. Dia atmosfer juga terbentuk
senaywa-senyawa sederhana yang mengandung unsure-unsur tersebut, seperti uap air (H2O),
Amonia (NH3), Metan (CH4), dan Karbondioksida (CO2). Senyawa sederhana tersebut tetap
berbentuk uap dan tertahan dilapisan atas atmosfer. Ketuika suhu atmosfer turun sekitar 100oC
terjadilah hujan air mendidih. Peristiwa ini berlangsung selama ribuan tahun. Dalam keadaan
semacam ini pasti bumi saat itu belum dihuni kehidupan. Namun, kondisi semacam itu
memungkinkan berlangsungnya reaksi kimia, karena teredianya zat (materi) dan energi yang
berlimpah.

12
Timbul pertanyaan, bagaimana proses terjadinya kehidupan dibumi ini ? Pertanyaan inilah yang
mendorong beberapa Ilmuwan untuk mengemukakan pendapat serta melakukan experiment. Di
antara Ilmuwan tersebut antara lain Harold Urey dan Stanley Miller.

A) Teori Evolusi Kimia Menurut Harold Urey (1893)

Harold Urey adalah ahli Kimia berkebangsaan Amerika Serikat. Dia menyatakan bahwa pada
suatu saat atmosfer bumi kaya akan molekul zat seperti Metana (CH4), Uap air (H2O),
Amonia(NH2), dan karbon dioksida (CO2) yang semuanya berbentuk uap. Karena adanya
pengaruh energi radiasi sinar kiosmis serta aliran listrik halilintar terjadilah reaksi diantara zat-zat
tersebut menghasilkan zat-zat hidup. Teori evolusi Kimia dari Urey tersebut biasa dikenal dengan
teori Urey.

Menurut Urey, zat hidup yang pertama kali terbentuk mempunyai susunan menyerupai virus saat
ini. Zat hidup tersebut selama berjuta-juta tahun mengalami perkembangan menjadi berbagai jenis
makhluk hidup. Menurut Urey, terbentuknya makhluk hidup dari berbagai molekul zat di
atmosfer tersebut didukung kondisi sebagai berikut :

a. Kondisi 1 : tersedianya molekul-molekul Metana, Amonia, Uap air, dan hydrogen yang sangat
banyak di atmosfer bumi

b. Kondisi 2 : adanya bantuan energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar
kosmis yang menyebabkan zat-zat tersebut bereaksi membentuk molekul zat yang lebih besar,

c. Kondisi 3 : terbentuknya zat hidup yang paling secerhana yang susunan kimianay dapat
disamakan dengan susunan kimia virus, dan

d. Kondisi 4 : dalam jangka waktu yang lama (berjuta-juta tahun), zat idup yang terbentuk tadi
berkembang menjadi seejnis organisme (makhluk hidup yang lebih kompleks).

13
B) Eksperimen Stanley Miller

Miller adalah murid Harold Urey yang juga tertarik terhadap masalah asal usul kehidupan.
Didasarkan informasi tentang keadaan planet bumi saat awal terbentuknya, yakni tentang keadaan
suhu, gas-gas yang terdapat pada atmosfer waktu itu, dia mendesain model alat laboratorium
sederhana yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis Harold Urey.

Kedalam alat yang diciptakannya, Miller memasukan gas Hidrogen, Metana, Amonia, dan Air.
Alat tersebut juaga dipanasi selama seminggu, sehingga gas-gas tersebut dapat bercampur
didalamnya. Sebagai pengganti energi aliran listrik halilintar, Miller mengaliri perangkat alat
tersebut dengan loncatan listrik bertegangan tinggi. Adanya aliran listrik bertegangan tinggi
tersebut menyebabkan gas-gas dalam alat Miller bereaksi membentuk suatu zat baru. Kedalam
perangkat juga dilakukan pendingin, sehingga gas-gas hasil reaksi dapat mengembun.

Pada akhir minggu, hasil pemeriksaan terhadap air yang tertampung dalam perangkap embun
dianalisis secar kosmografi. Ternyata air tersebut mengandung senyawa organic sederhana,
seperti asam amino, adenine, dan gula sederhana seperti ribose. Eksperimen Miller ini dicoba
beberapa pakar lain, ternyata hasilnya sama. Bila dalam perangkat eksperimen tersebut
dimasukkan senyawa fosfat, ternyata zat-zat yang dihasilkan mengandung ATP, yakni suatu
senyawa yang berkaitan dengan transfer energi dalam kehidupan. Lembaga cpenelitian lain,
dalam penelitiannya menghasilkan senyawa-senyawa nukleotida.

Nukleotida adalah suatu senyawa penyusun utama ADN (Asam Deoksiribose Nukleat) dan ARN
(Asam Ribose Nukleat), yaitu senaywa khas dalam inti sel yang mengendalikan aktivitas sel dan
pewarisan sifat.

Eksperimen Miller dapat memberiakn petunjuk bahwa satuan- satuan kompleks didalam sistem
kehidupan seperti Lipida, Karbohidrat, Asam Amino, Protein, Mukleotida dan lain-lainnya dapat
terbentuk dalam kondisi abiotik. Teori yang terus berulang kali diuji ini diterima para ilmuwan
secara luas. Namun, hingga kini masalah utama tentang asal-usul kehidupan tetap merupakan
rahasia alam yang belum terjawab. Hasil yang mereka buktikan barulah mengetahui terbentuknya
senyawa organik secara bertahap, yakni dimulai dari bereaksinya gas-gas diatmosfer purba
dengan energi listrik halilintar. Selanjutnay semua senyawa tersebut bereaksi membentuk
senyawa yang lebih kompleks dan terkurung dilautan. Akhirnay membentuk senyawa yang
merupakan komponen sel.

Teori evolusi biologi

Alexander Oparin adalah Ilmuwan Rusia. Didalam bukunya yang berjudul The Origin of
Life(Asal Usul Kehidupan). Oparin menyatakan bahwa paad suatu ketika atmosfer bumi kaya

14
akan senyawa uap air, CO2, CH4, NH3, dan Hidrogen. Karena adanya energi radiasi benda-benda
angkasa yang amat kaut, seperti sinar Ultraviolet, memungkinkan senyawa-senyawa sederhana
tersebut membentuk senyawa organik atau senyawa hidrokarbon yang lebih kompleks. Proses
reaksi tersebut berlangsung dilautan.

Senyawa kompleks yang mula-mula terbentuk diperkirakan senyawa aseperti Alkohol


(H2H5OH), dan senyawa asam amino yang paling sederhana. Selama berjuta-juta tahun, senyawa
sederhana tersebut bereaksi membenrtk senyawa yang lebih kompleks, Gliserin, Asam organik,
Purin dan Pirimidin. Senyawa kompleks tersebut merupakan bahan pembentuk sel.

Menurut Oparin senyawa kompleks tersebut sangat berlimpah dilautan maupun di permukaan
daratan. Adanya energi yang berlimpah, misalnya sinar Ultraviolet, dalam jangka waktu yang
amat panjang memungkinkan lautan menjadi timbunan senyawa organik yang merupakan sop
purba atau Sop Primordial.

Senyawa kompleks yang tertimbun membentuk sop purba di lautan tersebut selanjutnya
berkembang sehingga memiliki kemampuan dan sifat sebagai berikut :

a. Memiliki sejenis membran yang mampu memisahkan ikatan-ikatan kompleks yang terbentuk
dengan molekul-molekul organik yang terdapat disekelilingnya;

b. Memiliki kemampuan untuk menyerap dan mengeluarkan molekil-molekul dari dan ke


sekelilingnya;

c. Memiliki kemampuan untuk memanfaatkan molekul-molekul yang diserap sesuai denagn pola-
pola ikatan didalamnya;

d. Mempunyai kemampuan untuk memisahkan bagian-bagian dari ikatan-ikatannya. Kemampuan


semacam ini oleh para ahli dianggap sebagai kemampuan untuk berkembang biak yang pertama
kali.

Senyawa kompleks dengan sifat-sifat tersebut diduga sebagai kehidupan yang pertamakali
terbentuk. Jadi senyawa kompleks yang merupakan perkembangan dari sop purba tersebut telah
memiliki sifat-sifat hidup seperti nutrisi, ekskresi, mampu mengadan metabolisme, dan
mempunayi kemampuan memperbanyak diri atau reproduksi.

Walaupun dengan adanya senyawa-senyawa sederhana serta energi yang berlimpah sehingga
dilautan berlimpah senyawa organik yang lebih kompleks, namun Oparin mengalami kesulitan
untuk menjelaskan mengenai mekanisme transformasi dari molekul-molekul protein sebagai
abenda tak hidup kebenda hidup. Bagaimana senyawa-senyawa organik sop purba tersebut dapat
memiliki kemampuan seperti tersebut diatas ? Oparin menjelaskan sebagai berikut :

15
- Protein sebagai senyawa yang bersifat Zwittwer Ion, dapat membentuk kompleks koloid hidrofil
(menyerap air), sehingga molekul protein tersebut dibungkus oleh molekul air. Gumpalan
senyawa kompleks tersebut dapat lepas dari cairan dimana dia berada dan membentuk emulsi.
Penggabunagn struktur emulsi ini akan menghasilkan koloid yang terpiah dari fase cair dan
membentuk timbuna gumpalan atau Koaservat.

- Timbunan Koaservat yang kaya berbagai kompleks organik tersebut memungkinkan terjadinya
pertukaran substansi dengan lingkungannya. Di samping itu secara selektif gumpalan Koaservat
tersebut memusatkan senyawa-senyawa lain kedalamnya terutama Kristaloid. Komposisi
gumpalan koloid tersebut bergantung kepada komposisi mediumnay.

Dengan demikian, perbedaan komposisi medium akan menyebabkan timbulnya variasi pada
komposisi sop purba. Variasi komposisi sop purba diberbagai areal akan mengarah kepada
terbentuknya komposisi kimia Koaservat yang merupakan penyedia bahan mentah untuk proses
biokimia.

Tahap selanjutnya substansi didalam Koaservat membentuk enzim. Di sekeliling perbatasan


antara Koaservat dengan lingkungannya terjadi penjajaran molekul-molekul Lipida dan protein
sehingga terbentuklah selaput sel primitif. Terbentuknya selaput sel primitif ini memungkinkan
memberikan stabilitas pada koaservat. Dengan demikian, kerjasama antara molekul-molekul yang
telah ada sebelumnya yang dapat mereplikasi diri kedalam koaservat dan penagturan kembali
Koaservat yang terbungkus lipida amat mungkin akan mnghasilkan sel primitif.

Kemampuan koaservat untuk menyerap zat-zat dari medium memungkinkan bertambah besarnya
ukuran koaservat. Kemungkinan selanjutnya memungkinkan terbentuknya organisme
Heterotropik yang mampu mereplikasi diri dan mendapatkan bahan makanan dari sop Primordial
yang kaya akan zat-zat organik.

Teori evolusi biologi ini banyak diterima oleh paar Ilmuwan. Namun, tidak sedikit Ilmuwan yang
membantah tentang interaksi molekul secara acak yang dapat menjadi awal terbentuknya
organisme hidup.

Teori evolusi kimia dan teori evolusi biologi banyak pendukungnya, namun baru teori evolusi
kimia yang telah dibuktikan secara eksperimental, sedangkan teori evolusi biologi belum ada
yang menguji secara eksperimental.

Seandainya apa yang dikemukakan dua teori tersebut benar, tetapi belum mampu menjelaskan
bagaimana dan dari mana kehidupan diplanet bumi ini pertama kali muncul. Yang perlu diingat
adalah bahwa kehidupan adalah tidak hanya menyangkut masalah replikasi (penggandaan diri)
atau masalah kehidupan biologis saja, tetapi juga menyangkut masalah kehidupan rohani. Tentang

16
teori asal usul kehidupan yang menyatakan organisme pertamakali terbentuk dilautan bisa
dipahami dari sudut biologi, karena molekul-molekul organik yang merupakan sop purba itu
tertumpuk dilaut.

7. Teori Keadaan Mantap

Menyatakan bahwa kehidupan tidak berasal usul.

2.3 Ciri-Ciri Makhluk Hidup Hidup

Untuk dikatakan sebagai benda hidup, makhluk hidup atau organisme bernyawa diperlukan
pemenuhan ciri-ciri sebagai berikut di bawah ini :

1. Terdapat Protoplasma

Protoplasma merupakan suatu bagian yang terdiri atas bahan yang kompleks dan terlindung
dengan baik. Protoplasma biasa dikenal dengan sebutan sel. Berbeda dengan benda tak hidup
atau benda mati yang tidak memiliki protoplasma. Lihat saja batu atau komputer yang tidak
memiliki protoplasma atau sel, sehingga disebut dengan benda mati.

2. Mempunyai Bentuk dan Ukuran

Makhluk hidup dapat dikenali ciri khas yang menempel padanya dengan melihat bentuknya.
Antara jenis mahluk hidup yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan baik dalam ukuran
maupun bentuknya. Tengok saja antara pohon jamblang dengan pohon teh, pasti terlihat jelas
bedanya.

3. Melakukan Aktivitas-Aktifitas Kehidupan :

- Makan

Semua benda hidup membutuhkan asupan bahan makanan yang berasal dari luar tubuh untuk
kemudian diproses menjadi energi atau tenaga bagi tubuh.

- Tumbuh Dan Berkembang

Orang, Binatang dan Tumbuh-Tumbuhan ketika baru lahir atau tumbuh ukurannya akan lebih
kecil dan biasanya akan berkembang menjadi lebih besar menyerupai induknya.

- Berkembang Biak

17
Makhluk hidup yang tidak mampu berkembangbiak menghasilkan keturunan akan punah dan
musnah di makan waktu. Oleh sebab itu makhluk hidup memiliki cara masing-masing untuk
dapat memperbanyak diri untuk mempertahankan keberadaan di dunia.

- Melakukan Adaptasi

Semua makhluk hidup perlu melakukan penyesuain diri dengan fungsi tubuh dan lingkungan
sekitar ekosistem, habitat tempat tinggalnya untuk dapat bertahan hidup dengan lebih baik
dan mudah. Contohnya seperti hewan gurun yang tahan panas, bunglong bisa berubah warna,
dan lain sebagainya.

- Memiliki Sistem Transportasi

Untuk menyampaikan zat ke bagian-bagian yang membutuhkan.

- Dapat Bergerak

Manusia dan hewan memerlukan kegiatan dengan menggerakkan anggota tubuh untuk
berbagai keperluan seperti jalan, makan, menggaruk, berkedip, dan sebagainya. Untuk
tumbuhan tidak semuanya dapat melakukan pergerakan. Kemampuan untuk bereaksi terhadap
rangsangan dari lingkungan disebut dengan istilah iritabilita.

- Metabolisme

Metabolisme adalah aktifitas fisika atau kimia yang terjadi di dalam tubuh baik secara
anabolisme maupun katabolisme.

- Sistem Regulasi

Pengertian arti definisi sistem regulasi adalah aturan sistem yang ada di dalam tubuh makhluk
hidup untuk dapat hidup seimbang, serasi dan selaras.

(pranggawanpage.blogspot.com)

18
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1) Biologi sebagai sains
a. Pengertian biologi
Biologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘bios’ yang berarti hidup atau kehidupan
dan ‘logos’ yang berarti ilmu pengetahuan. Dari tersebut biologi dapat kita artikan
sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kehidupan.
b. Biologi sebagai dasar sains

Biologi bagian dari sains yang memiliki karakteristik yang sama dengan ilmu
sains lainnya. Adapun karakteristik ilmu pengetahuan alam termasuk biologi
(SAINS/IPA) yaitu :

 Obyek kajian berupa benda konkret dan dapat ditangkap indera.


 Dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris (pengalaman nyata).
 Memiliki langkah-langkah sistematis yang bersifat baku
 Menggunakan cara berfikir logis, yang bersifat deduktif
c. Karakteristik biologi
 Objek yang jelas
 Menggunakan metode ilmiah
 Sistematis
 Logis
 Universal
 Objektif
 Analitis
 Verifikatif
d. Manfaat dan bahaya biologi
Setiap manusia mempunyai kepribadian yang berbeda. Oleh karena itu, setiap
manusia akan mendapatkan dampak atas apa yang mereka lakukan sendiri. Jika
mereka melakukan hal baik maka mereka akan mendapat manfaatnya dan
begitupun sebaliknya dan hal tersebut berlaku pada biologi.

19
2) Asal usul kehidupan
a. Sejarah kehidupan
Ssejarah kehidupan di bumi dimulai sekitar 3,5 Milyar tahun lalu dengan munculnya
bakteri dan ganggang. Kemudian pada 1.000.000.000 tahun lalu baru muncul organisme
bersel banyak. Sekitar 540.000.000 tahun lalu secara bertahap kehidupan yang lebih
komplek mulai berevolusi. Perkembangan perubahan tumbuhan diawali Pteridopita
(tumbuhan paku), Gimnosperma (tumbuhan berujung) dan terakhir Angiosperma
(tumbuhan berbunga).
Makhluk hidup bersel satu adalah makhluk yang pertama berkembang. Jutaan tahun
kemudian kehidupan di laut mulai berkembang. Binatang kerang muncul, lalu ikan
kemudian amphibi. Dan binatang daratan pun berkembang munculah reptil, burung dan
mamalia. Kira-kira 25 juta tahun yang lalu muncul manusia kemudian berkembang
berkelompok dalam suku-suku bangsa seperti saat ini, dan hampir di setiap sudut bumi
ditempati manusia.
b. Pengertian kehidupan
Kehidupan adalah fenomena atau perwujudan adanya hidup, yaitu keadaan yang
membedakan organisme (makhluk hidup) dengan benda mati.
c. Teori asal usul kehidupan
Terdapat tujuh teori tentang asal usul kehidupan yaitu sebagai berikut :
1) Abiogenesis
2) Biogenesis
3) Teori Kreasi Khas
4) Teori Kosmozoan
5) Teori Kataklisma
6) Teori Evolusi Kimia dan Teori Evolusi Biologi
7) Teori Keadaan Mantap
3) Ciri ciri makhluk hidup
Untuk dikatakan sebagai benda hidup, makhluk hidup atau organisme bernyawa diperlukan
pemenuhan ciri-ciri sebagai berikut di bawah ini :
1. Terdapat Protoplasma
2. Mempunyai Bentuk dan Ukuran
3. Melakukan Aktivitas-Aktifitas Kehidupan :
- Makan
- Tumbuh Dan Berkembang
- Berkembang Biak
- Melakukan Adaptasi
- Memiliki Sistem Transportasi

20
- Dapat Bergerak
- Metabolisme
- Sistem Regulasi
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ada, saran yang direkomendasikan yaitu agar mendapat hasil
yang lebih baik, makalah ini dapat dijadikan contoh baik contoh yang benar untuk ditiru dan
contoh yang salah agar dapat dihindari.

21
DAFTAR PUSTAKA

Chambell dkk. 2008. BIOLOGI Edisi 8. Jilid I. Jakarta: Jl. H. Baping Raya No. 100
Ciracas 13740

Kimball, John W. dkk. 1992. BIOLOGI Edisi Kelima. Jilid I. Jakarta: Jalan Kramat
IV No. 11 10430

History of Life (online). Tersedia: http://pranggawanpage.blogspot.com [23 Agustus 2019]

Teori Asal Usul Kehidupan (online). Tersedia: mikirbae.com [14 September 2019]

Perbedaan Teori Abiogenesis dan Biogenesis Tentang Asal Usul Kehidupan (Online).
Tersedia: myrightspot.com [14 September 2019]

22

Anda mungkin juga menyukai