Anda di halaman 1dari 2

Kasus no 2

Seorang pria 56 tahun datang ke apotek ingin konsultasi apakah ibuprofen baik untuk nyeri
otot
Swamedikasi menggunakan metode WWHAM
A: Apoteker P: Pasien
1. Memperkenalkan diri
A: Selamat sore, Pak. Dengan saya ... sebagai apoteker di... , ada yang bisa saya bantu?
P: saya mau beli obat ibuprofen untuk nyeri otot, kira-kira bagaimana ya Pak/Bu?
2. (W = Who) Menanyakan identitas
A: (mempersilahkan duduk) Obatnya untuk siapa ya, Pak?
P: Untuk saya sendiri
A: Bapak umurnya berapa?
P: 56 tahun
A: sehari-hari pekerjaannya apa, Pak?
P: (kayanya cocoknya pekerjaan yang kurang aktivitas fisik)
3. Menggali informasi tentang gejala, alergi dan riwayat penyakit
A: Nyerinya dimana dan bagaimana, Pak?(W=What)
P: ...
A: Nyerinya timbulnya kapan dan sudah berapa lama? (H=How)
P: tadi malam sampai sekarang masih nyeri, paginya saya habis olahraga lari maraton
A: olahraganya rutin tidak pak?
P: tidak
A: Bapak sebelumnya sudah pakai obat apa untuk menghilangkan nyerinya? (A=Action)
P: cuma pakai balsem saja
A: Bapak punya alergi tidak?
P: Tidak
A: Kalau maagh atau riwayat penyakit lain ada tidak pak? contohnya hipertensi, diabetes
atau asam urat (M)
P: Tidak ada
4. Analisis gejala dan keputusan pemberian obat dan rekomendasi obat
Pasien mengalami nyeri otot biasa, karena timbul setelah berolahraga berat dan tidak
rutin
a. Rekomendasi pertama berikan ibuprofen sesuai dengan permintaan pasien, jika
pasien tidak memiliki gangguan di lambung, riwayat penyakit hipertensi dll
b. Kedua tawarkan obat pereda nyeri/relaksan otot dalam bentuk sediaan topikal, dengan
memberikan informasi harga dan meminta persetujuan dari pasien.
c. Berikan paracetamol bila pasien memiliki ganguan di lambung dan riwayat penyakit
hipertensi. Karena ibuprofen dapat mengiritasi lambung dan dapat meningkatkan
tekanan darah.
5. Pemberian informasi obat meliputi:
a. khasiat
b. aturan pakai (prn)
c. harga
6. Memberi perhatian, misal
A: Bapak mungkin kecapean saja, karena belum terbiasa maraton. Sebaiknya melakukan
olahraga yg ringan dulu ya Pak, namun rutin, seperti jalan pagi selama 15 menit, atau
yoga dan semacamnya.
A: Kalau selama 3 hari nyerinya masih ada, sebaiknya bapak konsultasikan dengan
dokter
A: Semoga lekas hilang nyerinya/sembuh

Ibuprofen
 Mekanisme kerja
Inhibisi pada jalur produksi prostanoids, seperti prostaglandin E2 (PGE2) dan
prostaglandin I2 (PGI2), yang bertanggungjawab dalam mencetuskan rasa nyeri, inflamasi
dan demam. Ibuprofen menghambat aktivitas enzim siklooksigenase I dan II, sehingga terjadi
reduksi pembentukan prekursor prostaglandin dan tromboksan. Selanjutnya, akan terjadi
penurunan dari sintesis prostaglandin, oleh enzim sintase prostaglandin.
 Indikasi
Meredakan nyeri, peradangan, dan demam, serta mengatasi patent ductus arteriosus.
 Dosis
200-800 mg
3-4 kali sehari

 Efek samping
 Perut kembung
 Mual dan muntah
 Diare atau malah sembelit
 Sakit maag
 Demam
 Sakit kepala
 Perubahan mood
 Interaksiobat
 Obat antiinflamasi nonsteroid, pengencer darah, dan kortikosteroid, dapat meningkatkan
efek samping perdarahan saluran cerna.
 Ciclosporin dan tacrolimus, dapat meningkatkan efek samping hiperkalemia dan
gangguan fungsi ginjal.
 ACE inhibitor dan ARB, dapat menurunkan efek antihipertensi dari kedua obat tersebut.
 Lithium dan methotrexate, dapat menaikkan risiko keracunan ibuprofen.

Anda mungkin juga menyukai