Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian Perkembangan Sosioemosi


- Perkembangan sosioemosi berasal dari tiga suku kata, yakni “perkembangan, sosial,
dan emosional.” Menurut kamus psikologi, “perkembangan (development)” berarti
perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai
mati.
- Sosial adalah segala sesuatu berkenaan dengan masyarakay; suka memperhatikan
kepentingan umum, suka menolong, menderma, dan sebagainya. Sosial juga berarti
menyinggung relasi di antara dua atau lebih individu.
- Sedangkan emosional berkaitan dengan ekspresi emosi, atau dengan perubahan –
perubahan yang mendalam yang menyertai emosi; mencirikan individu yang mudah
terangsang untuk menampilkan tingkah laku emosional

- Dr. Abdullah Abdul Hayy Musa: Emosi adalah perubahan tiba-tiba yang meliputi
segala aspek individu, baik psikis maupun fisiknya.

2. Perkembangan sosioemosi anak Tk


Perkembangan sosial dan emosional anak berkaitan dengan kapasitas anakuntuk
mengembangkan percaya diri, dapat dipercaya dan empati. Perkembangan emosi dan
sosial anak mencangkup pencapaian serangkaian keterampilan dalam.

a. Mengidentifikasi dan memahami perasaannya sendiri.

b. Membaca dengan tepat dan memahami kondisi emosi orang/teman lain.

c. Mengatur perilakunya sendiri.

d. Mengembangkan empati pada orang/teman lain.

- Perkembangan emosi dan kepribadian

= diri : Selama tahun kedua dari kehidupan seorang anak memperlihatkan


kemajuan yang berarti dalam pengenalan dirinya (self-recognition). sehingga
mereka mampu menambah pengenalan dirinya.

= inisiatif rasa bersalah : lebih yakin bahwamereka adalah diri mereka sendiri,
selama masa kanak-kanak awal, mereka mulai menemukan pribadi yang
diinginkan.

- = Pemahaman diri dan memahami orang lain : Merupakan representasi dari


diri, substansi dan isi dari konsepsi-diri. Di masa ini anak anak mulai
mengetahui identitas personal secara menyeluruh.
- Perkembangan emosi
= Mengekspresikan emosi
+ Rasa bangga : setelahsukses melakukan perilaku tertentu
+ Rasa malu : menganggap dirinya tidak mampumemenuhi standar atau target
tertentu
+ Rasa bersalah : anak menilai perilakunyasebagai sebuah kegagalan
- Problematika pada Anak TK
= Sukar berhubungan dengan orang lain, seperti takut pada orang dewasa selainorang
yang sudah dikenalnya,
= Mudah menangis

= Sering membangkang jika keinginannya tidak dituruti


= Tidak mau bergaul dengan temannya
= Belum memiliki pemahaman tentang konsep dan peran jenis kelamin
3. Perkembangan sosioemosi anak SD
permulaan masuk SD mulaimengembangkan keterampilan berpikir, bertindak, dan
pengaruh sosial yang lebih kompleks. Pada usia Sekolah Dasar (khususnya di kelas 4,
kelas 5, dan kelas 6), anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar
tidaklah diterima, atau tidak disenangi oleh orang lain. kebiasaan orang tua dalam
mengekspresikan emosinya kurang stabil atau kurang kontrol juga dapat berpengaruh.
- Peningkatan kemampuan untuk memahami emosi kompleks, misalnyakebanggan dan
rasa malu
- Peningkatan kecenderungan untuk lebih mempertimbangkan kejadian – kejadian
yang menyebabkan reaksi emosi tertentu.

- Penggunaan strategi personal untuk mengalihkan perasaan tertentu, seperti


Karateristik Emosi yang Tidak Stabil
Karateristik Emosi yang Stabil (Sehat)
(Tidak Sehat)

Menunjukkan wajah yang ceria. Menunjukkan wajah yang murung.


Mau bergaul dengan teman secara baik. Mudah tersinggung
Bergairah dalam belajar Tidak mau bergaul dengan orang lain.
Dapat berkonsentrasi dalam belajar. Suka marah-marah
Bersikap respek (menghargai) terhadap
Suka mengganggu teman
diri sendiri dan orang lain.
- Problematika pada Anak SD
= Anak hiperaktif
= Slow learner adalah anak yang sulit menangkap pelajaran di kelas
= Withdrawl, sosial ekonomi yang sangat rendah, sehingga merasa dirinya
bodoh dan enggan untuk mencoba
= Dependency child, anak yang selalu bergantung pada orang tuanya
4. Perkembangan sosioemosi anak SMP
- masa badai emosional, terjadi akibat tidak stabilnya hormonal dari masa
pubertas.Emosi ini berkembang semenjak ia bergaul dengan lingkungannya.mulai
berkembang rasa simpati dan merasakan perasaan orang lain.
- Bentuk – bentuk emosi yang sering nampakadalah marah, malu, takut, cemas
(axiety), cemburu (jealoucy), iri hati (envy), sedih, gembira, kasih sayang, dan ingin
tahu.
- tidak dapat mengelola emosinya secara lebih efektif. Sehingga rentan sekali remaja
mengalami depresi, kemarahan, kurang mampu meregulasi emosinya. dapat memicu
munculnya berbagai masalah. Contohnya, kesulitan akademis, kenakalan remaja, dll
- sangat takut terkucil atau terisolir dari kelompoknya.
- Menurut Biehler (1972) ciri-ciri emosional usia 12 – 15 tahun :
=Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka.
=Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri.
=Kemarahan biasa terjadi.
=Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri.
=Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif.

- Problematika pada anak SMP

=Perasaan yang tidak jelas terhadap dirinya atau orang lain

=Kurang dapat mengendalikan diri dari rasa marah dan sikap permusuhannya.

=Sikap yang sangat agresif dan sangat yakin pada diri sendiri.

=Perilaku sosial yang ditandai oleh perilaku menonjolkan diri, menggangu dan
menggertak orang lain, senang memerintah, tidak dapat bekerja sama dan kurang
bijaksana.

=Sifat-sifat kepribadian yang mengganggu orang lain seperti mementingkan diri


sendiri, keras kepala, gelisah, dan mudah marah.
5. Perkembangan sosioemosi anak SMA
- Merupakan masa transisi dari periode kanak-kanak menuju periode orang dewasa
- sering mengalami gangguan emosional yang tingkatannya meningkat drastis dengan
sangat cepat.
- Gejala-gejala emosional para remaja seperti perasaan sayang, marah, takut, bangga
dan rasa malu, cinta dan benci, harapan – harapan dan putus asa dan hal ini yang
mengarah pada proses dalam mencapai kedewasaan.

- Meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan
psikis
- Berubahnya minat, perilaku, dan nilai-nilai, bersikap ambivalen (perasaan mendua
pada seseorang)
- berkembang sikap “conformity”, yaitu kecenderungan untuk menyerah atau
mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain
(teman sebaya).

= Problematika pada Anak SMA

a. Upaya untuk dapat mengubah sikap dan perilaku kekanak-kanakan menjadi sikap
dan perilaku dewasa, tidak semuanya dapat dicapai dengan mudah oleh mereka.

b. Harapan-harapan untuk dapat berdiri sendiri dan untuk hidup mandiri secara
sosial ekonomis akan berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan
berbagai jenis pekerjaan dan jenis pendidikan.

c. Sering kali remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan fisiknya. Hal
ini disebabkan pertumbuhan tubuhnya dirasa kurang serasi, walau hal ini tidak
terjadi pada semua remaja.

Anda mungkin juga menyukai