Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum yang
berjudul “Hasil Pengamatan Jagung Bisi-2” ini dengan baik. Meskipun, masih banyak
kekurangan didalamnya. Selain itu, kami berterima kasih pada bapak Kurniawan Muhammad
Nur, SST,.M.M. selaku dosen mata kuliah produksi tanaman pangan yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap laporan kami ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai hal-hal penting yang harus diperhatikan saat menanam
tanaman jagung varietas Bisi-2 ini. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah
kami ini terdapat kekurangan, dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi memperbaiki laporan kami yang akan datang.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami oleh pembaca. Sekiranya laporan yang
telah kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun para pembaca. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran dari anda demi memperbaiki laporan ini dimasa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3Tujuan
1) Mnegetahui pH untuk tanaman jagung.
2) Mengetahui permasalahan komiditi jagung yang dihadapi oleh Indonesia.
3) Mengetahui solusi untuk mengatasi permasalahan komiditi jagung yang dihadapi oleh
Indonesia.
4) Mengetahui hasil pengamatan tanaman jagung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Palliwal (2000) menyatakan bahwa jagung disebut juga tanaman berumah
satu (monoeciuos) karena bunga jantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga
betina, tongkol, muncul dari axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik
tumbuh apikal di ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memiliki primordia bunga
biseksual. Selama proses perkembangan, primordia stamen pada axillary bunga tidak
berkembang dan menjadi bunga betina. Demikian pula halnya primordia ginaecium pada apikal
bunga, tidak berkembang dan menjadi bunga jantan.
Menurut Anonim (2012) menyatakan bahwa jarak tanam yang tepat juga dapat
menekan pertumbuhan gulma, sehingga persaingan tanaman dengan gulma dapat dihindari.
Menurut Febrina (2012) menyatakan bahwa jarak tanam harus diatur untuk
mendapatkan populasi yang optimum sehingga diperoleh hasil yang maksimum.
Menurut Setyowati dan Utami (2013) menyatakan bahwa perlakuan jarak tanam tidak
berbeda nyata baik pada pertumbuhan maupun produksi jagung pulut, sehingga dapat
disarankan untuk pemakaian jarak tanam rapat (60X20 cm), karena dapat meningkatkan
perluasan tertentu.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan waktu
3.1.1 Tempat
: Lahan belakang Politeknik Negeri
Banyuwangi
3.1.2 Waktu
Waktu Pengolahan lahan & penanaman : Tanggal : 26 Mei 2016
: Waktu : 08.30-11.00 WIB
Waktu penyiraman : Tanggal : 31 Mei 2016
: Waktu : 16.00-17.00 WIB
Waktu penyiangan & pengambilan data : Tanggal : 02 Juni 2016
: Waktu : 07.30-08.30 WIB
Waktu penyulaman & pengambilan data : Tanggal : 09 Juni 2016
: Waktu : 07.30-08.00 WIB
Waktu penyiangan : Tanggal : 09 Juni 2016
: Waktu : 07.30-08.00 WIB
Waktu pemupukan, pembumbunan : Tanggal : 16 Juni 2016
: Waktu : 08.00-09.30 WIB
Waktu penyiraman : Tanggal : 23 Juni 2016
: Waktu : 16.30-17.00 WIB
Alat penyulaman:
- Tangan
- Kayu
3.2.2 Bahan
Bahan untuk penanaman:
- Benih jagung
- Pupuk kandang & Kimia (Sistem Pop Up)
Penanaman benih:
- Lubangi lahan dengan kayu pelubang kira-kira 2-3 cm.
- Isi lubang tersebut dengan biji jagung sebanyak 2 biji, lalu tutup dengan tanah.
- Buatlah lubang disebelang lubang yang sudah terisi benih jagung, karena sistem penanaman
pada praktikum ini adalah pop-up, lalu isi dengan pupuk kandang dan pupuk kimia yang
sudah tercampur menjadi satu
- Lakukan hal tersebut hingga selesai.
Penyulaman benih:
- Penyiang dilakukan ketika tanaman jagung sudah berumur 7-14 HST. Penyulama dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan menanam kembali benih jagung, dan mencabut benih
jagung yang lebih dari 2 benih.
- Pencabutan benih dengan cara dicabut semuanya terlebih dahulu kemudian diambil satu dan
ditanam ketempat yang tidak tumbuh.
Penyiraman :
- Penyiraman dilakukan ssetiap hari pada pagi hari dan sore haro, namun jika pada musim
hujan penyiraman bisa dilakukan selama 1 kali sehari.
- Penyiraman bisa dilakukan dengan penggenangan air disekitar larikan, atau menggunakan
alat penyiraman tanaman.
Pemupukan:
- Lubangi tanah disamping tanaman jagung dengan menggunakan kayu pelubang.
- Masukkan pupuk yang sudah dicampur sebesar ± 20 gram/lubang.
- Tutup lubang dengan tanah.
- Lakukan kegiatan tersebut sampai semuanya selesai.
Pembumbunan:
- Basahi tanah dengan air, agar pada waktu pencangkulan tidak terlalu berat.
- Cangkul tanah disekitar/ditengah-tengah tanaman dan tumpuk tanah ke tanaman jagung
sampai membentuk gundukan.
b. Pengolahan lahan
Pengolahan lahan untuk tanaman jagung bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu olah tanah
sempurna dan tanpa olah tanah bila lahan sudah gembur. Namun jika tanah liat sebaiknya
diolah tanah sempurna. Setelah itu tanah dibuat bedengan atau tidak sesuai dengan keinginan
para petani jagung.
c. Penanaman
Tugal tanah sedalam kuran lebih 3-5 cm, setelah itu masukkan benih jagung sebanyak 2 biji
lalu tutup dengan tanah. Karena sistem penanaman yang digunakan adalah sistem Pop-up maka
tugal tanah disamping benih yang sudah berisi biji jagung, lalu masukkan pupuk dan tutup
dengan tanah.
d. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dua kali selama masa pertumbuhan tanaman jagung. Penyiang pertama
bisa dilakukan saat tanaman jagung sudah mulai berkecambah, tujuan agar tanaman jagung
bisa tumbuh dengan maksimal dan yang kedua pada usia 14-20 HST. Bersihkan dengan
cangkul atau bajak sekalian dengan proses pembumbunan tanaman.
e. Perawatan
Perawatan untuk tanaman jagung selain penyiangan dan pemberian pupuk, juga pengairan
sangat penting. Jika pada musim kemarau disarankan untuk menyiram tanaman jagung selama
2 kali sehari. Jika, musim hujan disarankan hanya menyiramnya pada sore hari saja.
f. Pemupukan
Pemupukan berdasarkan target hasil yang ingin dicapai oleh para petani. Untuk pemupukan
dalam kegiatan kami menggunakan pupuk kristal, pengaplikasian pupuk ini sama dengan
peaplikasiaan sistem Pop-up yaitu dengan cara menugal tanah disebelah tanaman jagung dan
memberikan pupuk sebanyak 20 gram/lubang dan menutupnya dengan tanah.
4.5 Pembahasan
1) Tinggi tanaman jagung
Pertambahan tinggi tanaman tiap minggunya mengalami pertumbuhan yang baik.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tanaman jagung dengan sampel 3 yaitu sebesar 78 cm.
Pertamabahn tinggi tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh unsur hara yang terkandung dalam
tanah tersebut, namun juga pemupukan yang dilakukan guna untuk mempercepat pertumbuhan.
Pengaplikasian pemupukan yang dilakukan, cukup membuahkan hasil dengan bertambahnya
pertumbuhan jagung.
2) Jumlah daun
Pertamabahan jumlah daun dari satu tumbuhan dengan tumbuhan yang lain dipengaruhi
oleh tinggi tanaman tersebut. Pertambahan jumlah daun yang paling banyak yaitu pada sampel
4 yaitu sebanyak 22 helai. Daun pada sampel ke-4 ini memiliki warna hijau tua tanpa ada
lubang sedikitpun. Sementara jumlah daun terendah pada sampel ke-2 yaitu sebesar 14 helai.
Daun pada setiap sempel tidak ada yang dimakan oleh hama, baik itu belalang, maupun ulat.
Tanaman jagung kerdil, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pada waktu
pengolahan tanah yang tidak maksimal. Sehingga, ada beberapa unsur hara mikro yang tidak
ada dalam tanah tersebut. Selain itu, pemberian air irigasi yang tidak merata juga menjadi salah
satu penyebabnya.
Belalang merupakan hama yang sangat merepotkan bagi para petani. Hama ini
menyerang daun, batang bahkan tunas pada tumbuhan. Gejala tanaman yang terserang belalang
adalah bekas gigitan berbentuk sobekan bergirigi yang tidak beraturan, tanaman jagung terlihat
gejalan ini pada daunnya. Belalang menyerang tanaman jagung, bisa dikaenakan tanaman
jagung dekat dengan lahan tanaman padi dan legum, sehingga belalang juga menyerang
tanaman jagung secara tidak langsung. Namun, serangan pada tanaman jagung masih tidak
begitu banyak dan parah. Belalang dapat dikendalikan dengan cara menangkap telur dan
belalang dengan jaring, kemudian memusnahkannya atau sebagai pakan burung.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tanaman jagung Bisi-2 merupakan varietas yang memiliki hasil yang cukup
memuaskan, dalam sekali panen dapat menghasilkan 8,9-13 ton/ha pipilan kering. Penggunaan
sistem Pop-up pada penanaman jagung ini menghasilkan sekitar 97% benih tanaman jagung
tumbuh. Namun, pertumbuhannya tidak merata yang diakibatkan oleh irigasi yang tidak merata
dan pengolahan tanah yang tidak maksimal.
Tanaman jagung juga dimakan oleh kambing, hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
tanaman jagung tidak mengandung bahan yang berbahaya. Selain itu, sulaman tanaman
mengalami kekeringan dan kematian yang diakibatkan kurangnya perawatan yang dilakukan.
Sejauh ini, tanaman jagung hanya diserang oleh hama belalang, dan ada beberapa tanaman
jagung terlihat terkena serangan bulai. Tanaman yang terkena bulai harus dicabut, dengan
tujuan agar tidak menular ketanaman yang lainnya.
5.2 Saran
Tersebarnya informasi, baik itu dalam segi sampel yang harus digunakan, informasi
praktikum, dll masih ranco dan tidak tersebar dengan rata. Sehingga, persiapan tidak maksimal.
Keacuhan mahasiswa juga menjadi penyebab yang sangat serius dalam praktikum ini.
Sehingga, tanaman tidak keurus dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
nonim. 2012. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung (Zea Mays L).
Kultivar Cp. 1 http://iptekkonsultan.blogspot.com/p/pengaruh-jarak-tanam-terhadap.html.
(diakses 18 Juni 2016).
esnatita, Susi. Koesriharti dan Mudji Santoso, 2009. Aplikasi Pupuk Organik dan Nitrogen pada Jagung
Manis. Jurnal Agritek.
liwal. R.L. 2000. Tropical maize morphology. In: tropical maize: improvement and production. Food and
Agriculture Organization of the United Nations. Rome. p 13-20
rwono dan R. Hartono. 2008. Bertanam Jagung Unggul. Swadaya. Jakarta, hal.10-11.
oesmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
afruddin. 2002. Tolok ukur dan konsentrasi Al untuk penapisan tanaman jagung terhadap ketenggangan Al.
Berita Puslitbangtan. 24: 3-4.
tyowati, Ninik., dan Ning Wikan Utami. 2013. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuha dan Produksi
Tiga Aksesi Jagung Pulut Lokal Maros. Jurnal Agrotropika. 18(1): 1-7.
LAMPIRAN
Lampiran 1
KEGIATAN BUDIDAYA TANAMAN
Tanggal Perawatan Temuan
Pengolahan lahan, penanaman dengan
26/05/16 -
sistem Pop up
Ada tanaman yang mirip
31/05/16 Penyiraman
terserang bulai, belalang.
Penyiangan, penyulaman, penyiraman,
02/06/16 Belalang.
pengambilan data.
Penyiangan, penyulaman, penyiraman,
09/05/16 -
pengambilan data.
Penyulaman, penyiraman, pengambilan Belalang, tanaman tidak
16/06/16
data, pemupukan, dan pembumbunan. tumbuh dengan rata.
Belalang, tanaman yang
21/06/16 Pengamatan dan pengairan terkena gejala bulai,
sulaman mati
Belalang, tanaman yang
terkena gejala bulai,
23/06/16 Pengamatan dan penyiraman
sulaman mati dan
mengering