Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM STUDI D-IV AGRIBISNIS

POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI


2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum yang
berjudul “Hasil Pengamatan Jagung Bisi-2” ini dengan baik. Meskipun, masih banyak
kekurangan didalamnya. Selain itu, kami berterima kasih pada bapak Kurniawan Muhammad
Nur, SST,.M.M. selaku dosen mata kuliah produksi tanaman pangan yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap laporan kami ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai hal-hal penting yang harus diperhatikan saat menanam
tanaman jagung varietas Bisi-2 ini. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah
kami ini terdapat kekurangan, dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi memperbaiki laporan kami yang akan datang.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami oleh pembaca. Sekiranya laporan yang
telah kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun para pembaca. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran dari anda demi memperbaiki laporan ini dimasa yang akan datang.

Banyuwangi, 28 Mei 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. I


KATA PENGANTAR .................................................................................. II
DAFTAR ISI................................................................................................. III
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ..................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 3
BAB III METODOLOGI ............................................................................. 4
3.1 Tempat dan waktu .................................................................................... 4
3.1.1 Tempat .................................................................................................... 4
3.1.2 Tanggal dan waktu pelaksanaan ............................................................ 4
3.2 Alat dan bahan ......................................................................................... 4
3.2.1 Alat ......................................................................................................... 4
3.2.2 Bahan ..................................................................................................... 5
3.3 Langkah-langkah praktikum .................................................................... 5
3.4 Prosedur pelaksanaan ............................................................................... 7
3.4.1 Budidaya tanaman jagung Bisi-2 ........................................................... 7
3.5 Parameter pengamatan ............................................................................. 8
3.5.1 Komponen pertumbuhan ........................................................................ 8
3.5.2 Komponen hama yang menyerang tanaman .......................................... 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 9
4.1 pH tanah tanaman jagung .......................................................................... 9
4.2 Permasalahan komoditi jagung di Indonesia ............................................ 9
4.3 Solusi permasalahan jagung di Indonesia ................................................. 9
4.4 Hasil pengamatan Jagung varietas Bisi-2 ................................................. 10
4.5 Pembahasan ............................................................................................... 11
4.6 Temuan praktikum dan pembahasan ........................................................ 11
4.7 Hama dan cara pengendaliannya ............................................................... 13
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 14
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 14
5.2 Saran ......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 15
LAMPIRAN ................................................................................................... 16
Lampiran 1. Jurnal kegiatan Budidaya ............................................................ 16
Lampiran 2. Dokumentasi ............................................................................... 17

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Jagung (Zea Mays ssp) adalah salah satu tanama pangan penghasil karbohidrat
terpenting didunia setelah padi. Khususnya bagi penduduk Amerika Tengah dan Selatan,
Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Selain itu, jagung ditanam sebagai bahan pakan
ternak (hijauan maupun tongkolnya) diambil minyaknya (dari bulirnya) dibuat tepung (dari
bulirnya, yang dikenal dengan minyak jagung) dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan
tepung tongkolnya).
Komoditas jagung mempunyai peran yang strategis, baik dalam sistem ketahanan
pangan maupun perannya sebagai penggerak roda ekonomi nasional. Selain perannya sebagai
pangan bagi sebagian masyarakat Indonesia, jagung juga berkonribusi terhadap ketersediaan
protein karena jagung menjadi bahan baku pakan baik ternak maupun perikanan. Jagung
menjadi penarik bagi pertumbuhan industri hulu dan hilir yang berkontribusi cukup besar pada
pertumbuhan ekonomi nasional.
Indonesia mempunyai potensi sangat besar dalam meningkatkan produksi jagung, baik
melalui peningkatan luas tanam maupun peningkatan produktivitas. Lahan yang tersedia untuk
budidaya jagung sangat luas, persyaratan agroklimat sederhana, terknologi sudah tersedia,
sehingga prospek keuntungan bagi pembudidayanya cukup besar. peningkatan produksi jagung
dalam rangka memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri telah dilakukan dengan berbagai
upaya antara lain, meliputi: peningkatan produktivitas (penerapan teknologi tepat guna spesifik
lokasi), penggunaan varietas unggul bermutu, pengembangan optimasi lahan mendukung
produksi, penerapan PTT, pengamanan produksi dari serangan OPT dan dampak perubahan
iklim, penganan pasca panen, dukungan penelitian dan penyuluhan, menjalin kemitraan dengan
stakeholders untuk penguatan modal, bantuan sarana produksi, pengananan pasca panen dan
pemasaran hasil.
Dalam memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri yang terus meningkat, pemerintah
telah menetapkan sasaran produksi jagung tahun 2016 sebesar 24.000.000 ton pipilan kering,
dengan rincian per provinsi. Bila dibandingkan perolehan produksi jagung tahun 2015 sebesar
19.833.289 ton pipilan kering terdapat peningkatan 4,17 juta ton.

1.2 Rumusan masalah


1) Berapakah pH untuk tanaman jagung?
2) Apa permasalahan komiditi jagung yang dihadapi oleh Indonesia?
3) Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan komiditi jagung yang dihadapi oleh
Indonesia.
4) Bagaimana hasil pengamatan tanaman jagung?

1.3Tujuan
1) Mnegetahui pH untuk tanaman jagung.
2) Mengetahui permasalahan komiditi jagung yang dihadapi oleh Indonesia.
3) Mengetahui solusi untuk mengatasi permasalahan komiditi jagung yang dihadapi oleh
Indonesia.
4) Mengetahui hasil pengamatan tanaman jagung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Roesmarkam dan Yuwono (2002) menyatakan bahwa kebutuhan jagung di


Indonesia untuk konsumsi meningkat sekitar 5,16% per tahun sedangkan untuk kebutuhan
pakan ternak dan bahan baku industri naik sekitar 10,87% per tahun.

Menurut Syafruddin (2002) menyatakan bahwa Perkembangan akar jagung


(kedalaman dan penyebarannya) bergantung pada varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia
tanah, keadaan air tanah, dan pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan indikator toleransi
tanaman terhadap cekaman aluminium. Tanaman yang toleran aluminium, tudung akarnya
terpotong dan tidak mempunyai bulu-bulu akar.

Menurut Palliwal (2000) menyatakan bahwa jagung disebut juga tanaman berumah
satu (monoeciuos) karena bunga jantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga
betina, tongkol, muncul dari axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik
tumbuh apikal di ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memiliki primordia bunga
biseksual. Selama proses perkembangan, primordia stamen pada axillary bunga tidak
berkembang dan menjadi bunga betina. Demikian pula halnya primordia ginaecium pada apikal
bunga, tidak berkembang dan menjadi bunga jantan.

Menurut Kresnatita (2009) menyatakan bahwa pemupukan N yang cukup, maka


pertumbuhan organ-organ tanaman akan sempurna dan fotosintat yang terbentuk akan
meningkat, yang pada akhirnya mendukung produksi tanaman.

Menurut Anonim (2012) menyatakan bahwa jarak tanam yang tepat juga dapat
menekan pertumbuhan gulma, sehingga persaingan tanaman dengan gulma dapat dihindari.

Menurut Febrina (2012) menyatakan bahwa jarak tanam harus diatur untuk
mendapatkan populasi yang optimum sehingga diperoleh hasil yang maksimum.

Menurut Setyowati dan Utami (2013) menyatakan bahwa perlakuan jarak tanam tidak
berbeda nyata baik pada pertumbuhan maupun produksi jagung pulut, sehingga dapat
disarankan untuk pemakaian jarak tanam rapat (60X20 cm), karena dapat meningkatkan
perluasan tertentu.

Menurut Prahasta (2009) menyatakan bahwa pemupukan dapat meningkatkan


ketersediaan unsur hara, kesehatan tanaman dan menekan perkembangan penyakit.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan waktu
3.1.1 Tempat
: Lahan belakang Politeknik Negeri
Banyuwangi

3.1.2 Waktu
Waktu Pengolahan lahan & penanaman : Tanggal : 26 Mei 2016
: Waktu : 08.30-11.00 WIB
Waktu penyiraman : Tanggal : 31 Mei 2016
: Waktu : 16.00-17.00 WIB
Waktu penyiangan & pengambilan data : Tanggal : 02 Juni 2016
: Waktu : 07.30-08.30 WIB
Waktu penyulaman & pengambilan data : Tanggal : 09 Juni 2016
: Waktu : 07.30-08.00 WIB
Waktu penyiangan : Tanggal : 09 Juni 2016
: Waktu : 07.30-08.00 WIB
Waktu pemupukan, pembumbunan : Tanggal : 16 Juni 2016
: Waktu : 08.00-09.30 WIB
Waktu penyiraman : Tanggal : 23 Juni 2016
: Waktu : 16.30-17.00 WIB

3.2 Alat dan bahan


3.2.1 Alat
Alat untuk mengelola lahan:
- Cangkul

Alat untuk menyiram:


- Timba/botol plastik

Alat untuk penanaman:


- Tali rafia
- Kayu pelubang
- Timba

Alat untuk penyiangan:


- Tangan (Cara tradisional)

Alat penyulaman:
- Tangan
- Kayu

Alat untuk pemupukan:


- Timba
- Kayu pelubang

Alat untuk pembumbunan tanah:


- Cangkul

3.2.2 Bahan
Bahan untuk penanaman:
- Benih jagung
- Pupuk kandang & Kimia (Sistem Pop Up)

Bahan untuk menyiram:


- Air

Bahan untuk penyulaman:


- Benih jagung yang tumbuh melebihi 2 tanaman perlubang.

Bahan untuk pemupukan:


- Pupuk KCL dengan kisaran 20 gram per lubang

3.3 Langkah-langkah praktikum


Pengolahan lahan:
- Menyiapkan alat untuk pengolahan tanah (Cangkul, dll)
- Cangkul lahan sampai membentuk sebuah bedengan/gundukan kira-kira memiliki tinggi 20-
30 cm
- Bersihkan gulma yang masih hidup

Penanaman benih:
- Lubangi lahan dengan kayu pelubang kira-kira 2-3 cm.
- Isi lubang tersebut dengan biji jagung sebanyak 2 biji, lalu tutup dengan tanah.
- Buatlah lubang disebelang lubang yang sudah terisi benih jagung, karena sistem penanaman
pada praktikum ini adalah pop-up, lalu isi dengan pupuk kandang dan pupuk kimia yang
sudah tercampur menjadi satu
- Lakukan hal tersebut hingga selesai.

Penyulaman benih:
- Penyiang dilakukan ketika tanaman jagung sudah berumur 7-14 HST. Penyulama dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan menanam kembali benih jagung, dan mencabut benih
jagung yang lebih dari 2 benih.
- Pencabutan benih dengan cara dicabut semuanya terlebih dahulu kemudian diambil satu dan
ditanam ketempat yang tidak tumbuh.

Penyiraman :
- Penyiraman dilakukan ssetiap hari pada pagi hari dan sore haro, namun jika pada musim
hujan penyiraman bisa dilakukan selama 1 kali sehari.
- Penyiraman bisa dilakukan dengan penggenangan air disekitar larikan, atau menggunakan
alat penyiraman tanaman.

Pemupukan:
- Lubangi tanah disamping tanaman jagung dengan menggunakan kayu pelubang.
- Masukkan pupuk yang sudah dicampur sebesar ± 20 gram/lubang.
- Tutup lubang dengan tanah.
- Lakukan kegiatan tersebut sampai semuanya selesai.

Pembumbunan:
- Basahi tanah dengan air, agar pada waktu pencangkulan tidak terlalu berat.
- Cangkul tanah disekitar/ditengah-tengah tanaman dan tumpuk tanah ke tanaman jagung
sampai membentuk gundukan.

3.4 Prosedur pelaksanaan


3.4.1 Budidaya tanaman jagung Bisi-2
a. Sortasi benih
Benih yang baik merupakan benih yang tidak tercampur dengan kotoran, berwarna kuning agak
tua, bernas/utuh, tidak rusak atau cacat dan memiliki daya perkecambahan yang tinggi. Benih
yang baik, tentu akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedepannya.

b. Pengolahan lahan
Pengolahan lahan untuk tanaman jagung bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu olah tanah
sempurna dan tanpa olah tanah bila lahan sudah gembur. Namun jika tanah liat sebaiknya
diolah tanah sempurna. Setelah itu tanah dibuat bedengan atau tidak sesuai dengan keinginan
para petani jagung.

c. Penanaman
Tugal tanah sedalam kuran lebih 3-5 cm, setelah itu masukkan benih jagung sebanyak 2 biji
lalu tutup dengan tanah. Karena sistem penanaman yang digunakan adalah sistem Pop-up maka
tugal tanah disamping benih yang sudah berisi biji jagung, lalu masukkan pupuk dan tutup
dengan tanah.

d. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dua kali selama masa pertumbuhan tanaman jagung. Penyiang pertama
bisa dilakukan saat tanaman jagung sudah mulai berkecambah, tujuan agar tanaman jagung
bisa tumbuh dengan maksimal dan yang kedua pada usia 14-20 HST. Bersihkan dengan
cangkul atau bajak sekalian dengan proses pembumbunan tanaman.

e. Perawatan
Perawatan untuk tanaman jagung selain penyiangan dan pemberian pupuk, juga pengairan
sangat penting. Jika pada musim kemarau disarankan untuk menyiram tanaman jagung selama
2 kali sehari. Jika, musim hujan disarankan hanya menyiramnya pada sore hari saja.

f. Pemupukan
Pemupukan berdasarkan target hasil yang ingin dicapai oleh para petani. Untuk pemupukan
dalam kegiatan kami menggunakan pupuk kristal, pengaplikasian pupuk ini sama dengan
peaplikasiaan sistem Pop-up yaitu dengan cara menugal tanah disebelah tanaman jagung dan
memberikan pupuk sebanyak 20 gram/lubang dan menutupnya dengan tanah.

3.5 Parameter pengamatan


Pengamatan yang dilakukan meliputi informasi tentang pertumbuhan tanaman dan jenis hama
yang menyerang tanaman.
3.1.1 Komponen pertumbuhan
Komponen pertumbuhan meliputi:
1) Pertumbuhan tinggi tanaman
2) Pertambahan daun

3.1.2 Komponen hama yang menyerang tanaman.


Komponen hama yang menyerang tanaman meliputi:
1) Jenis hama yang menyerang
2) Cara pengendalian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 pH tanaman jagung


Jagung dapat ditanam dihampir semua jenis tanah, asalkan tanahnya subur, gembur
(sarang), dan kaya akan humus. Selain itu, drainase, airase dan pengelolaan yang baik akan
membantu keberhasilan usaha tanaman jagung.

Berdasarkan hasil penelitian, pH tanah yang baik untuk pertumbuhan jagung di


Indonsia adalah antara 5,5-7,5, sedangkan yang paling baik adalah pH 6,8. Pada tanah-tanah
dengan pH rendah (kurang dari 5,5) pertumbuhan tanaman jagung kurang baik, hal ini
disebabkan karena keracunan ion-ion alumunium. Pada pH tanah di atas 8,0 tanaman masih
dapat tumbuh baik asalkan tanah trsebut cukup mengandung zat hara terutama hara mikro.

Pada tanah-tanah dengan pH rendah, sebaiknya dilakukan pengapuran dengan maksud


menaikkan pH tanah. Selain itu, akan mendapatkan hara-hara tanaman karena hara-hara
tadinya terikat akan dilepas tanah menambah Kalsium tanah yang berguna untuk pertumbuhan
tanaman.

4.2 Permasalah komoditi jagung di Indonesia


Masih rendahnya produksi jagung ini di sebabkan oleh berbagai faktor antara lain, sperti
teknologi bercocok tanam yang masih kurang baik, kesiapan dan keterampilan petani jagung
yang masih kurang, penyediaan sarana produksi yang masih belum tepat, kurangnya
pemodalan petani jagung untuk melakukan kegiatan usaha agribisnis jagung masih sangat
terbatas, demikian juga dukungan pemerintah semakin berkurang dengan dikuranginya subsidi
terhadap sarana produksi pertanian. Permasalahan klasik yang di hadapi petani inilah yang
menyebabkan pada umumnya agribisnis jagung dilakukan berskala kecil. Akibatnya,
produktivitas jagung rendah di indonesia.

4.3 Solusi permasalahan jagung di Indonesia


Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani
jagung diantaranya adalah dengan memberikan kesadaran kepada petani tentang cara bercocok
tanam yang tepat dan modern. Petani dalam produksinya harus diarahkan pada orientasi bisnis
atau komersial, bukan hanya memproduksi jagung dalam skala kecil untuk memenuhi
kebutuhan sendiri. Namun upaya tersebut akan memenuhi hambatan karena tingkat pendidikan
petani jagung yang terbatas. Kemudian upaya yang dapat dilakukan adalah dengan sistem
kemitraan usaha dalam agribisnis jagung. Kita ketahui jika petani memperoleh sarana produksi
pertanian tersebut dengan sistem pembelian atau dengan bantuan dalam bentuk kemitraan.
Oleh sebab itu, pengembanagan agribisnis jagung membutuhkan dukungan permodalan dan
komitmen yang kuat.

4.4 Hasil pengamatan Jagung Varietas Bisi 2


Jagung Varietas Bisi 2 merupakan varietas golongan vibrida silang tunggal. Umur
tanaman jagung ini sebesar 50% keluar rambut jagung sekitar usia ± 56 HST dan saat masak
pada usia ± 103 HST, tinggi tanaman ± 232 cm dengan batang tinggi dan tegak. Jagung
berpotensi menghasilkan tongkol sama besar disetiap tanaman. Biji jagung bisi 2 ini berwarna
kuning orange dengan bentuk semi mutiara. Hasil panen biji ini sebesar 8,9 – 13 ton/ha pipilan
kering. Varietas ini memiliki daya adaptasi lingkungan yang baik, sehingga dapat diproduksi
dengan baik dilahan manapun. Veriatas ini juga tahan penyakit, toleran terhadap bulai dan karat
daun.
Tabel pengamatan jagung Bisi 2
Tanggal Sampel Tinggi Daun Temuan
Sampel 1 14,5 6
Ada salah satu tanaman yang
02 Sampel 2 19,5 5
menunjukkan gejala terserang bulai,
Juni Sampel 3 12 2
Tumbuhan ada yang kerdil dan
2016 Sampel 4 33 9
belalang
Sampel 5 26,5 9
Sampel 1 24,5 10
09 Sampel 2 36 7
Juni Sampel 3 37 8 Tanaman dimakan oleh kambing
2016 Sampel 4 38 13
Sampel 5 28 12
Sampel 1 54 14
16 Sampel 2 50,5 10
Tumbuhan tidak tumbuh dengan rata,
Juni Sampel 3 63 11
belalang
2016 Sampel 4 50 16
Sampel 5 59 15
Sampel 1 70 18
23 Sampel 2 67 14 Tumbuhan tidak tumbuh dengan rata,
Juni Sampel 3 78 15 sulaman mati dan mengering, ada
2016 Sampel 4 66 22 tanaman yang terkena bulai, belalang.
Sampel 5 73 18
Ket: Dalam satuan cm

4.5 Pembahasan
1) Tinggi tanaman jagung
Pertambahan tinggi tanaman tiap minggunya mengalami pertumbuhan yang baik.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tanaman jagung dengan sampel 3 yaitu sebesar 78 cm.
Pertamabahn tinggi tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh unsur hara yang terkandung dalam
tanah tersebut, namun juga pemupukan yang dilakukan guna untuk mempercepat pertumbuhan.
Pengaplikasian pemupukan yang dilakukan, cukup membuahkan hasil dengan bertambahnya
pertumbuhan jagung.

2) Jumlah daun
Pertamabahan jumlah daun dari satu tumbuhan dengan tumbuhan yang lain dipengaruhi
oleh tinggi tanaman tersebut. Pertambahan jumlah daun yang paling banyak yaitu pada sampel
4 yaitu sebanyak 22 helai. Daun pada sampel ke-4 ini memiliki warna hijau tua tanpa ada
lubang sedikitpun. Sementara jumlah daun terendah pada sampel ke-2 yaitu sebesar 14 helai.
Daun pada setiap sempel tidak ada yang dimakan oleh hama, baik itu belalang, maupun ulat.

4.6 Temuan praktikum dan pembahasan


a) Tanaman jagung dimakan oleh kambing
Tanaman jagung yang masih berumur 14 HST dimakan oleh kambing peliharaan.
Kambing ini hampir memakan semua tanaman yang ada. Kita dapat simpulkan jika tumbuhan
yang dimakan oleh OPT, bahwa tumbuhan tersebut tidak mengandung bahan-bahan yang
berbahaya bagi kesehatan.

b) Tanaman jagung kerdil & tumbuh tidak rata

Tanaman jagung kerdil, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pada waktu
pengolahan tanah yang tidak maksimal. Sehingga, ada beberapa unsur hara mikro yang tidak
ada dalam tanah tersebut. Selain itu, pemberian air irigasi yang tidak merata juga menjadi salah
satu penyebabnya.

c) Sulaman mati dan mengering


Sulaman yang kami lakukan pada tanaman yang mati mengalami kegagalan. Hal
tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa-beberapa faktor, antara lain: cara pencabutan
sulaman yang salah, dalam proses pencabutan tanaman sulaman ini kami mencabutnya dengan
cara bersamaan. Setelah itu, kami pilih satu dan kami tanam kembali. Faktor kedua, kurangnya
perawatan. Hal ini memang benar, sebab sulaman yang kita lakukan hal kita siram satu kali,
dan kami hanya melakukan pengairan dalam lahan. Namun, tanaman sulaman tidak terkena air
dengan baik. Sehingga, tanaman sulaman kekurangan air, kemudian mati dan kering.

d) Tanaman jagung tekena bulai


Tanaman jagung yang terkena bulai memiliki ciri-ciri adanya berjak memanjang
disepanjang daun tanaman jagung. Pada 7 HST, ada salah satu tanaman jagung yang terkena
bulai. Pada usia yang mudah ini dapat disimpulkan bahwa benih yang ditanam merupakan
benih yang cacat dan terkena hama ini. Sementara pada usia 28 HST menandakan bahwa
tanaman jagung jenis ini tidak tahan terhadap serangan bulai. Jika tanaman jagung yang
terserang bulai dibiarkan, ditakutkan akan menyebar ketanaman yang lainnya, sehingga
dilakukan pencabutan pada tanaman tersebut. Tanaman jagung yang terkena bulai tidak bisa
bertongkol, oleh sebab itu, penyakit ini merupakan penyakit yang cukup merugikan bagi petani
jagung.
4.7 Hama dan cara pengendaliannya
a) Belalang

Foto 1. Tanaman jagung gejala dimakan belalang

Belalang merupakan hama yang sangat merepotkan bagi para petani. Hama ini
menyerang daun, batang bahkan tunas pada tumbuhan. Gejala tanaman yang terserang belalang
adalah bekas gigitan berbentuk sobekan bergirigi yang tidak beraturan, tanaman jagung terlihat
gejalan ini pada daunnya. Belalang menyerang tanaman jagung, bisa dikaenakan tanaman
jagung dekat dengan lahan tanaman padi dan legum, sehingga belalang juga menyerang
tanaman jagung secara tidak langsung. Namun, serangan pada tanaman jagung masih tidak
begitu banyak dan parah. Belalang dapat dikendalikan dengan cara menangkap telur dan
belalang dengan jaring, kemudian memusnahkannya atau sebagai pakan burung.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Tanaman jagung Bisi-2 merupakan varietas yang memiliki hasil yang cukup
memuaskan, dalam sekali panen dapat menghasilkan 8,9-13 ton/ha pipilan kering. Penggunaan
sistem Pop-up pada penanaman jagung ini menghasilkan sekitar 97% benih tanaman jagung
tumbuh. Namun, pertumbuhannya tidak merata yang diakibatkan oleh irigasi yang tidak merata
dan pengolahan tanah yang tidak maksimal.
Tanaman jagung juga dimakan oleh kambing, hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
tanaman jagung tidak mengandung bahan yang berbahaya. Selain itu, sulaman tanaman
mengalami kekeringan dan kematian yang diakibatkan kurangnya perawatan yang dilakukan.
Sejauh ini, tanaman jagung hanya diserang oleh hama belalang, dan ada beberapa tanaman
jagung terlihat terkena serangan bulai. Tanaman yang terkena bulai harus dicabut, dengan
tujuan agar tidak menular ketanaman yang lainnya.

5.2 Saran
Tersebarnya informasi, baik itu dalam segi sampel yang harus digunakan, informasi
praktikum, dll masih ranco dan tidak tersebar dengan rata. Sehingga, persiapan tidak maksimal.
Keacuhan mahasiswa juga menjadi penyebab yang sangat serius dalam praktikum ini.
Sehingga, tanaman tidak keurus dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

nonim. 2012. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung (Zea Mays L).
Kultivar Cp. 1 http://iptekkonsultan.blogspot.com/p/pengaruh-jarak-tanam-terhadap.html.
(diakses 18 Juni 2016).

brina L. 2012. Menetukan Jarak Tanam Pada Jagung. http://cybex.deptan.go.id/lokalita/menentukan-jarak-


tanam-pada-jagung. (diakses 18 Juni 2016).

esnatita, Susi. Koesriharti dan Mudji Santoso, 2009. Aplikasi Pupuk Organik dan Nitrogen pada Jagung
Manis. Jurnal Agritek.

liwal. R.L. 2000. Tropical maize morphology. In: tropical maize: improvement and production. Food and
Agriculture Organization of the United Nations. Rome. p 13-20

ahasta. 2009. Agribisnis Jagung. Pustaka Grafika. Bandung, Hal. 1.

rwono dan R. Hartono. 2008. Bertanam Jagung Unggul. Swadaya. Jakarta, hal.10-11.

oesmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

afruddin. 2002. Tolok ukur dan konsentrasi Al untuk penapisan tanaman jagung terhadap ketenggangan Al.
Berita Puslitbangtan. 24: 3-4.

tyowati, Ninik., dan Ning Wikan Utami. 2013. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuha dan Produksi
Tiga Aksesi Jagung Pulut Lokal Maros. Jurnal Agrotropika. 18(1): 1-7.
LAMPIRAN
Lampiran 1
KEGIATAN BUDIDAYA TANAMAN
Tanggal Perawatan Temuan
Pengolahan lahan, penanaman dengan
26/05/16 -
sistem Pop up
Ada tanaman yang mirip
31/05/16 Penyiraman
terserang bulai, belalang.
Penyiangan, penyulaman, penyiraman,
02/06/16 Belalang.
pengambilan data.
Penyiangan, penyulaman, penyiraman,
09/05/16 -
pengambilan data.
Penyulaman, penyiraman, pengambilan Belalang, tanaman tidak
16/06/16
data, pemupukan, dan pembumbunan. tumbuh dengan rata.
Belalang, tanaman yang
21/06/16 Pengamatan dan pengairan terkena gejala bulai,
sulaman mati
Belalang, tanaman yang
terkena gejala bulai,
23/06/16 Pengamatan dan penyiraman
sulaman mati dan
mengering

Anda mungkin juga menyukai