Menurut saya, Mahmood dan Tomalin dalam mengkaji gender khuusnya wanita
memiliki sudut pandang yang berbeda, jika Mahmood dalam Performativity menempatkan
wanita menjadi subjek yang “bertindak” untuk menggunakan agama sebagai pendobrak
sistim liberalisme dan mengakuisisi aksinya sebagai gerakan yang dapat merubah arus
wsternisasi dan liberalisme. Tetapi Tomalin, gender memposisikan agama sebagai “alat”
untuk memanipulasi agama agar dapat masuk dalam ruang publik dan memberikan ruang
untuk wanita ikut andil dalam pembangunan
4. If Emma Tolin sees Gender and Development (GAD)in Asia is different from
European that separates religion and secular, then does Tomalin consider religions are
good for modern development? How Tomalin involves religion for its development?