DI RSUD BANYUMAS
DISUSUN OLEH :
106117011
Peritonitis adalah peradangan yang disebabkan oleh infeksi pada selaput organ perut
(peritonieum). Peritonieum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus organ perut dan
dinding perut sebelah dalam. Lokasi peritonitis bisa terlokalisir atau difuse, riwayat akut atau
kronik dan patogenesis disebabkan oleh infeksi atau aseptik. Peritonitis merupakan suatu
kegawat daruratan yang biasanya disertai dengan bakterecemia atau sepsis. Akut peritonitis
sering menular dan sering dikaitkan dengan perforasi viskus(secondary peritonitis). Apabila
tidak ditemukan sumber infeksi pada intraabdominal, peritonitis diketagori sebagai primary
peritonitis. (Fauci et al, 2008).
Peritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada selaput
rongga perut (peritoneum). Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus
organ perut dan dinding perut sebelah dalam.
B. ETIOLOGI
1. Infeksi bakteri
Kuman yang paling sering ialah bakteri Coli, streptokokus alpha dan beta
hemolitik, stapilokokus aurens, enterokokus dan yang paling berbahaya adalah
clostridium wechii.
2. Secara langsung dari luar.
1. Syok (neurogenik, hipovolemik atau septik) terjadi pada beberpa penderita peritonitis
umum.
2. Demam
3. Distensi abdomen
4. Nyeri tekan abdomen dan rigiditas yang lokal, difus, atrofi umum, tergantung pada
perluasan iritasi peritonitis.
5. Bising usus tak terdengar pada peritonitis umum dapat terjadi pada daerah yang jauh
dari lokasi peritonitisnya.
6. Nausea
7. Vomiting
8. Penurunan peristaltik.
D. PATOFISIOLOGI
Peritonitis disebabkan oleh kebocoran isi rongga abdomen ke dalam rongga abdomen,
biasanya diakibatkan dan peradangan iskemia, trauma atau perforasi tumor, peritoneal diawali
terkontaminasi material. Awalnya material masuk ke dalam rongga abdomen adalah steril
(kecuali pada kasus peritoneal dialisis) tetapi dalam beberapa jam terjadi kontaminasi bakteri.
Akibatnya timbul edem jaringan dan pertambahan eksudat. Caiaran dalam rongga abdomen
menjadi keruh dengan bertambahnya sejumlah protein, sel-sel darah putih, sel-sel yang rusak
dan darah. Respon yang segera dari saluran intestinal adalah hipermotil tetapi segera dikuti
oleh ileus paralitik dengan penimbunan udara dan cairan di dalam usus besar.
E. PATHWAY
F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi pada peritonitis ialah inflamasi tidak lokal dan seluruh
rongga abdomen menjadi terkena pada sepsis umum. Sepsis adalah penyebab umum dari
kematian pada peritonitis. Syok dapat diakibatkan dari septikemia atau hipovolemik. Proses
inflamasi dapat menyebabkan obstruksi usus, yang terutama berhubungan dengan terjadinya
perlekatan usus (Brunner & Suddarth, 2002 : 1104).
Menurut Corwin (2000 : 528) komplikasi yang terjadi pada peritonitis ialah sepsis
dan kegagalan multiorgan.
Dua komplikasi pasca operatif paling umum adalah eviserasi luka dan pembentukan
abses. Luka yang tiba-tiba mengeluarkan drainase serosanguinosa menunjukan adanya
dehisens luka (Brunner & Suddarth, 2002 : 1104).
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
2. Radiologis
3. USG
4. CT Scan
H. PENATALAKSANAAN
Prinsip umum terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang hilang
yang dilakukan secara intravena, pemberian antibiotika yang sesuai, dekompresi
saluran cerna dengan penghisapan nasogastrik dan intestinal, pembuangan fokus
septik (apendiks, dsb) atau penyebab radang lainnya, bila mungkin mengalirkan
nanah keluar dan tindakan-tindakan menghilangkan nyeri.
A. Konservatif
Indikasi terapi konservatif, antara lain:
·Infeksi terlokalisisr, mis: massa appendiks
·Penyebab peritonitis tidak memerlukan pembedahan (pankreatitis akut)
·Penderita tidak cukup baik untuk dilakukan general anestesi; pada orang tua dan
komorbid
·Fasilitas tidak memungkinkan dilakukannya terapi pembedahan.
Prinsip terapinya meliputi rehidrasi dan pemberian antibiotik broad spectrum. Terapi
suportif harus diberikan termasuk pemberian nutrisi parenteral pada penderita dengan
sepsis abdomen di ICU.
Terapi konservatif meliputi:
·Cairan intravena
·Antibiotik
·Oksigenasi
·Pemasangan NGT
·Nutrisi Parenteral
·Pemberian analgetik, biasanya golongan opiat (i.v.) dan juga anti muntah.
B. Tindakan Preoperatif
1.Pre Operasi
a. Resusitasi cairan
b. Oksigenasi
c. NGT, DC
d. Antibiotik
e. Pengendalian suhu tubuh
2. Pro Operasi
3. Pasca Operasi
a. Balance cairan
b. Perhitungan nutrisi
c. Monitor vital Sign
d. Pemeriksaan laboratorium
e. Antibiotika
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta : EGC.
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 3.EGC : Jakarta.
Doenges, E., Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.EGC : Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Peritonitis
http://sanirachman.blogspot.com/2009/10/penatalaksanaan-peritonitis.html#ixzz36t4AFeI8
http://www.umm.edu/altmed/articles/peritonitis-000127.htm
http://glufu.blogspot.com/2009/12/peritonitis.html
http://www.peutuah.com/askep-peritonitis/