A. PENGERTIAN
1. Sindroma hiperaktif merupakan istilah gangguan kekurangan perhatian menandak
gangguan-gangguan sentral yang terdapat pada anak-anak, yang sampai saat ini dicap
sebagai menderita hiperaktivitas, hiperkinesis, kerusakan otak minimal atau disfungsi
serebral minimal. (Nelson, 1994)
2. Dr. Seto Mulyadi dalam bukunya “mengatasi problemanak sehari-hari “ mengatakan
pengertian istilah anak hiperaktif adalah : hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola
perilaku yang menetap pada seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak
mau diam, tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hitinya atau inpulsif
3. Sani Budiantini Hermawan, Psi., Ditijau secara psikologis hiperaktif adalah gangguan
tingkah laku yang tidak normal, disebabkan disfusi neurologis dengan gejala
utamatidak mampu memusatkan perhatikan
4. Definisi hiperaktifitas adalah suatu peningkatan aktifitas motorik hingga pada
tingkatan tertentu yang menyebabkan gangguan perilaku yang terjadi, setidaknya pada
dua tempat dan suasana yang berbeda.
5. Anak hiferaktif adalah anak yang mengalami Gangguan Pemutusan Perhatian
dengan hiperaktifitas (GPPH) atau Attention Defisit and hyperaktivity Disorder
(ADHD)
B. PENYEBAB/FAKTOR PREDISPOSISI
a) Kondisi saat hamil dan persalinan. Misalnya keracunan pada akhir kehamilan
(ditandai dengan tingginya tekanan darah pembengkakan kaki & ekskresi protein
melalui urine)
b) Cedera otak sesudah lahir, yang di sebabkan oleh benturan kuat pada kepala anak
c) Faktor lingkungan, kondisi lingkungan yang buruk, seperti adanya timah atau nitrat
dalam air keran,buangan uap atau gas, pestisida, dan zat kimia lain juga dapat
menyebabkan anak menjadi hiperaktif. Tingkat keracunan timbal yang parah dapat
mengakibatkan kerusakan otak. Hal ini di tandai dengan kesulitan konsentrasi, belajar
dan prilaku hiperaktif. Polusi timbal berasa dari industri peleburan baterai, mobil
bekas, asap kendaraan atau cat rumah yang tua. Obat untuk mengeluarkan timbal dari
dalam tubuh hanya diberikan dibawah pengawasan dokter bagi anak kadar timbalnya
sudah sangat tinggi, karena obat tersebut mempunyai efek samping
d) Lemah pendengaran, yang disebabkan infeksi telinga sehingga anak tidak dapat
memproduksi bunyi yang di dengarnya. Akibatnya tingkah laku menjadi tidak
terkendali &p perkembangan Bahasanya yang lambat. Segeralah hubungi dokter THT
jika anak menunjukkan ciri-ciri berikut: perkembangan Bahasa yang lambat, lebih
banyak memperhatikan mimic lawan bicara & lebih banyak bereaksi terhadap
perubahan mimik & isyarat.
e) Faktor psikis, yang lebih banyak dipengaruhi oleh hubungan anak dengan dunia luar.
Meskipun jarang , hubungan dengan anggota keluarga dapat pula menjadi penyebab
hiperaktifitas . contoh kasus , orang tua yang bersikap sangat tengas penyuruh anak
berdiri 15 menit di pojok ruangan untuk mengatasi ketidakdisiplinannya. Tapi setelah
15 menit berlalu, maka anak malah mempunyai energy energy berlebih yang siap
meledak dengan akibat lebih negatif dibandingkan kesalahan sebelumnya.
f) Kekurangan asam lemak esensial, dari hasil penelitian di inggris dan amerika serikat
serikat ditemukan beberapa anak hiperaktif juga menderita kekurangan sam lemak
esensial. Gejala kekurangan asam lemak esensial adalah rasa haus yang hebat, kulit
dan rambut kering, sering buang air kecil, serta ada riwayat alergi seperti asma dan
eksema.
g) Kekurangan zat gizi, beberapa anak hiperaktif menderita kekurangan zinc,
magnesium, atau vitamin B12.
h) Makanan, zat penambahan makanan, coklat,gula, makanan dari susu, gandum,
tomat,nitrat, jeruk, telur, dan makanan lain diduga sabagai penyebab hiperaktif.
C. PATOFISIOLOGI
Ukuran objektif tidak memperlihatkan bahwa anak yang terkena gangguan ini
memperlihatkan aktifitas fisik yang lebih banyak, jika dibandingkan dengan anak-anak
kontrol yang normal, tetapi gerakan-gerakan yang mereka lakukan kelihatan lebih kurang
berjuan serta mereka selalu gelisah dan resah. Mereka mempunyai rentang perhatian yang
pendek, mudah dialihkan serta impulsif dan mereka cendrung untuk bertindak tanpa
mempertimbangkan atau merenungkan akibat tindakan tersebut. Mereka mempunyai rentang
perhatian yang pendek, mudah dialihkan serta bersifat impulsif dan mereka cenderung untuk
bertindak tanpa mempertimbangkan atau merenungkan akibat tindakan tersebut. Mereka
mempunyai toleransi yang rendah terhadap perasaan frustasi dan secara 1emosional mereka
adalah orang-orang yang labil yang serta mudah terangsang.
Beberapa orang di antara mereka bersikap bermusuhan dan negatif tetapi ciri ini
sering terjadi secara skunder terhadap permasalahaan-permasalahaanpsikologisyang mereka
alami. Beberapa orang lainnya sangat tergantung secara berlebihan, namun yang lain bersikap
begitu bebas dan merdeka. Merek mempunyai gambaran mengenai diri mereka sendiri yang
buruk serta mempunyai rasa harga diri yang rendah dan kerap kali mengalami depresi.
Terdapat angka kejadian tinggi mengenai ketidak mampuan belajar membaca matematika,
mengerjakan dan tulis tangan. Presentasi kademik mereka dapat tertinggal 1-2 tahun dan
lebih sedikit daripada yang sesunggguhnya diharapkan dari kecerdasan mereka yang diukur.
E. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik yang biasanya ditemukan pada anak dengan gangguan hiferaktif
mencangkup :
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
H. TERAPI/TINDAKAN PENANGANAN
1. MEDIS
Rencana pengobatan bagi anak dengan gangguan ini terdiri atas penggunaan
psikostimulan,modifikasi prilaku, pemdidikan orang tua, dan konseling keluarga. Orang tua
mungkin mengutarakan kekhawatirannya tentang penggunaan obat. Resiko dan keuntungan
dari ibat harus dijelaskan pada orang tua, termasuk pencegahaan skolastik dan gangguan
sosial yang terus menerus karena pengginuaan obat-obat psikostimulan. Rating scale
conners dapat digunakan sebagai dasar pengobatan dan untuk memantau efektifitas dari
pengobatan.
1) Terapi farmakologi :
Farmakoterapi kerap kali diberikan kepada anak-anak yang mengalami
gangguan hiperaktif. Farmakologi yang sering digunakan adalah
dekstroamfetamin, metilfenidat, magnesium pemolin serta fenotiazin. obat
tersebut mempunyai pengaruh-pengaruh sampingan yang lebih sedikit. Cara
bekerja obat tersebut mungkin sekali adalah dengan mengadakan modifikasi di
dalam gangguan-gangguan fundamental pada rentang perhatian, konsentrasi
serta impulsivitas. Oleh karena respon yang akan mereka berikan terhadap
pengobatan tidak dapat diramalkan sebelumnya, maka biasanya diperlukan
suatu masa percobaan klinik, mungkin akan dibutuhkan waktu 2-3 minggu
dengan pemberian pengobatan setiap hari untuk menentukan apakah akan
terdapat pengaruh obat itu atau tidak.
2) Dosis:
Obat tersebut diberikan setelah makan pagi dan makan siang, agar hanya
memberikan pengaruh yang minimal kepada nafsu makan dan tidur penderita.
a. Metilfenidat : dosis yang diberikan berbeda-beda sesuai dengan usia
masing-masing anak akan tetapi berat badan tidak berpengaruh terhadap
dosis.pada awalnya mereka diberikan 5 mg pada saat makan pagi serta
pada waktu makan siang. Jika tidak ada respon yang diberikan maka dosis
di naikan dengan 2,5 mg dengan selang waktu 3-5 hari. Bagi anak-anak
yang berusia 8-9 tahun dosis yang efektif adalah 15-20 mg/24 jam.
Sementara itu anak yang berusia lebuh lanjut akan memerlukan dosis
sampai 40 mg/jam. Pengaruh obat ini akan berlangsung selama 2-4 hari.
Biasanya anak akan bersifat rewel dan menangis. Jika pemakaian obat ini
sudah berlangsung lama dan dosis yang diberikan lebih dari 20 mg/jam
rata-rata mereka akan mengalami pengurangan 5 cm dari tinggi yang
diharapkan.
b. Dekstroamfetamin : dapat diberikan dalam bentuk yang dilepaskan
(showreleased) secara sedikit demi sedikit. Dosis awalnya adalah 10 mg
dengan masa kerja selama 8-18 jam sehingga penderita hanya
membutuhkan satu dosis saja setiap hari, pada waktu sarapan pagi.
Dosisnya dalah kira sebesar setengah dosis metilfenidat, berkisar antara
10-20 mg/jam.
c. Magnesium pemolin : dianjurkan untuk memberikan dosis awal sebesar
18,75 mg, untuk selanjutnya dinaikan dengan setengah tablet/minggu.
Akan dibutuhkan waktu selama 3-4 minggu untuk menetapkan keefektifan
obat tersebut. Efek samping dari obat tersebut adalah berpengaruh
terhadap fungsi hati, kegugupan serta kejutan otot yang meningkat.
d. Fenotiazin : dapat menurunkan tingkah laku motorik anak yang
bersangkutan, efek samping : perasaan mengantuk, iritabilitas serta
distonia.
Secara umum efek samping dari pemakaian obat-obatan tersebut diatas adalah
anoreksia dan penurunan berat badan, nyeri perut bagian atas serta sukar tidur, anak akan
mudah menangis serta peka terhadap celaan ataupun hukuman, detak jantung yang
meningkat serta penekanan pertumbuhan. Jika terjadi hal demikian maka pengurangan dosis
atau penghentian pengguanaan obat-obatan perlu dihentikan..
2. KEPERAWATAN
Beberapa terpi yang dapat diberikan pada anak hiperaktif :
a. Terapi bermain
Terapi bermain sangat penting untuk mengembangkan ketrampilan, kemampuan
gerak, minat dan terbiasa dalam suasana kompetitif dan kooperatif dalam
melakukan kegiatan kelompok. Bermain jug dapa dipakai untuk sarana persiapan
untuk beraktifitas dan kerja saat usia dewasa. Terapi bermain digunakan sebagai
sarana pengobatan atau terapitik dimana sarana tersebut pakai dipakai untuk
mencapai aktifitas baru dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan terapi
b. Terapi perilaku
Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negatif
yang sering muncul pada anak hiperaktif dan mencari solusi dengan
merekondisikan perubhan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki
prilakunya.
c. Terapi Perkembangan
Floortime, Son-rise dan RDI (relationship Developmental Intervention) di anggap
sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan
tingkat perkembangannya kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional,
emosional dan intelektualnya. Terapi perkembangan perkembangan berbeda
dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan keteramplan yang
lebih spesifik.
Selain itu beberapa cara yang bisa dilakukn oleh orang ta untuk mendidik dan
membingbing anak-anak mereka yang tergolong hiferaktif :
a. Orang perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktif
b. Kenali kelebihan dan bakat anak
c. Membantu anak dalam bersosialisasi
d. Menggunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan
penguat positif (misalnya memberikan pujian bila anak mkan dengan tertib),
memberikan disiplin yang konsisten, dan selalu memonitorkan perilaku ana
e. Memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivits anak untuk menyalurkan
kelebihan energinya
f. Menerima keterbatasan anak
g. Membangkitkan rasa percaya diri anak
h. Dan bekerja sama dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak
yang sebenarnya
i. Disamping itu adak bisa juga melakukan pengelolaan perilaku sendiri dengan
bimbingan orang tua. Contohnya dengan memberikan contoh yang baik kepada
anak, dan bila suatu saat anak melanggarkan, orang tua meningkatkan anak
tentang contoh yang pernah diberikan orang tua sebelumnya.
I. KOMPLIKASI
1. Diagnosa sekunder sampai gangguan konduksi, depresi dan penyakit ansietas
2. Pencapaian akademik kurang, gagal disekolah, sulit membaca dan mengejarkan
aritmatika (sering kali akibat abnormalitas konsentrasi)
3. Hubungan dengan teman sebaya buruk (sering kali akibat perilaku agresif dan
kata-kata yng di ungkapkan.
- PENGKAJIAN
I. Identitas klien dan orang tua
II. Riwayat penyakit (keluhan utama, Riwayat dahulu, Riwayat penyakit
keluarga)
III. Riwayat anak (0-6 tahun) tergantung penyakit
IV. Kebutuhan bio-psiko-spitual-kultural dalam kehidupan sehari-hari
V. Pengawasan kesehatan
VI. Penyakit yang pernah diderita
VII. Kesehatan lingkungan
VIII. Perkembangan anak usia (0-6 tahun)
IX. Pemeriksaan fisik
X. Pemeriksaan penunjang
XI. Hasil observasi
- DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek ketidakmampuan fisik,
keterbatasan lingkungan, inkonsistensi respon, pengabaian, terpisah dari orang tua
dan/ atau orang terdekat,definisi stimulus yang dibuktikan dengan tidak mampu
melakukan keterampilan atau perilaku khas sesuai usia (fisik, bahasa, motorik,
psikologis,pertumbuhan fisik tergantung,tidak mampu melakukan perawatan diri
sesuai usia,efek datar, respon sosial lambat, kontrak mata terbatas, nafsu makan
terbatas, lesu, mudah marah, regresi, pola tidur terganggu (pada bayi)
b. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan defisiensi bicara,hambatan
perkembangan/maturasi,ketiadaan orang terdekat, perubahan neurologis (mis,
kelahiran prematur,distres fetal,persalinan cepat atau persalinan lama, ketiadan
orang dekat, perubahan neutrologis (mis: kelahiran prematur, distres fetal,
persalinan cepat atau persalinan lama), disfungsi sistem keluarga, ketidak
teraturan atau pengabaian anak, hubungan orang tua anak tidak memuaskan,
model pern negatif, impulsif, perilaku ,menentang, perilaku agresif, keengganan
berpisah dengan orang terdekat dibuktikan dengan meraa tidak nyaman dengan
situasi sosial,meraa sulit menerima atau mengkomunikasikan perasaan, sulit
mengungkapkan kasih sayang, kurang responsif atau tertarik pada orang lain,
tidak berminat melakukan kontrak emosi dan fisik, gejala cemas berat, kontrak
mata kurang, ekspresi wajah tidak responsif, tidak kooperatif dalam bermain dan
berteman dengan sebaya, perilaku tidak sesuai usia.
c. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan perubahan pada citra tubuh,
perubahan peran sosial,ketidakadekuatan pemahaman, perilaku tidak konsisten
dengan nilai,kegagalan hidup berulang, riwayat kehilangan, riwayat penolakan,
transisi perkembangan di buktikan dengan menilai diri negatif (mis, tidak berguna,
tidak tertolong), merasa malun dan bersalah, melebih-lebihkan tentang penilai
negatif tentang diri sendiri, menolak penilaian positif tentang diri sendiri, sulit
berkonsentrasi,berbicara pelan dan lirih, menolak berinterksi denganorng lain,
berjalan menunduk, postur tubuh menunduk, kontrak mata kurang, lesu dan tidak
bergairah, pasif, tidak mampu membentuk keputusan.
- INTERVENSI KEPERAWATAN
C) Edukasi