Anda di halaman 1dari 13

HIPERAKTIF

A. PENGERTIAN
1. Sindroma hiperaktif merupakan istilah gangguan kekurangan perhatian menandak
gangguan-gangguan sentral yang terdapat pada anak-anak, yang sampai saat ini dicap
sebagai menderita hiperaktivitas, hiperkinesis, kerusakan otak minimal atau disfungsi
serebral minimal. (Nelson, 1994)
2. Dr. Seto Mulyadi dalam bukunya “mengatasi problemanak sehari-hari “ mengatakan
pengertian istilah anak hiperaktif adalah : hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola
perilaku yang menetap pada seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak
mau diam, tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hitinya atau inpulsif
3. Sani Budiantini Hermawan, Psi., Ditijau secara psikologis hiperaktif adalah gangguan
tingkah laku yang tidak normal, disebabkan disfusi neurologis dengan gejala
utamatidak mampu memusatkan perhatikan
4. Definisi hiperaktifitas adalah suatu peningkatan aktifitas motorik hingga pada
tingkatan tertentu yang menyebabkan gangguan perilaku yang terjadi, setidaknya pada
dua tempat dan suasana yang berbeda.
5. Anak hiferaktif adalah anak yang mengalami Gangguan Pemutusan Perhatian
dengan hiperaktifitas (GPPH) atau Attention Defisit and hyperaktivity Disorder
(ADHD)

B. PENYEBAB/FAKTOR PREDISPOSISI

Pandangan-pandangan serta pendapat-pendapat mengenai asal usul, gambaran–


gambaran, bahkan mengenai realitas daripada gangguan ini masih berbeda-beda serta
dipertentangan satu sama lainnya. Beberapa orang keyakinan bahkan gangguan tersebut
mungkin sekali timbul sebagai akibat dari gangguan-gangguan di dalam neurokimia atau
neurofisiologi susunan syaraf pusat. Istilah gangguan kekurangan perhatikan meruju kepada
apa yang oleh banyak orang diyakini sebagai gangguan yang utamanya. Sindroma tersebut
diduga disebabkan oleh faktor genetik, pembuahan ataupun racun, bahaya-bahaya yang
diakibatkan terjadinya prematuritas immaturitas, maupun rudapaksa, anoksida atau penyulit
kelahiran lainnya

Telah dilakukan pula pemeriksaan tentang temperemen sebagai kemungkinan


merupakan merupakan faktor yang mempermudah timbulnya gangguan tersebut,
sebagaimana halnya dengan praktek pendidikan serta perawatan anak dan kesulitan
emosional di dalam interaksi orang tua anak yang bersangkutan. Sampai sekarang tidak ada
satu beberapa faktor penyebab pasti yang tidak dapat diperhatikan. (hiperaktif/asuhan
keperawatan-sindrom-hiperaktif.html)

Beberapa hal yang dapat menyebabkan perilaku hiperaktif ialah:

a) Kondisi saat hamil dan persalinan. Misalnya keracunan pada akhir kehamilan
(ditandai dengan tingginya tekanan darah pembengkakan kaki & ekskresi protein
melalui urine)
b) Cedera otak sesudah lahir, yang di sebabkan oleh benturan kuat pada kepala anak
c) Faktor lingkungan, kondisi lingkungan yang buruk, seperti adanya timah atau nitrat
dalam air keran,buangan uap atau gas, pestisida, dan zat kimia lain juga dapat
menyebabkan anak menjadi hiperaktif. Tingkat keracunan timbal yang parah dapat
mengakibatkan kerusakan otak. Hal ini di tandai dengan kesulitan konsentrasi, belajar
dan prilaku hiperaktif. Polusi timbal berasa dari industri peleburan baterai, mobil
bekas, asap kendaraan atau cat rumah yang tua. Obat untuk mengeluarkan timbal dari
dalam tubuh hanya diberikan dibawah pengawasan dokter bagi anak kadar timbalnya
sudah sangat tinggi, karena obat tersebut mempunyai efek samping
d) Lemah pendengaran, yang disebabkan infeksi telinga sehingga anak tidak dapat
memproduksi bunyi yang di dengarnya. Akibatnya tingkah laku menjadi tidak
terkendali &p perkembangan Bahasanya yang lambat. Segeralah hubungi dokter THT
jika anak menunjukkan ciri-ciri berikut: perkembangan Bahasa yang lambat, lebih
banyak memperhatikan mimic lawan bicara & lebih banyak bereaksi terhadap
perubahan mimik & isyarat.
e) Faktor psikis, yang lebih banyak dipengaruhi oleh hubungan anak dengan dunia luar.
Meskipun jarang , hubungan dengan anggota keluarga dapat pula menjadi penyebab
hiperaktifitas . contoh kasus , orang tua yang bersikap sangat tengas penyuruh anak
berdiri 15 menit di pojok ruangan untuk mengatasi ketidakdisiplinannya. Tapi setelah
15 menit berlalu, maka anak malah mempunyai energy energy berlebih yang siap
meledak dengan akibat lebih negatif dibandingkan kesalahan sebelumnya.
f) Kekurangan asam lemak esensial, dari hasil penelitian di inggris dan amerika serikat
serikat ditemukan beberapa anak hiperaktif juga menderita kekurangan sam lemak
esensial. Gejala kekurangan asam lemak esensial adalah rasa haus yang hebat, kulit
dan rambut kering, sering buang air kecil, serta ada riwayat alergi seperti asma dan
eksema.
g) Kekurangan zat gizi, beberapa anak hiperaktif menderita kekurangan zinc,
magnesium, atau vitamin B12.
h) Makanan, zat penambahan makanan, coklat,gula, makanan dari susu, gandum,
tomat,nitrat, jeruk, telur, dan makanan lain diduga sabagai penyebab hiperaktif.

C. PATOFISIOLOGI

Kurang konsentrasi/gangguan hiperaktif ditandai dengan gangguan, sifat impulasif,


dan hiperaktivitas. Tidak terdapat bukti yang menyakinkan tentang sesuatu mekanisme
patofisiologi ataupun gangguan biokimiawi. Anak pria yang hiperaktiv, yang berusia antara
6-9 tahun serta yang mempunyai IQ yang sedang, yang telah memberikan tanggapan yang
baik terhadap pengobatan-pengobatan stimulasi, memperhatkan derajat perangsangan yang
rendah (a low level of arousal) di dalam susuanan syaraf pusat mereka , sebelum pengobatan
tersebut dilaksanakan, sebagaimana yang berhasil di ukur dengan mempergunakan
elektroensefalografi, potensial-potensial yang diakibatkan secara auditorik serta sifat
penghantaran kulit. Anak pria ini mempunyai skor tinggi untuk kegelisahan, mudahnya
perhatikan mereka dialihkan, lingkup perhatikan mereka yang buruk serta impulsivitas.
Dengan 3 minggu pengobatan serta perawatan, maka angka-angka laboratik menjadi lebih
mendekati normal serta penilaian yang diberikan oleh para guru mereka memperlihatkan
tingkah laku yang lebih baik. (hiperaktif/asuhan-keperawatan-keperawatan-sindroma-
hiperaktifitas.html)
D. GEJALA KLINIS

Ukuran objektif tidak memperlihatkan bahwa anak yang terkena gangguan ini
memperlihatkan aktifitas fisik yang lebih banyak, jika dibandingkan dengan anak-anak
kontrol yang normal, tetapi gerakan-gerakan yang mereka lakukan kelihatan lebih kurang
berjuan serta mereka selalu gelisah dan resah. Mereka mempunyai rentang perhatian yang
pendek, mudah dialihkan serta impulsif dan mereka cendrung untuk bertindak tanpa
mempertimbangkan atau merenungkan akibat tindakan tersebut. Mereka mempunyai rentang
perhatian yang pendek, mudah dialihkan serta bersifat impulsif dan mereka cenderung untuk
bertindak tanpa mempertimbangkan atau merenungkan akibat tindakan tersebut. Mereka
mempunyai toleransi yang rendah terhadap perasaan frustasi dan secara 1emosional mereka
adalah orang-orang yang labil yang serta mudah terangsang.

Beberapa orang di antara mereka bersikap bermusuhan dan negatif tetapi ciri ini
sering terjadi secara skunder terhadap permasalahaan-permasalahaanpsikologisyang mereka
alami. Beberapa orang lainnya sangat tergantung secara berlebihan, namun yang lain bersikap
begitu bebas dan merdeka. Merek mempunyai gambaran mengenai diri mereka sendiri yang
buruk serta mempunyai rasa harga diri yang rendah dan kerap kali mengalami depresi.
Terdapat angka kejadian tinggi mengenai ketidak mampuan belajar membaca matematika,
mengerjakan dan tulis tangan. Presentasi kademik mereka dapat tertinggal 1-2 tahun dan
lebih sedikit daripada yang sesunggguhnya diharapkan dari kecerdasan mereka yang diukur.

E. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik yang biasanya ditemukan pada anak dengan gangguan hiferaktif
mencangkup :

a. Rambut yang halus


b. Telinga yang salah bentuk
c. Lipatan-lipatan epikantus
d. Langit-langit yang melengkung tinggi
e. Keturunan-keturunan telapak tangan yang hanya tunggal saja
f. Terdapat gangguan keseimbangan, astereognosis, disdiadokhokinesis serta
permasalahan-permasalahan di dalam koordinasi motorik yang halus

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang akan menegakkan diagnosis gangguan


kekeluargaan perhatian. Anak yang mengalami hiperaktivitas dilaporkan memperlihatkan
jumlah gelombang-gelombang lambat yang bertambah banyak pada elektrofalogram mereka,
tanpa disertai dengan adanya bukti tentang penyakit neurologik,atau epilepsi yangprogresif,
tetapi penemuan ini mempunyai makna yang pasti. Suatu EEG yang di analisi oleh komputer
akan dapat membantu di dalam melakukan penilaian tentang ketidakmampuan belajar pada
anak itu.
G. DIAGNOSE/CRITERIA DIAGNOSIS

Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek ketidakmampuan fisik,


keterbatasan lingkungan, inkonsistensi respon, pengabaian, terpisah dari orang tua
dan/ atau orang terdekat,definisi stimulus yang dibuktikan dengan tidak mampu
melakukan keterampilan atau perilaku khas sesuai usia (fisik, bahasa, motorik,
psikologis,pertumbuhan fisik tergantung,tidak mampu melakukan perawatan diri
sesuai usia,efek datar, respon sosial lambat, kontrak mata terbatas, nafsu makan
terbatas, lesu, mudah marah, regresi, pola tidur terganggu (pada bayi)

H. TERAPI/TINDAKAN PENANGANAN
1. MEDIS

Rencana pengobatan bagi anak dengan gangguan ini terdiri atas penggunaan
psikostimulan,modifikasi prilaku, pemdidikan orang tua, dan konseling keluarga. Orang tua
mungkin mengutarakan kekhawatirannya tentang penggunaan obat. Resiko dan keuntungan
dari ibat harus dijelaskan pada orang tua, termasuk pencegahaan skolastik dan gangguan
sosial yang terus menerus karena pengginuaan obat-obat psikostimulan. Rating scale
conners dapat digunakan sebagai dasar pengobatan dan untuk memantau efektifitas dari
pengobatan.

Psikostimulan mentifenidan (ritalin), amfetamin sulfat (benzedrine), dan


destroamfetamin sutfat (benzedrine), dan destroamfetamin sulfat (Dexedrine) dapat
memperbaiki rentang perhatian dan konsentrasi anak dengan meningkatkan efek
paradoksinal pada kebanyakan anak dn sebagai orang dewasa yang menderita gangguan ini

1) Terapi farmakologi :
Farmakoterapi kerap kali diberikan kepada anak-anak yang mengalami
gangguan hiperaktif. Farmakologi yang sering digunakan adalah
dekstroamfetamin, metilfenidat, magnesium pemolin serta fenotiazin. obat
tersebut mempunyai pengaruh-pengaruh sampingan yang lebih sedikit. Cara
bekerja obat tersebut mungkin sekali adalah dengan mengadakan modifikasi di
dalam gangguan-gangguan fundamental pada rentang perhatian, konsentrasi
serta impulsivitas. Oleh karena respon yang akan mereka berikan terhadap
pengobatan tidak dapat diramalkan sebelumnya, maka biasanya diperlukan
suatu masa percobaan klinik, mungkin akan dibutuhkan waktu 2-3 minggu
dengan pemberian pengobatan setiap hari untuk menentukan apakah akan
terdapat pengaruh obat itu atau tidak.
2) Dosis:
Obat tersebut diberikan setelah makan pagi dan makan siang, agar hanya
memberikan pengaruh yang minimal kepada nafsu makan dan tidur penderita.
a. Metilfenidat : dosis yang diberikan berbeda-beda sesuai dengan usia
masing-masing anak akan tetapi berat badan tidak berpengaruh terhadap
dosis.pada awalnya mereka diberikan 5 mg pada saat makan pagi serta
pada waktu makan siang. Jika tidak ada respon yang diberikan maka dosis
di naikan dengan 2,5 mg dengan selang waktu 3-5 hari. Bagi anak-anak
yang berusia 8-9 tahun dosis yang efektif adalah 15-20 mg/24 jam.
Sementara itu anak yang berusia lebuh lanjut akan memerlukan dosis
sampai 40 mg/jam. Pengaruh obat ini akan berlangsung selama 2-4 hari.
Biasanya anak akan bersifat rewel dan menangis. Jika pemakaian obat ini
sudah berlangsung lama dan dosis yang diberikan lebih dari 20 mg/jam
rata-rata mereka akan mengalami pengurangan 5 cm dari tinggi yang
diharapkan.
b. Dekstroamfetamin : dapat diberikan dalam bentuk yang dilepaskan
(showreleased) secara sedikit demi sedikit. Dosis awalnya adalah 10 mg
dengan masa kerja selama 8-18 jam sehingga penderita hanya
membutuhkan satu dosis saja setiap hari, pada waktu sarapan pagi.
Dosisnya dalah kira sebesar setengah dosis metilfenidat, berkisar antara
10-20 mg/jam.
c. Magnesium pemolin : dianjurkan untuk memberikan dosis awal sebesar
18,75 mg, untuk selanjutnya dinaikan dengan setengah tablet/minggu.
Akan dibutuhkan waktu selama 3-4 minggu untuk menetapkan keefektifan
obat tersebut. Efek samping dari obat tersebut adalah berpengaruh
terhadap fungsi hati, kegugupan serta kejutan otot yang meningkat.
d. Fenotiazin : dapat menurunkan tingkah laku motorik anak yang
bersangkutan, efek samping : perasaan mengantuk, iritabilitas serta
distonia.

Secara umum efek samping dari pemakaian obat-obatan tersebut diatas adalah
anoreksia dan penurunan berat badan, nyeri perut bagian atas serta sukar tidur, anak akan
mudah menangis serta peka terhadap celaan ataupun hukuman, detak jantung yang
meningkat serta penekanan pertumbuhan. Jika terjadi hal demikian maka pengurangan dosis
atau penghentian pengguanaan obat-obatan perlu dihentikan..

2. KEPERAWATAN
Beberapa terpi yang dapat diberikan pada anak hiperaktif :

a. Terapi bermain
Terapi bermain sangat penting untuk mengembangkan ketrampilan, kemampuan
gerak, minat dan terbiasa dalam suasana kompetitif dan kooperatif dalam
melakukan kegiatan kelompok. Bermain jug dapa dipakai untuk sarana persiapan
untuk beraktifitas dan kerja saat usia dewasa. Terapi bermain digunakan sebagai
sarana pengobatan atau terapitik dimana sarana tersebut pakai dipakai untuk
mencapai aktifitas baru dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan terapi
b. Terapi perilaku
Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negatif
yang sering muncul pada anak hiperaktif dan mencari solusi dengan
merekondisikan perubhan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki
prilakunya.
c. Terapi Perkembangan
Floortime, Son-rise dan RDI (relationship Developmental Intervention) di anggap
sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan
tingkat perkembangannya kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional,
emosional dan intelektualnya. Terapi perkembangan perkembangan berbeda
dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan keteramplan yang
lebih spesifik.
Selain itu beberapa cara yang bisa dilakukn oleh orang ta untuk mendidik dan
membingbing anak-anak mereka yang tergolong hiferaktif :
a. Orang perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktif
b. Kenali kelebihan dan bakat anak
c. Membantu anak dalam bersosialisasi
d. Menggunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan
penguat positif (misalnya memberikan pujian bila anak mkan dengan tertib),
memberikan disiplin yang konsisten, dan selalu memonitorkan perilaku ana
e. Memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivits anak untuk menyalurkan
kelebihan energinya
f. Menerima keterbatasan anak
g. Membangkitkan rasa percaya diri anak
h. Dan bekerja sama dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak
yang sebenarnya
i. Disamping itu adak bisa juga melakukan pengelolaan perilaku sendiri dengan
bimbingan orang tua. Contohnya dengan memberikan contoh yang baik kepada
anak, dan bila suatu saat anak melanggarkan, orang tua meningkatkan anak
tentang contoh yang pernah diberikan orang tua sebelumnya.

I. KOMPLIKASI
1. Diagnosa sekunder sampai gangguan konduksi, depresi dan penyakit ansietas
2. Pencapaian akademik kurang, gagal disekolah, sulit membaca dan mengejarkan
aritmatika (sering kali akibat abnormalitas konsentrasi)
3. Hubungan dengan teman sebaya buruk (sering kali akibat perilaku agresif dan
kata-kata yng di ungkapkan.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

- PENGKAJIAN
I. Identitas klien dan orang tua
II. Riwayat penyakit (keluhan utama, Riwayat dahulu, Riwayat penyakit
keluarga)
III. Riwayat anak (0-6 tahun) tergantung penyakit
IV. Kebutuhan bio-psiko-spitual-kultural dalam kehidupan sehari-hari
V. Pengawasan kesehatan
VI. Penyakit yang pernah diderita
VII. Kesehatan lingkungan
VIII. Perkembangan anak usia (0-6 tahun)
IX. Pemeriksaan fisik
X. Pemeriksaan penunjang
XI. Hasil observasi
- DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek ketidakmampuan fisik,
keterbatasan lingkungan, inkonsistensi respon, pengabaian, terpisah dari orang tua
dan/ atau orang terdekat,definisi stimulus yang dibuktikan dengan tidak mampu
melakukan keterampilan atau perilaku khas sesuai usia (fisik, bahasa, motorik,
psikologis,pertumbuhan fisik tergantung,tidak mampu melakukan perawatan diri
sesuai usia,efek datar, respon sosial lambat, kontrak mata terbatas, nafsu makan
terbatas, lesu, mudah marah, regresi, pola tidur terganggu (pada bayi)
b. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan defisiensi bicara,hambatan
perkembangan/maturasi,ketiadaan orang terdekat, perubahan neurologis (mis,
kelahiran prematur,distres fetal,persalinan cepat atau persalinan lama, ketiadan
orang dekat, perubahan neutrologis (mis: kelahiran prematur, distres fetal,
persalinan cepat atau persalinan lama), disfungsi sistem keluarga, ketidak
teraturan atau pengabaian anak, hubungan orang tua anak tidak memuaskan,
model pern negatif, impulsif, perilaku ,menentang, perilaku agresif, keengganan
berpisah dengan orang terdekat dibuktikan dengan meraa tidak nyaman dengan
situasi sosial,meraa sulit menerima atau mengkomunikasikan perasaan, sulit
mengungkapkan kasih sayang, kurang responsif atau tertarik pada orang lain,
tidak berminat melakukan kontrak emosi dan fisik, gejala cemas berat, kontrak
mata kurang, ekspresi wajah tidak responsif, tidak kooperatif dalam bermain dan
berteman dengan sebaya, perilaku tidak sesuai usia.
c. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan perubahan pada citra tubuh,
perubahan peran sosial,ketidakadekuatan pemahaman, perilaku tidak konsisten
dengan nilai,kegagalan hidup berulang, riwayat kehilangan, riwayat penolakan,
transisi perkembangan di buktikan dengan menilai diri negatif (mis, tidak berguna,
tidak tertolong), merasa malun dan bersalah, melebih-lebihkan tentang penilai
negatif tentang diri sendiri, menolak penilaian positif tentang diri sendiri, sulit
berkonsentrasi,berbicara pelan dan lirih, menolak berinterksi denganorng lain,
berjalan menunduk, postur tubuh menunduk, kontrak mata kurang, lesu dan tidak
bergairah, pasif, tidak mampu membentuk keputusan.

- INTERVENSI KEPERAWATAN

N Diagnosa Tujuan/ kriteria Intervensi Rasional


o keperawata hasil
n yang
mungkin
muncul
1 Gangguan Setelah INTERVENSI UTAMA INTERVENSI UTAMA
tumbuh diberikan (Perawatan (perawatan
kembang asuhan perkembangan promosi pekembangan promosi
berhubunga keperawatan perkembangan anak) perkembangan anak)
n dengan ....x.... Jam maka
..... gangguan A) Observasi A. Observasi
Dibuktikan tumbuh
dengan..... kembang 1) Identifikasi 1) Untuk
meningkat pencapaian tugas mengetahui
DENGAN perkembangan anak pertumbuhan
KRITERIA 2) Identifikasi isyarat anak
HASIL : perilaku dan fisiologis 2) Untuk
- Ketermpilan/p yang di tunjukan bayi mengetahui
rilaku sesuai (mis, lapar,tidak kemampuan
usia menurun nyaman) respon anak
- Kemampuan
melakukan B) Terapeutik A) Terapeutik
perawatan diri
meningkat 3) Pertahankan sentuhan 3) Agar pada saat
- keterampilan/p seminimal mungkin melakukan
rilaku sesuai bada bayi temperatur mobilisasi pasien
usia 4) Berikan sentuhan tetap aman
meningkat yang bersifat gentle 4) Agar pasien bisa
- kemarahan dan tidak ragu-ragu merasakan
menurun 5) Minimalkan nyeri kenyamanan
- regresi 6) Minimalkan 5) Untuk
menurun kebisingan ruangan meminimalisir
- 7) Pertahankan rasa nyeri
lingkungan 6) Supaya anak
perkembangan merasakan
optimal ketenangan
8) Motivasi anak 7) .
berinteraksi dengan 8) Untuk menambah
ank lain peryadiri pada
9) Sediakan aktivitas anak
yang memotivasi anak 9) Supaya anak bisa
berinteraksi dengan bergaul dengan
anak lainnya mudah
10) Fasilitasi anak 10) Melatih anak agar
berbagai dan mampu berbagi
bergantian/bergilir dengan orang lain
11) Dukung anak 11) Untuk menambah
mengepresikan diri rasa percaya diri
melalui penghargaan dan semangat
positif atau untuk 12) Menjaga
umpan balik atas kenyamanan anak
usahanya
12) Pertahankan
kenyamanan anak C) Edukasi
13) Fasilitasi anak
melatih keterampilan 1) Agar pasien
pemenuhan memahami tujuan
kebutuhan secara dari mobilisasi
mandiri (mis, makan, 2) Untuk
sikat gigi, cuci mempercepat
tangan, memakai pemulihan pasien
baju)
14) Bernyanyi 3) Agar pasien
bersama anak dengan terbiasa
lagu-lagu yang di melakukan
sukai mobilisasi
15) Bacakan cerita 4) Agar anak
atau dongeng percaya diri
16) dukung dalam melakukan
partisipasi anak di kegiatan sekolah
sekolah,
ekstrakulikuler, dan
aktivitas komunikasi

C) Edukasi

17) Jelaskan orang 17) untuk memngetahui


tua dan/ atau perkembangan anak
pengasuh tentang
mileston
perkembangan anak
dan prilaku anak
18) Anjurkan orang 18) melatih interaksi
tua menyentuh dan anak dengan orang tua
mengendong bayinya
19) Anjurkan orang 19) menjaga hubungan
tua berinteraksi anak dengan orang tua
dengan anaknya
20) Ajarkan 20) agar anak mampu
keterampilan terampil dalam
beriteraksi berinteraksi
21) Ajarkan anak 21) agar anak mampu
teknik asertif berkomunikasi dan
mampu menyampaikan
D) KOLABORASI keinginannya kepada
22) Rujuk untuk orang tua
konseling, jika perlu 22) mengatasi masalah
kesehatan anak

N Diagnosa Tujuan/ kriteria Intervensi Rasional


o keperawata hasil
n yang
mungkin
muncul
1 Gangguan Setelah INTERVENSI UTAMA INTERVENSI UTAMA
ginteraksi diberikan (Modifikasi perilaku (Modifikasi perilaku
sosial asuhan keterampilan sosial) keterampilan sosial )
berhubunga keperawatan
n dengan ....x.... Jam maka A. Observasi A. Observasi
..... gangguan
Dibuktikan interaksi sosial 1) Identifikasi 13) Untuk
dengan..... meningkat penyebab kurangnya mengetahui
DENGAN keterampilan sosial pertumbuhan
KRITERIA 2) Identifikasi fokus anak
HASIL : pelatihan 14) Untuk
- Perasaan n keterampilan sosial mengetahui
yaman dengan B. Terapeutik kemampuan
situasi sosial respon anak
- perasaan 1) Motivasi untuk
mudah melatih B) Terapeutik
menerima atau keterampilan sosial
mengkomunik 2) Beri umpan balik 15) Agar pada saat
asikan positif (mis, pujian melakukan
perasaan atau penghargaan) mobilisasi pasien
meningkat terhadap tetap aman
- Responsif kemampuan 16) Agar pasien bisa
pada orang sosialisasi merasakan
lain meningkat kenyamanan
- Minat C. Edukasi 17) Untuk
melakukan meminimalisir
kontrak emosi 1) Jelaskan tujuan rasa nyeri
meningakat melatih 18) Supaya anak
- Minat keterampilan sosial merasakan
melakukan 2) Jelaskan respon dan ketenangan
kontrak fisik konsekuensi 19) .
meningkat keterampilan sosial 20) Untuk menambah
- Pengverbelisas 3) Anjurkan peryadiri pada
i kasih sayang mengungkapkan anak
meningkat perasaan akibat 21) Supaya anak bisa
- Kontak mata masalah yang di bergaul dengan
meningkat alami mudah
- Kontak mata 4) Anjurkan 22) .
meningkat mengevaluasi 23) Untuk menambah
- Ekspresi pencapaian setiap rasa percaya diri
wajah interaksi dan semangat
eksponsif 5) Edukasi keluarga 24)
meningkat untuk dukungan
- Kooperatif keterampilan sosial
dalam bermain 6) Latih keterampilan
dengan sebaya sosial secara D) Edukasi
meningkat terhadap
- Kooperatif 5) Agar pasien
dengan teman memahami tujuan
sebaya dari mobilisasi
meningkat 6) Untuk
- Perilaku sesuai mempercepat
usia pemulihan pasien
meningkat
7) Agar pasien
terbiasa
melakukan
mobilisasi

N Diagnosa Tujuan/ kriteria Intervensi Rasional


o keperawata hasil
n yang
mungkin
muncul
1 Gangguan Setelah INTERVENSI UTAMA INTERVENSI UTAMA
harga diri diberikan (MANAJEMEN (MANAJEMEN
rendah asuhan PERILAKU) PERILAKU)
situasional keperawatan
berhubunga ....x....
A) Jam maka A. Observasi A. Observasi
n dengan gangguan harga
..... diri rendah 1. Identifikasi harapan 25) Untuk
Dibuktikan situasional untuk mengetahui
dengan..... meningkat mengendalikan pertumbuhan
DENGAN perilku anak
KRITERIA B. Terapeutik 26) Untuk
HASIL : mengetahui
- Penilaian dari 2. Dikusikan tanggung kemampuan
positif jawab harapan respon anak
meningkat perilaku
- Perasaan 3. Jadwalkan kegiatan C) Terapeutik
memiliki terstruktur
kelebihan atau 4. Ciptakan dan 27) Agar pada saat
kemampuan pertahankan melakukan
positif lingkungan dan mobilisasi pasien
meningkat kegiatan perawatan tetap aman
- Penerimaan konsisten setiap dinas 28) Agar pasien bisa
penilaian 5. Tingkatkan aktivitas merasakan
positif fisik sesuai kenyamanan
terhadap diri kemampuan 29) Untuk
sendiri 6. Batasi batas meminimalisir
meningkat pengunjung rasa nyeri
- Minat 7. Bicara dengan nada 30) Supaya anak
mencoba hal rendah dan tenang merasakan
baru 8. Lakukan kegiatan ketenangan
meningkat pengalihan terhadap 31) Untuk melatih
- Berjalan sumber agitasi aktifitas fisik
menampakkan 9. Cegah prilaku pasip 32) Untuk menambah
wajah dan agresif peryadiri pada
meningkat 10. Beri penguatan anak
- Postur tubuh sosistif terhadap 33) Supaya anak bisa
menampakkan keberhasilan bergaul dengan
wajah mengendalikan mudah
meningkat perilaku 34) Agar tidak
- Konsentrasi 11. Lakukan menghilangkan
meningkat pengekangan fisik semangat anak
- Tidur indikai 35) Untuk menambah
meningkat 12. Hindari bersikap rasa percaya diri
- Kontak mata menyudutkan dan dan semangat
meningkat menghentikan 36) Mencegah anak
- Gairah pembicaraan melakukan
aktivitas 13. Hindari sikap prilaku yang tidak
meningkat mengancam dan semestinya
- Aktif berdebat
meningkat 14. Hindari berdebat
- Percaya diri atau menawar batas E) Edukasi
berbicara perilaku yang telah di
meningkat detapkan 8) Agar pasien
- Perilaku memahami tujuan
esertif C. Edukasi dari mobilisasi
meningkat 9) Untuk
- Kemampuan 15. Informasikan mempercepat
membuat keluarga bahwa pemulihan pasien
keputusan keluarga sebagai
meningkat dasar pembentukan 10) Agar pasien
- Perasaan malu kognitif terbiasa
menurun melakukan
- Perasaan mobilisasi
marah
menurun
- Perasaan tidak
mampu
melakukan
apapun
menurun
- Meremehkan
kemampuan
mengatasi
masalah
menurun
- Ketergantunga
n pada
penguatan
secara
berlebihan
menurun
- Pencarian
penguatan
secara
berlebihan
menurun

Anda mungkin juga menyukai