PPDGJ CoAss Pedoman Pengenalan Dan Diskusi Gangguan Jiwa Untuk CoAss
PPDGJ CoAss Pedoman Pengenalan Dan Diskusi Gangguan Jiwa Untuk CoAss
Keluhan Utama
- Keluhan yang menyebabkan pasien datang, atau keluhan yang membuat
keluarga membawa pasien datang ke RS.
Contoh : Mengamuk, gelisah, bicara sendiri dan aneh, tidak mau bicara,
lemas, tidak ada tenaga, sedih, nafsu makan berkurang, tidak bergairah,
cemas, takut, jantung berdebar kencang, tegang pada leher, pusing, nyeri ulu
hati, dll.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Berisi anamnesis terpimpin. Sumber dari alloanamnesis dan/atau autoanamnesis
bila pasien tidak disertai keluarga. Terdiri dari 3 paragraf :
- paragraf 1 tentang keluhan terkini dan seterusnya,
Contohnya : (mengamuk) Dialami sejak 1 bulan yang lalu dan semakin
memberat 1 minggu terakhir. Bila mengamuk, pasien melemparkan barang-
barang dan memukul orang yang berada didekatnya. Pasien juga sering
terlihat gelisah, susah tidur terutama malam hari, bicara dan tertawa sendiri,
selalu mau keluar rumah. Bila diajak bicara, jawabannya tidak nyambung dan
pembicaraannya aneh.
Atau : (Cemas) Dialami sejak 3 bulan yang lalu dan semakin memberat 1
bulan terakhir. Cemas dirasakan tidak setiap hari dan timbul terutama jika
pasien sedang sendiri di rumah atau mendengar hal-hal yang buruk seperti
berita kematian, pencurian, kecelakaan dan lain-lain. Bila timbul rasa
cemasnya, jantung pasien berdebar sangat kencang, keringat dingin,
gemetar, tegang pada leher bagian belakang, pusing, mual, dan nyeri ulu
hati. Pasien juga mengeluhkan susah untuk memulai dan mempertahankan
tidur terutama pada malam hari. Menurut pasien, meski mengalami keluhan
ini, pasien masih dapat menjalankan aktivitasnya meskipun tidak sama seperti
sebelum mengalami keluhan ini.
- Hendaya/disfungsi :
Hendaya Sosial (+/-), berdasarkan apakah ada perubahan dalam hubungan
sosial setelah mengalami gangguan.
Hendaya Pekerjaan (+/-), berdasarkan apakah ada perubahan dalam
pekerjaan atau pendidikan setelah mengalami gangguan.
Hendaya Penggunaan waktu senggang (+/-), berdasarkan apakah ada
perubahan menikmati kegiatan atau rekreaksi yang sebelumnya sering
dilakukan dan menyenangkan dan setelah mengalami gangguan tidak lagi
dilakukan dan tidak lagi dapat betul-betul dinikmati seperti berolahraga,
nonton, jalan-jalan dan rekreasi, membaca dll.
-Apakah ada riwayat gangguan jiwa sebelumnya yang bukan lanjutan dari
gangguan yang sekarang dan telah remisi sempurna, atau tidak ada riwayat
gangguan jiwa sebelumnya.
“Pasien lahir di Makassar pada tahun 1980, lahir normal, cukup bulan dan
ditolong oleh bidan. Merupakan anak yang diinginkan. Atau
“Pasien lahir prematur, tidak cukup bulan. Pasien bukan merupakan anak
yang diinginkan.
Tidak ada riwayat keluarga menderita gangguan yang sama ataupun gangguan
jiwa lainnya. Atau terdapat riwayat gangguan jiwa yang sama pada paman
pasien yaitu adik dari Ibunya.
Gambaran umum pasien pada awal wawancara, contoh : tampak seorang laki-
laki, wajah sesuai umur, memakai baju kaos lengan pendek warna putih dan
celana panjang jeans warna biru, perawakan tinggi kurus, terlihat tatto dilengan
kiri, penampilan dan perawatan diri kurang.
Catatan : setelah dua atau tiga pertanyaan, anda dapat menanyakan kembali
apakah pasien mengingat nama anda saat memperkenalkan diri tadi untuk
menilai daya ingat segera pasien.
Contoh awal wawancara :
DM : kalau boleh tahu, kenapa bapak dibawa kesini oleh keluarga atau keluhan
apa yang membuat bapak/ibu datang berobat.
Bila pasien menolak mengemukakan alasan atau menjawab saya tidak tahu,
anda dapat memberikan pertanyaan konfirmasi seperti :
DM : Pak, menurut keterangan keluarga, bapak dibawa kesini karena mengamuk,
bisa bapak ceriterakan tentang hal itu ?
Catatan : Pada prinsipnya suatu waham baru dikatakan ada jika terlebih dahulu
di berikan fakta kenyataan yang sebenarnya tapi pasien tetap yakin akan hal itu.
Dan halusinasi dikatakan betul ada jika pasien dapat menjelaskan kapan mulai
munculnya, frekwensi munculnya, kapan terakhir muncul, ada berapa suara
yang didengar, dan isi dari halusinasi itu.
B. Keadaan Afektif
1. Mood : adalah suasana perasaan seseorang yang pervasif
(mendalam/melekat) dan menetap dalam waktu beberapa hari hingga
beberapa minggu. Bersifat subyektif (dirasakan oleh pasien), tidak dapat
diamati, sehingga harus ditanyakan kepada pasien. Contoh : bagaimana
perasaan bapak dalam beberapa hari ini. Jawaban pasien kemudian
dituliskan bisa berupa sedih (hipotimik), gembira (hipertimik), normal
(eutimik), depresi (tertekan), cemas, euforik, marah, labil, dan iritabel.
2. Afek : ekspresi emosi dari suasana perasaan yang tergambarkan dalam
bentuk ekspresi wajah, pembicaraan (intonasi suara), dan bahasa tubuh,
bersifat sementara, berubah-ubah, obyektif, dapat sesuai atau tidak sesuai
dengan mood. Jadi dapat dinilai langsung saat wawancara. Dapat berupa
gambaran kedalaman emosi seperti afek normal, terbatas(restriktif), tumpul
(blunted), atau mendatar (flattening). Dapat pula dituliskan berupa gambaran
afek yang marah, depresi, cemas, euforik, ketakutan.
3. Keserasian : serasi atau tidak serasi (inapropriate). Yang dimaksud dengan
keserasian disini adalah keserasian antara mood dan ekspresi afektif yang
dilihat atau keserasian antara ekspresi afektif dengan topik pembicaraan
pasien dalam wawancara (isi pikir). Contoh afek yang serasi (apropriate) ialah
ekspresi pasien ketakutan atau marah ketika membicarakan waham kejaran
atau ekspresi pasien sedih ketika membicarakan situasi yang tidak
mengenakkan seperti ditinggal suami atau berpisah dengan anak, dan tidak
serasi (inapropriate) ketika pasien menceritakan keinginan untuk membunuh
dengan ekspresi afektif yang datar.
4. Empati : dapat dirabarasakan atau tidak dapat dirabarasakan. Yang dimaksud
dapat dirabarasakan adalah situasi emosional yang dibicarakan pasien dapat
menyentuh nurani anda, misalnya pasien membicarakan tentang
penderitaan pasien akibat tekanan ekonomi dan anda dapat merasakan
penderitaan yang dialami pasien. Sedangkan yang tidak dapat dirabarasakan
misalnya pasien berbicara bahwa dirinya adalah Nabi untuk seluruh dunia
(waham kebesaran) atau pasien menceriterakan bahwa dirinya akan dibunuh
oleh sekelompok mahluk asing (waham kejaran) meski dengan ekspresi sedih
sekalipun tapi anda tidak dapat merasakan kesedihannya itu.
Evaluasi Multiaksial
- Aksis I. didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna berupa perilaku
mengamuk. Bicara dan tertawa sendiri, gelisah dan susah tidur yang mana
gejala-gejala ini menyebabkan timbulnya distress dan disabiliti sehingga
dapat disimpulkan mengalami Gangguan Jiwa.
Didapatkan adanya hendaya berat dalam menilai realitas berupa waham dan
halusinasi sehingga digolongkan dalam Gangguan Jiwa Psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan kelainan
sehingga penyebab organik dapat disingkirkan sehingga diagnosa diarahkan
ke Gangguan Jiwa Psikotik Non Organik.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan adanya afek yang menumpul,
asosiasi longgar, halusinasi auditorik, dan waham kebesaran serta waham
kejaran yang telah berlangsung lebih dari 1 bulan, sehingga berdasarkan
PPDGJ III telah memenuhi kriteria diagnosis gangguan Skizofrenia (F20). Dan
oleh karena pada pasien ini halusinasi dan waham kebesaran dan waham
kejaran sangat menonjol maka diagnosis lebih diarahkan pada gangguan
Skizofrenia Tipe Paranoid (F20.0).
- Aksis II : Tentang kepribadian/karakter pasien premorbid (sebelum
gangguan). Apakah telah memenuhi salah satu jenis gangguan kepribadian
pada F60 PPDGJ atau tidak berupa gangguan tapi memiliki ciri-ciri
kepribadian sesuai F60. Bila tidak ada yang memenuhi disebutkan saja ciri
kepribadian/karakter pasien dan diarahkan ke ciri kepribadian tidak khas.
Contoh : pasien dikenal orang yang ramah, mudah bergaul, penurut, dan
cukup terbuka sehingga diarahkan kepada ciri kepribadian tidak khas.
- Aksis III : tentang diagnosis penyakit fisik/kondisi medis umum yang dapat
berhubungan atau tidak berhubungan dengan aksis I. misalnya Hipertensi,
DM tipe II, dll. Bila tidak ada dituliskan tidak ada diagnosis.
- Aksis IV : tentang stressor psikososial. Boleh lebih dari satu. Contoh : masalah
dalam hubungan interpersonal, Masalah ekonomi, Masalah Pendidikan,
masalah dalam Primary Support Group. Atau dapat disebutkan langsung
seperti Kematian suami, masalah penyakit, masalah utang piutang, dll.
- Aksis V : GAF Scale saat ini dan satu tahun terakhir. Lihat PPDGJ
Daftar Problem
Biologik : …….
Psikologik : ……..
Sosiologik : ……….
Prognosis
Bonam/Dubia ad bonam, ad malam/Malam
Pembahasan/Tinjauan Pustaka
4 paragraf.
Paragraf 1. Teori ringkas mengenai diagnosis gangguan.
Paragraf 2. Alasan berdasarkan tinjauan pustaka/sumber bacaan mengapa anda
mendiagnosis pasien dengan diagnosis tersebut dihubungkan dengan tanda dan
gejala yang anda dapatkan.
Paragraf 3. Alasan anda memberikan terapi baik farmakoterapi maupun psikoterapi
yang anda pilih untuk pasien ditinjau dari kepustakaan/sumber bacaan.
Paragraf 4. Prognosis pasien berdasarkan faktor pendukung dan faktor penghambat
prognosis. Contoh; faktor pendukung adalah : 1. Onset penyakit yang akut, 2.
Dukungan keluarga yang baik, 3. Riwayat premorbid (tingkat pendidikan/pekerjaan)
baik, 4. Kepatuhan minum obat/keinginan pasien yang besar untuk berobat dan
sembuh, 5. Gejala-gejala yang menonjol adalah gejala positif (khusus skizofrenia), 6.
Tidak ada kelainan organik, 7. Stressor psikososial yang jelas. sedangkan faktor
penghambat prognosis adalah : 1. Perjalanan penyakit yang kronik, 2. Onset usia muda
atau tua, 3. Riwayat premorbid yang kurang baik, 4. Tidak patuh dalam pengobatan, 5.
Gejala yang menonjol adalah gejala negatif (khusus skizofrenia), 6. Ada kelainan
organik, 7. Stressor psikososial tidak jelas, 8. Stressor psikososial masih berlangsung, 9.
Dukungan keluarga yang kurang baik, 10. Riwayat perilaku agresi.
Rencana terapi
Psikofarmaka : untuk psikotik obat tunggal, sedangkan nonpsikotik dapat lebih dari
satu.
Psikoterapi : Suportif/terapi perilaku/Cognitive-behavioral therapy (CBT)
Sosioterapi : pada lingkungan dan keluarga.
Follow Up
Follow Up penyakit pada pasien dan perencanaan lanjutan.