Anda di halaman 1dari 3

Pengelolaan DAS

Pendahuluan

DAS atau daerah aliran sungai merupakan suatu wilayah atau kawasan yang biasanya
dibatasi oleh pembatas topografi seperti punggung bukit dan berfungsi untuk menerima atau
mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara yang kemudian akan dialirkan melalui anak-
anak sungai dan keluar melalui satu titik (outlet). Tujuan Pengelolaan DAS adalah agar
terkendalinya hubungan timbal balik antara sumberdaya alam dan lingkungan DAS dengan
kegiatan manusia guna kelestarian fungsi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam
penerapannya di lapangan, konsepsi tersebut memerlukan upaya yang tidak sederhana. Untuk itu
diperlukan keterpaduan pengelolaan oleh berbagai sektor/multi pihak mulai dari hulu sampai
hilir dengan mempertimbangkan berbagai kepentingan, kondisi biofisik dan sosial ekonomi yang
ada dalam suatu DAS. Selain itu pengelolaan DAS juga bertujuan untuk memperbaiki,
memelihara dan melindungi kondisi DAS agar menghasilkan kontinuitas produktivitas air (water
yield) untuk kepentingan pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, perikanan, industri dan
masyarakat. Indikator keberhasilan pengelolaan DAS dicirikan dengan rendahnya fluktuasi debit
air antara musim hujan dan musim kemarau, beban sedimen sungai serta terjaganya kelestarian
sumber air. Selain itu, pertumbuhan dan perkembangan penduduk yang pesat menyebabkan
peningkatan kebutuhan manusia akan sumberdaya. Pemenuhan kebutuhan penduduk
menyebabkan eksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan dan tidaksesuai dengan
kemampuannya. Apabilakegiatan tersebut tidak dikelola dengan baik, akan menyebabkan
kelebihan air (banjir) pada saat musim hujan dan kekeringan pada saat musim kemarau.

Penyelamatan ekosistem DAS menjadi sebuah kebutuhan mendesak untuk dilakukan.


Berbagai upaya telah dilakukan oleh berbagai pihak baik pemerintah hingga masyarakat umum,
namun kejadian-kejadian bencana terkait air masih saja terus terjadi. Perlu sebuah upaya
penanganan bencana ekosistem melalui penelitian detail dan intensif terhadap berbagai
perubahan penggunaan lahan dan penerapan teknik konservasi terpadu. Konservasi terpadu
merupakan konsep rehabilitasi lahan dan hutan dengan mengintegrasikan teknik konservasi tanah
dan air secara fisik/mekanis, vegetatif dan perubahan sosial budaya masyarakat dalam
pengelolaan lahan untuk mempertahankan fungsi dan kelestarian ekosistem. Diharapkan
informasi yang diperoleh mampu menjadi rujukan dalam penanganan bencana ekosistem DAS di
Indonesia. Salah satu DAS di Indonesia yang perlu dilakukan konservasi adalah adalah DAS
Peusang yang terletak di provinsi Aceh. DAS Peusang memiliki luas mencapai 242.500 ha dan
meliputi 4 wilayah kabupaten. Wilayah DAS Peusangan terbentang dari selatan-utara, wilayah
hulu terletak di Aceh Tengah dan hilirnya di Bireuen/Aceh Utara yang berhadapan dengan laut
selat malaka. Wilayah DAS Peusangan berdasarkan kelas kelerengan terbagi dalam 7 kelas
lereng, yaitu: kelas lereng 0-3% (25.057 ha), kelas lereng 3-8% (10.453 ha), kelas lereng 8-15%
(40.511 ha), kelas lereng 15-25% (25.946 ha), kelas lereng 25-40% (48.679 ha), kelas lereng 40-
60% (59.167 ha) dan >60% (26.887 ha). Kondisi kemiringan lereng/topografi tersebutjika tidak
dikelola dengan baik akan menimbulkan erosi melebihi dari erosi yang ditoleransi.

Pembahasan

Pada tahun 1990-2006 perubahan penggunaan lahan di lahan DAS Peusang


meningkatkan debit puncak dari 280 m3/s menjadi 383 m3/s, dan meningkatkan persentase hujan
menjadi direct run-off dari 53% menjadi 63%. Hal tersebut menunjukkan perubahan penggunaan
lahan berpengaruh terhadap perubahan kondisi hidrologi DAS Peusangan (Husnan, 2010). Untuk
itu, diperlukan strategi pengelolaan DAS yang komprehensif dan terpadu sehingga ketersediaan
air di musim kemarau akan terjaga dan musim hujan tidak terjadi banjir. Untuk menyusun
strategi pengelolaan DAS yang baik diperlukan informasi/data yang akurat mengenai
karakteristik fisik DAS (biogeofisik) serta kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat yang
tinggal di kawasan tersebut. Upaya konservasi yang sudah dilakukan di DAS Peusang sejauh ini
dinataranya :

 Penerapan usaha tani konservasi : yaitu usaha tani yang disertai penerapan kaidah konservasi
tanah dan air yang menekankan pada pola pengaturan pertanaman, tanpa melibatkan
pembuatan struktur bangunan pengendali erosi seperti pemilihan jenis tanaman, pengaturan
pola tanaman, pemberian mulsa dll
 Pembangunan teras bangku : Pembuatan teras bangku harus disertai dengan penanaman
tanaman penguat teras disepanjang punggung teras bangku. Disampingitu pembuatan teras
bangkuharus disertai dengan pembuatan saluran pembuangan air limpasan dengan grassed
waterwaysdan drop structureguna mengurangi slope gradientsaluran pembuangan air.
 Penerapan Sistem Agroforestry : Agroforestry adalah campuran tanaman semusim
dengantanaman tahunan berkayu, dalam halyang sama dandikombinasikan dengan kegiatan
peternakanatauperikanan. Sistem agroforestry diterapkan dimana saja,tetapi lebih
baikditerapkan pada lahan yang mempunyai kelerengan >45%.
 Arahan pengembangan dan pengelolaan : Pemanfaatan lahan yang tidak bijaksana oleh
masyarakat di wilayah DAS akan menimbulkan berbagai gangguan ekosistem, yaitu
terganggunya tata air DAS yang berakibat banjir dan erosi. Kondisi ini mengakibatkan
terjadinya kerusakan lahan, penurunan produktivitas dan produksi usahatani, serta
kesejahteraan masyarakat yang bersangkutan. Untuk mencegah terjadinya gangguan tersebut,
perlu adanya arahan dari pemerintah. Caranya bisa dengan mengadakan sosialisasi, membuat
kelompok tani, pelatihan tani dan sebagainya.
Penutup
Daerah aliran sungai merupakan suatu wilayah atau kawasan yang dibatasi oleh pembatas
topografi seperti punggung bukit dan berfungsi untuk menerima atau mengumpulkan air
hujan, sedimen dan unsur hara yang kemudian akan dialirkan melalui anak-anak sungai dan
keluar melalui satu titik (outlet). Tujuan Pengelolaan DAS adalah agar terkendalinya
hubungan timbal balik antara sumberdaya alam dan lingkungan DAS dengan kegiatan
manusia guna kelestarian fungsi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu DAS di
Indonesia yang memerlukan konservasi adalah DAS Peusang yang terletak di Provinsi Aceh.
Upaya konservasi yang dilakukan pada DAS ini dintaranya penerapan usaha konservasi tana,
pembangunan teras bangku, Penerapan Sistem Agroforestry, Arahan pengembangan dan
pengelolaan dari pemerintah. Dengan adanya konservasi DAS tersebut diharapkan dapat
menjaga keseimbangan fungsi DAS dan dapat mencegah DAS agar tidak masuk ke dalam
kondisi kritis.

Anda mungkin juga menyukai

  • Layer Stacking
    Layer Stacking
    Dokumen6 halaman
    Layer Stacking
    hestycahya
    Belum ada peringkat
  • BOJA
    BOJA
    Dokumen10 halaman
    BOJA
    hestycahya
    Belum ada peringkat
  • Alat BMKG
    Alat BMKG
    Dokumen24 halaman
    Alat BMKG
    hestycahya
    Belum ada peringkat
  • Per Awanan
    Per Awanan
    Dokumen18 halaman
    Per Awanan
    hestycahya
    Belum ada peringkat
  • Test
    Test
    Dokumen1 halaman
    Test
    hestycahya
    Belum ada peringkat