Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peraturan baru tentang aparatur sipil negara (ASN) yang tertuang
dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 secara implisit menghendaki bahwa ASN
dalam menjalankan profesinya harus mampu memenuhi standar manajemen
ASN, maka dalam proses Latihan Dasar, ASN perlu membuat rancangan
aktualisasi, dalam hal ini manajemen ASN yang dilaksanakan di unit
organisasi UPTD Puskesmas Ulee Kareng.
Henti jantung (cardiac arrest) dan kasus darurat yang mengancam
nyawa merupakan masalah kesehatan global yang sangat penting, dimana
penilaian awal yang cepat dan respon yang benar dan cepat dapat mencegah
kematian atau kecacatan permanen. Angka kejadian henti jantung menempati
urutan ketiga penyebab kematian di United States of America (Pratiwi, et al,
2016).
Henti jantung merupakan salah satu keadaan berhentinya fungsi
mekanis jantung secara mendadak, yang dapat reversible dengan penanganan
yang sesuai tetapi akan menyebabkan kematian apabila tidak ditangani dengan
segera (Joseph Loscalzo 2012).
Keterampilan melakukan resusitasi jantung paru (RJP) harus dimiliki
setiap orang untuk mengurangi dampak buruk atau keparahan gejala sisa
pasien henti jantung. Keterampilan dalam tindakan pertolongan awal ini
bertujuan untuk oksigenasi darurat mempertahankan fungsi jantung paru
melalui ventilasi dan sirkulasi buatan.
Keberhasilan resusitasi jantung paru tergantung pada cepatnya
penilaian awal, segera dan efektif CPR dan defibrilasi cepat mungkin
diperlukan jika itu adalah irama shockable. Kehadiran penyelamat yang
kompeten selama keadaan darurat yang mengancam jiwa meningkatkan
kemungkinan bertahan hidup dari korban. (Pratiwi, et al, 2016).
Aspek dasar pertolongan pada henti jantung mendadak adalah bantuan
hidup dasar (BHD), aktivasi sistem tanggap darurat, RJP sedini mungkin,
serta dengan defibrilasi cepat menggunakan defibrillator eksternal otomatis
atau Automatic External Defibrillator (AED). (Kleinman et al. 2015). Pada
korban henti jantung penting halnya untuk melakukan BHD di menit-menit
awal hal ini tentunya dapat meningkatkan angka pasien bertahan hidup
sebanyak 4% dan pada pasien napas spontan 40%. Menjadi hal yang sangat
penting bagi tenaga kesehatan dan masyarakat umumnya untuk mengetahui
dan paham terkait BHD, untuk dapat memberikan pertolongan pada pasien.
(Botha et al, 2012)
Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
(Permenkes No.75 Tahun 2014).
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam menyelenggarakan
fungsi Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) puskesmas mempunyai wewenang salah satunya untuk
melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia dan Tenaga
Kesehatan Puskesmas. Selain fungsi UKM dan UKP, Puskesmas juga dapat
berfungsi sebagai wahana pendidikan Tenaga Kesehatan yang tercantum
dalam Pasal 8. (Permenkes No.75 Tahun 2014).
Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar
profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi,
menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan
pasien dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam
bekerja. (Permenkes No.75 Tahun 2014).
Sesuai dengan data yang saya dapatkan dari Tata Usaha bahwa
Tenaga Kesehatan di Puskesmas Ulee Kareng berjumlah …, dengan
rincian…Dari …perawat hanya 1 orang yang sudah mengikuti pelatihan
BTCLS 1 bulan yang lalu, dan ini dirasa masih kurang dan belum optimalnya
pelayanan yang diberikan ,terutama pelayanan gawat darurat di IGD.
Memahami dan terampil dalam melakukan Resusitasi Jantung Paru
(RJP) dan intubasi adalah salah satu tugas dan kompetensi yang harus
dimiliki oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang bertugas di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) UPTD Puskesmas Ulee Kareng sesuai dengan
wewenang Puskesmas yang tercantum dalam Permenkes Tentang Puskesmas
Pasal 6 dan 7. Oleh karena itu penulis mengambil judul “ Belum Optimalnya
Keterampilan Petugas IGD di Puskesmas Ulee Kareng dalam Melakukan
Bantuan Hidup Dasar (BHD).”

B. IDENTIFIKASI ISU

Sistem pembelajaran pada pendidikan dan pelatihan (Diklat)


Prajabatan Pola Integrasi atau yang disebut Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS
Formasi Golongan III menuntut setiap peserta Diklat Latsar untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang
diakronimkan menjadi ANEKA. Selain nilai ANEKA tersebut peserta Latsar
untuk mengintegrasikan nilai Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole
of Government dalam kegiatan kerjanya di instansi masing-masing atau yang
disebut dengan Aktualisasi.
Berdasarkan tiga isu pokok yang telah dipelajari pada Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil yaitu 1). Pelayanan Publik, 2). Manajemen ASN,
dan 3). Layanan terpadu/terintegrasi (Whole of Government) setidaknya ada
lima isu yang saya temukan di tempat saya mengabdi sebagai dokter umum di
UPTD Puskesmas Ulee Kareng, yaitu :

1. Belum optimalnya keterampilan petugas IGD di Puskesmas Ulee Kareng


dalam melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD).
2. Belum tercapainya target cakupan imunisasi di Puskesmas Ulee Kareng.
3. Belum optimalnya pemeriksaan/pelayanan pasien TB dan Kusta di
Puskesmas Ulee Kareng.
4. Kurangnya tingkat pengetahuan ibu hamil tentang stunting di Puskesmas
Ulee Kareng.
5. Kurangnya tingkat pengetahuan pasien tentang Penyakit Tidak Menular
(PTM) di Poli Lansia Puskesmas Ulee Kareng.

C. PERUMUSAN ISU

Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta dituntut untuk menemukan


core issue yang menjadi permasalahan pokok dalam instansinya. Guna
mencapai core issue, diperlukan upaya untuk menganalisis secara mendalam
kualitas masing-masing isu. Proses identifikasi tersebut menggunakan dua alat
bantu penetapan ksriteria kualitas isu. Kriteria pertama adalah APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan). Aktual artinya benar-benar
terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Problematik artinya
isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan
solusinya. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak. Sedangkan Kelayakan artinya isu yang masuk akal dan realistis serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Tabel 1.1 Hasil Penetapan Kualitas Isu dengan AKPK


Kriteria Total Rang-
No Isu AKPK Skor king
A K P K
1. Belum optimalnya keterampilan petugas 4 5 5 5 19 1
IGD di Puskesmas Ulee Kareng dalam
melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD).
2. Belum tercapainya target cakupan 4 4 5 5 18 2
imunisasi di Puskesmas Ulee Kareng.
3. Belum optimalnya pemeriksaan 4 4 5 3 16 5
/pelayanan pasien TB dan Kusta di
Puskesmas Ulee kareng.
4. Kurangnya tingkat pengetahuan ibu 5 4 4 4 17 3
hamil tentang stunting di Puskesmas Ulee
Kareng.
5. Kurangnya tingkat pengetahuan pasien 4 5 5 3 17 4
tentang Penyakit Tidak Menular (PTM)
di Poli Lansia Puskesmas Ulee Kareng.

Keterangan Tabel :
A : Aktual
K : Kekhalayakan
P : Problematik
K2 : Kelayakan

Kriteria kedua adalah USG (Urgency, Seriousness, Growth) adalah


salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan.
Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan
isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5 dengan ketentuan sebagai berikut:

Angka Pengaruh

1 Sangat Rendah/Sangat Kecil

2 Rendah/Kecil
3 Sedang/Cukup

4 Tinggi/Besar

5 Sangat Tinggi/Sangat Besar

Tabel 1.2 Skala Urgency USG

Urgency (U) yaitu seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas


dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu
tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi. Seriousness
(S) yaitu seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu
tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah
penyebab isu tidak dipecahkan. Dan Growth (G) yaitu seberapa kemungkinan-
kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan
masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.

Tabel 1.3 Teknik USG Penentuan Isu Aktual/Masalah Pokok Kegiatan


Aktualisasi

No IDENTIFIKASI U S G TOTAL PERINGKAT


ISU
1. Belum optimalnya 5 5 5 15 1
keterampilan petugas
IGD di Puskesmas
Ulee Kareng dalam
melakukan Bantuan
Hidup Dasar (BHD).
2. Belum tercapainya 5 5 4 14 2
target cakupan
imunisasi di
Puskesmas Ulee
Kareng.
3. Kurangnya tingkat 5 5 4 14 3
pengetahuan ibu
hamil tentang
stunting di
Puskesmas Ulee
Kareng.

Argumentasi Penetapan Core Isu yang ditemukan adalah sebagai berikut :

1. Belum optimalnya keterampilan petugas IGD di Puskesmas Ulee Kareng


dalam melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD).
Jika isu ini tidak ditangani segera maka akan terjadi ketidakpuasan pasien
terhadap pelayanan di igd dan yang paling penting meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan paramedis yang bertugas di IGD tentang bantuan hidup
dasar pada pasien yang mengalami kegawatdaruratan, dan mengurangi angka
mortalitas (kematian) pada pasien kegawatdaruratan.
2. Belum tercapainya target cakupan imunisasi di Puskesmas Ulee Kareng.
Jika isu ini tidak ditangani segera maka pendataan cakupan imunisasi menjadi
tertunda, dan hasilnya menjadi tidak akurat. Hal ini juga berpengaruh pada
status imunisasi di lingkungan Puskesmas Ulee Kareng.
3. Belum optimalnya pemeriksaan/pelayanan pasien TB dan Kusta di Puskesmas
Ulee kareng.
Jika isu ini tidak ditangani segera maka pasien TB dan Kusta menjadi tidak
puas karena pelayanannya kurang, dan meningkatkan jumlah penderita pasien
TB dan kusta di lingkungan Puskesmas Ulee Kareng.
4. Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang stunting di Puskesmas Ulee
Kareng.
Jika isu ini tidak ditangani segera maka angka stunting akan semakin tinggi
dan kedepannya akan berpengaruh terhadap angka stunting nasional.
5. Kurangnya tingkat pengetahuan pasien tentang Penyakit Tidak Menular
(PTM) di Poli Lansia Puskesmas Ulee Kareng.
Jika isu ini tidak ditangani maka Penyakit Tidak Menular (PTM) akan
semakin tinggi kejadiannya di lingkungan Puskesmas Ulee Kareng.

D. RENCANA KEGIATAN DAN TAHAPAN KEGIATAN

Unit Kerja : UPTD Puskesmas Ulee Kareng

Identifikasi Isu :

1. Belum optimalnya keterampilan petugas IGD di


Puskesmas Ulee Kareng dalam melakukan
Bantuan Hidup Dasar (BHD).
2. Belum tercapainya target cakupan imunisasi di
Puskesmas Ulee Kareng.
3. Kurangnya tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang stunting di Puskesmas Ulee Kareng.

Isu Yang Diangkat : Belum optimalnya keterampilan petugas IGD di


Puskesmas Ulee Kareng dalam melakukan
Bantuan Hidup Dasar (BHD).

Gagasan Pemecahan Isu : Peningkatan keterampilan petugas IGD di


Puskesmas Ulee Kareng dalam melakukan
Bantuan Hidup Dasar (BHD).
 Tahapan Kegiatan dan Output

NO KONTRIBUSI PENGUATA
KETERKAITAN
TAHAPAN TERHADAP VISI N NILAI
KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA
KEGIATAN MISI ORGANISAS
PELATIHAN
ORGANISASI I
1 2 3 4 5 6 7
1 Konsultasi 1. 1.Mendapatkan 1. Akuntabilitas Kegiatan konsultasi
dengan atasan Menghubungi jadwal pertemuan Kepercayaan dengan atasan Pada tahap
langsung kepala yang disetujui Keseimbangan langsung kegiatan
( Kepala puskesmas oleh atasan 2. Nasionalisme mendukung Visi konsultasi
Puskesmas) untuk Sila ke-4 yakni masyarakat
dengan atasan
berkonsultasi Sila ke-3 Ulee Kareng sehat
mengenai 3. Etika Publik mandiri langsung
jadwal Sopan dilakukan
pertemuan Menghargai penerapan
perihal Komunikasi nilai pro
membahas Hormat rakyat dan
program Sinergi
inklusif
aktualisasi Profesionalisme
2.Mempersiap 2.Tersedianya 4. Komitmen antara
kan bahan dan bahan konsultasi Mutu pimpinan dan
daftar dengan atasan Berorientasi staf dalam
pertanyaan mutu mencari
untuk 5. Anti Korupsi solusi yang
konsultasi Jujur andal bagi
dengan atasan 6. Managemen persoalan
3. 3.Tersedianya ASN yang tengah
Melaksanakan hasil konsultasi Melaksanakan dikonsultasi
konsultasi dengan atasan tugasnya
terkait BHD dengan jujur,
dengan atasan 4. Terlaksananya bertanggung
4. Membuat konsultasi dengan jawab, dan
catatan hasil atasan (bukti : berintegritas
konsultasi foto) tinggi
dengan atasan 7. Whole of
5.Meminta izin 5. Mendapat izin Goverment
untuk Koordinasi
melakukan 8. Pelayanan
kegiatan Publik
Transparan

2. Koordinasi 1.Menemui 1. Tersedianya 1. Akuntabilitas Kegiatan konsultasi


dengan Kepala kepala bagian hasil konsultasi Kepercayaan dengan Kepala Pada tahap
Bagian Mutu mutu untuk yaitu saran dan Keseimbangan Bagian Mutu kegiatan
sebagai berkonsultasi masukan 2. Nasionalisme mendukung Visi konsultasi
penanggung mengenai Sila ke-4 yakni masyarakat
dengan
jawab mutu rancangan Sila ke-3 Ulee Kareng sehat
aktualisasi 3. Etika Publik mandiri Kepala
Sopan Bagian Mutu
Menghargai dilakukan
Komunikasi penerapan
Hormat langsung nilai
Sinergi
pro rakyat
Profesionalisme dan inklusif
4. Komitmen dalam
Mutu mencari
Berorientasi
solusi
mutu
5. Anti Korupsi
Jujur
6. Managemen
ASN
Melaksanakan
tugasnya
dengan jujur,
bertanggung
jawab, dan
berintegritas
tinggi
7. Whole of
Goverment
Koordinasi
8. Pelayanan
Publik
Transparan
3. Penelaahan 1.Mencari 1.Tersedianya 1. Akuntabilitas Kegiatan ini
pembuatan referensi hasil referensi Integritas mendukung Visi Memperkuat
kegiatan BHD ilmiah tentang ilmiah tentang Kejelasan yakni masyarakat nilai bersih,
BHD BHD 2. Nasionalisme Ulee Kareng sehat dalam arti
2.Peninjauan 2. Tersedianya Kerja keras mandiri dan Misi penulis
referensi ulang hasil referensi Sila ke-2 yaitu memelihara melakukan
ilmiah tentang ulang ilmiah (menghargai dan meningkatkan penelaahan
BHD tentang BHD karya orang mutu, pemeliharaan teori-
3. Penyusunan 3.Tersedianya lain) dan jangkauan teori/informas
ringkasan hasil ringkasan hasil 3. Etika Publik pelayanan i dari
penelaahan. penelaahan Cermat kesehatan. beberapa
(review) Akurat dengan
pembuatan 4. Komitmen memperhatika
kegiatan BHD Mutu n kejelasan
Semangat asal sumber
Hemat dan
5. Anti memegang
Korupsi teguh prinsip
Berani dan standar
6. Managemen kode etik
ASN keilmuan.
Menjaga teguh
nilai dasar ASN
dan selalu
menjaga
reputasi dan
integritas ASN
7. Whole of
Goverment
Integrasi
8. Pelayanan
Publik
Berkeadilan

4. Menyusun upaya 1.Mempersiap 1.Tersedianya 1. Akuntabilita Kegiatan ini Menerapkan


peningkatan kan bahan/alat bahan/alat peraga s mendukung Visi responsif dan
keterampilan peraga Integritas yakni masyarakat efektif
BHD Tanggung Ulee Kareng sehat
2. 2.Tersedianya Jawab mandiri dan Misi
Mempersiapka soal pretes dan 2. Nasionalism yaitu memelihara
n soal pretest posttest e dan meningkatkan
dan post test Cinta Tanah Air mutu, pemeliharaan
3. Etika Publik dan jangkauan
3. Profesionalisme pelayanan
Mempersiapka 3. Kesempurnaan kesehatan.
n bahan Adanya bahan 4. Komitmen
presentasi presentasi (slide Mutu
show) Inovasi
4. Menghadap 5. Anti
mentor untuk 4.Adanya Korupsi
berdiskusi tambahan ide dari Berani
dengan mentor pada Kerja Keras
terhadap bahan 6. Managemen
materi yang penyampaiannya ASN
telah disusun (bukti foto) Melaksanakan
apakah sesuai, tugasnya
jelas dan tepat dengan jujur,
sasaran dengan bertanggung
hal yang ingin jawab,dan
kita tuju berintegritas
tinggi.
Melaksanakan
tugasnya
dengan cermat
dan disiplin.
7. Whole of
Goverment
Integrasi
Sinkronisasi
8. Pelayanan
Publik
Partisipatif

5. Sosialisasi BHD 1.Memberikan 1. Hasil 1. Akuntabilitas Kegiatan ini Menerapkan


di Ruang IGD / soal pretest pretest Kepemimpin mendukung Visi nilai inklusif
Ruang Aula pada peserta dalam an yakni masyarakat dan responsif
Puskesmas sosialisasi bentuk Tanggung Ulee Kareng sehat
jawaban jawab mandiri dan Misi
Keseimbanga yaitu memelihara
2.Memberikan 2. Tersediany n dan meningkatkan
presentasi a slideshow 2. Nasionalisme mutu, pemeliharaan
tentang BHD sebagai Musyawarah dan jangkauan
pada peserta bahan dan aspiratif pelayanan
sosialisasi presentasi (sila ke 4) kesehatan.
(bukti : Persatuan
foto) (sila ke 3)
3. Etika Publik
3.Membagi 3. Tersediany Sopan
leaflet tentang a leaflet Non
BHD untuk (bukti : Diskriminatif
peserta foto) Saling
sosialisasi Menghormati
4. Komitmen
mutu
4. Berorientasi
mutu
5. Anti Korupsi
Jujur
Tanggung
jawab
Berani
6. Managemen
ASN
Menjaga
teguh nilai
dasar ASN
dan selalu
menjaga
reputasi dan
integritas
ASN
7. Whole of
Goverment
Koordinasi
8. Pelayanan
Publik
Responsif
Transparan
Tidak
Diskriminatif
6. Mendemonstrasik 1.Praktek 1.Dokumentasi 1. Akuntabilitas Kegiatan ini Menerapkan
an keterampilan BHD dalam bentuk Kepemimpin mendukung Visi nilai inklusif
BHD menggunakan foto. an yakni masyarakat dan responsif
alat peraga Tanggung Ulee Kareng sehat
2.Memberikan 2.Dokumentasi jawab mandiri dan Misi
kesempatan dalam bentuk Keseimbanga yaitu memelihara
kepada petugas foto n dan meningkatkan
IGD untuk 2. Nasionalisme mutu, pemeliharaan
mempraktekka Musyawarah dan jangkauan
nnya dan aspiratif pelayanan
3.Diskusi dan 3.Dokumentasi (sila ke 4) kesehatan.
tanya jawab dalam bentuk foto Persatuan
4. 4. Hasil posttest (sila ke 3)
.Memberikan dalam bentuk 3. Etika Publik
soal posttest jawaban Sopan
pada petugas Non
IGD Diskriminatif
Saling
Menghormati
4. Komitmen
mutu
Berorientasi
mutu
5. Anti Korupsi
Jujur
Tanggung
jawab
Berani
6. Managemen
ASN
Menjaga
teguh nilai
dasar ASN
dan selalu
menjaga
reputasi dan
integritas
ASN
7. Whole of
Goverment
Koordinasi
8. Pelayanan
Publik
Responsif
Transparan
Tidak
Diskriminatif
7. Melakukan 1.Membuat 1.Tersedianya 1. Akuntabilitas Kegiatan ini Memperkuat
Evaluasi Akhir dan Lembar jawaban Tanggung mendukung Visi nilai pro
membandingk jawab yakni masyarakat rakyat,
an hasil pretest 2. Nasionalisme Ulee Kareng sehat inklusif,
dan posttest 2. Laporan Cinta tanah air mandiri dan Misi efektif dan
2. Membuat tertulis Kerja sama yaitu memelihara bersih.
laporan 3.Etika Publik dan meningkatkan
kegiatan Keutuhan mutu, pemeliharaan
informasi dan jangkauan
Ketepatan pelayanan
4. Komitmen mutu kesehatan.
Efisiensi
Kontrol kualitas
Kepuasan
5.Anti Korupsi
Mandiri
6.Managemen
ASN
Menjaga teguh
nilai dasar ASN
dan selalu
menjaga
reputasi dan
integritas ASN
7.Whole of
Goverment
Koordinasi
8.Pelayanan Publik
Transparan
Berkeadilan
BAB II
DESKRIPSI LOKUS

A. DESKRIPSI UMUM
1. Gambaran Umum UPTD Puskesmas Ulee Kareng
Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat kesehatan masyarakat di samping memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok puskesmas. Puskesmas Ulee Kareng berada di Kecamatan
Ulee Kareng. Terletak di Jembatan Layang GP. Pango Raya Kec. Ulee Kareng .

Puskesmas Ulee Kareng

Gambar 2.1. Denah Puskesmas Ulee Kareng

Dengan luas wilayah 611.40 ha, dan berbatasan dengan :

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kuta Alam Kota Banda


Aceh.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Krueng Barona Jaya
Kab.A.Besar.
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ingin Jaya A. Besar.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Syiah Kuala Kota B. Aceh.

Gambar 2.2 Puskesmas Ulee Kareng

Puskesmas Ulee Kareng memiliki luas bangunan sekitar 320 m2 dengan


luas tanah sekitar 1500 m2 yang terdiri dari:
a. Bangunan induk 1 unit
b. Perumahan Medis 1 unit
c. Perumahan Paramedis 2 unit

Wilayah kerja Puskesmas Ulee Kareng seluas 615 km2 yang meliputi dua
kemukiman, 9 desa dan 30 dusun dengan jumlah penduduk 25.170 jiwa.
Penduduk laki-laki sebanyak 12.792 jiwa dan perempuan sebanyak 12.378 jiwa
dengan total 7.604 KK
Tabel 2.1 Data Jumlah Penduduk dan Jumlah Kepala Keluarga Wilayah Kerja
Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh Tahun 2018

Jenis Kelamin
Jumlah Jumlah
No Nama Desa Laki- Jumlah
Dusun KK Perempuan
laki
1 Ceurih 4 1.153 2.066 1.927 3.993
2 Lamglumpang 3 870 1.525 1.490 3.015
3 IMUK 2 636 1.122 1.061 2.183
4 Doy 4 712 1.346 1.272 2.618
5 Lamteh 4 787 1.365 1.313 2.678
6 Lambhuk 4 1.567 2.654 2.545 5.199
7 Ilie 4 842 1.479 1.541 3.020
8 Pango Deah 2 459 250 265 515
9 Pango Raya 3 578 985 964 1.949
Jumlah 30 7.604 12.792 12.378 25.170
Sumber : Kantor Kecamatan Ulee Kareng, 2019

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak ada di
Desa Lambhuk dengan total penduduk 5.199 jiwa sedangkan desa dengan jumlah
penduduk paling sedikit ada di Desa Pango Deah dengan jumlah penduduk 515 jiwa.
Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Puskesmas Ulee Kareng adalah
sebagai berikut:

Tabel 2.2 Fasilitas Kesehatan dan Pendidikan yang ada di Wilayah Puskesmas
Ulee Kareng
No Sarana Jumlah Keterangan
1. Pustu Lambhuk
1 Puskesmas Pembantu 2
2. Pustu Pango Raya
2 Poskesdes 1 Poskesdes Lamteh
Terdapat masing-masing 1 posyandu di
3 Posyandu 9
tiap desa
4 Klinik Bersalin 3
5 Praktek Dokter Swasta 3
6 Praktek Bidan Swasta 4
1. SDN 11 Doy
2. SDN 42 Lamteh
7 SD/MI 9 3. SDN 66 Ilie
4. SDN 14 Pango Raya
5. SDN 44 Ceurih
6. SDN 56 Lamglumpang
7. SDIT Pango Deah
8. MIN Ulee Kareng
9. MIN Lambhuk
1. SMPN 10
8 SMP/MTs 3 2. SMP IT
3. Mtsn Babun Najah
1. SMA 16
9 SMA 2
2. SMA Babun Najah
1. Pesantren Babun Najah
10 Pesantren 2
2. BTRG Ceurih
11 PAUD 13
Sumber : Kantor Kecamatan Ulee kareng, 2019

2. Sumber Daya Manusia UPTD Puskesmas Ulee Kareng

Dilihat dari ketersediaan tenaga medis dan paramedis, Puskesmas Ulee

Kareng memiliki : 4 orang Dokter Umum,1 orang Dokter Gigi, sementara

paramedis terdiri dari 1 orang perawat lulusan S1 Keperawatan ( NERS), 5 orang

perawat lulusan Akademi Keperawatan (AKPER ), 5 orang perawat lulusan Sekolah

Perawat Kesehatan (SPK), 2 orang Bidan ( D4 Kebidanan ) 15 orang Bidan (AKBID

),2 orang lulusan Akademi Keperawatan Gigi ( AKG ), 1 orang lulusan Sekolah

Perawat Gigi. Lulusan Akademi Gizi ( AKZI ) 1 orang, 2 orang lulusan Sekolah

menengah Farmasi, 2 orang lulusan Akademi Farmasi, 2 orang lulusan SKM, 1

orang lulusan Akademi Perekam Medis Kesehatan (APIKES), 1 orang lulusan SMA

dan 1 orang lulusan SMP sebagai Pramu Husada.

3. Visi dan Misi UPTD Puskesmas Ulee Kareng

VISI
Masyarakat Ulee Kareng Sehat Mandiri
MISI
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayahnya.
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan jangkauan pelayanan
kesehatan.

MOTTO
“ MASYARAKAT SEHAT ,KAMI BAHAGIA “

Nilai Organisasi (Kementerian Kesehatan, 2014)

Pro Rakyat

Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan


selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang terbaik
untuk rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap
orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan,
agama dan status sosial ekonomi.

Inklusif

Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak,


karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh
Kementerian Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat
harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi,
organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar
rumput.

Responsif

Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat,


serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat,
sosial budaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam
mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan
penangnganan yang berbeda pula.

Efektif

Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang
telah ditetapkan dan bersifat efisien.

Bersih

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi


dan nepotisme (KKN), transparan, dan akuntabel.

Fungsi Puskesmas
Adapun fungsi-fungsi puskesmas, adalah sebagai berikut :

1. Pusat pembangunan masyarakat di wilayah kerjanya.


2. Membina peran serta masyarakat di unit kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
3. Memberi pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di unit kerjanya.

4. Tugas Pokok dan Fungsi


Jabatan : Dokter Umum
Fungsi Pokok : Membantu Kepala Puskesmas dalam melaksanakan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) di wilayah kerja Puskesmas.
Tugas Pokok : 1. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan pasien
2. Melaksanakan pelayanan kesehatan di Puskesmas secara
kolaborasi
3. Melakukan tindakan medis
4. Memberikan pelayanan rujukan
5. Menerima konsultasi tentang pelayanan kesehatan
6. Memberikan pelayanan surat-surat yang berhubungan
dengan hasil pemeriksaan kesehatan
7. Membina pengelolaan yang berkaitan dengan obat-obatan
di Puskesmas
8. Mengkoordinir pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
9. Berkoordinasi lintas program, lintas sektor
10. Menghadiri pertemuan atau rapat tentang kesehatan
11. Meningkatkan pelayanan kesehatan di lingkungan sekolah
melalui penyuluhan, pembinaan kader UKS.
12. Melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) di
posyandu balita, lansia, dan kelompok masyarakat.

5.Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas Ulee Kareng terdiri dari: Unsur Pimpinan
(Kepala Puskesmas), Unsur Pembantu Pimpinan (Tata Usaha), Unsur Pelaksana yang
terdiri dari 7 unit kegiatan yang melaksanakan 9 kegiatan pokok puskesmas.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
Situasi ketenagaan di Puskesmas Ulee Kareng setiap tahun selalu berubah
karena adanya pegawai yang masuk dan yang pindah. Jumlah tenaga kerja di
Puskesmas Ulee Kareng adalah sebanyak 52 orang dengan rincian status
kepegawaian sebagai berikut:

Tabel 2.3 Status Kepegawaian yang ada di Wilayah Puskesmas Ulee Kareng

No Status Kepegawaian Jumlah


1 PNS 47
2 Kontrak 4
3 Bakti 1

Total 52
Sumber : Puskesmas Ulee Kareng, 2019

B. DESKRIPSI KHUSUS
1. Program dan Kegiatan Puskesmas

Pelayanan Kesehatan Masyarakat merupakan bagian dari pelayanan kesehatan


dengan tujuan utama yaitu untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit
dengan sasaran utamanya adalah masyarakat. Tujuan pelayanan kesehatan oleh
Puskesmas adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mendukung
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di
wilayah kerja Puskesmas agar terwujud masyarakat Ulee Kareng sehat mandiri.
Upaya yang diselenggarakan di Puskesmas Ulee Kareng terdiri dari upaya
kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Yang termasuk dalam upaya
kesehatan wajib adalah promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu
anak, keluarga berencana, perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular serta pengobatan. Sedangkan upaya pengembangan meliputi upaya
kesehatan sekolah, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, dan
kesehatan usia lanjut. Puskesmas Ulee Kareng melaksanakan 9 kegiatan pokok
puskesmas, yang pelaksanaannya dilakukan di dalam gedung dan di luar gedung
puskesmas. Kegiatan pokok puskesmas tersebut meliputi:

1. Upaya kesehatan keluarga termasuk kesehatan reproduksi dan KB, meliputi:


 Upaya kesehatan maternal.
 Upaya kesehatan balita dan anak pra sekolah.
 Upaya kesehatan anak usia sekolah dan remaja.
 Pelayanan Keluarga Berencana (KB).
 Perawatan kesehatan masyarakat.
2. Upaya pencegahan dan penanggulangan Penyakit Menular
 TB paru
 Malaria
 Kusta
 Imunisasi (Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio, dan Hepatitis)
 Diare.
 ISPA
 DBD
 Pencegahan dan penanggulangan PMS dan HIV/AIDS
 Sistem kewaspadaan dini.
3. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM)
 Perbaikan gizi
 Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi.
4. Pengobatan dan Pemulihan Kesehatan
 Pengobatan dan perawatan
 Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan penunjang.
5. Kesehatan Lingkungan
 Penyehatan air
 Higiene dan sanitasi makanan dan minuman
 Penyehatan tempat pembuangan sampah dan limbah
 Penyehatan lingkungan pemukiman dan jamban keluarga
 Penyehatan sanitasi tempat-tempat umum dan industry
 Pengamanan tempat pengelolaan pestisida
 Klinik sanitasi
 Pengendalian vektor.
6. Upaya Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
 Kampanye perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), makanan sehat dan gizi
seimbang pada berbagai tatanan
 Meningkatkan klarifikasi sasaran potensial.
7. Upaya Pemberdayaan masyarakat dalam kemandirian hidup sehat
 Mendorong terbentuknya pemimpin masyarakat berwawasan kesehatan
 Mendorong terbentuknya upaya kesehatan bersumber masyarakat
 Bina kesehatan kerja
 Bina kesehatan tradisional
 Peran serta swasta.
 Mendorong kepesertaan masyarakat dalam salah satu bentuk program JPKM.
8. Upaya Pelayanan penduduk miskin dan kelompok masyarakat khusus
 Pelayanan kesehatan pada keluarga miskin
 Pelayanan kesehatan pada kelompok masyarakat khusus.
9. Upaya Pengembangan kegiatan program inovatif
 Rawat inap
 Upaya kesehatan usia lanjut
 Upaya kesehatan mata
 Upaya kesehatan telinga
 Upaya kesehatan jiwa
 Upaya kesehatan olah raga
 Kecelakaan dan ruda paksa
 Hipertensi, penyakit jantung & pembuluh darah
 Penyakit diabetes mellitus
 Klub hipertensi

Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan, Puskesmas didukung oleh


jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan. Jaringan
pelayanan Puskesmas terdiri atas Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan
bidan desa. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan terdiri atas klinik, rumah sakit,
apotek, laboratorium, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.Puskesmas pembantu
memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di suatu lokas idalam wilayah
kerja Puskesmas.Puskesmas keliling memberikan pelayanan kesehatan yang sifatnya
bergerak (mobile), untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan bagi
masyarakat d iwilayah kerja Puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan dalam
gedung Puskesmas. Bidan desa merupakan bidan yang ditempatkan dan bertempat
tinggal pada satu desa dalam wilayah kerja Puskesmas.

2.Role Model
BAB III

REALISASI AKTUALISASI

Capaian aktualisasi direalisasikan berdasarkan 7 kegiatan rancangan


aktualisasi yang telah dibuat dengan menerapkan nilai-nilai dasar profesi PNS.
Dalam melaksanakan kegiatan yang disusun dalam butir rancangan aktualisasi
peran Mentor sangat dominan dalam keberhasilan melaksakanan semua kegiatan
tersebut di lapangan atau tempat kerja. Dengan kerjasama yang sinergi
dimanamendapat arahan dan bimbingan dari Coach dan Mentor maka
kegiatanpelaksanaan aktualisasi berjalan dengan lancar tanpa ada kendala yang
berarti .

3.1 Aktualisasi
Kegiatan yang telah dirancang oleh penulis dalam table di atas dilaksanakan
di Puskesmas Ulee Kareng selama kegiatan Pelatihan Dasar memasuki tahap off
campus yaitu pada September sampai 7 Oktober 2019. Jadwal pelaksanaan aktualisasi
dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 3.1 Pelaksanaan Aktualisasi


No Kegiatan Tanggal Pelaksanaan
1 Melakukan konsultasi dengan atasan langsung 9-10 September 2019
(Kepala Puskesmas)
2 Koordinasi dengan Penanggung jawab Mutu 11-12 September 2019
3 Penelaahan pembuatan kegiatan BHD 13-14 September 2019
4 Menyusun upaya peningkatan keterampilan BHD 16-19 September 2019
5 Sosialisasi BHD di Ruang IGD/Ruang Aula 20-27 September 2019
6 Mendemostrasikan keterampilan BHD 28 September 2019
7 30 September -7 Oktober
Melakukan evaluasi akhir
2019
3.1.1 Pelaksanaan Kegiatan
Berdasarkan “Rancangan Aktualisasi Habituasi Pelatihan Dasar CPNS” yang
telah ditulis dan diseminarkan selama on campus, penulis sudah menerapkannya
dalam kegiatan penulis sebagai dokter umum di Puskesmas Ulee Kareng.

3.1.1.1 Kegiatan 1
a. Kegiatan Nomor 1
b. Nama Kegiatan Melakukan konsultasi dengan atasan langsung (Kepala
Puskesmas)
c. Tahapan Kegiatan 1. Menghubungi kepala puskesmas untuk berkonsultasi
mengenai jadwal pertemuan perihal membahas program
aktualisasi
2. Mempersiapkan bahan dan daftar pertanyaan untuk
konsultasi dengan atasan
3. Melaksanakan konsultasi terkait BHD dengan atasan
4. Membuat catatan hasil konsultasi dengan atasan
5. Meminta izin untuk melakukan kegiatan

d. Tanggal 9-10 September 2019


e. Daftar Lampiran Foto Kegiatan

3.1.1.2 Kegiatan 2
a. Kegiatan Nomor 2
b. Nama Kegiatan Koordinasi dengan Kepala Bagian Mutu sebagai penanggung
jawab mutu

c. Tahapan Kegiatan 1.Menemui kepala bagian mutu untuk berkonsultasi


mengenai rancangan aktualisasi

d. Tanggal 11-12 September 2019


e. Daftar Lampiran Foto Kegiatan
3.1.1.3 Kegiatan 3
a. Kegiatan Nomor 3
b. Nama Kegiatan Penelaahan pembuatan kegiatan BHD
c. Tahapan Kegiatan 1.Mencari referensi ilmiah tentang BHD
2.Peninjauan referensi ulang ilmiah tentang BHD
3.Penyusunan ringkasan hasil penelaahan (review)
pembuatan BHD

d. Tanggal 13-14 September 2019


e. Daftar Lampiran Foto Kegiatan

3.1.1.4 Kegiatan 4
a. Kegiatan Nomor 4
b. Nama Kegiatan Menyusun upaya peningkatan keterampilan BHD
c. Tahapan Kegiatan 1. Mempersiapkan bahan/alat peraga
2. Mempersiapkan soal pretest dan post test
3. Mempersiapkan bahan presentasi
4. Mempersiapkan leaflet tentang BHD
5. Menghadap mentor untuk berdiskusi dengan materi yang
telah disusun apakah sesuai, jelas dan tepat sasaran dengan
hal yang ingin kita tuju

d. Tanggal 16-19 September 2019


e. Daftar Lampiran Foto Kegiatan
Soal Pre test dan post test
Bahan presentasi (slideshow)
Leaflet tentang BHD

3.1.1.5 Kegiatan 5
a. Kegiatan Nomor 5
b. Nama Kegiatan Sosialisasi BHD di Ruang IGD / Ruang Aula Puskesmas
c. Tahapan Kegiatan 1.Memberikan soal pretest pada peserta sosialisasi
2.Memberikan presentasi tentang BHD pada peserta
sosialisasi
3.Membagi leaflet tentang BHD untuk peserta sosialisasi

d. Tanggal 20-26 September 2019


e. Daftar Lampiran Hasil pretest dalam bentuk jawaban
Tersedianya slideshow sebagai bahan presentasi (bukti :
foto)
Tersedianya leaflet (bukti : foto)

3.1.1.6 Kegiatan 6
a. Kegiatan Nomor 6
b. Nama Kegiatan Mendemonstrasikan Keterampilan BHD
c. Tahapan Kegiatan 1.Praktek BHD menggunakan alat peraga
2.Memberikan kesempatan kepada peserta untuk
mempraktekkannya
3.Diskusi dan tanya jawab
4.Memberikan soal posttest pada peserta

d. Tanggal 27-28 September 2019


e. Daftar Lampiran Foto Kegiatan
Hasil posttest dalam bentuk jawaban

3.1.1.7 Kegiatan 7
a. Kegiatan Nomor 7
b. Nama Kegiatan Melakukan Evaluasi Akhir
c. Tahapan Kegiatan 1.Menilai dan membandingkan hasil pretest dan posttest
2.Membuat laporan kegiatan

d. Tanggal 30 September – 7 Oktober 2019


e. Daftar Lampiran Tersedianya lembar jawaban

Laporan tertulis
Bahan Konsultasi dengan Atasan sebagai Mentor

1. Kapan sosialisasi dan demonstrasi tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) dapat
dilakukan?
2. Di ruangan apakah sosialisasi dan demonstrasi tentang BHD dapat
dilakukan?
3. Ketika presentasi menggunakan slideshow, dimanakah kita bisa mendapatkan
proyektor? Bisakah meminjam dari Puskesmas?
4. Ketika melakukan demonstrasi kita memerlukan alat peraga, dimanakah kita
bisa mendapatkan alat peraga?
5. Berapa jumlah petugas IGD/ paramedis yang bertugas di IGD?
6. Untuk soal pre-test dan post-test, berapa soal yang harus dibuat?
7. Ketika membuat laporan akhir, hal-hal apa saja yang harus kita laporkan?
Bahan Masukan/Saran dari Penanggung Jawab Mutu :

1. Pada saat melakukan sosialisasi/demonstrasi BHD diusahakan pada jam


selesai pelayanan, sehingga tidak mengganggu waktu pelayanan.
2. Pada saat melakukan sosialisasi/demonstrasi BHD harus ada paramedis yang
standby di pelayanan IGD
3. Menyarankan agar kegiatan ini bisa diikuti oleh semua perawat/paramedis,
bukan hanya yang bertugas di IGD.
Soal-soal Pre-test tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD)

1. Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau dalam bahasa Inggris disebut Basic Life
Support (BLS) merupakan pengertian dari :
a. Pertolongan pertama yang dilakukan pada seseorang yang mengalami
henti jantung.
b. Tindakan yang dilakukan pada seseorang yang mengalami patah tulang.
c. Tindakan yang dilakukan pada seseorang yang mengalami nyeri.
2. Bantuan Hidup Dasar (BHD) dapat dilakukan oleh :
a. Kalangan medis seperti dokter dan perawat saja.
b. Siapa saja baik dari bidang medis maupun masyarakat yang mampu
melakukannya.
c. Masyarakat saja.
3. Seseorang diberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD) apabila :
a. Henti jantung dan atau henti nafas.
b. Luka
c. Patah tulang
4. Tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) terdiri dari :
a. Pembebasan jalan nafas dan memberi bantuan nafas.
b. Pembebasan jalan nafas dan sirkulasi.
c. Pembebasan jalan nafas, memberikan bantuan nafas, dan pijat jantung.
5. Dalam Bantuan Hidup Dasar (BHD) dikenal istilah CAB yang merupakan
singkatan dari :
a. Calie, Airway, and Breathing.
b. Circulation, Airway, and Breathing.
c. Circulation, Airway, and Blood.
6. Saat menemukan korban yang tidak sadar, hal yang pertama kali kita lakukan
adalah :
a. Cek kesadaran dengan menepuk pundak korban sambil memanggil
“Pak!Pak!” atau “Ibu!Ibu!”
b. Membebaskan jalan nafas
c. Memberi nafas buatan
7. Apabila korban tidak sadar yang perlu dilakukan selanjutnya adalah :
a. Memberikan jalan nafas
b. Cek nadi korban
c. Meminta bantuan atau hubungi nomor darurat (ambulance atau RS
terdekat)
8. Lokasi yang tepat untuk melakukan pijat jantung adalah :
a. Di tengah perut
b. Di tengah tulang dada
c. Di antara perut dan dada
9. Tindakan pijat jantung dilakukan pada :
a. Alas yang keras dan datar
b. Alas yang keras dan tidak datar
c. Alas yang lunak dan datar
10. Pijat jantung dan pemberian nafas buatan dilakukan dengan perbandingan :
a. 30:2 (30 kali pijat jantung : 2 kali nafas buatan)
b. 30:1 (30 kali pijat jantung : 1 kali nafas buatan)
c. 15:2 (15 kali pijat jantung : 2 kali nafas buatan)
11. Pijat jantung dilakukan dengan frekuensi/kecepatan :
a. 50x permenit
b. 80x permenit
c. 100x permenit
12. Dalam pelaksanaan pijat jantung minimal kedalaman pijat jantung adalah :
a. 3 cm
b. 5 cm
c. 7 cm
13. Pembebasan jalan nafas dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a. Menekan dahi ke belakang, mengangkat dagu, dan mendorong rahang
atas.
b. Mengangkat dagu dan mendorong rahang
c. Mengangkat dagu saja
14. Menilai pernafasan dapat dilakukan dengan cara :
a. Melihat gerakan dada, mendengar suara nafas, dan merasakan hembusan
nafas.
b. Melihat gerakan dada saja
c. Mendengar suara nafas saja
15. Bantuan pernafasan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
a. Mulut ke mulut saja
b. Mulut ke hidung saja
c. Dari mulut ke mulut dan mulut ke hidung.
16. Pemeriksaan nadi dilakukan setiap … siklus pijat jantung dan pemberian
nafas buatan.
a. 3 siklus
b. 2 siklus
c. 5 siklus
17. Setelah melakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan korban telah
sadar, yang kita lakukan pada korban adalah posisi pemulihan dengan cara :
a. Dengan membantu korban duduk
b. Membantu korban berdiri
c. Membantu korban tidur dengan posisi miring
18. Tindakan pijat jantung dapat dihentikan apabila :
a. Penolong dalam keadaan letih atau bantuan medis telah datang atau
korban kembali pulih.
b. Penolong tidak mau lagi melakukan pijat jantung.
c. Penolong merasa tidak berhak melakukan pijat jantung.
SOAL PRE TEST
PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) KEPADA
PETUGAS IGD PUSKESMAS ULEE KARENG
SEPTEMBER 2019

A. Data Demografis
Isilah data di bawah ini pada tempat yang telah tersedia.
1. Inisial : ………………………………
2. Usia : ……… tahun
3. Pendidikan Terakhir : ……………………………..
4. Masa Kerja di Puskesmas Ulee Kareng : ……………………………..

B. Pengetahuan tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD)

Pilihlah jawaban dari pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan memberikan


tanda “ √” pada kolom : “B” jika menurut Anda “BENAR” dan “S” jika menurut
Anda “SALAH”

No Pernyataan B S
1. BHD hanya dapat dilakukan oleh tim medis seperti
dokter dan perawat.
2. BHD diberikan kepada korban dalam situasi henti nafas
dan henti jantung.
3. Menepuk atau mengguncang bahu dan memanggil-
manggil nama korban yang tidak sadar bukan
merupakan cara untuk mengetahui respon korban.
4. Korban harus dibaringkan telentang pada permukaan
yang keras dan datar agar resusitasi jantung paru efektif.
5. Rasio resusitasi jantung paru pada orang dewasa adalah
15 kali kompresi dada diikuti 2 kali bantuan nafas.
6. Letak tangan ketika melakukan kompresi jantung adalah
di dada bagian kanan.
7. Kecepatan kompresi dada pada korban henti jantung
orang dewasa adalah minimal 80 kali permenit.
8. Kedalaman kompresi dada pada orang dewasa adalah
minimal 5 cm.
9. Penolong tidak boleh berhenti melakukan resusitasi
jantung paru jika pernapasan atau detak jantung korban
belum muncul kembali.
10. Setelah korban menunjukkan tanda-tanda perbaikan
ataupun kesadaran, maka tidak ada lagi hal yang perlu
dilakukan oleh penolong.
SOAL POST TEST
PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) KEPADA
PETUGAS IGD PUSKESMAS ULEE KARENG
SEPTEMBER 2019

C. Data Demografis
Isilah data di bawah ini pada tempat yang telah tersedia.
5. Inisial : ………………………………
6. Usia : ……… tahun
7. Pendidikan Terakhir : ……………………………..
8. Masa Kerja di Puskesmas Ulee Kareng : ……………………………..

D. Pengetahuan tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD)

Pilihlah jawaban dari pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan memberikan


tanda “ √” pada kolom : “B” jika menurut Anda “BENAR” dan “S” jika menurut
Anda “SALAH”

No Pernyataan B S
1. BHD hanya dapat dilakukan oleh tim medis seperti
dokter dan perawat.
2. BHD diberikan kepada korban dalam situasi henti nafas
dan henti jantung.
3. Menepuk atau mengguncang bahu dan memanggil-
manggil nama korban yang tidak sadar bukan
merupakan cara untuk mengetahui respon korban.
4. Korban harus dibaringkan telentang pada permukaan
yang keras dan datar agar resusitasi jantung paru efektif.
5. Rasio resusitasi jantung paru pada orang dewasa adalah
15 kali kompresi dada diikuti 2 kali bantuan nafas.
6. Letak tangan ketika melakukan kompresi jantung adalah
di dada bagian kanan.
7. Kecepatan kompresi dada pada korban henti jantung
orang dewasa adalah minimal 80 kali permenit.
8. Kedalaman kompresi dada pada orang dewasa adalah
minimal 5 cm.
9. Penolong tidak boleh berhenti melakukan resusitasi
jantung paru jika pernapasan atau detak jantung korban
belum muncul kembali.
10. Setelah korban menunjukkan tanda-tanda perbaikan
ataupun kesadaran, maka tidak ada lagi hal yang perlu
dilakukan oleh penolong.

Anda mungkin juga menyukai