Anda di halaman 1dari 9

REMEDIASI KESALAHAN KONSEPSI SISWA DENGAN

REFUTATION TEXT PADA MATERI ASAM BASA DI SMA

Diera Grandistasya, Eny Enawaty, Rachmat Sahputra


Program Studi Pendidikam Kimia FKIP Untan Pontianak
Email : grandistasya@gmail.com

Abstract
This study aims to determine differences misconception before and after remediation and
the effectiveness of remediation using refutation text reading to correct misconceptions of
students of class XII IPA in senior high school Panca Bhakti Pontianak academic year
2018/2019 on acid-base material. The form of research used is experimental (Pre-
Experimental Design) with the design of the One-Group Post-Test Pre-Test. Data are 28
students with purposive sampling technique. The test used is a multiple choice of
diagnostic test with closed reasoning. Based on the results of data analysis, there was a
decrease in the average percentage of students' conceptual errors of 35.36%. Differences
in student learning outcomes were tested by t-paired and obtained significance results of
0,000 which showed data had differences between before and after remediation with
refutation text. The effectiveness of remediation with refutation text on acid-base material
gives an average yield of 0.45 belonging to the medium category. Remediate with refutation
text is effective reduce students' misconceptions.

Keywords: refutation text, remediation, misconception, acid base.

PENDAHULUAN
Materi asam basa merupakan prasyarat maka siswa tersebut akan mengalami kesalahan
untuk melanjutkan materi selanjutnya yaitu yang berkesinambungan. Kesalahan yang
titrasi asam basa, larutan penyangga dan berkesinambungan akan berpengaruh terhadap
hidrolisis garam. Ketika siswa sudah menguasai hasil belajar siswa yang rendah. Ketika nilai
konsep dasar maka siswa dengan mudah asam basa rendah maka nilai materi selanjutnya
mengaitkan materi sebelumnya dengan materi juga akan rendah. Fenomena ini terjadi di
baru yang dipelajarinya (Luh, 2014). Jika siswa sekolah SMA Panca Bhakti Pontianak.
mengalami kesulitan dalam pemahaman konsep
Tabel 1 Persentase Ketuntasan Nilai Ulangan Harian Siswa SMA Panca Bhakti
Pontianak Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018
Kelas Presentase Ketuntasan (%)
Asam Basa Larutan Penyangga dan Hidrolisis Garam
XI IPA 1 20 10
XI IPA 2 16,12 9,67
Rata-rata 18,06 9,83
Sumber : Guru Mata Pelajaran Kimia SMA Panca Bhakti
Berdasarkan tabel 1 maka dapat disimpulkan Lebih dari 90% siswa tidak tuntas pada materi
sebanyak lebih dari 80% siswa tidak larutan penyangga dan hidrolisis garam. Hal
memenuhi kriteria ketuntasan minimal ini menunjukan tingkat kesalahan siswa dalam
(KKM) yakni 75 pada materi asam basa. mengerjakan soal asam basa sangat tinggi.

1
Berdasarkan hasil wawancara dengan tes sebelum mengikuti remedial. Hal ini
guru kimia SMA Panca Bhakti pada tanggal sejalan dengan wawancara yang dilakukan
16 Juli 2018 siswa banyak yang keliru dalam kepada beberapa siswa SMA Panca Bhakti.
konsep asam basa dan perhitungan Siswa mengaku cenderung menghapal soal
stokiometri menentukan pH asam basa. Hal yang diberikan saat remedial, sehingga faktor
ini dibuktikan dari hasil rekapitulasi adanya ingatan membantu siswa mencapai
kesalahan konsepsi (miskonsepsi) terhadap ketuntasan. Berdasarkan informasi tersebut
asam basa dengan hasil rata-rata kesalahan kegiatan remedial yang dilakukan guru selama
konsepsi materi asam basa yang terjadi pada ini tidak memberikan pengaruh terhadap
kelas XII IPA 1 dan XII IPA 2 SMA Panca siswa yang mengalami kesulitan belajar
Bhakti sebesar 76,48 % siswa mengalami terutama mengenai konsep asam basa.
kesalahan konsepsi atau miskonsepsi.
Miskonsepsi terjadi dikarenakan konsep yang Proses pengajaran remedial menyangkut
mereka bawa itu dianggap benar karena dapat aspek-aspek yang ada dalam proses mengajar.
menjelaskan beberapa persoalan yang sedang Proses pengajaran remedial bersifat khusus
mereka hadapi dalam kehidupan mereka tergantung macam kesulitan yang dihadapi
meskipun itu keliru. Kesalahan konsepsi siswa siswa (Sutrisno, 2007). Sejumlah cara
sebelum dan sesudah pengajaran formal remediasi yang pernah dicobakan pada materi
menjadi suatu perhatian utama dalam kimia menunjukkan bahwa remediasi dengan
pendidikan sains karena miskonsepsi penyediaan bacaan berstruktur refutation text
mempengaruhi bagaimana siswa mempelajari memberikan peningkatan persentase hasil
ilmu pengetahuan baru. belajar dan Effect Size paling tinggi.

Kesalahan konsepsi kerap terjadi Pada penelitian Firman Shantya Budi


dibeberapa sekolah. Pada penelitian Arini (2011) meneliti tentang efektifitas remediasi
Wirda M (2010) menemukan bahwa terdapat menggunakan bacaan berbentuk refutation
miskonsepsi siswa kelas XI IPA di SMA text untuk memperbaiki miskonsepsi siswa
Negeri 4 Pontianak tahun ajaran 2009/2010 terhadap konsep asam basa di SMAN 4
terhadap konsep asam basa sebesar 48%. Pontianak mampu menurunkan kesalahan
Banyak miskonsepsi siswa mengenai asam siswa sebesar 37,1 % dan effect size sebesar
basa terutama pada konsep pengertian asam 3,31. Penelitian Icha Regita (2015) yang
basa menurut para ahli, karakteristik asam dan berjudul penyediaan refutation text untuk
basa serta konsep pH (Centingul, 2011). Hasil meremediasi konsep siswa pada materi
tersebut menunjukan bahwa mayoritas letak kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan
persamaan miskonsepsi siswa tentang konsep konstribusi penurunan kesalahan siswa
asam basa ada pada pengertian asam basa sebesar 25,80% dengan effect size sebesar 0,7.
menurut ahli, karakteristik asam basa dan Pada penelitian Sugandi (2016) juga
konsep pH. menunjukan hasil efektifitas sebesar 0,54
Kegiatan remedial dilaksanakan guru yang artinya tergolong sedang berdasarkan
apabila terdapat nilai siswa yang tidak prinsip ruas jari dalam penelitian yang
mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal berjudul efektivitas remediasi dengan
(KKM) yaitu 75. Berdasarkan hasil penyediaan bahan bacaan berstruktur
wawancara tanggal 16 Juli 2018, kegiatan refutation text untuk memperbaiki
remedial yang dilakukan selama ini adalah miskonsepsi siswa terhadap materi
dengan memberikan tes ulang atau tugas kesetimbangan kimia. Berdasarkan fakta dan
untuk dikerjakan dirumah. teori yang dipaparkan maka perlu dilakukan
remediasi kesalahan konsepsi siswa dengan
Bentuk tes yang diberikan guru kepada bahan bacaan refutation text pada materi asam
siswa yang mengikuti remedial berupa tes basa kelas XII IPA SMA Panca Bhakti
hasil belajar yang soalnya sama persis dengan Pontianak.

2
METODE konsep siswa pada tes ini digunakan sebagai
bahan untuk membuat refutation text dan soal
Penelitian ini menggunakan metode tes akhir; (6) membuat bahan bacaan
penelitian eksperimen yaitu metode penelitian refutation text ; (7) membuat tes diagnostik
yang digunakan untuk mencari pengaruh akhir; (8) melakukan validasi terhadap tes
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam diagnostik akhir kepada satu dosen kimia
kondisi yang terkendalikan. Metode yang FKIP UNTAN dan satu orang guru kimia
digunakan dalam penelitian ini adalah SMA Panca Bhakti Pontianak; (9) melakukan
metode penelitian PreExperimental karena validasi terhadap bahan bacaan refutation text;
masih terdapat variabel luar yang ikut (10) merevisi bahan bacaan refutation text dan
berpengaruh terhadap terbentuknya variabel tes diagnostik akhir berdasarkan hasil
dependen, maka hasil eksperimen yang validasi; (11) melakukan uji reabilitas tes
merupakan variabel dependen itu bukan diagnostik akhir; (12) melakukan remedial
semata-mata dipengaruhi oleh variabel dengan diberikan perlakuan remediasi dengan
independen (Sugiyono, 2016). Bentuk yang bacaan refutation text; (13) melaksanakan tes
digunakan dalam penelitian ini adalah One diagnostik akhir untuk mengetahui hasil
Group Pretest-Posttest. Populasi dalam remediasi.
penelitian ini adalah siswa kelas XII program
IPA SMA Panca Bhakti Pontianak tahun Tahap Akhir
ajaran 2018/2019 yaitu XII IPA1 dan XII IPA Langkah-langkah yang dilakukan pada
2 yang berjumlah 61 siswa. Sampel dalam tahap akhir antara lain: (1) melakukan analisis
penelitian ini adalah kelas XII IPA 2 yang data hasil tes diagnostik akhir; (2) menarik
berjumlah 31 orang. Pemilihan sampel dalam kesimpulan berdasarkan analisis data; (3)
penelitian ini berdasarkan rekomendasi dari menyusun laporan penelitian.
guru mata pelajaran kimia dengan
pertimbangan kelas yang memiliki rata-rata HASIL PENELITIAN DAN
nilai ulangan kimia terendah. PEMBAHASAN
Tahap Persiapan Hasil Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan pada Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas
tahap persiapan antara lain: (1) Melakukan XII IPA SMA Panca Bhakti Pontianak tahun
pra-riset di SMA Panca Bhakti untuk ajaran 2018/2019. Adapun kelas yang
mengetahui kegiatan remedias yang dilakukan digunakan sebagai sampel adalah kelas XII
dan mengetahui kesalahan konsepsi IPA 2. Soal tes yang digunakan sudah melalui
berdasarkan soal pra-riset; (2) Membuat soal uji validitas dan reabilitas dengan hasil semua
tes diagnostik awal. soal valid dengan nilai reabilitas 0,42 pada tes
diagnostik awal dan 0,52 pada tes diagnostik
Tahap Pelaksanaan akhir. Berdasarkan hasil tersebut maka tingkat
Langkah-langkah yang dilakukan pada kekonsistenanan soal tes diagnostik awal dan
tahap pelaksanaan antara lain: (1) melakukan akhir dapat dikategorikan sedang.
validasi terhadap instrumen penelitian (tes Pada saat pemberian tes diagnostik awal
diagnostik awal) kepada satu dosen kimia siswa yang hadir pada kelas XII IPA 2
FKIP UNTAN dan satu orang guru kimia sebanyak 30 orang (satu orang tidak masuk).
SMA Panca Bhakti Pontianak; (2) merevisi Pada saat pemberian tes diagnostik akhir
instrumen penelitian berdasarkan hasil siswa yang hadir pada kelas XII IPA 2
validasi; (3) melakukan uji reliabilitas tes sebanyak 28 orang (tiga siswa tidak hadir).
diagnostik awal; (4) memberikan tes agar menghasilkan data penelitian yang baik,
diagnostik awal pada siswa untuk mengetahui maka yang dijadikan sampel dalam penelitian
kesalahan konsep siswa sebelum dilakukan ini adalah siswa yang hadir pada saat
kegiatan remediasi; (5) menganalisis hasil tes pemberian tes diagnostik awal dan tes
awal dimana hasil kesalahan-kesalahan diagnostik akhir yakni 28 orang.

3
1. Perbedaan Kesalahan Konsepsi Siswa Hasil tes diagnostik awal dan tes
Sebelum dan Setelah Remediasi diagnostik akhir diperoleh rata-rata masing-
Menggunakan Bahan Bacaan Berbentuk masing sebesar 23,21 dan 58,57. Data yang
Refutation Text diperoleh diuji kenormalannya dengan uji
Perbedaan kesalahan konsepsi siswa normalitas Shapiro-Wilk dengan bantuan
sebelum dan sesudah remediasi menggunakan SPSS Statistics 24,0 for windows. Hasil uji
bahan bacaan refutation text dapat dilihat normalitas dapat dilihat pada tabel 2.
dengan uji statistik.

Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Shapiro Wilk Diagnostik Awal


Dan Diagnostik Akhir Kelas XII IPA 2
Shapiro-Wilk Nilai
Nilai Kelas Sig. Keterangan
Statistik Df Sig.
Test
Tes Awal .190 28 .084 > 0,05 Data terdistribusi normal
Diagnostik Akhir .136 28 .096 > 0,05 Data terdistribusi normal

Uji normalitas Shapiro Wilk digunakan diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
karena data yang berjumlah di bawah 50. hipotesis diterima. Terdapat perbedaan
Berdasarkan uji Shapiro Wilk pada tabel 2 kesalahan konsepsi siswa sebelum dan setelah
diperoleh data nilai tes diagnostik awal dan remediasi dengan bacaan refutation text di
akhir terdistribusi normal karena dalam tes kelas XII IPA Panca Bhakti.
diagnostik awal maupun tes diagnostik akhir
menunjukan nilai Sig. Test lebih dari 0,05 2. Efektivitas Remediasi Dengan Bahan
(Uyanto, 2009). Hal ini menunjukan bahwa Bacaan Refutation Text Pada Materi
data yang diperoleh terdistribusi normal oleh Asam Basa
karena itu, untuk mengetahui perbedaan nilai
tes siswa sebelum dan setelah remediasi Besarnya efektivitas refutation text
dengan refutation text dilakukan uji t-paired. dalam memperbaiki kesalahan konsep siswa
Uji t-paired merupakan uji beda dua sample pada tiap konsep dapat dilihat dengan
berpasangan, yakni sampel merupakan subjek menggunakan harga proporsi penurunan
yang sama namun mengalami perlakuan yang jumlah miskonsepsi siswa (ΔS). Batas-batas
berbeda. Penggunaan uji tersebut disesuaikan tingkat efektivitas remediasi setiap konsep
distribusi normalitas nilai tes diagnostik awal ditentukan berdasarkan prinsip ruas jari
(pretest) dan tes diagnostik akhir (posttest). dimana rentan 0,00 sampai 0,30 tergolong
Hasil perhitungan menggunakan uji rendah, 0,31 sampai 0,70 tergolong sedang
statistic t-paired dengan bantuan SPSS dan 0,71 sampai 1 tergolong tinggi (Wright,
Statistics 24,0 for windows diperoleh hasil 1986). Data hasil penelitian persentase rata-
Sig. (2 tailed) 0,000. Berdasarkan hasil rata miskonsepsi siswa sebelum dan setelah
tersebut maka hasil uji hipotesis menunjukan kegiatan remediasi pada tiap konsep yang
nilai sig > 0,05 artinya Ho ditolak dan Ha disajikan pada tabel berikut :

4
Tabel 3 Distribusi Persentase Miskonsepsi Siswa Kelas XII IPA 2 Tiap Konsep
No. Tes Awal Tes ΔS Tingkat
Konsep/ soal Akhir (%) Efektifitas
ΔS
subkonsep S0 S0 St St
(%) (%)
Teori Asam
BasaMembedakan
pengertian asam
dan basa menurut 1 23 82 13 46 0.43 36 SEDANG
teori Arrhenius,
Bronsted Lowry
dan Lewis
Teori Fisik Asam
Basa
Disajikan contoh,
siswa dapat 2 21 75 12 43 0.43 32 SEDANG
menjelaskan
pengertian asam
menurut Arrhenius
Teori Asam Basa
Mengidentifikasi
pasangan asam dan
basa konjugasi
3 25 89 7 25 0.72 64 TINGGI
menurut Bronsted
Lowry
Sifat Asam Basa
Menentukan Sifat 4 26 93 17 61 0.35 32 SEDANG
Asam
Sifat Asam Basa
Menentukan sifat 5 23 82 17 61 0.26 21 RENDAH
Basa
Sifat Asam Basa
Menentukan sifat
asam dan basa
menggunakan
6 14 50 9 32 0.36 18 SEDANG
indikator kertas
lakmus
Kekuatan Asam
Basa
Menentukan proses 7 22 79 6 21 0.73 57 TINGGI
ionisasi pada
larutan asam kuat
Konsep pH
Menentukan
tingkat keasaaman
larutan berdasarkan
8 16 57 11 39 0.31 18 SEDANG
tetapan ionisasi
asam
Menentukan
tingkat keasaman 9
larutan berdasarkan 23 82 6 21 0.74 61 TINGGI
konsentrasi ion H+
Menghubungkan
derajat pengionan
dengan tetapan 10 22 79 18 64 0.18 14 RENDAH
asam (Ka) atau
tetapan basa (Kb)

Rata-rata 0.45 35.36 SEDANG

5
Keterangan Tabel 3 : diagnostik awal dan akhir akan dibahas lebih
S0 (%) = Persentase jumlah siswa yang rinci setiap indikator di bawah ini :
mengalami miskonsepsi pada tes diagnostik 1. Membedakan Pengertian Asam Basa
awal Menurut Teori Arrhenius, Bronsted
St (%) = Persentase jumlah siswa yang Lowry dan Lewis
mengalami miskonsepsi pada tes diagnostik
akhir Pada indikator ini, hasil tes diagnostik awal
ΔS (%) = Persentase selisih antara S0 (%) dan menunjukan 23 siswa mengalami
St (%), (S0 (%) - St (%)) kesalahan. Sebagian besar jawaban siswa
S0 = Jumlah siswa yang mengalami memilih pilihan A pada diagnostik awal
miskonsepsi pada tes diagnostik awal yakni asam adalah donor H+ sedangkan
St = Jumlah siswa yang mengalami basa adalah donor OH-. Ketika
miskonsepsi pada tes diagnostik akhir diwawancara paska mengerjakan tes
ΔS = Harga proporsi penurunan jumlah diagnostik awal, beberapa siswa
siswa yang miskonsepsi beranggapan bahwa kata donor sama
maknanya dengan kata melepas sehingga
Tabel 3 menunjukkan terjadinya penurunan mereka memilih pilihan tersebut. Setelah
miskonsepsi siswa kelas XII IPA 2 setelah diremediasi dengan refutation text jumlah
dilakukan kegiatan remediasi. Penurunan siswa yang mengalami kesalahan menurut
miskonsepsi siswa yang paling besar ada pada 36% dari 23 siswa menjadi 13 siswa yang
soal nomor 9 yang membahas tentang konsep mengalami kesalahan.
pH yakni menentukan tingkat keasaman
larutan berdasarkan konsentrasi ion H+ . 2. Disajikan Contoh Siswa Dapat
Sebanyak 23 siswa (82%) yang mengalami Menjelaskan Pengertian Asam Menurut
miskonsepsi sebelum diremediasi menjadi 6 Arrhenius
siswa (21%) yang mengalami miskonsepsi
setelah dilakukan kegiatan remediasi sehingga Pada indikator ini siswa dituntut untuk bisa
terjadi penurunan miskonsepsi sebesar 61%. memberikan pernyataan paling tepat
Penurunan miskonsepsi siswa yang paling mengenai asam Arhenius disertai contoh.
kecil adalah pada konsep pH, menghubungkan Berdasarkan hasil diagnostik awal
derajat pengionan dengan tetapan asam (Ka) sebanyak 21 mengalami kesalahan.
atau tetapan basa (Kb). Sebanyak 22 orang (79 Kesalahan siswa pada diagnostik awal
%) yang mengalami miskonsepsi sebelum adalah rata-rata siswa beranggapan bahwa
diremediasi menjadi 18 orang (64%) yang semua senyawa yang mengandung gugus
mengalami miskonsepsi setelah dilakukan OH- merupakan basa. Misalnya pada asam
kegiatan remediasi sehingga terjadi penurunan format (HCOOH), asam asetat
miskonsepsi sebesar 14%. Tabel 3 juga (CH3COOH) dan etanol (C2H2OH)
menunjukan bahwa penurunan rata-rata merupakan asam dan alcohol yang
persentase miskonsepsi siswa sebesar 35,36 memiliki gugus hidroksi. Pada tes
%. diagnostik akhir terdapat penurunan
sebesar 43%. Siswa yang salah menjawab
Pembahasan karena tidak bisa memilih alasan yang
Miskonsepsi yang ditemukan pada materi tepat, namun berdasarkan wawancara
asam basa diperbaiki melalui kegiatan kebanyakan siswa sudah mengerti bahwa
remediasi dengan memberikan bahan ajar tidak semua senyawa yang mengandung
berupa bahan bacaan berbentuk refutation gugus OH- merupakan basa.
text. Penjelasan mengenai hasil dari tes

6
3. Mengidentifikasi Pasangan Asam dan anggapan bahwa asam boleh dicicipi
Basa Konjugasi Menurut Bronsted padahal tidak semua asam boleh
Lowry dikonsumsi secara langsung karena
sifatnya yang berbahaya. Setelah
Pada indikator ini, hasil tes diagnostik awal diremediasi masih banyak siswa yang
sebanyak 25 siswa menjawab salah dalam mengalami kesalahan, penurunan
menentukan pasangan asam basa kesalahan sebesar 32%. Hasil wawancara
konjugasi, sedangkan sisanya menjawab bersama siswa, siswa malas untuk
benar tetapi tidak bisa menjelaskan definisi mengidentifikasi pilihan jawaban satu-
asam basa konjugasi karena mereka hanya persatu sehingga antara pilihan dan alasan
sekedar menebak jawaban. Siswa tidak sesuai. Beberapa siswa sudah bisa
beranggapan bahwa asam basa menurut menentukan sifat asam namun salah
Bronsted Lowry adalah asam basa memilih alasan yang tepat dengan pilihan
konjugasi padahal asam basa dan asam jawaban yang benar.
basa konjugasi menurut Bronsted Lowry
memiliki pengertian yang berbeda. Asam 5. Menentukan Sifat Basa
adalah spesi yang mendonorkan proton
sedangkan basa adalah akseptor proton. Pada indikator menentukan sifat basa,
Sedangkan asam konjugasi adalah spesi banyak siswa yang salah menjawab yakni
basa yang menerima proton dan basa 23 siswa. Alasan yang diperoleh dari
konjugasi adalah spesi asam yang melepas wawancara bersama siswa adalah mereka
proton, maka dari itu asam konjugasi dan cenderung terkecoh dengan pilihan yang
basa konjugasi terletak disebelah kanan menyatakan minuman bersoda
setelah panah dalam penulisan reaksi kimia mengandung basa lemah karena
(Syukri, 1999). Setelah diremediasi mengandung buih. Padahal buih yang
terdapat penurunan jumlah siswa yang dihasilkan dari minuman bersoda
mengalami kesalahan sebesar 64% artinya merupakan oksida bukan logam dimana
hanya 7 siswa yang masih mengalami oksida ini bisa jadi asam dalam air
kesalahan menentukan pasangan asam dan (Syukri,1999). Setelah diremediasi
basa konjugasi. terdapat penurunan sebanyak 21%, masih
banyak siswa yang salah. Sama halnya
4. Menentukan Sifat Asam dengan soal sebelumnya, siswa malas
mengidentifikasi dan membaca soal secara
Pada tes diagnostik awal banyak siswa teliti sehingga kebanyakan siswa salah
yang mengalami kesalahan menentukan menghubungkan pilihan jawaban dengan
sifat asam dan basa. Pada indikator ini, alasan yang tepat.
sebanyak 26 siswa salah menjawab sifat
asam, kebanyakan siswa beranggapan 6. Menentukan Sifat Asam dan Basa
bahwa semua asam bisa menghantarkan Menggunakan Kertas Lakmus
listrik dengan baik. Pernyataan itu tidak
tepat, semua asam bisa menghantarkan Pada tes diagnostik awal dengan indikator
listrik namun hanya asam kuat yang dapat ini, terdapat 14 siswa mengalami
menghantarkan listrik dengan baik karena kesalahan menentukan asam dan basa.
sifatnya yang dapat terionisasi sempurna Pada umumnya hal ini dikarenakan
didalam air. Sedangkan asam lemah hanya minimnya kemampuan siswa menentukan
dapat terionisasi sebagian sehingga kurang nama dari suatu senyawa yang diberikan.
baik dalam menghantarkan listrik (Purba, Siswa tahu bahwa lakmus akan berubah
2006). Ada pula yang terkecoh dengan menjadi warna merah apabila dalam
jawaban semua asam apabila dicicipi akan larutan asam dan berubah menjadi biru
terasa masam sehingga menimbulkan apabila dalam larutan basa, namun diantara

7
kedua jenis larutan yang disajikan siswa sehingga semakin asam (Budi, FS. 2011).
tidak bisa membedakan larutan asam dan Setelah diremediasi terdapat penurunan
basa. Ada pula yang beranggapan larutan sebesar 18%. Kesalahan siswa pada
asam basa tidak mengubah kertas lakmus. diagnostik akhir dikarenakan siswa malas
Setelah diremediasi, terdapat penurunan membaca soal dan pilihan jawaban secara
kesalahan sebesar 18%. Berdasarkan hasil teliti.
wawancara siswa mengaku kesulitan
menentukan larutan asam dan basa karena 9. Menentukan Tingkat Keasaman
kurangnya kemampuan siswa dalam Larutan Berdasarkan Konsentrasi ion
menentukan nama senyawa asam basa. Hal H+
ini menunjukan bahwa pemahaman siswa
pada materi asam basa masih kurang. Pada diagnostik awal terdapat 23 siswa
mengalami kesalahan menentukan tingkat
7. Menentukan Proses Ionisasi Pada keasaman larutan berdasarkan konsentrasi
Larutan Asam Kuat ion H+. Berdasarkan pola jawaban siswa
kurang teliti melihat koefisien asam kuat
Pada tes diagnostik awal terdapat 22 siswa atau jumlah ion H+ dalam soal dimana ini
mengalami kesalahan dalam hal berpengaruh pada tingkat keasaaman
menentukan proses ionisasi pada larutan larutan. Semakin banyak ion H+ maka
asam kuat. Dari pola jawaban siswa di semakin tinggi tingkat keasaam larutan
ketahui bahwa sebagian besar sudah tersebut (Purba, 2006). Setelah
mengetahui bahwa asam kuat terionisasi diremediasi, siswa paham selain
sempurna di dalam air, namun alasan siswa konsentrasi, jumlah ion H+ juga
tidak tepat. Siswa beranggapan bahwa mempengaruhi perhitungan pH asam kuat
asam kuat terionisasi sempurna didalam air hal ini dibuktikan dengan penurunan
karena ionisasi hanya terjadi pada senyawa drastis kesalahan siswa pada diagnostik
yang berikatan ion, padahal selain senyawa akhir yaitu sebesar 61%.
yang berikatan ion senyawa kovalen polar
juga bisa mengion menjadi ion-ionnya 10. Menghubungkan derajat pengionan
didalam air. Setelah diremediasi, terdapat dengan tetapan asam (Ka) atau tetapan
penurunan sebesar 57%. Siswa paham basa (Kb)
asam kuat terionisasi sempurna karena
bersifat elektrolit dengan melepas H3O+ Berdasarkan tes diagnostik awal terdapat
22 siswa mengalami kesalahan. Hal ini
8. Menentukan Tingkat Keasaman dikarenakan ada siswa yang tidak tahu
Larutan Berdasarkan Tingkat Ionisasi rumus derajat ionisasi, ada siswa yang
Asam beranggapan indikator dapat
mempengaruhi nilai derajat ionisasi dan
Pada indikator ini, terdapat 16 siswa ada siswa yang sudah tahu tapi sulit
mengalami kesalahan pada diagnostik membahasakan rumus menjadi sebuah
awal. Siswa beranggapan bahwa semakin tulisan. Setelah diremediasi, masih banyak
tinggi konsentrasi maka semakin tinggi siswa yang salah dalam menjawab soal.
pula pH karena konsentrasi larutan Berdasarkan hasil wawancara hal ini
mempengaruhi konsentrasi ion H+ dikarenakan siswa sudah tahu rumus
sehingga hubungan pH larutan berbanding derajat ionisasi namun tetap sulit
lurus dengan konsentrasi ion H+. Hal ini menghubungkan tetapan ionisasi,
tidak tepat karena derajat keasaaman suatu kemolaran dengan derajat ionisasi.
larutan berbanding terbalik dengan Penurunan kesalahan sebesar 14%
konsentrasi pH, artinya semakin besar membuat soal pada indikator ini memiliki
konsentrasi semakin kecil pula nilai pH efektifitas paling rendah dari indikator lain

8
KESIMPULAN DAN SARAN Meremediasi Kesalahan Konsep Siswa
Kesimpulan Pada Kelas XI MIA SMAN 7 Pontianak
Berdasarkan analisis data yang telah pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali
dilakukan, maka dapat dibuat beberapa Kelarutan. Jurnal Peneletian Pendidikan
kesimpulan hasil penelitian berikut ini: (1) Matematika dan Sains.
Terdapat perbedaan nilai siswa kelas XII IPA Mariawan. 2015. Meningkatkan Kualitas
2 SMA Panca Bhakti sebelum dan setelah Pembelajaran Fisika di SMA Negeri 2
remediasi dengan bacaan refutation text; (2) Singaraja Melalui Pendekatan
Rata-rata efektivitas remediasi dengan Kontekstual. Jurnal Pendidikan dan
penyediaan bahan bacaan berstruktur Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. No.
refutation text kelas XII IPA 2 SMA Panca 2 tahun 2016.
Bhakti sebesar 0,45 artinya tergolong sedang. Mentari, L. 2014. Analisis Miskonsepsi Siswa
Sma pada Pembelajaran Kimia untuk
Saran Materi Larutan Penyangga. e-Journal
Hasil penelitian dan kesimpulan yang Kimia Visvitalis Universitas Pendidikan
telah dikemukakan dapat disarankan beberapa Ganesha Jurusan Pendidikan Kimia,
hal berikut ini: (1) refutation text dapat Volume : 2 Nomor 1 Tahun 2014.
menurunkan jumlah kesalahan konsep siswa, Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA
maka diharapkan guru kimia dapat Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
menggunakan bacaan refutation text sebagai Sugandi. 2016. Efektivitas Remediasi Dengan
bahan remediasi dalam pembelajaran kimia Penyediaan Bahan Bacaan Berstruktur
pada materi asam basa; (2) minat membaca Refutation Text Untuk Memperbaiki
siswa kurang, sebaiknya dalam melakukan Miskonsepsi Siswa Terhadap Materi
penerapan remediasi dengan refutation text Kesetimbangan Kimia. Jurnal Pendidikan
disertai pembelajaran ulang agar siswa lebih Matematika dan Sains.
paham dan mengetahui konsep yang Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
sebenarnya. Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
DAFTAR RUJUKAN Sutrisno, L. dan Kresnedi dan Kartono.
(2007). Pengembangan Pembelajaran
Anas, Sudijono. 2008. Pengantar Evaluasi IPA SD. Jakarta : Dirjen Pendidikan
Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Tinggi Depdiknas.
Persada. Syukri. 1999. Kimia Dasar II. Bandung :
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Institut Teknologi Bandung.
Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Tippett, Christine, D. 2010. Refutation Text In
Jakarta. : Asdi Mahasatya. Science Education: A Review Of Two
Budi, FS. 2011. Pengaruh Penyediaan Decades Of Research. Journal of
Bacaan Berbentuk Refutation Text Untuk Educational Research.
Meremediasi Miskonsepsi Siswa Tentang Uyanto, Stanislaus. S. 2009. Pedoman
Konsep Asam Basa Di Kelas Xi Ipa Sma Analisis dengan SPSS. Jakarta : Graha
Negeri 4 Pontianak. Jurnal Pendidikan Ilmu.
Matematika dan Sains Tahun II. Wright. (1986). Social Science Statistic.
Cetingul and Geban.2011. Using Conceptual Boston, London, Sydney Toronto :
Change Text With Analogies For Allynand Bacon,Inc.
Misconceptions In Acids and Based. H.U
Jurnal Education.

Icha, Regita. 2015 Penyediaan Bacaan


Berbentuk Refutation Text untuk

Anda mungkin juga menyukai