Anda di halaman 1dari 13

BAB 4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Oseanografi


4.1.1. Pasang Surut
Dari hasil analisis data, pola pasang surut di perairan Desa Sungai Dua Laut
merupakan perairan yang mendapat pengaruh dari dua tipe pasang sururt yakni tipe
pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing semi diurnal)
pengaruh dari Selat Makassar di bagian timur serta tipe pasang surut campuran
condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing diurnal) pengaruh dari Laut Jawa di
bagian barat.
Fenomena pasang surut air laut diketahui dapat membangkitkan arus laut yang
disebut dengan arus pasang surut (Kramadibrata, 1985, dalam Kurniawan dan Pradana.
2016). Dalam proses sirkulasi air laut di perairan pantai, arus pasang surut berperan
secara dominan. Pada saat pasang, arus pasang surut mengirim air dari laut menuju
perairan pantai, sedangkan pada saat surut mengirim air dari perairan pantai menuju
ke laut lepas. Sirkulasi air akibat arus pasang surut dapat membawa material sedimen
yang terkandung di perairan tersebut, sehingga pola arus pasang surut di suatu perairan
akan mempengaruhi pola transport sedimen di perairan tersebut.

4.1.2. Arus
Pergerakan sedimen di dalam perairan dipengaruhi oleh kecepatan arus dan
ukuran butiran sedimen yang terkandung di dalamnya. Semakin besar ukuran butiran
sedimen membutuhkan kecepatan arus yang semakin besar untuk mengangkut
sedimen tersebut Sehingga, arah dan kecepatan arus di suatu perairan akan
mempengaruhi pola penyebaran transport sedimen di perairan tersebut
(Triatmodjo, 1999).
Perbedaan kecepatan arus berpengaruh terhadap transport sedimen, dimana
semakin besar arus yang terbentuk maka trabsport sedimennya juga akan semakin
besar, baik berupa bed load (sedimen dasar) maupun suspended load (sedimen
tersuspensi), selain faktor lain seperti karakteristik butir sedimen dan kemiringan
pantai.
Darlan (1996) dalam Nugroho dan Basit (2014) menyebutkan bahwa distribusi
fraksi sedimen dipengaruhi oleh arus. Pada daerah dengan turbulensi tinggi, fraksi
yang memiliki kenampakan makroskopis seperti kerikil dan pasir akan lebih cepat
mengendap dibandingkan fraksi yang berukuran mikroskopis seperti lumpur.
Dari hasil analisis arus di pesisir Sungai Dua Laut, diketahui bahwa arus
dominan berasal dari selatan menuju timur laut. Arus yang berasal dari selatan berasal
dari arus Laut Jawa yang memang berada di bagian selatan perairan Sungai Dua Laut.

4.1.3. Gelombang
Perhitungan prediksi gelombang di wilayah pesisir dan laut Sungai Dua Laut
dilakukan pada bagian timur hingga bagian barat. Lokasi Sungai Dua Laut yang
menghadap laut terbuka akan berpengaruh terhadap panjang fetch yang dihasilkan.

18
19

Panjang fetch menentukan energi gelombang, semakin besar fetch maka gelombang
akan semakin besar dan begitupun sebaliknya.
Hasil analisis prediksi gelombang di perairan Sungai Dua Laut selama kurun
waktu 2009 – 2019 dari arah angin sebagai pembangkit gelombang dapat dilihat pada
Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Prediksi Gelombang di Perairan Sungai Dua Laut


No. Musim Arah Uz Fetch Tp Hmo (m)
B 5 17696,97 2,031163 0,293848
T 5 23993,29 2,247835 0,342151
Barat (Desember-
1. BD 5 115122,5 3,789316 0,749469
Februari)
TG 5 101661,7 3,635616 0,704291
S 3 178076,6 3,661571 0,544511
B 6 17696,97 2,167989 0,357182
Peralihan 1 (Maret- BD 4 115122,5 3,501693 0,591712
2.
Mei) TG 3 101661,7 3,038077 0,411416
S 5 178076,6 4,38174 0,932131
B 6 17696,97 2,167989 0,357182
T 12 23993,29 3,096751 0,892916
Timur (Juni-
3. BD 5 115122,5 3,789316 0,749469
Agustus)
TG 5 101661,7 3,635616 0,704291
S 4 178076,6 4,04915 0,735925
B 6 17696,97 2,167989 0,357182
Peralihan 2 T 5 23993,29 2,247835 0,342151
4. (september- BD 6 115122,5 4,044576 0,911004
november) TG 6 101661,7 3,880521 0.856089
S 5 178076,6 4,38174 0,932131

4.2. Ukuran dan Sebaran Butir Sedimen


Ukuran butir adalah aspek yang paling fundamental dari partikel sedimen, yang
mempengaruhi proses sedimentasi, transportasi dan pengendapan (Blott dkk., 2001).
Analisis ukuran butir memberikan petunjuk penting asal sedimen, sejarah transportasi
dan kondisi pengendapan (Folk & Ward, 1957; Friedman, 1979; Bui dkk, 1990).
Distribusi ukuran butir dipengaruhi oleh faktor lain seperti jarak dari garis pantai, jarak
dari sumber (sungai), sumber material sedimen, topograf dan mekanisme transportasi
sedimen (Abuodha, 2003).
Pada Tabel 4.2. dapat dilihat ukuran butir sedimen yang terdapat di Perairan
Sungai Dua Laut yang terdiri dari nilai D50, bentuk dan tekstrur sedimen serta
persentase banyaknya sedimen dengan klasifikasi gravel, sand dan mud.
20

Tabel 4.2. Ukuran Butir Sedimen di Perairan Sungai Dua Laut


Persentase (%)
ST X Y D₅₀ Bentuk Tekstur
Gravel Sand Mud
566 Pasir kasar Pasir 26.3 73 0.7
1 365540,8 9592391
berkerikil
275,8 Pasir halus Pasir 5.4 94.1 0.41
2 366815,1 9587780
berkerikil
262 Pasir halus Pasir 8.3 91.6 0.2
3 367679 9587744
berkerikil
159,1 Pasir halus Pasir 4.7 95.2 0.1
4 363175,4 9590884
berkerikil
277,8 Pasir Pasir 0.3 99 0.7
5 365117,3 9587459 sedikit
kerikil
157,7 Pasir halus Pasir 7.3 92.7 0
6 362112,1 9588627 sedikit
kerikil
262,3 Pasir halus Pasir 17.8 81.7 0.4
7 362059,8 9587653
berkerikil
289 Pasir halus Pasir 5.1 94.9 0.1
8 361063 9589568
berkerikil
164,7 Pasir halus Pasir 0.4 82.6 0.3
9 363826,6 9589852 sedikit
berkerikil
340,5 Pasir Pasir 0.4 99.6 0
10 361065,8 9590211 sedikit
berkerikil
285,2 Pasir halus Pasir 3.5 96.5 0
11 362382,5 9587217 sedikit
berkerikil
154,7 Pasir halus Pasir 3.2 96 0.8
12 361743,7 9589557 sedikit
berkerikil
156,7 Pasir halus Pasir 1.5 98.4 0.1
13 365939,5 9589183 sedikit
berkerikil
547 Pasir kasar Pasir 0.2 99.6 0.3
14 366709,5 9588032
berkerikil
166,3 Pasir halus Pasir 15.1 88.4 0.4
15 363268,5 9589033 sedikit
berkerikil
263,3 Pasir halus Pasir 3.1 96.6 0.2
16 363771,6 9589245
berkerikil
323,1 Pasir halus Pasir 21 78.4 0.7
17 364349,1 9586709
berkerikil
21

Persentase (%)
ST X Y D₅₀ Bentuk Tekstur
Gravel Sand Mud
259,7 Pasir halus Pasir 20.4 79.5 0.1
18 364210,9 9590135
berkerikil
171,6 Pasir halus Pasir 3.8 95.7 0.6
19 362937,7 9587292 sedikit
berkerikil
160,4 Pasir halus Pasir 0.2 99.5 0.3
20 364450,9 9590906 sedikit
berkerikil

4.2.1. Sebaran Nilai D50


Dari hasil analisis ukuran butir sedimen dengn menggunakan software
GRADISTAT. Klasifikasi ukuran butiran yang digunakan adalah klasifikasi dari The
Subcommittee on Sediment Terminology of AGU (American Geophysical Union).
Ukuran butiran ditetapkan berdasarkan ukuran saringan (untuk butiran kasar) dan
ukuran/diameter sedimentasi (untuk butiran halus). Klasifikasi butiran dilakukan
berdasarkan nilai diameter referensi (D50) dari material dasar.
Suatu nilai D50 menyatakan ukuran dari suatu sedimen, semakin besar nilai D50
maka akan semakin halus pula ukuran butir sedimen dan begitupun sebaliknya, jika
nilai D50 semakin kecil, maka ukuran butir sedimen akan semakin besar.

Gambar 4.1. Peta Sebaran Nilai D50 Sedimen di perairan Sungai Dua Laut
22

Berdasarkan hasil analisis, nilai D50 sebaran sedimen di perairan Sungai Dua
Laut memiliki tekstur berpasir dengan sedikit kerikil (slightly gravelly sand) yang
terdapat pada 12 stasiun dan memiliki tekstur kerikil berpasir (gravelly sand) pada 13
stasiun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tekstur sedimen di perairan Sungai Dua
Laut didominasi oleh tekstur pasir dengan sedikit kerikil (slightly gravelly sand)
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Adanya sedimen bertekstur pasir dengan sedikit kerikil (slightly gravelly sand)
di bagian tengah lokasi penelitian dan sedimen bertekstur kerikil berpasir (gravelly
sand) pada bagian kanan dan kiri menandakan bahwa sebaran sedimen pada bagian
tengah dengan tekstur yang lebih halus dipengaruhi oleh pola arus perairan yang pada
bagian timur merupakan arus dari Laut Jawa sedangkan pada bagian barat merupan
arus dari Selat Makassar yang dihubungkan oleh Selat Laut.

4.2.3. Sebaran Nilai Mean Sedimen

Nilai mean (rata-rata) sedimen di perairan Sungai Dua Laut memiliki nilai phi
yang berkisar antara 0,7 – 2,5.Nilai tersebut terbagi lagi untuk diklasifikasikan sebagai
deskripsi suatu tekstur sedimen (Gambar 4.2.). Lokasi dasar perairan yang memiliki
nilai mean sebesar 0,7 – 2,0 pada lokasi penelitian memiliki tekstrur sedimen pasir
halus (fine sand). Sedangkan lokasi yang memiliki nilai mean di atas dari 2 merupakan
sedimen dengan tekstrur pasir sedang (medium sand).

Gambar 4.2. Peta Sebaran Mean Sedimen di Perairan Sungai Dua Laut
23

4.2.4. Sebaran Nilai Sorting Sedimen


Sorting atau sortasi adalah standar deviasi yang menunjukkan batas distribusi
ukuran butir suatu sedimen, tipe dan karakteristik serta waktu sedimentasi dari suatu
populasi sedimen (Folk, 1957). Suatu nilai sortasi menentukan gambaran pemilahan
atau suatu derajat keseragaman besar butir. Adanya penyebaran ukuran butir sedimen
yang panjang menandakan bahwa nilai sortasinya jelek, sedangkan jika nilai sortasinya
baik maka akan ditandai oleh penyebaran ukuran butir sedimen yang pendek.

Gambar 4.3. Peta Sebaran Nilai Sorting Sedimen di Perairan Sungai Dua Laut
Nilai sorting atau sortasi di perairan Sungai Dua Laut berada pada rentang
angka 0,6 – 1,8 dalam satuan phi. Nilai sortasi yang berada pada kisaran 0,6 – 1 masuk
dalam kategori moderately sorted yang artinya terpilah dengan sedang sedangkan yang
memiliki nilai sorting dalam rentang angka 1 – 1,8 masuk dalam kategori poorly sorted
yang artinya terpilah buruk.
24

4.2.5. Sebaran Nilai Skewness Sedimen


Skewness merupakan nilai simetris dari suatu kurva akibat penyimpangan
distribusi ukuran sedimen terhadap distribusi penyebran sedimen yang normal.
Distribusi normal adalah distribusi ukuran butir yang dimana pada bagian tengah jenis
sedimen memiliki ukuran butir yang paling banyak dengan butir sedimen yang
berukuran yang lebih kasar dan lebih halus tersebar pada bagian kiri dan kanan dalam
jumlah yang sama. Nilai skewness yang bernilai negatif mengindikasikan bahw lokasi
tersebut didominasi oleh partikel yang berukuran kasar sedangkan yang bernilai positif
menandakan bahwa partike sedimennya berukuran halus.

Gambar 4.4. Peta Sebaran Nilai Skewness Sedimen di Perairan Sungai Dua Laut
Sebaran nilai Skewness di perairan Sungai Dua Laut dapat dilihat pada Gambar
4.4. Dimana nilainya berada pada rentang -0,6 – 0,2 dalam satuan phi. Dapat terliat
pada gambar bahwa nilai Skewness di perairan Sungai Dua Laut dominan memiliki
partikel berukuran besar karena nilai yang dominan adalah nilai pada rentan -0,6 – 0.
25

4.2.6. Sebaran Nilai Kurtosis Sedimen


Dapat dilihat pada Gambar 4.5. bahwa nilai kurtosis dalam rentang 0,6 – 2
dalam satuan phi terdistribusi di bagian timur perairan Sungai Dua Laut sedangkan
pada bagian timur, sedangkan pada bagian barat nilai kurtosisinya sebesar 2 – 3.

Gambar 4.5. Peta Sebaran Kurtosis Sedimen di Perairan Sungai Dua Laut

4.3. Stratifikasi Sedimen dan Geomorfologi Pantai


Dari hasil pengamatan pada beberapa stasiun di lapangan yang dilakukan pada
saat penelitian, dapat disimpulkan bahwa stratifikasi sedimen di pantai Sungai Dua
Laut terdiri dari pasir halus di bagian permukaan, lalu akan semakin kasar jika semakin
ke bawah, hingga ketika terdapat air seperti pada Gambar 4.2. teksturnya akan berubah
menjadi pasir dengan sedikit lumpur.

Gambar 4.6. Stratifikasi Sedimen di Pesisir Sungai Dua Laut


26

Gambar 4.7. Stratifikasi Sedimen


Adanya lapisan hitam yang merupakan pecahan material batubara adalah
dampak adanya pelabuhan khusus batubara yang berada tidak jauh dari Sungai Dua
Laut yang juga kapal-kapal pengangkutnya belayar di perairan Sungai Dua Laut.
Material-material batubara ini terbawa oleh arus, lalu mengendap sehingga
menciptakan stratifikasi setebal ± 1 cm dan juga bercampur dengan material seperti
pasir dan lumpur
Geomorfologi di wilayah pesisir Sungai Dua Laut berupa pantai berpasir
dengan topografi yang landai (Gambar 4.8), Bentuk topografi semacam ini dihasilkan
oleh adanya sedimentasi yang tertransport oleh gelombang.

Gambar 4.8. Geomorfologi Pesisir Sungai Dua Laut


Pada bagian muara sungai, terjadi pula proses fluvial atau bentukan lahan
yang terbentuk akibat adanya aktivitas dari aliran sungai berupa proses
27

pengikisan, pengangkutan dan pengendapan hingga membentuk dataran aluvial


seperti lidah pasir yang dapat menutupi aliran air di muara sungai (Gambar 4.9).

Gambar 4.9. Geomorfologi Pesisir Sungai Dua Laut


Pada beberapa titik, terdapat bentangan gisik pasir yang merupakan hasil
aktivitas dari lautan seperti gelombang dan arus yang menyisir pantai. Penampak
gisik pasir di pesisir Sungai Dua Laut dapat dilihat pada Gambar 4.10.

Gambar 4.10. Gisik Pasir di Pesisir Sungai Dua Laut

4.4. Transpor Sedimen


Trasnpor sedimen pantai adalah gerakan sedimen di daerah pantai yang
disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya. Transpor sedimen pantai
dapat diklasifikasikan menjadi transpor menuju-meninggalkan pantai (onshore-
offshore transport) dan transpor sepanjang pantai (longshore transport) (Triatmodjo,
2012).

Tabel 4.3. Volume Transport Sedimen


Volume Transpor
Stasiun Volume Sedimen Trap
Sedimen Q/Bulan α
Utara Timur Selatan Barat Atas (Ox) (Oy)
1A 605 635 635 595 185 20.114 20.278 856.861 323 BL
2A 270 170 220 200 40 5.949 7.878 296.143 301 BL
2B 535 625 690 630 250 20.778 20.281 871.069 268 B
28

Volume Transpor
Stasiun Volume Sedimen Trap
Sedimen Q/Bulan α
Utara Timur Selatan Barat Atas (Ox) (Oy)
3A 535 600 510 550 160 18.779 17.064 761.206 207 BD
3B 250 155 185 150 25 5.039 7.187 263.310 266 B
4A 6.4 8.4 1.4 8.2 6.4 0.266 0.125 8.832 268 B
4B 8 2.4 5.2 9.6 4 0.193 0.213 8.618 339 U
4C 440 360 445 515 90 14.446 14.611 616.408 182 S
5A 245 415 240 370 160 12.598 7.784 444.266 186 S
5B 345 580 325 520 240 18.318 11.157 643.455 198 S

Keterangan:
Ox = Sejajar Pantai
Oy = Tegak Lurus Pantai
Q = Angkutan Total Sedimen
α = Arah Angkutan Sedimen
Dari hasil analisis data, didapatkan kesimpulan bahwa nilai volume transpor
sedimen sejajar pantai terbesar terdapat pada stasiun 2B dengan jumlah volume
sebesar 20,778 m3/jam yang angkutannya mengarah ke barat laut. Sedangkan volume
transpor sedimen sejajar pantai dengan nilai yang terkecil terdapat pada stasiun 4B
yang hanya mendapatkan jumlah volume sebesar 0,193 m3/jam dengan arah angkutan
menuju utara.

Gambar 4.1. Arah Transpor Sedimen di Pesisir Sungai Dua Laut


Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.2. lokasi Stasiun 4B berada di tengah
muara yang sangat memungkinkan tidak terjadinya pergerakan arus yang merupakan
29

salah satu faktor pengikisan material di pantai. Tidak terjadinya pergerakan arus
dibagian muara diakibatkan oleh adanya proses sedimentasi di ujung pertemuan muara
dengan lidah pasir, sehingga masukan air tidak terjadi secara maksimal.

4.5. Budget Sedimen


Prinsip keseimbangan dalam budget sedimen sempurna akan memberikan hasil
nilai sedimen yang masuk memiliki harga yang sama besar dengan nilai sedimen yang
keluar. Apabila nilai sedimen yang masuk lebih besar dari nilai sedimen yang keluar
maka akan memberi nilai selisih yang berarti terjadi pengendapan dan sebaliknya
(Vironita, dkk. 2012).
Pantai Sungai Dua Laut menghadap ke arah tenggara, sehingga dapat
disimpulkan jika tabung pada sedimen trap bagian selatan memiliki volume yang lebih
banyak dibandingkan dengan tabung bagian utara maka di wilayah tersebut terjadi
proses sedimentasi, begitupun sebaliknya jika tabung bagian utara memiliki volume
yang lebih besar dibandingkan dengan tabung bagian selatan maka wilayah tersebut
mengalami abrasi. Sedangkan untuk mengetahui arah transpor sedimen di pesisir
pantai, dapat dilihat dengan mengetahui jumlah volume pada tabung bagian timur dan
barat. Jika tabung pada bagian timur memiliki volume yang lebih besar dibandingkan
dengan tabung pada bagian barat, dapat disimpulkan bahwa pada wilayah tersebut arah
transpor sedimennya lebih condong dari arah timur, begitupun sebaliknya jika volume
tabung bagian barat memiliki volume yang lebih besar daripada bagian timur maka
pada wilayah tersebut arah trasnpor sedimennya berasal dari arah barat.

Tabel 4.4. Budget Sedimen di Perairan Sungai Dua Laut


Stasiun Volume Sedimen Trap
Keterangan Arah
Utara Timur Selatan Barat Atas
1A 605 635 635 595 185 Sedimentasi Timur
2A 270 170 220 200 40 Abrasi Barat
2B 535 625 690 630 250 Sedimentasi Barat
3A 535 600 510 550 160 Abrasi Timur
3B 250 155 185 150 25 Abrasi Timur
4A 6.4 8.4 1.4 8.2 6.4 Abrasi Timur
4B 8 2.4 5.2 9.6 4 Abrasi Barat
4C 440 360 445 515 90 Sedimentasi Barat
5A 245 415 240 370 160 Abrasi Timur
5B 345 580 325 520 240 Abrasi Timur

Dari hasil analisis yang dapat dilihat pada Tabel 4.2. pada stasiun 1A terjadi
proses sedimentasi dengan arah transpor berasal dari timur, sedangkan pada stasiun
2B dan 4C juga terjadi proses sedimentasi namun arah transpor berasal dari barat.
Sedangkan proses abrsi dengan arah transpor yang berasal dari barat terjadi di stasiun
2A dan 4B. Proses abrasi dengan arah transpor yang berasl dari timur terdapat pada
stasiun 3A, 3B, 4A, 4B, 5A dan 5B.
30

Tabel 4.5. Prediksi Budget Sedimen Perbulan dalam 10 Tahun


Volume
Tahun Budget
Keterangan
Timur Barat
2009 -14,486 46,1175 31,6318 Sedimentasi
2010 -5630,6 3731,27 -1899,4 Abrasi
2011 -24384 3363,31 -21020 Abrasi
2012 -116,34 - -116,34 Abrasi
2013 -15564 2952,91 -12611 Abrasi
2014 -8616,2 16562,7 7946,44 Sedimentasi
2015 -1736 1540,41 -195,64 Abrasi
2016 -2494,5 561,721 -1932,8 Abrasi
2017 -13544 37741,5 24197,1 Sedimentasi
2018 -4914,6 7251,41 2336,85 Sedimentasi
2019 -4072,8 10185,4 6112,56 Sedimentasi

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa wilayah pesisir dan laut Sungai Dua
Laut merupakan wilayah yang perubahannya terjadi sangat dinamis. Pada tahun 2010
hingga 2013 terjadi proses abrasi dengan volume rata-rata terbesar senilai 21.020
m3/bulan. Sedangkan dalam kurun waktu 3 tahun ke belakang, yakni tahun 2017-2019
terjadi proses sedimentasi yang besaran nilai volume terbesar sebanyak 6.112,56
m3/bulan.

Anda mungkin juga menyukai