PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini aborsi menjadi salah satu masalah yang cukup serius, dilihat
dari tingginya angka aborsi yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Di
Indonesia sendiri, angka pembunuhan janin pertahun sudah mencapai 3
juta. Angka yang tidak sedikit mengingat besarnya tingkat kehamilan di
Indonesia. Selain itu, ada yang mengkategorikan abordi itu pembunuhan.
Ada yang melarang atas nama agama. Ada yang menyatakan bahwa jabang
bayi juga punya hak hidup sehingga harus di pertahankan, dan lain-lain.
Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan
dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui
penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah pendarahan,
infeksi dan eklampsia. Sebenarnya aborsi juga merupakan penyebab
kematian ibu, hanya saja muncul dalam bentuk komplikasi pendarahan dan
sepsis. Akan tetapi, kematian ibu yang disebabkan komplikasi aborsi
sering tidak muncul dalam laporan kemtian, tetapi dilaporkan sebagai
pendarahan atau sepsis. Hal itu terjadi karena hingga saat ini aborsi masih
merupakan masalah kontroversial di masyarakat. Di satu pihak aborsi
dianggap illegal dan di larang oleh agama sehingga masyarakat cenderung
menyembunyikan kejadian aborsi, di lain pihak aborsi terjadi di
masyarakat. Ini terbukti dari berita yang diyulis di surat kabar tentang
terjadinya aborsi di mssyarakat, selain dengan mudahnya didapatkan jamu
dan obat-obatan peluntur serta dukun pijat untuk mereka yang terlambat
dating bulan. Oleh karena itu, dalam praktiknya kita sebagai calon perawat
harus mengetahui bagaimana tindakan yang harus dilakukan ketika suatu
tindakan tersebut merupakan pro-kontra di masyarakat, agama maupun
hokum pemerintahan. Tindakan yang benar yakni harus mengacu kepada
prinsip-prinsip legal (sah secara hokum) dan etis (sesuai pada tempatnya)
ilmu keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1
1. Apa pengertian aborsi?
2. Bagaimana pandangan aborsi dari berbagai aspek?
3. Bagaimana kasus aborsi dikalangan masyarakat?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian aborsi
2. Mengetahui bagaimana pandangfan aborsi dari berbagai aspek
3. Mengetahui kasus-kasus aborsi dikalangan masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Pengertian
Menurut medis, Aborsi dibagi menjadi dua:
1. Abortus spontan (keguguran/miscarriage), yaitu aborsi secara tidak
sengaja dan berlangsung di alami tanpa ada kehendak dari pihak-pihak
tertentu. Masyarakat mengenalnya dengan istilah keguguran.
2. Abortus provocatus (pengguguran/digugurkan), yaitu aborsi yang
dilakukan secara sengaja dengan tujuan tertentu. Aborsi provocatus ini
dibagi menjadi dua:
a. Jika bertujuan untuk kepentingan medis dan terapi serta
pengobatan, maka disebut dengan Abortus Provocatus
Therapeuticum.
b. Jika dilakukan karena alas an yang bukan medis dan melanggar
hokum yang berlaku, maka disebut Abortus Provocatus Criminalis.
3
akibat kerusakan pada lapisan dalam Rahim (endometrium) setelah
dilakukan dilatasi (pelebaran secara paksa leher Rahim dengan alat
khusus) dan kuretase (pengerokan endometrium dengan alat khusus)
pada tindakan aborsi. Kerusakan pada endometrium yang diakibatkan
dilatasi dan kuretase ini juga meningkatkan resiko terjadinya placenta
previa (letak plasenta tidak pada tempat semestinya sehingga
mengganggu proses persalinan).
2. Ditinjau dari aspek agama
Menurut hokum islam (fiqih), hokum aborsi adalah dilarang atau
haram. Namun hokum dasar tersebut dapat berubah apabila ada sebab-
sebab yang dapat dibenarkan secara syar’i. dalam islam sendiri ada
beberapa pandangan mengenai sampai usia kehamilan berapa aborsi
masih boleh di lakukan. Dalam islam ada yang memakai batas 120
hari usia kehamilan, setelah usia 120 hari sama sekali dilarang, kecuali
untuk menyelamatkan nyawa ibu. Nabi Muhammad S.A.W
memberitahukan dalam proses terciptanya manusia sel telur dan sel
sperma tersimpan selama 40 hari dalam Rahim sebagai nuthfah
(mani), selama 40 hari berikutnya sebagai alaqah (segumpal darah),
kemudian 40 hari berikutnya sebagai mudhghah (segumpal daging),
setelah itu proses khalqan aakhar (pemberian nyawa) terjadi. Al Quran
dalam surat Al-Mukminun ayat 12-14 memberikan informasi yang
serupa. Menurut Mazhab Hanafi, aborsi sebelum kehamilan berusia
120 hari diizinkan jika ada alasan yang di benarkan hokum islam.
Indikasinya antara lain kondisi kesehatan ibu sangat buruk, kehamilan
dan persalinan beresiko tinggi, atau kehamilan yang terjadi saat
perempuan masih menyusui bayi sementara ayah si bayi tidak
mempunyai pendapatan yang tetap untuk membeli susu pengganti
ASI. Jika tidak ada alasan-alasan tersebut maka hokum melakukan
aborsi menjadi makruh. Penganut mazhab Syafi’i terpecah tiga
pendapat, sebagian seperti Ibn al-Imad dan al Ghazali melarang aborsi
karena termasuk kejahatan erhadap makhluk hidup. Muhammad bin
Abi Said mengizinkan dalam batas 80 hari, alasannya karena janin
masih dalam bentuk nuthfah dan alaqah. Dan yang lainnya lagi
4
membolehkan aborsi secara mutlak sebelum kehamilan berusia 120
hari. Sebagian besar pengikut mazhab Maliki kecuali al Lakhim tidak
memperbolehkan bahkan mengharamkan membuang produk
kehamilan, walaupun sebelum 40 hari. Alasannya, bila air mani
tersimpan dalam Rahim berarti sudah ada proses kehidupan.
3. Ditinjau dari aspek sosial budaya
Indonesia merupakan negar ayang memiliki nilai dan norma
yang sangat tinggi. Masyarakat Indonesia masinh memegang tinggi
nilai dan norma dalam kehidupan. Sebenarnya salah stu penyebab
tingginya aborsi di masyarakat kita adalah kebiasaan di masyarakat
juga. Tekanan masyarakat terhadap kehamilan diluar nikah juga
menjadi salah satu factor atau pemicu orang nekad untuk aborsi.
Masyarakat sendiri tidak melihat kehamilan itu sebagai anugerah, tapi
justru mencela dan mengejek sebagai aib. Seandainya masyarakat atau
paling tidak orang tua bertindak bijak dengan memberikan support,
maka bias jadi si calon ibu tidak sampai berpikir pendek dan nekad.
Adanya pengaruh globalisasi yang terjadi di Indonesi, membuat
remaja mulai menjadikan kultur Negara-negara maju sebagai acuan
hidupnya. Terkadang remaja tidak memfilter apa yang mereka dapat,
baik dan sekedar ditiru saja. Adanya anggapan bahwa budaya barat
adalah sesuatu yang hebat dan lebih modern. Sehingga para remaja
dianggap ketinggalan jaman. Misalnya dampak dari adanya globalisasi
adalah terjadinya pergaulan bebas dan terkesan tanpa adanya kontrol.
Pada awalnya pergaulan yang bebas belum meluas, sehingga masih
terlihat sebagai sesuatu yang tabu. Namun dengan berjalannya waktu,
dan kurang adanya kontrol terhadap penetrasi budaya barat tersebut,
free sex pun semakin meluas. Sehimgga free sex muali dianggap
sebagai hal biasa pada sebagian orang, misalnya pada kota besar atau
metropolitan. Free sex mulai menjamur, sehingga akibat dari free sex
seperti aborsi mulai banyak terjadi.
4. Ditinjau dari aspek hukum
5
pidana. Sebenarmya aborsi dilakukan dengan sengaja untuk menutup
aib yang tidak ingin diketahui. Tindakan ini melanggar hukum pidana
yang diberlakukan untuk melindungi atau mencegah perlakuan tidak
terpuji tersebut. Beberapa pasal yang mengatur abortus provocatus
antara lain:
6
4) Pasal 299 KUHP
Ayat (1) : Sengaja mengobati seorang perempuan atau
mengerjakan sesuatu perbuatan terhadap seorang perempuan
dengan memberitahukan atau menimbulkan pengharapan, bahwa
oleh karena itu dapat gugur kandungannya dihukum pejara
selama-lamanya 4 tahun
Ayat (2) : Kalau Si tersalah melakukan pekerjaan itu karena
mengharapkan keuntungan dan menjadi kebiasaan dan dilakukan
oleh tabib, bidan atau tukang pembuat obat maka hukumannya
dapat ditambah 1/2nya.
BAB III
ANALISA KASUS
A. Studi Kasus
1. Contoh kasus
a. Kasus 1
7
b. Kasus 2
2. Analisa kasus
8
2) Menurut islam, hukum dasar aborsi adalah dilarang atau haram.
Aborsi diizinkan jika ada alsan yang dibenarkan hukum islam.
B. Pembahasan
1. Kasus 1
2. Kasus 2
9
Kasus kedua merupakan kasus Abortus Provocatus Criminalis.
Dalam kondisi ini, secara medis abortus provocatus tidak
diperbolehkan jika tidak ada kepentingan medis dan juga memiliki
resiko jangka pendek serta jangka panjang yang sangat
membahayakan sang ibu. Begitu juga menurut islm, hukum dasar
aborsi adalah dilarang atau haram kecuali jika ada alasan yang
dibenarkan hukum Islam. Menurut hukum pun, tindakan abortus
provocatus dapat dikenai tindak pidana karena bertentangan dengan
HAM dan KUHP. Bukan hanya pelaku aborsi saja, tetapi juga tim
medis yang membantu proses aborsinya juga dikenakan hukuman.
10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
a. Abortus Provocatus Therapeuticum diperbolehkandalam
medis, agama, maupun hukum. Hal ini dikarenakan
bertujuan untuk kepentingan medis dan terapi serta
pengobatan.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/32028480/Makalah_Issue_Etiaka
12