Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari

penimbunan lemak tubuh yang berlebihan, dan merupakan kondisi dimana

kalori yang masuk berlebih dari energi yang di keluarkan tubuh atau

kegemukan. Menurut Depkes RI (2000), dari 210 juta penduduk Indonesia,

jumlah penduduk yang mengalami obesitas mencapai 9,8 juta (4,7%).

Penelitian yang dilakukan oleh Depkes RI (2003) di 12 kota besar di

Indonesia pada kelompok umur 40-49 tahun, obesitas mencapai puncaknya

yaitu 23,0% pada laki-laki, dan 43,0% pada wanita.

Obesitas merupakan masalah yang perlu diperhatikan karena berkaitan

dengan peningkatan lemak dalam tubuh, tingginya obesitas pada usia 18-

23 tahun seiring bertambahnya usia timbul beberapa perubahan dalam

tubuh dan menurunnya metabolisme tubuh, bertambahnya lemak dalam

tubuh konsekuensinya meningkatkan prevalensi penyakit kardiovaskular

seperti penyakit jntung koroner, hipertensi, dan stroke karena

meningkatnya kolesterol dalam darah yang menyebabkan penimbunan

lemak didinding pembuluh darah (Sjarif, 2002).

Hubungan antara obesitas dan tingginya kadar kolesterol darah

telah di laporkan baik pada anak maupun dewasa. Gorces C dkk

melaporkan bahwa obesitas berhubungan dengan abnormalitas kolesterol

1
dalam darah yaitu meningkatnya koelesterol dalam darah pada usia lebih

dari 30 tahun (wied H, 2010).

Pada orang yang obesitas organ – organ tubuh di paksa harus

bekerja lebih berat karena harus membawa kelebihan berat badan yang

tidak memberikan manfaat langsung. Oleh karena itu mereka lebih cepat

gerah (merasa panas), lebih cepat merasa lelah dan lebih cepat berkeringat.

Orang obesitas mempunyai kecendrungan lebih mudah membuat

kekeliruan dalam bekerja dan kecendrungan lebih mudah mendapat

kecelakaan karena mereka lebih lambat dan canggung. Ada beberapa

penyakit yang meningkat prevalensinya pada orang yang obesitas seperti

penyakit – penyakit kordiovaskular diantaranya adalah penyakit jantung

koroner, hipertensi, stroke. Seorang baru di sebut obesitas, bila berat

badannya lebih 25,0 kg/ dari berat badan ideal berkisar 18,5-25,0 kg/ yang

di hitung berdasarkan tinggi badan dan berat badan (Semiardji G, 2006).

Obesitas mempunyai beberapa efek merugikan atas fungsi

beberapa sistem organ. Maka dari itu penulis tertarik untuk membahas

lebih jauh tentang pemeriksaan kolesterol pada penderita obesitas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin mengetahui

bagaimana kadar kolesterol darah pada penderita obesitas yang berusia 18-

23 tahun.

2
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum:

Mengetahui kadar kolesterol pada orang obesitas yang

berusia 18-23 tahun.

1.3.2 Tujuan Khusus:

Untuk menentukan kadar kolesterol pada orang obesitas

yang erusia 18-23 tahun.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Mengembangkan pengetahuan dan pengalaman ilmiah dalam suatu

penelitian tentang pemeriksaan kadar kolesterol pada orang yang

obesitas di bidang kimia klinik

2. Untuk memberi saran dan masukkan pada masyarakat tentang tidak

sehatnya serta banyak resiko penyakit yang dapat di sebabkan oleh

obesitas.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obesitas

2.1.1 Pengertian Obesitas

Menurut mayer (dalam Galih Tri Utomo 2012) obesitas merupakan

keadaan patologis karena penimbunan lemak berlebihan daripada yang

diperlukan untuk fungsi tubuh. Penderita Obesitas adalah seseorang yang

timbunan lemak bawah kulitnya terlalu banyak. Obesitas dari segi

kesehatan merupakan salah satu penyakit salah gizi, sebagai akibat

konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhanya. Perbandingan normal

antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 12-35% pada wanita

dan 18-23% pada pria. Obesitas merupakan salah satu faktor resiko

penyebab terjadinya penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus,

penyakit jantung koroner, dan hipertensi menurut Laurentika (dalam Nuri

Rahmawati 2009). Obesitas berhubungan dengan pola makan, terutama

bila makan makanan yang mengandung tinggi kalori, tinggi garam, dan

rendah serat. Selain itu terdapat faktor lain yang mempengaruhi seperti

faktor demografi, faktor sosiokultur, faktor biologi dan faktor perilaku.

Obesitas juga dapat disebabkan oleh faktor genetik atau faktor keturunan.

Menurut dietz dalam penuntun diet anak (2003), kemungkinan seorang

anak beresiko menderita obesitas sebesar 80% jika kedua orangtuanya

mengalami obesitas. Sedangkan seorang anak akan beresiko menderita

4
obesitas sebesar 40% jika salah satu orang tuanya mengalami obesitas. 10

11 Para ahli menetapkan angka indeks massa tubuh (BMI/Body Mass

Index). BMI untuk mengukur lemak tubuh berdasarkan pembagian berat

badan dalam kg dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/ ). Para ahli

sedang memikirkan klasifikasi BMI tersendiri untuk orang Asia. Misalnya

di Singapura, orang dengan BMI 27-28 mempunyai lemak tubuh yang

sama dengan BMI 30 pada orang kulit putih. Di india, peningkatan BMI

dari 22 menjadi 24, meningkat kejadian diabetes mellitus 2 kali lipat. Dan

bila menjadi 28, kejadian diabetes meningkat 3 kali lipat (Faisal

Yatim,2005:7). Salah satu cara mengetahui obesitas tidaknya seorang anak

dapat dihitung dengan rumus Body Mass Index (BMI) yaitu :

Berat badan (kg)

BMI =

[Tinggi badan (m)]2

Hasil penghitungan tersebut kemudian dicocokkan dengan kurva BMI.

Interpretasinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

5
Tabel 2.1

Klasifikasi Berat Badan Berdasarkan BMI Pada Penduduk Asia

(international Obesity Task Force/IOTF,WHO 2000)

Kategori IMT Resiko Penyakit penyerta

Berat badan kurang < 18,5 Resiko terhadap penyakit jantung

rendah tetapi resiko terhadap

masalah kesehatan lain meningkat

Dalam batas normal 18,5 - 22,9 Rendah tetapi resiko terhadap

masalah kesehatan lain meningkat.

Berat badan mulai >/=23 Rata -rata

lebih

Beresiko 23- 24,9 Sedang

Obesitas I 25 -29,9 Meningkat

Obesitas II >/= 30 Berbahaya

Sumber : Faisal Yatim (2005:7)

2.1.2 Faktor- faktor Penyebab Obesitas

Pada dasarnya obesitas terjadi karena energi yang didapat lewat

makanan melebihi energi yang dikeluarkan anak. Ketidakseimbangan ini

didapat dari 12 berlebihnya energi yang diperoleh dan atau berkurangnya

energi yang dikeluarkan untuk metabolisme tubuh, thermolegulasi, dan

aktivitas fisik. Menurut Papalia, Olds, Feldman dan Rice (dalam Galih Tri

Utomo 2012) ada tiga penyebab obesitas, antara lain disebabkan oleh :

6
1. Faktor Faktor Fisiologis Faktor-faktor fisiologis dapat herediter

maupun nonherediter. Variabel yang bersifat herediter (internal

faktor) merupakan variabel yang berasal dari faktor keturunan.

Sedangkan faktor yang bersifat nonherediter (eksternal faktor)

merupakan faktor yang berasal dari luar individu, misalnya jenis

makanan yang dikonsumsi dan taraf kegiatan yang dilakukan

individu.

2. Faktor Psikologis Sebab-sebab psikologis terjadinya kegemukan

ialah bagaimana gambaran kondisi emosional yang tidak stabil

yang menyebabkan kecenderungan seorang individu untuk

melakukan pelarian diri dengan cara banyak makan makanan yang

mengandung kalori atau kolestrol tinggi. Kondisi ini biasanya

bersifat ekstrim, artinya menimbulkan gejolak emosional yang

sangat dahsyat dan bersifat traumatis.

3. Faktor Kecelakaan atau Cidera Otak Salah satu faktor penyebab

obesitas adalah kecelakaan yang menyebabkan cidera otak

terutama pada pusat pengaturan rasa lapar. Kerusakan syaraf otak

ini menyebabkan individu tidak pernah merasa 13 kenyang,

walaupun telah makan makanan yang banyak, dan akibatnya badan

individu menjadi gemuk

2.1.3 Resiko Obesitas

Menurut Pingkan Palilingan (2010), banyak sekali resiko gangguan

kesehatan yang dapat terjadi pada anak atau remaja yang mengalami

7
obesitas. Anak dengan obesitas dapat mengalami masalah dengan sistem

jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) yaitu hipertensi dan

dislipidemia(kelainan pada kolesterol). Bisa juga mengalami gangguan

fungsi hati dimana terjadi peningkatan SGOT dan SGPT serta hati yang

membesar. Bisa juga berbentuk batu empedu dan penyakit kencing manis

(diabetes mellitus). Pada sistem pernapasan dapat terjadi gangguan fungsi

paru, mengorok saat tidur dan sering mengalami tersumbatnya jalan nafas

(obstructive sleep apnea). Obesitas juga bisa mempengaruhi kesehatan

kulit dimana dapat terjadi striae atau garis-garis putih terutama di daerah

perut (white/purple stripes). Selain itu, gangguan psikologis juga dapat

terjadi pada anak dengan obesitas. Badan yang terlalu gemuk sering

membuat anak sering diejek oleh teman-temanya. Sehingga memiliki

dampak yang kurang baik pada perkembangan psikologis anak (Pingkan

Palilingan,2010). Selain masalah kosmetik, kegemukan merupakan

masalah kesehatan yang sangat serius. Di Amerika, 300.000 kematian per

tahun disebabkan oleh karena faktor kegemukan. Kegemukan dapat

memicu timbulnya beberapa penyakit kronis yang sangat serius seperti :

1. Resistensi Insulin

Insulin dalam tubuh berguna untuk menghantarkan glukosa

sebagai bahan bakar pembentuk energi kedalam sel. Dengan

memindahkan glukosa kedalam sel maka insulin akan menjaga

kadar gula darah tingkat yang normal. Pada orang gemuk terjadi

penumpukan lemak yang tinggi didalam tubuhnya, sementara

8
lemak sangat resisten terhadap insulin. Sehingga, untuk

menghantarkan glukosa kedalam sel lemak dan menjaga kadar gula

darah tetap normal, pankreas sebagai pabrik insulin, di bagian

pulau-pulau langerhans, memproduksi insulin dalam jumlah yang

banyak. Lama kelamaan, pankreas tidak sanggup lagi

memproduksi insulin dalam jumlah besar sehingga kadar gula

darah berangsur naik dan terjadilah apa yang disebut Diabetes

Melitus Tipe 2.

2. Tekanan Darah Tinggi

Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) sangat umum terjadi

pada orang gemuk. Para peneliti di Norwegia menyebutkan bahwa

peningkatan tekanan darah pada perempuan gemuk lebih mudah

terjadi jika dibandingkan dengan laki-laki gemuk. Peningkatan

tekanan darah juga mudah terjadi pada orang gemuk tipe apel

(central obesity,konsentrasi lemak pada perut) bila dibandingkan

dengan mereka yang gemuk tipe buah pear (konsentrasi lemak

pada pinggul dan paha).

3. Serangan Jantung

Penelitian terakhir menunjukan bahwa resiko terkena

penyakit jantung koroner pada orang gemuk tiga sampai empat kali

lebih tinggi bila 15 dibandingkan dengan orang normal. Setiap

peningkatan 1 kilogram berat badan terjadi peningkatan kematian

akibat penyakit jantung koroner sebanyak 1%.

9
4. Kanker

Walau masih menuai kontroversi, beberapa penelitian

menyebutkan bahwa terjadi peningkatan resiko terjadinya kanker

usus besar, prostat, kandung kemih dan kanker rahim pada orang

gemuk. Pada perempuan yang telah menopause rawan terjadi

kanker payudara. Selain itu, obesitas juga dapat menimbulkan

masalah-masalah kesehatan lain seperti: Peningkatan kadar

kolesterol (hypercholesterolemia), stroke, gagal jantung, batu

empedu, radang sendi(gout), osteoporosis dan gangguan tidur.

Sebuah penelitian menyimpulkan obesitas remaja, beresiko lebih

besar mengidap multiple sclerosis di usia dewasanya. Penelitian

yang berlangsung selama 40 tahun ini melibatkan 238 ribu

perempuan ini menemukan mereka yang obese di usia 18 tahun dua

kali lebih beresiko mengidap multiple sclerosis, dibanding mereka

yang lebih langsing di usia tersebut. Studi menunjukan mereka

yang obese atau BMI mencapai 30 atau lebih di usia 18 tahun dua

kali lebih beresiko nantinya mengidap multiple sclerosis. Multiple

Sclerosis adalah kondisi yang disebabkan hilangnya serat saraf dan

jaringan protektif dari myelin di otak dan saraf tulang belakang

yang mengakibatkan kerusakan sistem saraf. Penelitian yang

dilaporkan di jurnal Neurologi ini menggunakan data dari

penelitian berskala besar 16 tentang diet, gaya hidup dan

kesehatan. Diakhir penelitian, diketahui 593 wanita didiagnosa

10
mengidap multiplesclerosis. Para peneliti membandingkan resiko

multiple sclerosis dengan indeks massa tubuh (Body Mass

Indeks/BMI) atau perbandingan antara berat badan dan tinggi

badan pada para partisipan kala berusia 18 tahun (Kassandra

Munger,2009).

2.1.4 Cara Mengatasi Obesitas

Penanganan obesitas pada anak dan remaja ditujukan untuk

mencapai Berat badan yang ideal dan pengurangan BMI secara aman dan

efektif serta mampu mencegah komplikasi jangka panjang akibat obesitas

seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit kardiovaskuler. Karena

demikian kompleksnya permasalahan obesitas ini maka perlu ditangani

bersama antara dokter anak, psikolog, ahli gizi dan tentu saja orang tua.

Oleh karena anak sedang dalam masa pertumbuhan maka menurunkan

berat badan anak harus dilakukan dengan perhitungan yang tepat agar

tidak mengganggu pertumbuhanya.

Menurut Rahmatika (2008) bahwa, ada beberapa cara yang dapat

dilakukan untuk menangani obesitas, antara lain:

1. Olahraga Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang bersifat

aerobik, yaitu olahraga yang menggunakan oksigen dalam sistem

pembentukan energinya. Atau dengan kata lain olahraga yang tidak

terlalu berat namun dalam waktu lebih dari 15 menit. Contoh

olahraga yang dianjurkan antara 17 lain berjalan selama 20-30

11
menit setiap harinya, berenang, bersepeda santai, jogging, senam

aerobik, dll.

2. Diet Karena diet berhubungan dengan makanan yang dikonsumsi

dalam keluarga sehari-hari maka partisipasi seluruh anggota

keluarga untuk ikut mengubah pola makanan akan sangat

bermanfaat. Kurangi konsumsi makanan cepat saji dan banyak

mengandung lemak terutama asam lemak tak jenuh dan

mengurangi makanan yang manis-manis.

3. Terapi Psikologis Hal ini terutama ditujukan jika penyebab obesitas

adalah masalah psikologis seperti perceraian orang tua, ketidak

harmonisan dalam keluarga maupun rendahnya tingkat percaya diri

anak. Selain itu kegemukan juga menyebabkan anak menjadi

minder dan cenderung mengasingkan diri dari teman-teman

sebayanya.

4. Operasi Penanganan obesitas dengan cara operasi dilakukan

apabila keadaan penderita sudah tidak mungkin lagi untuk

diberikan cara-cara lain seperti olahraga dan diet. Cara ini

dilakukan juga dengan alasan untuk mendapatkan tubuh yang ideal

dengan cara yang cepat. Operasi ini dilakukan dengan cara

mengangkat jaringan lemak bawah kulit yang berlebihan pada

penderita.

5. Ada beberapa opsi untuk mengatasi obesitas, berikut penjelasanya

12
a. Kurangi makanan yang mengandung minyak dan lemak

Kita tahu makanan seperti ini sangat banyak menghasilkan

lemak dalam tubuh. Banyak makanan yang mengandung

jenis ini seperti lemak hewan (sapi, lembu, dan kambing),

makanan, gorengan, dan macam makanan yang diolah

dengan menggunakan minyak. Dan kalau hewan bisa

ditemukan dalam bentuk hidangan sup atau sejenisnya.

b. Perbanyak Olahraga Olahraga menjadi bagian penting bagi

tubuh, karena dengan olahraga tubuh akan mengubah lemak

menjadi karbohidrat yang dijadikan sebagai sumber energi

untuk beraktivitas. Semakin banyak beraktivitas maka

semakin banyak lemak yang akan dibakar menjadi energi.

Maka dari itu olahraga memang sangat baik untuk

membakar lemak dalam tubuh sehingga membuat tubuh

menjadi lebih sehat dan bugar.

c. Kurangi Porsi Makan Banyak makan sedikit gerak inilah

menjadi salah satu efek kegemukan. Ada kalanya kita

makan sesuai porsi dari kegiatan kita sehari-harinya. Jangan

mengkonsumsi nasi teralu berlebihan jika kita tidak

melakukan aktivitas berat, karena ini biasanya tidak

seimbang antara makanan yang dimakan dengan pergerakan

19 aktivitas yang dilakukan. Makanlah makanan yang

seimbang sesuai dengan aktivitas sehari-hari.

13
d. Kurangi Mengemil Makanan Mengemil artinya terlalu

banyak mengkonsumsi makanan ringan, seperti makan

makanan instan, contohnya kerupuk, cokelat, biskuit,

minum es, dan lain-lain. Maka dari itu hindari sejenis

makanan tersebut. (infosaja, 2013)

e. Cara mengatasi obesitas dengan kulit buah mangga

Menurut Mike Gidley dari Queensland alliance mengenai

riset yang dilakukanya terhadap buah mangga sangat

mengejutkan sekali. Dari sebuah riset di Australia di

temukan pada dua varietas buah mangga yaitu mangga

Irwin dan mangga Nam Dok Mai diteliti mengandung

konsentrasi bioaktif yang tinggi sehingga mampu

menghambat perkembangan sel-sel lemak pada manusia.

Untuk memahami semua senyawa alami yang komplek dari

setiap buah-buahan memang tidak mudah daripada meneliti

kandungan gizi yang ada pada buah tersebut. Bukanlah

suatu hal yang aneh apabila komposisi kimia dalam daging

buah dengan luar kulit buah memang sangat berbeda.

Penemuan yang sangat bermanfaat sekali untuk menambah

pengetahuan tentang manfaat dari buah mangga. Pada tahap

penelitiannya, Gidley menggunakan tiga macam varian

berbeda dari buah mangga, antara lain mangga Irwin, 20

mangga Nam Dok Mai dan mangga Kensington

14
Pride.Ekstra methanol diambil dari daging dan kulit luar

buah mangga ketiganya. Analisa yang dihasilkan bahwa

buah mangga jenis Irwin dan mangga Nam Dok Mai secara

signifikan mampu menghambat proses “Adipogenesis”

(proses awal mula sel lemak berubah menjadi sel lemak

matang). Untuk jenis mangga Kensington Pride dapat

mempromosikan “Adipogenesis” atau menyimpan sel

lemak. Persamaan dari ketiga jenis buah mangga tersebut

ada pada dagingnya, yang mana tidak mampu menghambat

penyimpanan lemak. Memang ada banyak alasan mengapa

kulit mangga mempunyai kemampuan mengikis lemak

sedangkan daging buahnya tidak. Dikarenakan adanya

interaksi kompleks senyawa bioaktif yang memang unik

pada ekstra kulit mangga yang menyebabkan hal ini bukan

karena kompenen tunggal yang ada didalamnya. Hal ini

ditegaskan oleh seorang professor dari University Of

Queesland School Of Pharmacy, Greg Monteith. Kulit buah

mangga menjadi sumber potensi Nutraceuticals (makanan

yang member manfaat kesehatan) selain manfaat yang ada

pada buahnya sendiri. Penemuan ini berguna banyak dalam

dunia medis dan kesehatan dalam usaha untuk mengatasi

obesitas yang mempunyai banyak peranan menimbulkan

macam-macam penyakit. (Mike Gidley. 2013)

15
2.2 Kolesterol

2.2.1 Pengertian kolesterol

Kolesterol ( C27H45OH ) adalah alkohol steroid yang ditemukan

dalam lemak hewani / minyak, empedu, susu, kuning telur. Kolesterol

sebagian besar disintesiskan oleh hati dan sebagian kecil diserap dari diet.

Keberadaan kolesterol dalam pembuluh darah yang kadarnya tinggi akan

membuat endapan / kristal lempengan yang akan mempersempit /

menyumbat pembuluh darah. ( Sutejo A.Y. 2006 ). Kolesterol ditemukan

dalam sel darah merah, membran sel dan otot. 70 % kolesterol di

esterifikasikan ( dikombinasikan dengan asam lemak ) dan 30 % dalam

bentuk bebas. ( Keerlefever Joyce, 2007 ). Kolesterol merupakan lemak

yang berwarna kekuningan dan seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh

terutama didalam hati. Kolesterol merupakan lemak yang penting, namun

jika terlalu berlebihan dalam darah dapat membahayakan kesehatan. (

H:\jantung.klik dokter.menuju Indonesia sehat.mht ) Kadar kolesterol

didalam darah adalah dibawah 200 mg/dl. Apabila melampaui batas

normal maka disebut sebagai hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia

biasanya terdapat pada penderita obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,

perokok serta orang yang sering minum-minuman beralkohol. ( Hardjono,

dkk. 2003)

16
2.2.2 Jalur Pengangkutan Lemak

Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara, yaitu

melalui jalur eksogen dan endogen:

1. Jalur eksogen Trigliserida dan kolesterol yang berasal dari

makanan dalam usus dikemas dalam bentuk partikel besar

lipoprotein, yang disebut Kilomikron. Kilomikron ini akan

membawanya ke dalam aliran darah. Kemudian Trigliserida

dalam kilomikron tadi mengalami penguraian oleh enzim

lipoprotein lipase, sehingga terbentuk asam lemak bebas

dan kilomikron remnam. Asam lemak bebas akan

menembus jaringan lemak atau sel otot untuk diubah

menjadi trigiserida kembali sebagai cadangan energi.

sedangkan kilomikron remnam akan dimetabolisme dalam

hati sehingga menghasilkan kolesterol bebas. Sebagian

kolesterol yang mencapai organ hati diubah menjadi asam

empedu, yang akan dikeluarkan kedalam usus, berfungsi

sebagai detergen dan membentuk proses penyerapan lemak

dari mkanan. Sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan

melalaui saluran empedu tanpa dimetabolisme menjadi

asam empedu kemudian organ hati akan mendristribusikan

kolesterol ke jaringan tubuh lainnya melalaui jalur endogen.

Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa ( yang lemaknya

telah diambil), Dibuang dari aliran drah oleh hati.

17
Kolesterol juga dapat diproduksi oleh hati dengan bantuan

enzim yang disebut HMG Koenzim- AReduktase,

kemudian dikirimkan ke aliran darah.

2. Jalur endogen pembentukan trigliserida dalam hati akan

meningkat apabila makanan sehari- hari mengadung

karbohidrat yang berlebihan. Hati mengubah karbohidrat

menjadi asam lemak, kemudian membentuk trigliserida,

trigliserida ini dibawa melalui aliran darah dalam bentuk

Very Low Density Lipoprotein (VLDL). VLDL kemudian

akan dimetabolisme oleh enzim lipoprotein lipase menjadi

IDL ( Intermediate Density Lipoprotein). Kemudian IDL

melalui serangkian proses akan berubah menjadi LDL (

Low Density Lipoprotein ) yang kaaya akan kolesterol.

Kira - kira 3/4 dari koleterol total dalam plasma normal

manusia mengandung partikel LDL. LDL ini bertugas

menghantarkan kolesterol kedalam tubuh. Kolesterol yang

tidak diperlukan akan dilepaskan kedalam darah, dimana

pertama - tama akan berikatan dengan HDL (High Density

Lipoprotein). HDL bertugas membuang kelebihan

kolesterol dari dalam tubuh. itulah sebab munculnya istilah

LDL- Kolesterol disebut lemak jahat dan HDL-Kolesterol

disebut lemak baik. sehingga resiko keduanya harus

seimbang.

18
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survai analitik

yang bersifat cross sectional yaitu untuk mengetahui hubungan obesitas

usia 18-23 tahun dengan kadar kolesterol mahasiswa D3 Analis Kesehatan

STIKes Wira Medika PPNI Bali. Penelitian ini dilakukan dengan

mengambil waktu yg relatif pendek dan tempat tertentu.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juni- Juli 2015.

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium STIKes Wira Medika PPNI Bali.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam peneliyian ini adalah seluruh mahasiswa D3 Analis

Kesehatan STIKes Wira Medika PPNI Bali.

3.3.2 Sampel

Sampel yg diteliti dalam penelitian ini adalah sebanyak 35

mahasiswa D3 Analis Kesehatan STIKes Wira Medika PPNI Bali. Jumlah

19
sampel ditentukanberdasarkan kentuan menurut Arikunto, 2011

menyebutkan jika populasi lebih dari 100 maka sampel yang digunakan

10-25% dari jumlah populasi. Teknik samping yang digunakan adalah

proportionated Stratified Random Sampling (Sugyono 2012).

3.4 Alat dan Bahan

3.4.1 Alat

Alat yang digunakan untuk penelitian tersebut diatas adalah sebagai

berikut

a. timbangan dan

b. Alat pengambilan dan pemeriksaan sampel yaitu : spuit 3 cc,

tourniquet, kapas alkohol 70%, tabung merah ( tanpa anticoagulant ),

plaster/ hepavik, tabung reaksi, mikro pipet, tip biru, tip kuuning,

spektrofotometer, tisu dan centrifugasi.

3.4.2 Reagensia

Reagen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Reagen Cholestrol LS.

b. Standar kolesterol.

3.4.3 Bahan Penelitian

Bahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Serum mahasiswa D3 Analis Kesehatan STIKes Wira Medika PPNI

Bali.

20
3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Cara Penanganan Sampel

Darah yang dperoleh dimasukan kedalam tabung merah (tanpa

anticoagulant) dan diberi label : nama, nomor dan tanggal. selanjutnya darah

yang sudah membeku di centrifugasi di laboratoriuum sehingga mendapat

serum dan diperiksa dengan alat spektrofotometer dengan menambahkan

reagen kolesterol.

3.5.2 Prinsip Pemeriksaan Kolesterol metode CHOD-PAP

Kolesterol ditentukan setelah oksidasi dan hidrolisis enzimatik. Kolesterol

dan ester- esternya dibebaskan dari lipoprotein oleh detergent.Kolesterol

esterase menghidrolisa ester-estr tersebut dan H2O2 dibentuk dari kolestero

dalam proses oksidasi enzimatik oleh kolesterol oksidasi. H2O2 bereaksi

dengan 4-amino antipyrine dan phenol dengan katalisator peroksidase

membentuk quinonimine yang berwarna. Absorbance warna ini sebanding

dengan kolesterol dalam sampel (wisma,2011)

Reaksi:

Kolesterol ester + H2O Kolesterol + Asam Lemak

Kolesterol + O2 Kolesterol -3-one + H2O2

2H2O+ 4amino phenazone + phenol qinoneimine + 4H2O

3.5.3 Prosedur Kerja

3.5.3.1 Cara Kerja Memperoleh Data

1. Ditimbang berat badan mahasiswa D3 Analis Kesehatan Angkatan 7,

dan 8.

21
2. Diukur tinggi badan mahasiswa D3 Analis Kesehatan Angkatan 7, dan

8.

3. Dicatat berat badan dan tingginnya.

4. Dihitung dengan rumus Body Mass Index (BMI).

5. Diambil sempel keesokan harinya.

3.5.3.2 Cara Pengambilan Sampel Darah

1. Pasien dipersilahkan berbaring atau duduk untuk pengambilan sampel

darah.

2. Pasien diminta untuk mengepalkan tangan.

3. Dipalpasi daerah yang akan diambil (vena).

4. Apabila sudah yakin dengan daerah vena yang akan diambil di pasang

tourniquet pada lengan atas pasien 7-10 cm.

5. DIdesinfeksi dengan kapas alkohol 70%, ditunggu hingga kering.

6. Ditusuk vena yang akan diambil dengan suit 3cc dengan posisi lubang

jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah masuk ke dalam vena, darah

akan terlihat masuk kedalam spuit, lepas tourniquet dan minta pasiean

melepaskan gembalan tangannya.

7. Diletakkan kaaps kering pda daerah tusukan dan dikeluarkan perlahan -

lahan spuit dari vena pasien.

8. Diplaster daerah tusukan engan plaster luka atau hepavik.

9. dimasukkan darah kedalam tabung berwarna merah ( tabung

anticoagulant).

10. Dihomogenkan, dan darah dibiarkan membeku.

22
3.5.3.3 Cara Pembuatan Serum

1. Darah yang sudah beku dicentrifuge dengan posisi seimbang.

2. Diatur kecepatan dan waktu centrifuge 10 menit 3000 rpm.

3. Diambil sampel yang sudah menjadi serum.

3.5.3.4 Cara Pemeriksaan Kolesterol Total

1. Disiapakan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Disiapkan 3 buah tabung reaksi untuk Blank, Standart dan Test.

3. Pada tabung 1 (Blank) dipipet 1000 µl reagen cholesterol LS.

4. Pada tabung 2 (Standart) dipipet 1000 µl reagen cholesterol LS dan

ditambahkan 10 µl standart kolesterol.

5. Pada tabung 3 (Test) 1000 µl reagen cholesterol LS dan ditambahkan

10 µl serum.

6. Dihomogenkan secara perlahan.

7. Diinkubasi selama 10 menit pada suhu ruang (37o C).

8. Dibaca pada spektrofotometer panjang gelombang 546 rpm.

Blank Standart Test

Reagen cholesterol LS 1000 µl 1000 µl 1000 µl

Standart chlesterol - 10 µl -

Sampel Serum - - 10 µl

Diinkubasi selama 10 menit

23
3.5.3.5 Pembacaan Spektrofotometer

1. Dihidupkan spektrofotometer dan dipilih pemeriksaan yang akan

dilakukan.

2. Dimasukkan destiled water jika diminta destiled water dan tekan

tombol diblakang pipa kapiler.

3. Dimasukkan blank jika diminta sampel blank dengan menekan tombol

yang sama.

4. Dimasukkan sampel test jika spektrofotometer meminta sampel test 1,

dan seterusnya.

5. dicatat hasil yang dikeluarkan oleh spektrofotometer atau yang tertera

ppada layar spektrofotometer.

6. Pemerksaan selesai semua alat dibersihkan.

3.6 Analisis Data

Adapun data yang diperoleh kemudian dilakukan tabulasi dan

dipresentasikan dalam bentuk tabel. untuk mengetahui hubungan, penderita

obesitas usia 18-23 tahun dengan kadar kolesterol total mahasiswa D3 Analis

Kesehatan STIKes Wira Medika PPNI Bali, dilakukan uji statisti yaitu

kolesterol dengan menggunakan bantuan program SPSS16.0.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. http://mutiaralib.webs.com/documents/0805022.pdf

2. Sutedjo AY. 2007. Mengenal penyakit melalui hasil pemeriksaan

laboratorium. Yogyakarta: Amara Books.

3. Rahmawati Nuri. (2009). Aktivitas Fisik pada Remaja Obesitas. FKUI

4. Yatim faisal. Kendalikan Obesitas dan Diabetes. Jakarta: Indocamp; 2005.

p. 13, 68.

25

Anda mungkin juga menyukai