Anda di halaman 1dari 18

A.

Topik : TAK STIMULASI PERSEPSI : Perilaku Kekerasan


B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Klien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.

2. Tujuan Khusus

a. Klien dapat mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.


b. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik.
c. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi sosial.
d. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan spiritual yang biasa
dilakukannya.
e. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan cara patuh minum obat

3. Landasan Teori : Terlampir

4. Sesi yang Digunakan

Dalam Terapi Aktifitas Kelompok Perilaku Kekerasan dibagi dalam 5 sesi, yaitu:

Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan.

Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik.

Sesi 3: Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial.

Sesi 4: Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritual.

Sesi 5: Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Patuh Mengonsumsi Obat.

C. Landasan Teoritis

D. Klien

1. Karakteristik/Kriteria

a. Klien perilaku kekerasan yang sudah mulai mampu bekerja sama dengan perawat.
b. Klien perilaku kekerasan yang dapat berkomunikasi dengan perawat.

2. Proses Seleksi

a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.


b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAKPK, meliputi : menjelaskan
tujuan TAKPK pada klien, rencana kegiatan kelompok, dan aturan main dalam
kelompok.

E. Pengorganisasian

1. Waktu : 07.30 s/d selesai


2. Tempat :Perkenalan dan pengarahan (10 menit) Terapi kelompok (25
menit) Penutup (10 menit)
3. Setting Tempat : Kelas Keperawatan
4. Tim Terapis
a. Leader : Zakaria Haque Darussalam
Uraian tugas :
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan.
2) Memimpin jalannya terapi kelompok.
3) Memimpin diskusi.

b. Observer : Tsani Dwi Aprianti


Uraian tugas :
1) Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara.
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok dengan
evaluasi kelompok.

c. Fasilitator :
1. Asep Ridwan Farid
2. Asti Rahmawati
3. Desi Novi Hasanah
4. Kamilia Putri Jihan
5. Rifky Ahmad Fauziyani

F. Proses Pelaksanaan
Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan

Tujuan :

1. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.

2. Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala
marah).

3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (prilaku kekerasan).

4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan.

Setting :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang.

Langkah Kegiatan :

1. Persiapan
a. Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam teraupetik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama panggilan terapis kepeda klien (pakai papan nama)
3) Menanyakan nama panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi/Validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan masalah yang dirasakan
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenal perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan
2) aturan main berikut :
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap Kerja

a. Mendiskusikan penyebab marah


1) Tanyakan pengalaman tiap klien marah
2) Tulis di papan tulis/flipchart/whiteboard
b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh
penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi
1) Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan
gejala)
2) Tulis di papan tulis tulis/flipchart/whiteboard
c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal, merusak
lingkungan, menciderai/memukul orang lain, dan memukul diri sendiri)
1) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah
2) Tulis di papan tulis tulis/flipchart/whiteboard

d. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling sering
dilakukan untuk diperagakan.

e. Melakukan bermain peran/simulasi untuk perilaku kekerasan yang tidak


berbahaya (terapis sebagai sumber penyebab dan klien yang melakukan
perilaku kekerasan).

f. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran/simulasi.

g. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan

1) Tanyakan akibat perilaku kekerasan


2) Tuliskan di papan tulis /flipchart/whiteboard

h. Memberikan reinforcement pada peran serta klien

i. Dalam menjalankan a sampai h, upayakan semua klien terlibat

j. Beri kesimpulan penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan, dan akibat
perilaku kekerasan

k. Menanyakan kesedian klien untuk mempelajari cara baru yang sehat


menghadapi kemarahan

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi

1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.


2) Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif.

· Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien memulai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah, yaitu tanda dan
gejala, perilaku kekerasan yang terjadi, serta akibat perilaku kekerasan.

2. Menganjurkan klien mengingat penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan dan akibatnya
yang belum diceritakan.

· Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku kekerasan.

2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan
sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan
gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Formulir evaluasi sebagai
berikut :

Sesi 1 TAK

Stimilasi perilaku Kekerasan

Kemampuan Psikologi

No.

Nama klien

Penyebab PK

Memberi Tanggapan Tentang

Tanda & gejala PK

Perilaku kekerasan

Akibat PK

Mempraktekkan cara mengontrol PK dengan nafas dalam


1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk :

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab perilaku kekerasan,
tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan,
serta mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan nafas dalam. Beri tanda (+) jika
mampu dan beri tanda (-) jika tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap
klien. Contoh : Klien mengikuti Sesi 1, TAK stimulus persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu
menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya (disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda
dan gejala yang dirasakan (”gregeten” dan ”deg-degan”), perilaku kekerasan yang dilakukan
(memukul meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke rumah sakit jiwa), dan cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan tarik nafas dalam. Anjurkan klien mengingat dan
menyampaikan jika semua dirasakan selama di rumah sakit.

Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik

· Tujuan

1. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dilakukan klien.

2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan

3. Klien dapat mendemontrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan.

· Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama membentuk segi empat

2. Ruangan nyaman dan tenang.

· Alat

1. Bantal
2. Sound musik

3. Papan tulis

4. Buku catatan dan pulpen

5. Jadwal kegiatan klien

· Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Permainan

· Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut Sesi 1

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien.

2. Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan: penyebab; tanda dan gejala; perilaku
kekerasan serta akibatnya.

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan

2. Menjelaskan aturan main berikut :

1) Klien Bersedia mengikuti TAK

2) Berpakaian rapi dan bersih

3) Peserta tidak diperbolehkan makan, minum atau merokok selama pelaksanaan TAK

4) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapi

5) Lama kegiatan 45 menit

6) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3. Tahap kerja
Melakukan pemilihan peserta yang akan di lakukan tahap kerja dengan permainan
sederhana yaitu diputarkan musik, kemudian klien memutar bola yang di pegang, bila musik di
hentikan dan ada peserta TAK yang masih memegang bola berarti dia adalah peserta yang terpilih
untuk dilakukan tahap kerja selanjutnya.

a. Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasanya dilakukan oleh klien.

1. Tanyakan kegiatan : rumah tangga, harian, dan olah raga yang biasa silakukan oleh klien.

2. Tulis dipapan tulis/flipchart/whiteboard

b. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan kemarahan secara sehat:
tarik napas dalam, menjemur/memukul kasur/bantal, menyikat kamar mandi, main bola,senam,
memukul gendang.

c. Membantu klien memilih dua kegiatan yang dapat dilakukan.

d. Bersama klien mempraktekan dua kegiatan yang dipilih.

e. Terapis mempratekkan.

f. Klien melakukan redemontrasi.

g. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktekan cara penyaluran kemarahan.

h. Upayakan semua klien berperan aktif.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapi menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2. Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku kekerasan.

3. Memberitahukan kemajuan masing – masing klien dalam mencapai hasil tiap sesi.

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika stimulus penyebab perilaku
kekerasan.

2. Menganjurkan klien malatih secara teratur cara yang telah dipelajari.

3. Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontak yang akan datang

1. Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi sosial yang asertif.

2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan
sesi 2, kemampuan yang di harapakan adalah dua kemampuan mencegah perilaku kekerasan secara
fisik. Formulir evaluasi sebagai berikut:

Sesi 2:

Stimulasi Persepsi Perilaku Kekerasan

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan fisik

No

Nama klien

Mempraktekkan cara fisik yang pertama

Mempraktekkan cara fisik yang kedua

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk :

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktekkan 2 cara fisik untuk mencegah
perilaku kekerasan. Beri tanda (+) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap
klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2 TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan, klien mampu
mempraktekkan tarik nafas dalam, tetapi belum mampu mempraktekkan pukul kasur dan bantal.
Anjurkan dan bantu klien mempraktekkan di ruang rawat (buat jadwal).

Sesi 3 : Mencegah perilaku kekerasan Sosial

· Tujuan :

1. Klien dapat mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa memaksa


2. Klien dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan

· Seting :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

· Alat :

1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis

2. Buku catatan dan pulpen

3. Jadwal kegiatan klien

· Metode :

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Bermain peran / simulasi

· Langkah kegiatan :

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 2

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien

2. Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi /Validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan apakah ada penyebab marah,tanda dan gejala marah, serta perilaku kekerasan

3. Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan

2. Menjelaskan aturan main berikut:

· Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis.

· Lama kegiatan 45 menit.

· Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.


3. Tahap kerja

a. Mendiskusikan dengan klien cara bicara jika ingin meminta sesuatu dari orang lain.

b. Menuliskan cara-cara yang disampaikan klien.

c. Terapis mendemonstrasikan cara meminta sesuatu tanpa paksaan yaitu,” Saya


perlu/ingin/minta...., yang akan saya gunakan untuk....”.

d. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara pada poin c.

e. Ulangi d sampai semua klien mencoba.

f. Memberikan pujian pada peran serta klien.

g. Terapis mendemonstrasikan cara menolak dan menyampaikan rasa sakit hati pada orang lain,
yaitu,”Saya tidak dapt melakukan...”atau”Saya tidak menerima dikatakan .....”atau” Saya kesal
dikatakan seperti...”.

h. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara pada poin d.

i. Ulangi h sampai semua klien mencoba.

j. Memberikan pujian pada peran serta klien.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah melakukan TAK.

2. Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.

3. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien menggunakn kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif, jika stimulus
penyebab perilaku kekerasan terjadi.

2. Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif secara teratur.

3. Memasukkan interaksi sosial yang asertif pada jadwal kegiatan harian pasien.

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu kegiatan ibadah.

2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses Tak berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan
sesi 3, kemampuan klien yang diharapkan adalah mencegah perilaku kekerasan secara sosial.
Formulir evaluasi sebagai berikut:

Sesi 3: TAK

Stimulasi persepsi perilaku kekerasan

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan social

No

Nama Klien

Memperagakan cara meminta tanpa paksa

Memperagakan cara menolak yang baik

Mamperagakan cara mengungkapkan kekerasan yang baik

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Petunjuk :

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan perilaku kekerasan
secara social : meminta tanpa paksa, menolak dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik.
Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 3 TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu
memperagakan cara meminta tanpa paksa, menolak dengan baik dan mengungkapkan kekerasan.
Anjurkan klien mempraktikkan di ruang rawat (buat jadwal).
Sesi 4 : Mencegah Perilaku Kekerasan spiritual

· Tujuan

Klien dapat melakukan kegiatan ibadah secara teratur.

· Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang.

· Alat

1. Papan tulis/ flipchart/whiteboard dan alat tulis

2. Buku catatan dan pulpen

3. Jadwal kegiatan klien

· Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Bermain peran/ stimulasi

· Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi.

b. Menyiapkan alat dan tempat.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien

2. Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/ validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini.

2. Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku kekerasan.

3. Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif untuk mencegah perilaku
kekerasan sudah dilakukan.

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku kekerasan

2. Menjelaskan aturan main berikut:


· Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis.

· Lama kegiatan 45 menit.

· Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Menanyakan agama dan kepercayaan masing-masing klien.

b. Mendiskusikan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan masing-masing klien.

c. Menuliskan kegiatan ibadah masing-masing klien.

d. Meminta klien untuk memilih satu kegiatan ibadah.

e. Meminta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih.

f. Memberikan pujian pada penampilan klien.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2. Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.

3. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif, dan kegiatan ibadah
jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.

2. Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif, dan kegiatan ibadah
secara teratur.

3. Memasukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan harian klien.

d. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati untuk balajar cara baru yang lain, yaitu minum obat teratur.

2. Menyepakati waktu dan tempat pertemuan berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Sesi 4, kemampuan klien yang diharapkan adalah perilaku 2 kegiatan ibadah untuk mencegah
kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 4 : TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan spiritual

No

Nama klien

Mempraktikkan kegiatan ibadah pertama

Mempraktikkan kegiatan ibadah kedua

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan perilaku kekerasan
secara social : meminta tanpa paksa, menolak dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik.
Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap
klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 4, TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu
memperagakan dua cara ibadah. Anjurkan klien melakukannya secara teratur di ruangan (buat
jadwal).

Sesi 5: Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Patuh Mengonsumsi Obat

· Tujuan

1. Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat

2. Klien dapat menyebutkan akibat/ kerugian tidak patuh minum obat

3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat


· Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang.

· Alat

1. Papan tulis/ flipchart/whiteboard dan alat tulis

2. Buku catatan dan pulpen

3. Jadwal kegiatan klien

4. Beberapa contoh obat

· Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

· Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi.

b. menyiapkan alat dan tempat

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien

2. Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/ validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini.

2. Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku kekerasan.

3. Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif untuk mencegah perilaku
kekerasan sudah dilakukan.

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu petuh minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan

2. Menjelaskan aturan main berikut:

· Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis.

· Lama kegiatan 45 menit.

· Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.


3. Tahap kerja

a. Mendiskusikan macam obat yang dimakan klien : nama dan warna (upayakan tiap klien
menyampaikan).

b. Mendiskusikan waktu minum obat yang biasa dilakukan klien.

c. Tuliskan di whiteboard hasil a dan b.

d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum obat, benar orang
yang minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat.

e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat secara bergiliran.

f. Berikan pujian pada klien yang benar.

g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat(catat di whiteboard).

h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di whiteboard).

i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah perilaku kekerasan/
kambuh.

j. Menjelaskan akibat/ kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu kejadian perilaku kekerasan/
kambuh.

k. Minta klien menyebutkaa kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian tidak patuh
minum obat.

l. Memberikan pujian setiap kali klien benar.

3. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2. Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.

3. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial asertif kegiatan ibadah, dan
patuh minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan.

2. Memasukkan minum obat pada jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontrak yang akan datang

Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan dan disepakati jika klien perlu TAK yang lain.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku
kekerasan sesi 5, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui lima benar cara minum obat,
keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 5: TAK

Stimulasi persepsi perilaku kekerasan

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan

dengan patuh minum obat

No

Nama klien

Menyebutkan lima benar minum obat

Menyabutkan keuntungan minum obat

Menyebutkan akibat tidak patuh minum obat

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan perilaku kekerasan
secara sosial: meminta tanpa paksa, menolak dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik.
Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh :
klien mengikuti Sesi 5, TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan
keuntungan minum obat, belum dapat menyebutkan keuntungan minum obat dan akibat tidak
minum obat. Anjurkan klien mempraktikkan lima benar cara minum obat, bantu klien merasakan
keuntungan minum obat, dan akibat tidak minum obat.

Anda mungkin juga menyukai