Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

“ Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, Rasio


Aktivitas“
Oleh :

NIRWANA PUTRI
18020016P

DOSEN PENGAMPU: Tuah Panjaitan S.Pd, M.Si

UNIVERSITAS AL- AZHAR MEDAN


FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI
2019
1. Rasio Likuiditas
a. Rasio Lancar

𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑡
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 =
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

Tahun 2014:
2.000.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 = = 1,82
1.100.000
Artinya, Perusahaan memiliki aset 1,82 kali dari total kewajiban lancar lebih dari
1,0 kali yang harus dibayarkan sehingga perusahaan dikatakan sangat aman
karena perbandingan aktiva yang lebih besar dari kewajiban yang harus dibayar
perusahaan

Tahun 2013

2.080.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 = = 1,3
1.600.000
Artinya, Perusahaan memiliki aset 1,3 kali dari total kewajiban lancar lebih dari
1,0 kali yang harus dibayarkan sehingga perusahaan dikatakan aman karena
perbandingan aktiva yang lebih besar dari kewajiban yang harus dibayar
perusahaan

Analisis, Pada tahun 2014 perusahaan jauh lebih baik jika dibandingkan dengan
rasio lancar pada tahun 2013. Tingkat likuiditas pada tahun 2013 dapat
disimpulkan cenderung kurang baik karena besaran rasionay 1,3 kali. Sedangkan
pada tahun 2014 tingkat likuiditas perusahaan dapat disimpulkan cenderung lebih
baik karena besaran rasionya 1,82 kali

b. Rasio Sangat Lancar

𝐾𝑎𝑠 + 𝑆𝑒𝑘𝑢𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘 + 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔


𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 =
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

Tahun 2014:

700.000 + 500.000 1.200.000


𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 = = = 1,09
1.100.000 1.100.000
Artinya, Perusahaan memiliki aset 1,09 kali dari total kewajiban lebih dari 1,0
kali yang harus dibayarkan sehingga perusahaan dikatakan aman karena
kemampuan perusahaan yang baik dalam memenuhi kewajibannya

Tahun 2013

500.000 + 700.000 1.200.000


𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 = = = 0,75
1.600.000 1.600.000

Artinya, Perusahaan memiliki aset 0,75 kali dari total kewajiban yang seharusnya
lebih dari 1,0 kali. Perusahaan dikatakan kurang mampu dalam membayar
kewajibannya ini dikarenakan kemampuan perusahaan yang kurang baik dalam
memanajemen keuangan

Analisis, Pada tahun 2014 perusahaan jauh lebih baik jika dibandingkan dengan
rasio sangat lancar pada tahun 2013. Tahun 2014 tingkat kwajiban lancar dapat
menutupi sepenuhnya oleh aset sangat lancar, sedangkan tahun 2013 kekampuan
aset sangat lancar hanya 0,75 kali

c. Rasio Kas
𝐾𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑎𝑠
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑘𝑎𝑠 =
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

Tahun 2014:
700.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑘𝑎𝑠 = = 0,64
1.100.000
Artinya, Perusahaan memiliki aset 0,64 kali dari total kewajiban yang seharusnya
lebih dari 1,0 kali. Perusahaan dikatakan kurang mampu dalam membayar
kewajibannya ini dikarenakan kemampuan perusahaan yang kurang baik dalam
memanajemen keuangan

Tahun 2013:

500.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑘𝑎𝑠 = = 0,31
1.600.000
Artinya, Perusahaan memiliki aset 0,31 kali dari total kewajiban yang seharusnya
lebih dari 1,0 kali. Perusahaan dikatakan sangat kurang mampu dalam membayar
kewajibannya ini dikarenakan kemampuan perusahaan yang kurang baik dalam
memanajemen keuangan
Analisis, Pada tahun 2014 perusahaan jauh lebih baik jika dibandingkan dengan
rasio kas pada tahun 2013 meskipun tidak ada yang mampu dalam memenuhi
kewajiban. Jika rata-rata rasio kas adalah 0,5 maka kemampuan perusahaan dalam
melunasi kewajiban lancarnya yang akan segera jatuh tempo dapat disimpulkan
kurang baik. Sedangkan pada tahun 2014 karena besaran rasionya 0,64 berada
diatas rata-rata 0,5

2. Rasio Solvabilitas
a. Rasio utang terhadap aset

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
Tahun 2014:

11.000.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 = = 0,58
19.000.000
Artinya, 0,58 kali aset perusahaan dibiayai oleh utang dibanding nilai rasio yang
seharusnya dibawah 0,50 debt rasio yang dimiliki perusahaan

Tahun 2013:

11.100.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 = = 0,69
16.000.000
Artinya, 0,69 aset perusahaan dibiayai oleh utang dibanding nilai rasio yang
seharusnya dibawah 0,50 debt rasio yang dimiliki perusahaan

Analisisnya, Rasio utang pada tahun 2014 lebih sedikit dibanding dengan rasio utang
tahun 2013. Meskipun debt rasio di tahun 2013 dan 2014 diatas 0,50 yang mana aset
perusahaan dibiayai oleh utang, tetapi aset yang dimiliki perusahaan masih memiliki
kemampuan penuh dalam menutup seluruh kewajiban yang ada.

b. Rasio utang terhadap modal


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙

Tahun 2014:
11.000.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 = = 1,38
8.000.000
Artinya, Perusahaan memiliki utang sebanyak 1,38 kali, perusahaan memiliki
utang yang lebih besar daripada modal yang dimilikinya

Tahun 2013:
11.100.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 = = 2,27
4.900.000

Artinya, Perusahaan memiliki utang sebanyak 2,27 kali, perusahaan memiliki


utang yang lebih besar daripada modal yang dimilikinya

Analisisnya, tahun 2014 debt to equity ratio lebih baik dibandingkan pada tahun
2013 karena jumlah modal pemilik di tahun 2014 dapat dijadikan sebagai
jaminan utang lebih besar dibandingkan pada tahun 2013. Dapat disimpulkan
bbahwa pada tahun 2013 dan 2014 lebih banyak menggunakkan pinjaman
daripada modal.

c. Rasio utang jangka panjang terhadap modal

𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔


𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙

Tahun 2014
9.900.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 = = 1,24
8.000.000
Artinya, Perusahaan memiliki utang jangka panjang sebanyak 1,24 kali dari total
modal

Tahun 2013
9.500.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 = = 1,94
4.900.000
Artinya, Perusahaan memiliki utang jangka panjang sebanyak 1,94 kali dari total
modal

Analisisnya, tahun 2014 long tern debt ratio lebih baik dibandingkan pada tahun
2013 karena jumlah modal pemilik di tahun 2014 dapat dijadikan sebagai
jaminan utang lebih besar dibandingkan pada tahun 2013. Dapat disimpulkan
bahwa pada tahun 2013 dan 2014 lebih banyak menggunakkan pinjaman daripada
modal. Ini akan menyulitkan perusahaan dalam melakukan pinjaman lagi.
d. Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 =
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎

Tahun 2014:
2.200.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 = = 11
200.000

Artinya, Beban bunga dapat ditutup 11 kali dari laba sebelum bunga dan pajak

Tahun 2013:
1.640.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 = = 6,8
240.000

Artinya, Perusahaan memiliki kemampuan dalan membayar bunga sebanyak 6,8


kali

Analisisnya, Kemampuan laba sebelum bunga dan pajak dalam membayar beban
bunga pada tahun 2014 jauh lebih baik daripada tahun 2013. Karena beban bunga
dan pajak pada tahun 2014 sebanyak 11 kali dari rata-rata yang 10 kali, sedangkan
pada tahun 2013 sebanyak 6,8 kali ini kurang baik untuk perusahaan karena
dibawah rata-rata10 kali. Hal ini tentu akan menyulitkan perusahaan untuk
mendapatkan tambahan pinjaman baru.

e. Rasio laba operasional terhadap kewajiban

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑘𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 =
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛

Tahun 2014:
2.710.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑘𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 = = 0,25
11.000.000

Artinya, Setiap kewajiban yang dimiliki perusahaan hanya mampu ditutupi 0,25
kali kewajiban
Tahun 2013:
2.370.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑘𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 = = 0,21
11.100.000

Artinya, Setiap kewajiban yang dimiliki perusahaan hanya mampu ditutupi 0,25
kali kewajiban

Analisisnya, Kemampuan laba operasional dalam membayar kewajiban pada


tahun 2014 jauh lebih baik daripada tahun 2013. Sesuai rata-rata laba operasional
terhadap kewajiban adalah 0,5 maka dapat disimpulkan dikedua tahun berikut
sangat kurang baik dalam membayar kewajiban. Dalam hal ini perusahaan perlu
melakukan efisiensi atas beban kewajiban yang terlampau besar.

3. Rasio Profitabilitas
a. Hasil pengembalian atas aset
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑠𝑒𝑡 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡

Tahun 2014:
1.600.000
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑠𝑒𝑡 = = 8,4%
19.000.000

Artinya, Setiap 1 total aset harus berkontribusi dalam menciptakan laba bersih
sebanyak 0,084.

Tahun 2013:
1.120.000
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑠𝑒𝑡 = = 7%
16.000.000
Artinya, Setiap 1 total aset harus berkontribusi dalam menciptakan laba bersih
sebanyak 0,07.

Analisisnya, Hasil pengembalian aset pada tahun 2014 lebih baik jika
dibandingkan dengan tahun 2013 berarti adanya peningkatan laba bagi
perusahaan atas hasil dari kinerja yang dilakukan oleh pihak tertentu.
Jika rata-rata hasil pengembalian atas aset sebesar 20% maka dapat
disimpulkan kedua tahun berada pada tingkat yang sangat tidak baik karena jauh
dari rata-rata perkiraan pengembalian aset perusahaan.
Hal ini bisa diperkirakan karena penjualan yang belum sesuai target,
banyaknya aset yang tidak bisa digunakan karena kerusakan, besarnya beban
operasiona, beban gaji, beban sewa dll.
b. Hasil pengembalian atas ekuitas
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

Tahun 2014:
1.600.000
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 20%
8.000.000
Artinya, Setiap 1 ekuitas turut berkontribusi menciptakan 0,2 laba bersih

Tahun 2013:
1.120.000
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 22,9%
4.900.000
Artinya, Setiap 1 ekuitas turut berkontribusi menciptakan 0,2 laba bersih

Analisisnya, hasil pengembalian atas ekuitas pada tahun 2013 lebih baik
dibandingkan tahun 2014 ini dikarenakan masih banyaknya laba bersih pada
tahun 2013. Hal ini berarti perusahaan mengalami penurunan kinerja.
Jika rata-rata hasil pengembalian atas ekuitas sebesar 30% maka dapat
disimpulkan kedua tahun berada pada tingkat yang sangat tidak baik karena jauh
dari rata-rata perkiraan dalam pengembalian aset perusahaan.
Hal ini bisa diperkirakan karena penjualan yang belum sesuai target,
banyaknya aset yang tidak bisa digunakan karena kerusakan, besarnya beban
operasiona, beban gaji, beban sewa dll.

c. Marjin laba kotor

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟
𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟 =
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

Tahun 2014:
5.100.000
𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟 = = 25,8%
19.800.000
Artinya, Besarnya laba kotor yang dihasilkan perusahaan adalah 25,8%

Tahun 2013:
4.500.000
𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟 = = 26,5%
17.000.000
Artinya, Besarnya laba kotor yang dihasilkan perusahaan adalah 26,5%
Analisisnya, marjin laba kotor pada tahun 2013 lebih baik dibandingkan pada
tahun 2014. Hal ini menjelaskan bahwa terjadi penurunan kinerja dari tahun 2013
ke tahun 2014. Jika rata-rata marjin laba kotor sebesar 28% maka dapat
disimpulkan kedua tahun berada pada tingkat yang sangat tidak baik.
Dalam persoalan ini penting bagi perusahaan untuk meningkatkan
penjualan atau mengurangi harga beli seperti mencari pemasok yang lain.

d. Marjin laba operasional

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 =
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Tahun 2014:
2.710.000
𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 = = 13,7%
19.800.000
Artinya, Besarnya laba operasional sebesar 13,7% dari total penjualan perusahaan

Tahun 2013:
2.370.000
𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 = = 13,94%
17.000.000
Artinya, Besarnya laba operasional sebesar 13,94% dari total penjualan
perusahaan

Analisisnya, marjin laba operasional tahun 2013 sedikit lebih baik dibandingkan
tahun 2014 karena penjualan bersih terhadap laba operasional sedikit lebih besar
jika dibandingkan pada tahun 2014. Hal ini disimpulkan bahwa tidak adanya
peningkatan bahkan terjadi penurunan laba operasional.
Jika rata-rata marjin laba operasional sebesar 23% maka dapat
disimpulkan kedua tahun berada pada tingkat yang sangat tidak baik.

e. Marjin laba bersih


𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ =
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Tahun 2014:
1.600.000
𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = = 8,1%
19.800.000

Artinya, setiap penjualan laba bersih berkontribusi menghasilkan 8,1% laba bersih
Tahun 2013:
1.120.000
𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = = 6,6%
17.000.000

Artinya, setiap penjualan laba bersih berkontribusi menghasilkan 6,6% laba bersih

Analisisnya, marjin laba bersih pada tahun 2014 lebih baik jika dibandingkan
dengan tahun 2013. Denngan demikian terjadi peningkatan pada kinerja
perusahaan. Jika rata-rata marjin laba bersih sebesar 20% maka dapat disimpulkan
laba bersih dikedua tahun bersifat tidak baik karena jauh dari angka 20%.

4. Rasio Aktivitas
a. Perputaran piutang usaha
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎

𝐿𝑎𝑚𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑔𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎


365 𝐻𝑎𝑟𝑖
=
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎

Tahun 2014:
19.800.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 = = 33 𝑘𝑎𝑙𝑖
600.000

365 𝐻𝑎𝑟𝑖
𝐿𝑎𝑚𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑔𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 = = 11 ℎ𝑎𝑟𝑖
33 𝑘𝑎𝑙𝑖

Artinya, sessuai kredit term yang berlaku 2/10, n/30 maka dapat disimpulkan
bahwa lamanya rata-rata penagihan piutang usaha selama 11 hari masih berada
dalam batas waktu neto kredit 30 hari. Dengan demikian dapat dikatakan
perusahaan telah berjalan sangat efektif

Tahun 2013:
17.000.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 = = 23 𝑘𝑎𝑙𝑖
750.000

365 𝐻𝑎𝑟𝑖
𝐿𝑎𝑚𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑔𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 = = 16 ℎ𝑎𝑟𝑖
23 𝑘𝑎𝑙𝑖
Artinya, sesuai kredit term yang berlaku 2/10, n/30 maka dapat disimpulkan
bahwa lamanya rata-rata penagihan piutang usaha selama 11 hari masih berada
dalam batas waktu neto kredit 30 hari sehibngga aktivitas penagihan piutang
usahayang dilakukan manajemen perusahaan telah berjalan dengan efektif.

Analisisnya, dikedua tahun dapat disimpulkan manajemen perusahan berjalan


dengan efektif. Jika rata-rata penagihan piutang usaha sebanyak 15 hari maka
pada tahun 2014 perusahaan dikatakan sangat baik karena berada sangat jauh
diatas rata-rata yaitu 11 hari, berbeda dengan tahun 2013 yang besaran rasionya
hanya mencapai 16 hari.

b. Perputaran persediaan

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛


𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

365 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐿𝑎𝑚𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 =
𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

Tahun 2014:
14.700.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 = = 18 𝑘𝑎𝑙𝑖
815.250
365 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐿𝑎𝑚𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 = = 20 ℎ𝑎𝑟𝑖
18 𝑘𝑎𝑙𝑖

Artinya, besarnya rasio perputaran persediaan selama 20hari

Tahun 2013:
12.500.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 = = 15 𝑘𝑎𝑙𝑖
827.500

365 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐿𝑎𝑚𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 = = 24 ℎ𝑎𝑟𝑖
15 𝑘𝑎𝑙𝑖

Artinya, besarnya rasio perputaran persediaan selama 20hari

Analisisnya, aktivitas penjuallan persediaan barang dagang yang dilakukan


manajemen dapat dikatakn efektif pada tahun 2014 daripada tahun 2013.
Jika rata-rata rasio perputaran persediaan barang dagang yang dilakukan sebanyak
20 hari maka untuk tahun 2014 bisa dikatakn efektif karna penjualan barang
dagang mencapai 22 hari. Sedangkan pada tahun 2013 pada tingkat tidak efektif
karena penjualan barang dagang mencapai 24 hari.

c. Perputaran modal kerja


𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 =
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

Tahun 2014:
19.800.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = = 9,71 𝑘𝑎𝑙𝑖
2.040.000

Artinya, setiap 1 aset lancar turut berkontribusi menciptakan 9,71 kali penjualan

Tahun 2013:
17.000.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = = 8,76 𝑘𝑎𝑙𝑖
1.940.000

Artinya, setiap 1 aset lancar turut berkontribusi menciptakan 8,76 kali penjualan

Analisisnya, rasio perputaran modal kerja tahun 2014 lebih baik jika
dibandingkan pada tahun 2013 karena kontribusi aset lancar pada tahun 2014
lebih besar terhadap penjualan. Jika rata-rata perputaran modal kerja sebanyak 7
kali makka dapat disimpulkan bahwa kontribusi aset lancar terhadap penjualan
dikedua tahun lebih baik karena diatas rata-rata rasio.

d. Perputaran aset tetap


𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
Tahun 2014:
19.800.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 = = 1,28 𝑘𝑎𝑙𝑖
15.460.000

Artinya, setiap 1 aset tetap turut berkontribusi menciptakan1,28 kali penjualan

Tahun 2013:
17.000.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 = = 1,14 𝑘𝑎𝑙𝑖
14.960.000

Artinya, setiap 1 aset tetap turut berkontribusi menciptakan1,14 kali penjualan


Analisisnya, rasio perputaran aset tetap tahun 2014 lebih baik dibandingkan pada
tahun 2013 karena kontribusi aset tetap pada tahun 2014 lebih besar terhadap
penjualan. Jika rata-rata perputaran modal kerja sebanyak 3 kali makka dapat
disimpulkan bahwa kontribusi aset tetap terhadap penjualan dikedua tahun tidak
baik jika dibandingkan dengan rta-rata rasio. Dalam hal ini perusahaan harus
meninjau ulang aset tetap yang dimiliki perusahaan tersebut

e. Perputaran total aset


𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
Tahun 2014:
19.800.000
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 = = 1,13 𝑘𝑎𝑙𝑖
17.500.000

Artinya, setiap 1 total aset turut berkontribusi menciptakan 1,13 kali penjualan

Tahun 2013:
17.000.000
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 = = 1 𝑘𝑎𝑙𝑖
16.900.000

Artinya, setiap 1 total aset turut berkontribusi menciptakan 1 kali penjualan

Analisisnya, rasio perputaran total aset pada tahun 2014 lebih baik dibandingkan
pada tahun 2013 karena kontribusi total aset pada tahun 2014 lebih besar terhadap
penjualan. Jika rata-rata perputaran total aset sebanyak 2 kali maka dapat
disimpulkan bahwa kontribusi aset tetap terhadap penjualan dikedua tahun tidak
baik jika dibandingkan dengan rata-rata rasio. Dalam hal ini perusahaan harus
meningkatkan penjualan atau mengurangi sebagian aset yang kurang produktif.

Anda mungkin juga menyukai