Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat,


namun penanggulangannya tidak dapat dialkukan dengan pendekatan medis dan
pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi ,meskipun sering berkaitan dengan
masalah kekurangan pangan , pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan
produksi dan pengadaan pangan. Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan
pangan di tingkat rumah tangga.
Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya
masih di dominasi oleh masalah gizi buruk . pada Widya Karya Nasional Pangan
dan Gizi tahun 1993 , telah terungkap bahwa Indonesia mengalami maslah gizi
ganda yang artinya maslah gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh ,
sudah muncul maslah baru , yaitu berupa gizi lebih. ( I Dewa Nyoman Supariasa,
2001)
Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang
penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis
dan pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi disamping merupakan sindrom
kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat
rumah tangga dan juga menyangkut aspek pengetahuanserta perilaku yang kurang
mendukung pola hidup sehat. Keadaan gizi masyarakat akan mempengaruhi
tingkatkesehatan dan umur harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama
dalam penentuan keberhasilan pembangunan negara yang dikenal dengan istilah
Human Development Index (HDI).
Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama yaitu
kurang gizi makro dan kurang gizi mikro Kurang gizi makro pada dasarnya
merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan asupan energi
dan protein. Masalah gizi makro adalah masalah gizi yang utamanya disebabkan
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan energi dan protein. Kekurangan
zat gizi makro umumnya disertai dengan kekurangan zat gizi mikro.

Pengaruh Asupan Gizi Balita di Desa Mojosarirejo Page 1


Dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di bawah standar rata-
rata. Nutrisi yang dimaksud bisa berupaprotein, karbohidrat dan kalori. Di
Indonesia, kasus KEP (Kurang Energi Protein) adalah salah satu masalah gizi
utama yang banyak dijumpai pada balita.
Periode terpenting pertumbuhan anak adalah pada masa balita. Sehingga
pada masa ini ibu-ibu diharapkan untuk memberikan makanan yang bergizi untuk
anak-anaknya. Gizi yang baik akan membuat anak tumbuh dan kembang dengan
baik pula. Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat
dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein,
lemak, mineral, vitamin, dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh,
terlebih pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan. Di tumbuh kembang
balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan
kuantitas yang tepat dan seimbang. Gizi balita adalah hal paling utama yang harus
diperhatikan oleh orang tua jika ingin tumbuh kembanmg putra putrinya
maksimal. (Supariasa, 2002)

Pemenuhan gizi setiap balita merupakan suatu keharusan, karena hal ini
sangat berpengaruh pada masa depan si buah hati, terutama pada usia 5 tahun
pertama. Karena apa yang terjadi selama 5 tahun pertama tersebut sangat
menentukan tahun demi tahun pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
Apalagi disaat bayi telah mengalami kekurangan gizi akan berakibat fatal, yang
dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang secara fisik, mental, sosial, dan
inteletual yang sifatnya menetap dan terus dibawa sampai anak menjadi dewasa.
Secara spesifik kekurangan gizi dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan
badan, lebih penting bagi keterlambatan perkembangan otak. Dan dapat pula
terjadi penurunan atau rendahnya daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.
Salah satu akibat kekurang gizi yang sulit dipulihkan adalah terjadinya penurunan
kecerdasan. ( Depkes RI, 2005 )
Menurut Soetjiningsih (1995), perkembangan merupakan periode penting
dalam kehidupan anak khususnya setelah melewati masa perkembangan sangat
pesat pada usia tiga tahun. Usia tiga tahun merupakan batas telah melewati
perkembangan sangat cepat atau sering disebut masa kritis perkembangan. Setelah

Pengaruh Asupan Gizi Balita di Desa Mojosarirejo Page 2


masa ini perkembangan akan berlangsung secara kontinyu, maka perlu dilakukan
deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan seorang anak usia tiga tahun agar
cepat terdeteksi gangguan perkembangannya untuk landasan perkembangan
selanjutnya.
Jumlah Balita yang mencapai 10% dari penduduk Indonesia, menjadikan
tumbuh kembang balita ini sangat penting untuk diperhatikan karena menyangkut
kualitas generasi masa depan bangsa. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait
ini menurut Depkes (2006), meliputi gizi yang baik, stimulasi yang memadai dan
terjangkaunya pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dini serta
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang.
Rendahnya pemberian makanan yang bergizi dikalangan ibu-ibu Desa
Mojosarirejo Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik inilah yang menjadi salah
satu pemicu rendahnya status gizi balita di Desa itu. Sehingga banyak yang
mengalami masalah keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan di usia balita.
Dan bahkan ada yang mengalami penurunan kecerdasan. Berdasarkan latar
belakang tersebut diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui ” Pengaruh Asupan
Gizi Terhadap Tumbuh Kembang Balita di Desa Mojosarirejo Kecamatan
Driyorejo Kabupaten Gresik Jawa Timur” untuk diteliti lebih lanjut lagi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh asupan gizi terhadap tumbuh kembang Balita di
Desa Mojosarirejo Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik ?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi proses tumbuh kembang anak di
masa Balita ?
3. Gizi apa saja yang dibutuhkan balita agar tumbuh kembangnya dapat
dimaksimalkan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penulis untuk membuat Proposal Penelitian ini adalah untuk


mengetahui pengaruh asupan gizi terhadap tumbuh kembang balita di Desa
Mojosarirejo Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik Jawa Timur.

Pengaruh Asupan Gizi Balita di Desa Mojosarirejo Page 3


1.4 Manfaat Penelitian

A. Bagi Penulis

1. Sebagai bahan referensi untuk perkuliahan.


2. Hasil penelitian dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan
mahasiswa tentang pengaruh asupan gizi terhadap tumbuh
kembang balita.

B. Bagi Masyarakat Khususnya Ibu-Ibu

1. Mengetahui asupan gizi yang baik untuk tumbuh kembang anak-


anaknya.
2. Memberikan informasi dan pembelajaran tentang pentingnya
asupan gizi pada balita khususnya di usia bayi.

3. Ibu-ibu bisa memantau sendiri perkembangan dan pertumbuhan


anaknya, sehingga tidak terjadi lagi keterlambatan pertumbuhan.

C. Bagi Pelayanan Kesehatan

1. Meningkatkan motivasi tenaga kesehatan dan kader posyandu


untuk menyelenggarakan kegiatan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan balita secara berkala.

2. Meningkatkan status gizi pada balita- balita di Desa Mojosarirejo


Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik

Pengaruh Asupan Gizi Balita di Desa Mojosarirejo Page 4


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan Balita serta Pemantauannya

2.1.1 Pertumbuhan Balita


Kata pertumbuhan sering dikaitkan dengan kata perkembangan,
sehingga ada istilah tumbuh-kembang. Ada yang mengatakan bahwa
pertumbuhan merupakan bagian dari perkembangan. Secara singkat
pertumbuhan dapat diartikan sebagai bertambahnya ukuran fisik dari
waktu kewaktu. Sebagai contoh seorang balita tumbuh dari kecil menjadi
besar, ukuran kecil dapat dicontohkan dengan perubahan berat badan dari
ringan menjadi tambah berat, atau dengan perubahan tinggi badan dari
pendek menjadi lebih tinggi.
Menurut Nursalam ( 2005 ) yang mengutip pendapat IDAI,
pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur
tubuh dalam arti sebagai atau seluruhnya. Karena adanya multiplikasi dan
pertambahan adalah bertambanhya ukuran sel berarti ada pertambahan
secara kuantitatif dan hal tersebut terjadi sejak terjadinya konsepsi, yaitu
bertemunya sel sperma dan sel telur hingga dewasa. Jadi, pertumbuhan
lebih ditekankan pada pertambahan ukuran fisik seseorang seperti tinggi
badan, berat badan, dan lingkar kepala.
Pertumbuhan merupakan hasil dari keadaan keseimbangan antara
asupan dan kebutuhan zat gizi (status gizi). Bila jumlah asupan gizi sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh tubuh, maka disebut gizi seimbang atau gizi
baik. Bila jumlah asupan gizi kurang dari yang dibutuhkan oleh tubuh
disebut gizi kurang. Dalam keadaan gizi baik dan sehat maka pertumbuhan
seorang anak akan normal. Sebaliknya jika dalam keadaan gizi kurang
prtumbuhan seorang anak akan terganggu dalam waktu singkat. Dapat
dilihat dengan seringnya terjadi perubahan berat badan sebagai akibat
menurunnya nafsu makan, sakit diare, infeksi saluran pernafasan atau
karena kurang cukupnya makanan yang dikonsumsi. Sedangkan gangguan

Pengaruh Asupan Gizi Balita di Desa Mojosarirejo Page 5


pertumbuhan yang berlangsung dalam waktu lama dapat terlihat pada
hambatan pertambahan tinggi badan serta penurunan kecerdasan otak.
(Soetijiningsih, 1995)

2.1.2 Perkembangan Balita


Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks sehingga terjadi
kematangan fungsi dari masing-masing bagian tubuh. Pada tahap
perkembangan dibagi menjadi 5 bagian yang memiliki ciri-ciri khusus
dalam setiap perkembangannya. Diantaranya masa pralahir, masa
neonatus, masa bayi, masa anak, dan masa remaja. (Nursalam, 2005)
Anak yang mengalami ganguan tumbuh kembang akan mempunyai
badan yang kecil dan kemampuan intelektual yang rendah dibandingkan
dengan anak-anak yang tidak mengalami gangguan tersebut. Dan dapat
pula mengalami penurunan kecerdasan otak. Ada 4 aspek tumbuh
kembang yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Perkembangan kemampuan gerak motorik halus (terfokus).


Contohnya : menulis, merangkai, melukis, berjinjit.
2. Perkembangan kemampuan gerak motorik kasar (tidak terfokus).
Contohnya : berjalan, merangkak, memukul, mengayunkan tangan.
3. Perkembangan kemampuan bicara, bahasa, dan kecerdasan.
4. Perkembangan kemampuan bergaul dan mandiri.

2.1.3 Pemantauan Tumbuh Kembang Balita


Pemantauan tumbuh kembang balita untuk mengetahui
penyimpangan pada tumbuh kembang bagi balita secara dini, sehingga
upaya pencegahan, stimulasi, penyembuhan, dan pemulihan dapat
diberikan dengan benar sesuai dengan indikasinya. (depkes, 2002 )
Pemantauan pertumbuhan dapat dilakukan dengan pengukuran
antropometri berdasarkan pengukuran: BB menurut umur untuk
memastikan ukuran antropometri dapat dilakukan pemeriksaan fisik,

Pengaruh Asupan Gizi Balita di Desa Mojosarirejo Page 6


pemeriksaan LAB, dan radiologis. Sedangkan untuk pemantauan
perkembangan melalui observasi dengan menggunakan kuesioner
perkembangan.

2.2 faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Tumbuh Kembang Anak Pada


Masa Balita

pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal anak yang satu


dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh
interaksi banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu
faktor internal dan eksternal. (Soetijiningsih, 1998)

1. Faktor Dalam ( Internal )


Yaitu faktor yang ada dalam diri anak itu sendiri dan merupakan
faktor yang dpt diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh
kembang anak balita disamping faktor lain. Faktor ini dapat ditentukan
dengan intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat
sensivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya
pertumbuhan tulang. Faktor internal dipengaruhi hormon pertumbuhan
yaitu hormon sematropin dan faktor genetik.

2. Faktor Luar ( Eksternal )


Yaitu faktor yang terdapat diluar diri anak yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak balita seperti, budaya lingkungan, sosial ekonomi
keluarga, nutrisi, iklim atau cuaca, posisi anak dalam keluarga, dan status
kesehatan. Faktor lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan anak,
karena jika anak didalam lingkungan yang baik maka memungkinkan
tercapainya potensi bawaan. Namun jika anak didalam lingkungan yang
kurang baik maka akan menghambat tumbuh kembangnya.

Pengaruh Asupan Gizi Balita di Desa Mojosarirejo Page 7


2.3 Pengertian Gizi dan Kebutuhan Nutrisi Gizi Balita

a. Pengertian Gizi (nutrition)


Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui digesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme danpengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta mengahsilkan energi. (Deswarni Idrus dan Gatot
Kunanto,1990). Gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan
yang dikonsumsi dan mempunyai nilai sangat penting dalam tubuh Gizi
adalah sesuatu yang mempengaruhi proses perubahan semua jenis
makanan yang masuk ke dalam tubuh yang dapat mempertahankan
kehidupan. (Tuti Sunardi, 2002)..

b. Makanan Bergizi
Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat
pembangun dan zat yang sesuai dengan kebutuhan gizi. Makanan bergizi
sangat mempengaruhi pertumbuhan sel otak dapat tumbuh sempurna dan
sebagai dasar kesehatan. Pertumbuhan sel otak akan berhenti setelah usia
balita >3 tahun. (Tuti Sunardi, 2002)

c. Kebutuhan Nutrisi Gizi Pada Balita

1. Asupan Kalori
Anak-anak usia balita membutuhkan kalori yang cukup banyak
disebabkan bergeraknya cukup aktif. Mereka membutuhkan setidaknya
1500 kalori per harinya. Balita bisa mendapatkannya dari makanan yang
mengandung protein, vitamin dan gula.
2. Pasokan Lemak
Roti, santan, mentega merupakan makanan yang mengandung lemak
dan baik diberikan pada anak balita sebab lemak sendiri mampu
membentuk Selubung Mielin yang terdapat pada saraf otak.

Pengaruh Asupan Gizi Balita di Desa Mojosarirejo Page 8


3. Kebutuhan Protein
Protein sendiri bermanfaat sebagai prekursor untuk neurotransmitter
demi perkembangan otak yang baik nantinya. Protein bisa didapatkan pada
makanan-makanan seperti ikan, susu, telur 2 butir, daging 2 ons dan
sebagainya.
4. Zat besi
Usia balita merupakan usia yang cenderung kekurangan zat besi
sehingga balita harus diberikan asupan makanan yang mengandung zat
besi. Makanan atau minuman yang mengandung vitamin C seperti jeruk
merupakan salah satu makanan yang mengandung gizi yang bermanfaat
untuk penyerapan zat besi.
5. Karbohidrat
Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan karbohidrat
sebagai energi utama. Balita juga membutuhkan gizi tersebut yang bisa
diperoleh pada makanan seperti roti, nasi kentang dan lainnya.
6. Kalsium
Balita juga membutuhkan asupan kalsium secara teratur sebagai
pertumbuhan tulang dan gigi balita. Salah satu pemberi kalsium terbaik
adalah susu yang diminum secara teratur.
7. Vitamin
Vitamin merupakan nutrisi yang juga dibutuhkan, tidak hanya balita,
namun untuk semua umur membutuhkannya. Banyak manfaat yang bisa
didapat dari vitamin tersebut. Macam vitamin ada banyak, vit A, B, C, dsb.

Pengaruh Asupan Gizi Balita di Desa Mojosarirejo Page 9


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian
yang memungkinkan pemaksimalan kontrol beberapa yang bisa mempengaruhi
akurasi suatu hasil (Nursalam, 2003)
Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik
dengan pendekatan Cross Sectional. Pada penelitian ini dilakukan dengan
mengidentifikasi melalui pemberian kuesioner pada ibu-ibu yang memiliki anak
balita yang berada di wilayah Desa Mojosarirejo Kecamatan Driyorejo Kabupaten
Gresik yang sampelnya telah ditentukan berdasarkan pengambilan sampel secara
tehnik Convenience Sampling (Sampling Accidental). Kemudian akan dilakukan
analisis untuk mencari hasil pengaruh asupan gizi yang berpengaruh pada tumbuh
kembang balita. (Sugiyono, 2002)

3.2 Populasi, Sampel, dan Sampling

3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generelasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2002, 57). Adapun populasi dalam penelitian
ini adalah ibu yang memiliki anak balita di Wilayah RW.01 Desa
Mojosarirejo Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik.

3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakl populasi yang diteliti (Arikunto,
2002, 209). Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat
dipergunakan sebagai subyek penelitian melalui sampling. Sampling
adalah proses menyeleksi populasi yang ada (Nursalam, 2003, 96).

Pengaruh Asupan Gizi Balita di Desa Mojosarirejo Page 10


3.2.3 Tehnik Sampling
Tehnik Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi
untuk dapat mewakili populasi. Tehnik sampling merupakan cara-cara
yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang
benar-benar sesuai dengan keseluruhan subyek penelitian (Nursalam,
2003, 97). Tehnik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah Sampling
Kuota dimana teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

3.3 Tempat Dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian adalah di Desa Mojosarirejo Kecamatan Driyorejo
Kabupaten Gresik Jawa Timur dan waktu penelitian direncanakan pada bulan
Februari 2015.

3.4 Metode dan Tehnik Pengumpulan Data

3.4.1 Instrumen Penelitian


Dalam pengumpulan data perlu suatu metode pengumpulan data
agar data yang didapat mempunyai kualitas dan realibilitas yang cukup
tinggi. Antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian selalu
berhubungan erat, oleh karena itu pemakaian metode pengumpulan data
perlu pemikiran dan pertimbangan yang diteliti dalam arahan kepada
masalah penelitian. Dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan
data dengan angket atau kuesioner.

3.4.2 Kuesioner atau Angket


Kuesioner adalah pertanyaan yang tersusun dengan baik, dimana
responden hanya memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-
tanda tertentu. Kuesioner atau angket ini untuk menggali mengenai
Pengaruh Asupan Gizi Terhadap Tumbuh Kembang Balita. Angket yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang mana jawaban
telah tersedia.

Pengaruh Asupan Gizi Balita di Desa Mojosarirejo Page 11


3.5 Tehnik Pengelolaan Data dan Analisa Data

Menurut Arikunto (1998) setelah data untuk karakteristik responden


terkumpul melalui kuesioner, kemudian ditabulasikan dan dikelompokkan sesuai
dengan sub variabel yang diteliti yang hasilnya berupa prosentase dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

P= ∑ ∑F
100%
N
Keterangan:

∑ F = Frekuensi Jawaban

P = Prosentase
N = Jumlah Responden

Adapun hasil pengolahan data diinterprestasikan menggunakan skala:

100% : Seluruhnya.

76% - 99% : Hampir Seluruhnya.

51% - 75% : Sebagian Besar.

50% : Setengahnya.

25% - 49% : Hampir Setengahnya.

1% - 24% : Sebagian Kecil.

0% : Tidak Satupun.

Pengaruh Asupan Gizi Balita di Desa Mojosarirejo Page 12


DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
Depkes RI. 2002. Pemantauan Pertumbuhan Balita. Jakarta
Soetijiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Soetijiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Bali: EGC
Supariasa, I.D.N., dkk. 2002. Penilaian status Gizi. Jakarta: EGC
Depkes RI. 2005. Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi & Makanan. Bogor:
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Depkes RI. 2006. Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Jakarta
Steven, P. 2005. Perawatan Untuk Bayi & Balita. Jakarta: Aran
Sugiyono. 2002. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta
Supriasa,I Dewa Nyoman,2001.penilaian status gizi.EGC,Jakarta
http://ebookbrowse.com/contoh-proposal-penelitian-status-gizi-pada-balita-pdf-
d414764464 diakses tanggal 24 Desember 2014

Pengaruh Asupan Gizi Balita di Desa Mojosarirejo Page 13

Anda mungkin juga menyukai