Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PBL BMD

MODUL I SEL DAN PERUBAHANNYA SUB-MODUL I


SEMESTER 1

Tutor:
dr. Jekti T.R. Sp.MK

Nama Anggota Kelompok 3:


Annisa Ichlasia H. 2017730011
Ardhani Chandra 2017730012
Devara Dezanira Dikaputri 2017730031
Dhea Salsabila Pathoni 2017730033
Gina Sonia Bakurru 2017730051
Ihsan Alwi 2017730057
Kharismayanti Fatimatuzzahro 2017730061
Luthfan Ahnaf Ghaus 2017730063
Maulina Salmah 2017730065
Rifqi Daffa 2017730099
Tengku Syarifah Luthfia Rikzhan 2017730119

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................. i
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
SKENARIO I ............................................................................................................ 2
LANGKAH-LANGKAH
 LANGKAH 1 ................................................................................................. 3
 LANGKAH 2 ................................................................................................. 3
 LANGKAH 3 ................................................................................................. 4
 LANGKAH 4 ................................................................................................. 5
 LANGKAH 5 ................................................................................................. 5
 LANGKAH 6 ................................................................................................. 5
 LANGKAH 7 ................................................................................................. 6
SIMPULAN ............................................................................................................... 41
PENUTUP.................................................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 43

i
PENDAHULUAN

Alhamdulillah, kami panjatkan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas meringkas
dari yang berjudul “Modul I, Sub-Modul I : Sel dan Perubahannya” dengan baik, meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada dr. Jekti T.R. Sp.MK
selaku Tutor PBL “Modul I, Sub-Modul I : Sel dan Perubahannya”.

Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kami. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Jakarta, 19 Oktober 2017

Penyusun

1
SKENARIO

Seorang laki-laki usia 47 tahun mengeluh nyeri dada menyebar ke lengan kiri dan cemas.
Setelah berada di unit gawat darurat dilakukan pemeriksaan elektrokardiografi, didapatkan
gambaran iskemik otot jantung sehingga fungsi pemompaan terganggu.

Selain keluhan tersebut, pasien pernah memiliki riwayat gangguan irama jantung akibat
adanya gangguan pada kelistrikan jantung.

Dokter menyarankan pola hidup yang sehat karena sel jantung sel jantung yang sudah rusak
tidak dapat diganti oleh tubuh.

2
Seven Jump Step untuk Modul I Sub-Modul I : Sel dan Penyusunnya
Tutorial 1
LANGKAH 1
Mencari kata-kata yang sulit
1. Elektrokardiografi 10. Sentriol
2. Iskemik 11. Mikrofilamen
3. Irama Jantung 12. Mikrotubulus
4. Kelistrikan Jantung 13. Lisosom
5. Lubang Nukleus 14. Retikulum Endoplasma Halus
6. Membran Nukleus 15. Retikulum Endoplasma Kasar
7. Vesikel 16. Badan Golgi
8. Peroksisom 17. Mitokondria
9. Ribosom

LANGKAH 2
Menemukan kata kunci dan mendefinisikan kembali skenario berdasarkan kata kunci
1. Seluruh Organel Sel
2. Iskemik
3. Fungsi Terganggu
4. Kelistrikan Jantung
5. Otot Jantung
6. Nyeri
7. Sel Rusak
8. Tidak Dapat Diganti Oleh Tubuh (Irregular)

LANGKAH 3
Menganalisa permasalahan dengan menjawab pertanyaan

1. Apa saja macam-macam dari organel sel?


2. Bagaimana cara organel sel bekerja?
3. Apa fungsi dari organel sel?
4. Mengapa terdapat organel sel yang tidak dapat diperbaiki oleh tubuh?
5. Apa itu iskemik?

3
6. Bagaimana terjadinya iskemik?
7. Apa yang menyebabkan fungsi pemompaan jantung terganggu?
8. Apa akibat bila fungsi pemompa jantung terganggu?
9. Apa itu kelistrikan jantung?
10. Bagaimana mekanisme kelistrikan jantung?
11. Bagaimana karakteristik dari kelistrikan jantung?
12. Mengapa terjadi nyeri?
13. Apa yang menyebabkan kerusakan sel?
14. Apa akibat dari kerusakan sel?
15. Bagaimana proses perbaikan sel yang sudah rusak?
16. Apa saja sel yang memiliki sifat irregular?

LANGKAH 4
Membuat peta konsep atau mind maps

GANGGUAN
ISKEMIK SEL RUSAK FUNGSI

LANGKAH 5
Menentukan sasaran pembelajaran:

1. Memahami prinsip dasar sel dan struktur sel


2. Memahami jaringan dasar dan fungsinya
3. Memahami regenerasi sel
4. Memahami siklus sel
5. Memahami komunikasi antar sel dan transduksi sinyal
6. Memahami metabolisme sel

LANGKAH 6
Melakukan pembelajaran secara mandiri oleh seluruh anggota.

Tutorial 2

LANGKAH 7

Melaporkan pernyataan-pernyataan dari sasaran pembelajaran dan semua informasi yang


didapat

Laporan Sel dan Penyusunnya

Nama : Devara Dezanira Dikaputri

NIM : 2017730031

4
Prinsip Dasar Sel dan Struktur Sel
Sel adalah bahan organic penyusun tubuh, yang sangat terorganisasi. Sel mempunyai
tiga membrane utama: membran plasma, nucleus, dan sitoplasma. Setiap sel menjalankan
fungsi dasar tertentu yang penting untuk mempertahankan kehidupan sel itu tersendiri dan
sebuah peran khusus yang membantu mempertahankan kehidupan sel itu sendiri. (Sherwood,
2014)
Struktur sel diantaranya, yaitu:

- Membran Sel
Membran sel atau membran plasma adalah suatu struktur membranosa
yang sangat tipis yang membungkus setiap sel. Sawar berminyak ini
memisahkan isi sel dari lingkungan sekitar; menjaga cairan intrasel tetap
berada di dalam dan tidak bercampur dengan cairan ekstrasel. Membran sel
memiliki kemampuan untuk secara selektif mengontrol pergerakan molekul
antara cairan intrasel dengan cairan ekstra sel. Selain itu, membran sel juga
dapat mengontrol masuknya makanan dan pasokan lain yang dibutuhkan dan
mengeluarkan produk yang dibuat di dalam sel, sembari menjaga lalu lintas
keluar masuk sel dari hal-hal yang tidak diinginkan. (Sherwood, 2014)
- Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian enterior sel yang terdiri dari organel (organ
kecil) dan sitosol (cairan kompleks mirip gel yang terdapat di dalam sel).
Secara rata-rata, hampir separuh dari volume total sitoplasma ditempati oleh
organel. Setiap organel adalah suatu kompartemen tersendiri di dalam sel
yang terbungkus oleh suatu membrane yang mirip dengan membran plasma.
(Sherwood, 2014)
- Retikulum Endoplasma
Reticulum endoplasma adalah sistem membranosa yang berisi cairan
yang tersebar luas di seluruh sitosol. RE utamanya adalah pabrik pembuat
protein dan lemak. RE dibagi menjadi dua; RE kasar dan RE halus.
Disebut RE kasar karena di permukaannya terdapat partikel-partikel
kecil yang disebut ribosom, yaitu tempat berlangsungnya sintesis protein.
Sehingga RE kasar sangat berkaitan dengan sintesis protein. RE kasar
bersama dengan ribosom, membentuk dan membebaskan berbagai protein
baru ke dalam lumen RE, yaitu ruang berisi cairan yang terbungkus oleh
membran RE. RE kasar berbeda dengan RE halus.
Ribosom hanya terdapat pada RE kasar dan selebihnya tersebar di
sitosol, tidak terdapat pada RE halus, sehingga RE halus tidak terlibat dalam
sintesis protein. RE halus berfungsi sebagai pusat pengemasan dan tempat
pengeluaran bagi molekul yang akan diangkut dari RE. Protein dan lemak
yang baru terbentuk berjalan melalui RE kasar untuk berkumpul di RE halus.
Bagian RE halus kemudian membentuk gelembung keluar di permukaan
kemudian terlepas, membentuk vesikel transport yang mrngandung molekul-

5
molekul baru yang terbungkus di dalam kapsul bulat yang berasal dari
membran RE halus.
Komponen membran yang baru di sintesis cepat digabungkan dengan
membran RE itu sendiri untuk menggantikan membran yang digunakan
untuk membungkus moleku dalam vesikel trasnpor kemudian vesikel
transport mengalir ke dalam golgi. (Sherwood, 2014)
- Badan Golgi
Badan golgi berkaitan erat dengan reticulum endoplasma. Sebagian
besar molekul yang baru di sintesis yang baru saja terlepas dari RE halus
masuk ke tumpukan golgi. Badan golgi memiliki 2 fungsi penting; mengolah
badan mentah menjadi produk jadi. Contohnnya, protein mentah dari RE
dimodifikasi menjadi bentuk akhir. Fungsi lainnya adalah menyortir dan
mengarahkan produk jadi ke tujuan akhir. (Sherwood, 2014)

- Nukleus
Nukleus adalah inti sel yang berperan penting dalam aktivitas sel.
Nukleus dikelilingi oleh membran lapis ganda atau biasa disebut selubung
inti. Terdapat pori-pori pada selubung inti ini yang berfungsi sebagai lalu
lintas antara nukelus dan sitoplasma. Nukleus memiliki anak inti yang
disebut nucleolus, yang didalamnya terdapat bahan genetic sel, asam
deoksiribonukleat (DNA), yang memiliki 2 fungsi penting : (1) mengarahkan
sintesis protein, dan (2) berfungsi sebagai cetak biru genetic selama replikasi
sel. DNA menyediakan kode sandi atau “instruksi” untuk mengarahkan
sintesis protein structural atau enzimatik tertentu di dalam sel. Dengan
menentukan jenis dan jumlah berbagai enzim dan protein lain yang di
produksi, nucleus secara tak langsung mengatur sebagian besar aktivitas sel
dan berfungsi sebagai pusat kontrol sel. (Sherwood, 2014)
(Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC)
(Guyton, C.A., Hall, J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta: EGC)

Laporan Sel dan Penyusunnya


Nama : Annisa Ichlasia H.
NIM : 2017730011

Prinsip Dasar Sel dan Struktur Sel


Struktur sel diantaranya adalah:

- Lisosom
Lisosom adalah organel berbentuk vesikel yang terbentuk dari
beberapa bagian badan Golgi yang lepas dan kemudian menyebar ke seluruh

6
sitoplasma. Lisosom ini membentuk system pencernaan intraselular yang
memungkinkan sel untuk mencerna:
a. Struktur sel yang rusak
b. Partikel makanan yang telah dicerna sel
c. Zat yang tidak diinginkan seperti bakteri.
Lisosom berbeda pada jenis sel yang berbeda, tetapi biasanya
berdiameter 250-750nm. Lisosom dikelilingi oleh membrane lipid ganda yang
khas dan berisi sejumlah besar granula berukuran kecil yang berdiameter 5
sampai 8 nanometer, yang merupakan kumpulan protein yang terdiri atas 40
jenis enzim hidrolase (pencernaan). (Guyton, 1997)

- Peroksisom
Peroksisom berbentuk mirip dengan lisosom, tetapi berbeda dalam dua
hal penting. Pertama, peroksisom diyakini terbentuk dengan cara mereplikasi
diri (atau mungkin berasal dari bagian reticulum endoplasma halus yang lepas)
dan bukan dari badan Golgi. Kedua, peroksisom mengandung enzim oksidase
yang mampu menggabungkan oksigen dengan ion hydrogen yang berasal dari
berbagai zat kimia intraseluler untuk membentuk hydrogen peroksida (H2O2).
(Guyton, 1997)

- Vesikel
Salah satu fungsi penting dari banyak sel adalah sekresi zat-zat kimia
khusus. Hampir semua zat sekretori dibentuk oleh system reticulum
endoplasma-badan Golgi ke dalam sitoplasma dalam bentuk vesikel
penyimpanan, yang disebut vesikel sekretori atau granula sekretori. Vesikel ini
menyimpan protein proenzim (enzim yang belum aktif). Proenzim kemudian
akan disekresikan melalui membrane sel bagian luar, masuk ke dalam duktus
pankreatikus dan dari tempat tersebut, masuk ke dalam duodenum, di mana
proenzim menjadi aktif dan melakukan fungsi pencernaannya pada makanan
yang berada dalam saluran pencernaan. (Guyton, 1997)

- Mitokondria
Mitokondria disebut sebagai gudang energy “powerhouse” sel. Tanpa
mitokondria, sel tidak akan dapat memperoleh energy yang cukup dari zat
gizi, dan semua fungsi sel akan berhenti.
Mitokondria terdapat di semua bagian sitoplasma setiap sel.
Selanjutnya mitokondria terkosentrasi di bagian sel yang berperan besar
terhadap metabolisme energi sel. Mitokondria dapat mereplikasi diri, yang
berarti satu mitokondria dapat membentuk mitokondria kedua, ketiga, dan
seterusnya. Mitokondria memang memiliki DNA yang mirip dengan DNA
yang ditemukan pada nucleus. (Guyton, 1997)

- Sentriol

7
Sentriol adalah sepasang struktur silindris pendek yang tegak lurus satu
sama laindi bagian tengah sentrosom. Sentrosom merupakan pusat pengatur
mikrotubulus utama sel. Mikrobulus adalah salah satu komponen sitoskeleton.
Mikrotubulus ini merupakan tambatan bagi banyak organel bermembran, juga
berperan sebagai “jalan tol” tempat melintasnya vesikelyang diangkut di
dalam sel oleh “motor molekuler”. (Sherwood, 2014)

- Mikrotubulus
Suatu organel filamen kaku yang tersusun atas molekul tubulin yang
berpolimer digunakan di semua sel untuk membentuk struktur tubulus yang
kuat, yaitu mikrotubulus. Contoh lain dari mikrotubulus adalah struktur rangka
tubulus di bagian tengah setiap silia yang tersusun radier ke atas dari
sitoplasma sel sampai ke ujung silia. Jadi, fungsi utama mikrotubulus adalah
berperan sebagai sitoskeleton, yang merupakan struktur penunjang yang kaku
untuk bagian tertentu sel. (Guyton, 1997)

- Mikrofilamen
Organel yang strukturnya terdiri dari rantai-rantai heliks molekul aktin
yang terpilin satu sama lain, mikrofilamen yang tersusun atas molekul myosin
juga terdapat di sel otot. Mikrofilamen berfungsi dalam berbagai system
kontraktif seluler, termasuk kontraksi otot dan gerakan amuboid dan juga
berperan sebagai pengeras mekanis untuk mikrovili. (Sherwood, 2014)

- Ribosom
Ribosom berada bebas di sitosol atau melekat pada RE kasar. Ribosom
menjalankan sintesis protein dengan menerjemahkan mRNA ke rantai asam
amino dalam urutan teratur yang diperintahkan oleh sandi DNA sebelumnya.
Ribosom membawa seluruh komponen yang turut serta dalam sintesis protein
mRNA, tRNA dan asam amino serta menyediakan enzim dan energy yang
diperlukan untuk menyambungkan asam-asam amino sekaligus. Sifat protein
yang disintesis oleh ribosom tertentu ditentukan oleh mRNA yang
diterjemahkan. (Sherwood, 2014)

(Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC)
(Guyton, C.A., Hall, J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta: EGC)

8
Laporan Sel dan Penyusunnya
Nama : Gina Sonia Bakurru
NIM : 2017730051

Jaringan Dasar dan Fungsinya


Jaringan adalah gabungan dari beberapa sel yang bekerja secara koordinatif baik sadar
maupun tidak sadar. Jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi fisiologi
yang sama membentuk organ. Jaringan memiliki fungsi berdasarkan letak jaringan itu berada.
Jaringan memiliki struktur fungsional yang terdiri dari sekumpulan sel yang memiliki bentuk
dan fungsi yang sama. Meskipun sangat kompleks, tubuh manusia hanya terdiri dari Empat
tipe dasar jaringan yaitu:

1. Jaringan epitel
2. Jaringan Ikat
3. Jaringan otot
4. Jaringan saraf

Jenis-jenis Jaringan

 Jaringan Otot
Berfungsi sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan tulang, dan
meghasilkan tegangan melalui gerakan tersebut.
Terdapat tiga jenis jaringan otot yaitu otot rangka, yang berfungsi menggerakkan
tulang, otot jantung yang berfungsi memompa darah keluar dari jantung dan otot
polos yang berfungsi mengontrol gerakan isi organ dan saluran berongga misalnya
pergerakan makanan melalui saluran cerna. Jaringan otot terdiri atas sel-sel yang telah
berdiferensiasi untuk penggunaan optimal sifat universal sel yang disebut kontraksi
sel. Hampir semua sel otot berasal dari mesoderm, dan sel-sel ini terutama mengalami
diferensiasi terutama melalui suatu proses pemanjangan sel secara bertahap dengan
sintesis protein miofibril secara bersamaan.

Berdasarkan ciri morfologis dan fungsionalnya terdapat tiga jenis jaringan otot pada manusia
yaitu:

1. Otot rangka, terdiri atas berkas-berkas sel multinuklear dan silindris yang sangat
panjang, yang memiliki garis melintang (lurik). Kontraksinya cepat, kuat dan
dipengaruhi oleh kehendak.
2. Otot polos, kumpulan sel-sel fusiform yang tidak bergaris bila diamati dengan
mikroskop cahaya.kontaksinya lambat dan tidak dibawah kendali volunteer atau
kehendak.

9
3. Otot jantung, yaitu otot yang terdiri atas sel-sel yang panjang namun bercabang.
Memiliki ciri morfologis yang sebagian mirip dengan otot rangka namun sebagian
pula mirip otot polos. Di ujung-ujung sel terdapat discus interkalaris yang hanya
dimiliki oleh jaringan sel jantung.

Sejumlah organel sel otot memiliki nama yang berbeda dari padanannya di dalam sel
lain.Sitoplasma sel otot disebut sarkoplasma dan Retikulum Endoplasma halus disebut
retikulum sarkoplasma.sedangkan membran plasma adalah sarkoplasma.

 Jaringan Saraf
Jaringan saraf adalah jaringan yang hanya terdapat pada manusia dan hewan.
Jaringan ini berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan) yang diterima
sistem syaraf tepi menuju sistem syaraf pusat, dan sebaliknya. Jaringan saraf tersebut
tersusun lagi oleh jutaan sel saraf dengan struktur yang sama. Sel saraf inilah yang
dinamakan neuron.
Terdiri dari sel-sel yang khusus memulai dan menyalurkan impuls listrik,
kadang-kadang dalam jarak yang jauh. Impuls listrik ini bekerja sebagai sinyal yang
menyalurkan informasi dari satu bagian tubuh ke bagian lain. Sinyal ini penting untuk
kontrol, koordinasi dan komunikasi dalam tubuh. Jaringan saraf ditemukan di otak,
korda spinalis, saraf , dan organ indra khusus.

Neuron atau sel saraf adalah sel yang berbeda dengan sel-sel pada jaringan
penyusun tubuh lainnya. Terdapat ciri spesifik yang dimilikinya yaitu adanya
penjuluran sitoplasma yang panjang, serta adanya komponen penyusun lain seperti
dendrit dan akson.Bagian-bagian dari neuron adalah:

1. Badan Sel (Perikarion)


Badan sel adalah komponen sel syaraf yang berukuran paling besar. Di dalamnya
terdapat nukleus (inti sel) dan sitoplasma yang memanjang dan bercabang. Badan sel
berfungsi sebagai penerima impuls (rangsangan) dari cabang sitoplasma yang
bercabang (dendrit) menuju ke akson.
2. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel adalah inti dari sel saraf yang berfungsi sebagai regulator segala kegiatan yang
terjadi di sel saraf. Intisel berada di tengah badan sel, mengambang di antara
sitoplasma.
3. Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan sel yang mengandung protein tinggi. Sitoplasma dibungkus
atau diselubungi oleh sel neurologia yang juga membantu sel dalam memperoleh
suplai makanan.

10
4. Dendrit
Dendrit adalah sekumpulan serabut sel saraf pendek yang bercabang-cabang halus dan
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi sebagai penerima impuls dan
menyampaikan impuls yang diterimanya menuju badan sel.
5. Neurit (Akson)
Neurit atau akson adalah sebuah serabut sel saraf panjang yang merupakan perluasan
dari badan sel. Akson berfungsi untuk mengirimkan impuls yang telah diolah badan
sel menuju sel saraf lainnya melalui sinapsis. Akson dilindung oleh selubung meilin.
Selubung ini berupa selaput berbahan lemak yang berfungsi melindungi akson dari
kerusakan.
6. Sel Schwann
Pada beberapa vertebrata, akson pada sel sarafnya diselubungi oleh sel schwann. Sel
schwann adalah sel penyokong akson yang berfungsi menyediakan suplai makanan
bagi metabolisme akson dan membantu regenerasi akson. Antara satu sel schwan satu
dengan sel schwann lainnya terdapat pengubung yang berfungsi untuk mempercepat
pengiriman (transmisi) impuls menuju sinapsis. Penghubung ini bernama nodus
rainver.
7. Sinapsis
Sinapsis adalah ujung dari akson yang berfungsi untuk meneruskan impuls menuju ke
neuron lainnya. Sinapsis dari satu neuron akan terhubung dengan dendrit dari neuron
lainnya. Transmisi impuls dilakukan dengan mengeluarkan bahan kimia yang
bernama neurotransmitter sebagai impuls baru bagi dendrit di neuron lainnya.

 Jaringan Epitel
Berasal dari bahasa yunani yaitu epi = di atas dan thele = puting. Adalah
jaringan yang terdiri dari sel polihedral yang berhimpitan dengan substansi ekstrasel
yang berjumlah sangat sedikit. Sel-sel ini melekat erat dan membentuk lembaran-
lembaran sel yang menutupi permukaan tubuh dan membatasi rongga-rongga tubuh.
Terdiri dari sel-sel yang mengkhususkan diri pada pertukaran bahan antara sel dan
lingkungannya. Setiap bahan yang masuk atau keluar tubuh harus melewati suatu
sawer epitel. Jaringan epitel tersusun menjadi dua tipe struktur umum: Lembaran
epitel dan kelenjar sekretorik. Lembaran epitel adalah lapisan sel-sel yang berikatan
satu sama lain secara erat yang membungkus dan membatasi berbagai bagian tubuh.
Sebagai contoh, lapisan luar kulit bangan dan sel-sel kelenjar sekretorik terisolasi dan
permukaan, terbentuk kelenjar endokrin.
Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus dan mengeluarkan produk
sekretoriknya, yang dikenal sebagai hormon, secara internal ke dalam darah (endo
berarti “ internal”). Sebagai contoh, pankreas menyekresi insulin ke dalam darah,
yang menyangkut hormon ini ke tempat-tempat kerjanya di seluruh tubuh. Sebagian
besar sel bergantung pada insulin untuk menyerap glukosa (gula).
Fungsi utama dari jaringan epitel adalah:
1. Menutupi, melapisi dan melindungi permukaan
2. Adsorpsi, sebagai tempat penyerapan suatu zat
3. Sekresi, sebagai tempat keluarnya zat yang diperlukan
11
4. Kontraktilitas

 Jaringan Ikat
Dibedakan karena memiliki sel relatif sedikit yang tersebar di dalam bahan
ekstrasel yang banyak jumlahnya. Seperti di isyaratkan oleh namanya, jaringan ikat
menghubungkan, menunjang, dan mengikat berbagai bagian tubuh. Jaringan ini
mencakup beragam struktur, misalnya jaringan ikat longgar yang melekatkan sel
epitel ke struktur di bawahnya.
Tendon yang melekatkan otot rangka ke tulang. Tulang yang memberi tubuh
bentuk, dukungan, dan perlindungan, dan darah yang mengangkut bahan dari satu
bagian tubuh ke bagian lain. Kecuali darah, sel-sel di dalam jaringan ikat
menghasilkan molekul struktural khusus yang mereka lepaskan ke dalam ruang
ekstrasel diantara sel-sel. Salah satu dari molekul tersebut adalah serat protein mirip
pita karet yang disebut elastin, keberadaanya memungkinkan peregangan dan rekoil
berbagai struktur misalnya paru, yang selama bernapas kembang kempis secara
bergantian.
Berbagai jenis jaringan ikat membentuk dan mempertahankan bentuk organ dalam
tubuh.Fungsi mekanisnya adalah menyediakan matriks yang menghubungkan dan
mengikat jaringan dan sel-sel lain pada organ yang memberikan penyangga metabolik
bagi sel sebagai medium untuk difusi nutrien dan produk limbah. Secara struktural,
Jaringan ikat dibentuk oleh tiga komponen yaitu sel, serat dan substansi
dasar.Berbeda dengan jaringan lain unsur pembentuk utama jaringan ikat adalah
matriks ekstrasel (ECM). Matriks ekstrasel terdiri atas kombinasi berbagai serat
protein (kolagen, retikular dan elastin) dan substansi dasar.
Molekul jaringan ikat mengemban fungsi biologis penting lain, misalnya sebagai
reservoir faktor-faktor yang mengendalikan pertumbuhan dan diferensiasi sel.Jaringan
ikat terdiri dari beberapa sel yaitu:
1. Firoblas, bertugas sebagai sintesis matriks ekstrasel
2. Adiposit, berfungsi sebagai tempat penyimpanan lemak
3. Makrofag dan sistem fagosit mononuklear, berperan pada sistem imun dan
fagositosis
4. Sel mast, berperan saat perbaikan pada bagaian jaringan yang rusak
5. Sel plasma, sebagai sistem imun dan mendukung kinerja makrofag
6. Leukosit, sebagai sistim imun

Jaringan ikat berkembang dari mesenkim, yaitu jaringan embrional yang dibentuk
oleh sel-sel panjang terdiferensiasi. Sel-sel ini ditandai dengan inti yang nyata dan kromatin
yang halus. Memiliki banyak cabang sitoplasma ramping dan terendam dalam sejumlah besar

12
substansi ekstrasel yang kental dan mengandung sedikit serat. Mesenkim berkembang dari
lapisan tengah embrio yaitu mesoderm. Selain menjadi asal dari semua sel jaringan ikat,
mesenkim juga berkembang menjadi sel lain seperti sel darah, otot dan endotel.
(Sherwood. Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia: Tingkat Jaringan. Jakarta. EGC)

Laporan Sel dan Penyusunnya


Nama : Luthfan Ahnaf Ghaus
NIM : 2017730063

Jaringan Dasar dan Fungsinya


Jaringan adalah struktur fungsional yang terdiri dari sekumpulan sel yang memiliki
bentuk dan fungsi yang sama. Meskipun sangat kompleks, tubuh manusia hanya terdiri dari
Empat tipe dasar jaringan yaitu:
1. Jaringan epitel
2. Jaringan Ikat
3. Jaringan otot
4. Jaringan saraf

Jaringan Karakteristik Sel Penysun Matriks Ekstrasel Fungsi Utama


Epitel Kumpulan sel-sel Hanya sedikit Melapisi permukaan
polihedral yang tersusun atau rongga tubuh
rapat Sebagai tempet
sekresi kelenjar
Ikat Terdiri dari beberapa sel Sangat banyak Sebagai penyokong
yang menetap dan dan pelindung
mengembara
Syaraf Terdiri dari sel yang Tidak ada Transmisi impuls
meliliki juluran syaraf
Otot Sel kontraktil panjang Berjumlah sedang Pendukung
pergerakan
Jaringan-jaringan ini disusun oleh sel dan molekul matriks ekstrasel, Tidak berdiri
sendiri-sendiri tetapi saling berhubungan dalam berbagai proporsi, yang membentuk berbagai
organ dan sistem tubuh.

1. Jaringan epitel

13
Berasal dari bahasa yunani yaitu epi = di atas dan thele = puting. Adalah jaringan
yang terdiri dari sel polihedral yang berhimpitan dengan substansi ekstrasel yang berjumlah
sangat sedikit. Sel-sel ini melekat erat dan membentuk lembaran-lembaran sel yang menutupi
permukaan tubuh dan membatasi rongga-rongga tubuh.
Fungsi utama dari jaringan epitel adalah:

1. Menutupi, melapisi dan melindungi permukaan


2. Adsorpsi, sebagai tempat penyerapan suatu zat
3. Sekresi, sebagai tempat keluarnya zat yang diperlukan
4. Kontraktilitas

2. Jaringan Ikat
Berbagai jenis jaringan ikat membentuk dan mempertahankan bentuk organ dalam
tubuh.Fungsi mekanisnya adalah menyediakan matriks yang menghubungkan dan mengikat
jaringan dan sel-sel lain pada organ yang memberikan penyangga metabolik bagi sel sebagai
medium untuk difusi nutrien dan produk limbah.

Secara struktural,Jaringan ikat dibentuk oleh tiga komponen yaitu sel,serat dan substansi
dasar.Berbeda dengan jaringan lain unsur pembentuk utama jaringan ikat adalah matriks
ekstrasel (ECM).Matriks ekstrasel terdiri atas kombinasi berbagai serat
protein(kolagen,retikular dan elastin) dan substansi dasar.

Molekul jaringan ikat mengemban fungsi biologis penting lain,misalnya sebagai reservoir
faktor-faktor yang mengendalikan pertumbuhan dan diferensiasi sel.Jaringan ikat terdiri dari
beberapa sel yaitu :

1. Firoblas, bertugas sebagai sintesis matriks ekstrasel


2. Adiposit, berfungsi sebagai tempat penyimpanan lemak
3. Makrofag dan sistem fagosit mononuklear, berperan pada sistem imun dan fagositosis
4. Sel mast, berperan saat perbaikan pada bagaian jaringan yang rusak
5. Sel plasma, sebagai sistem imun dan mendukung kinerja makrofag
6. Leukosit, sebagai sistim imun

Jaringan ikat berkembang dari mesenkim, yaitu jaringan embrional yang dibentuk
oleh sel-sel panjang terdiferensiasi. Sel-sel ini ditandai dengan inti yang nyata dan kromatin
yang halus. Memiliki banyak cabang sitoplasma ramping dan terendam dalam sejumlah besar
substansi ekstrasel yang kental dan mengandung sedikit serat. Mesenkim berkembang dari
lapisan tengah embrio yaitu mesoderm. Selain menjadi asal dari semua sel jaringan ikat,
mesenkim juga berkembang menjadi sel lain seperti sel darah, otot dan endotel.

14
3. Jaringan Syaraf
Jaringan saraf adalah jaringan yang hanya terdapat pada manusia dan hewan. Jaringan
ini berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan) yang diterima sistem syaraf tepi
menuju sistem syaraf pusat, dan sebaliknya. Jaringan saraf tersebut tersusun lagi oleh jutaan
sel saraf dengan struktur yang sama. Sel saraf inilah yang dinamakan neuron. Neuron atau
sel saraf adalah sel yang berbeda dengan sel-sel pada jaringan penyusun tubuh lainnya.
Terdapat ciri spesifik yang dimilikinya yaitu adanya penjuluran sitoplasma yang panjang,
serta adanya komponen penyusun lain seperti dendrit dan akson. Bagian-bagian dari neuron
adalah:

1. Badan Sel (Perikarion), adalah komponen sel syaraf yang berukuran paling besar. Di
dalamnya terdapat nukleus (inti sel) dan sitoplasma yang memanjang dan bercabang. Badan
sel berfungsi sebagai penerima impuls (rangsangan) dari cabang sitoplasma yang bercabang
(dendrit) menuju ke akson.

2. Inti Sel (Nukleus), adalah inti dari sel saraf yang berfungsi sebagai regulator segala
kegiatan yang terjadi di sel saraf. Intisel berada di tengah badan sel, mengambang di antara
sitoplasma.

3. Sitoplasma, Sitoplasma adalah cairan sel yang mengandung protein tinggi. Sitoplasma
dibungkus atau diselubungi oleh sel neurologia yang juga membantu sel dalam memperoleh
suplai makanan.

4. Dendrit, Dendrit adalah sekumpulan serabut sel saraf pendek yang bercabang-cabang
halus dan merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi sebagai penerima impuls
dan menyampaikan impuls yang diterimanya menuju badan sel.

5. Neurit (Akson), Neurit atau akson adalah sebuah serabut sel saraf panjang yang
merupakan perluasan dari badan sel. Akson berfungsi untuk mengirimkan impuls yang telah
diolah badan sel menuju sel saraf lainnya melalui sinapsis. Akson dilindung oleh selubung
meilin. Selubung ini berupa selaput berbahan lemak yang berfungsi melindungi akson dari
kerusakan.

6. Sel Schwann, Pada beberapa vertebrata, akson pada sel sarafnya diselubungi oleh sel
schwann. Sel schwann adalah sel penyokong akson yang berfungsi menyediakan suplai
makanan bagi metabolisme akson dan membantu regenerasi akson. Antara satu sel schwan
satu dengan sel schwann lainnya terdapat pengubung yang berfungsi untuk mempercepat
pengiriman (transmisi) impuls menuju sinapsis. Penghubung ini bernama nodus rainver.

7. Sinapsis, Sinapsis adalah ujung dari akson yang berfungsi untuk meneruskan impuls
menuju ke neuron lainnya. Sinapsis dari satu neuron akan terhubung dengan dendrit dari
neuron lainnya. Transmisi impuls dilakukan dengan mengeluarkan bahan kimia yang
bernama neurotransmitter sebagai impuls baru bagi dendrit di neuron lainnya.

15
4. Jaringan Otot
Jaringan otot terdiri atas sel-sel yang telah berdiferensiasi untuk penggunaan optimal
sifat universal sel yang disebut kontraksi sel. Hampir semua sel otot berasal dari
mesoderm,dann sel-sel ini terutama mengalami diferensiasi terutama melalui suatu proses
pemanjangan sel secara bertahap dengan sintesis protein miofibril secara bersamaan.

Berdasarkan ciri morfologis dan fungsionalnya terdapat tiga jenis jaringan otot pada
manusia yaitu :

1. Otot rangka, terdiri atas berkas-berkas sel multinuklear dan silindris yang sangat
panjang, yang memiliki garis melintang (lurik). Kontraksinya cepat, kuat dan
dipengaruhi oleh kehendak.
2. Otot polos, kumpulan sel-sel fusiform yang tidak bergaris bila diamati dengan
mikroskop cahaya. Lontaksinya lambat dan tidak dibawah kendali volunteer atau
kehendak.
3. Otot jantung, yaitu otot yang terdiri atas sel-sel yang panjang namun bercabang.
Memiliki ciri morfologis yang sebagian mirip dengan otot rangka namun sebagian
pula mirip otot polos. Di ujung-ujung sel terdapat discus interkalaris yang hanya
dimiliki oleh jaringan sel jantung.

Sejumlah organel sel otot memiliki nama yang berbeda dari padanannya di dalam sel lain.
Sitoplasma sel otot disebut sarkoplasma dan Retikulum Endoplasma halus disebut retikulum
sarkoplasma.sedangkan membran plasma adalah sarkoplasma.

(L. Anthony. Mescher. Histologi Dasar Junqueira Teks & Atlas Edisi 12, Alih bahasa, Frans
Dany;editor edisi bahasa indonesia, Huriawati Hartanto: ECG,2011)
Laporan Sel dan Penyusunnya
Nama : Tengku Syarifah Luthfia Rikzhan
NIM : 2017730119

Regenerasi Sel
Ada 6 organel yang berperan dalam regenerasi sel, yaitu:
a) Kromosom, tempat dikemasnya heliks DNA dalam nucleus.
b) Sentromer, tempat melekatnya kedua kromosom yang baru terbentuk sampai waktu
mitosis.
c) Nukleolus, suatu kumpulan sejumlah besar RNA protein yang sama dengan yang
terdapat di ribosom.
d) Membran Nucleus, 2 lapis membrane yang terpisah. Membran luar terhubung degan
reticulum endoplasma di sitoplasma dan membrane dalam terhubung dengan
nukleoplasma yang berisi materi kromatin serta mempertahankan bentuk nucleus.
e) Sentriol, struktur-struktur kecil tempat terjadinya proses akhir dari interfase yang
terjadi pada sitoplasma.

16
f) Aster, mikrotubulus lain yang tumbuh secara radial menjauhi setiap pasang sentriol
membentuk suatu bintang berduri. Beberapa duri aster menembus nucleus dan
memisahkan 2 set kromatid selama mitosis.
Geoffrey M. Cooper. 2000. The Cell - A Molecular Approach Edisi 2. Boston University
Laporan Sel dan Penyusunnya
Nama : Dhea Salsabila Pathoni
NIM : 2017730033

Siklus Sel
Sel merupakan unit fungsional terkecil yang menyusun sebuah makhluk hidup. Maka dari itu,
keberadaan dari sel merupakan hal yang penting. Namun, sel tidak dapat bertahan terlalu
lama, sehingga terjadilah regenerasi sel. Regenerasi sel terjadi sebagai bentuk dari pemulihan
kerusakan pada tubuh, mulai dari yang biasa (contoh: rambut rontok) sampai dengan yang
parah (contoh: luka bakar). Selain itu, regenerasi sel juga berfungsi untuk pertumbuhan
makhluk hidup.

Secara alami, sel yang mengalami kematian berjumlah miliaran tiap waktunya. Namun,
kematian sel ini memiliki beberapa penyebab, yaitu apoptosis atau nekrosis. Apoptosis adalah
kematian sel normal yang diprogram secara otomatis oleh tubuh akibat proses biokimia
normal. Apoptosis terjadi apabila sel sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh.. Namun berbeda
dengan nekrosis, yang biasanya bersifat abnormal dan berbahaya bagi tubuh, yang terjadi
pada sel premature karena faktor eksternal sel, seperti infeksi, toksin, atau trauma.Tanpa
regenerasi, nekrosis dan apoptosis dapat menyebabkan kehancuran pada jaringan.

Regenerasi sel memiliki hubungan yang erat dengan siklus sel, karena siklus sel merupakan
proses terbentuknya sel baru yang memungkinkan terjadinya regenerasi sel.Siklus sel
merupakan kehidupan dari sebuah sel dari awal terbentuk dari pembelahan sel parentalnya
sampai sel tersebut membelah dan menghasilkan dua sel anak yang identik. Pembagian sel ini
merupakan dasar dari kelanjutan hidup sel. Siklus sel terdiri dari 2 tahap, yaitu tahap interfase
dan meiosis.
Siklus sel terjadi selama lebih kurang 24 jam. Interfase merupakan tahap yang memakan
waktu paling lama dalam sebuah siklus sel, yaitu sekitar 90% dari siklus sel. Interfase
meliputi 3 tahap, yaitu tahap G1, S, dan G2. G (Gap) merupakan fase istirahat dari sebuah
sel, walaupun istilah “gap” tidak terlalu cocok untuk digunakan, karena sel tidak benar-benar
beristirahat, melainkan melakukan pertumbuhan yang intense sehingga terjadi penambahan
ukuran dan volume dari sel tersebut, dan juga terjadi sintesis zat yang akan digunakan pada
tahap berikutnya. Di antara kedua tahap G, terdapat fase S, yaitu fase dimana terjadi replikasi
dari DNA. Dari hasil replikasi kromosom yang telah utuh, segera dipilah bersama dengan 2
nukleus masing-masing untuk proses mitosis.

Tahap selanjutnya adalah tahap meiosis, yang memakan sekitar 10% waktu siklus sel secara
keseluruhan. Pada tahap ini, terjadi pembelahan sel, dimana sel akan membelah dirinya dan

17
membentuk dua sel anak yang identik dan terpisah. Tahap ini dibagi menjadi beberapa
jenjang fase, yaitu:

a) Profase
Fase ini merupakan fase awal dari tahap meiosis. Pada fase ini, sel mulai
merombak beberapa struktur dan membangun struktur yang lainnya. Benang-
benang spindle juga mulai terbentuk untuk membentuk mikrotubulus yang
berfungsi untuk menyusun kromosom dan menggerakkannya selama meiosis
terjadi. Nukleolus pun menghilang pada fase ini.
b) Prometafase
Pada fase ini, kromosom menjadi lebih padat dan jelas. Selubung inti pun
hancur dan mengeluarkan kromosom dari inti yang sudah hilang. Benang-
benang spindle pun tumbuh lebih panjang dan mulai mengikat kromosom-
kromosom pada kinetokor. Namun tidak semua spindle mengikat kromosom.
Spindle itu akan membentuk aster.
c) Metafase
Pada fase ini, spindle yang terhubung pada kromosom menggerakkan
kromosom hingga berbaris di bagian tengah sel. Sebelum melanjutkan ke
tahap sebelumnya, sel akan memastikan kinetokor dari kromosom terikat
dengan baik oleh mikrotubulus agar pembelahan dapat terjadi.
d) Anafase
Pada fase ini, kromatid akan terpisah satu sama lain dan ditarik ke masing-
masing kutub. Mikrotubul yang tidak mengikat kromosom akan semakin
memanjang, yang membuat sel semakin memanjang pula.
e) Telofase
Pada fase ini, sel semakin dekat dengan pembelahan sempurna. Sel akan
membentuk struktur semula, dengan benang spindle yang terpisah mengikuti
sel yang membelah, nucleus kembali terbentuk pada kedua sel, dan kromosom
kembali berbentuk acak seperti awal.
f) Sitokinesis
Sel terbelah menjadi dua. Saat sitokinesis telah selesai, akan didapatkan dua
sel anak yang identik dengan sel parental, dan akan berkembang hingga
akhirnya siap membelah lagi dengan tahapan yang sama.

(Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., and Jackson, R.B.
2016. Campbell biology 11th ed. San Fransisco. CA: Pearson)

18
Laporan Sel dan Penyusunnya

Nama : Ardhani Chandra


NIM : 2017730012

Siklus Sel
Mitosis adalah proses pembelahan satu sel menjadi dua buah sel baru. Sebelum mitosis
dimulai sel akan melalui tahap interfase. Di dalam sel terdapat dua pasang kumpulan tubulus
paralel berbentuk silindris yang disebut sentriol. Sentriol inilah yang akan menjadi objek
untuk dihubungkan oleh mikrotubulus dengan sentromer pada kromatid. Tahap-tahap
peristiwa Mitosis diawali dari Profase, Prometafase, Metafase, Anafase, Telofase dan
Sitokinesis.

1. Profase
Sewaktu gelendong sedang dibentuk, kromosom dalam nukleus (yang dalam fase
interfase terdiri atas untaian kumparan longgar) dipadatkan menjadi kromosom yang
lebih mantap. Gelendong pada tahap profase adalah kumpulan mikrotubulus yang
sangat kompleks. Gelendong ini berasal dari aster saat akan memisahkan kedua
pasang kromatid dari sentromer.
2. Prometafase
Fase dimana sentiol tumbuh menjadi aster dan kromosom dari 46 kromosom berbaris
di bidang ekuatorial. Yang dimaksud dengan aster adalah bentuk perubahan dari
sentriol, yang ditandai dengan tumbuhnya mikrotubulusdi sekitar sentriol menyerupai
duri-duri berbentuk bintang. Aster biasanya terbentuk ketika sentriol telah bergerak
ke ujung sel. Aster bertugas untuk memecahkan nukleus dan memisahkan kromatid
ke kutub yang berlawanan.
3. Metafase
Fase dimana mikrotubulus dari aster membentuk gelendong mitosis dan melekat pada
sentromer (tempat kromatid yang berpasangan saling berikatan satu sama lain) di
setiap kromatid dari 46 kromsosom. Pada saat mikrotubulus melekat pada sentromer,
molekul-molekul kecil protein kontraktil yang tersusun dari protein otot aktin
bergerak melalui mikrotubulus. Hal ini diyakini sebagai penyebab duri-duri aster
bergeser ke arah berlawanan sehingga duri-duri aster atau mikrotubulus yang
menyerupai gelendong bergerak menjauhi bidang ekuatorial dan memisahkan kedua
pasang kromatid ke kutub yang berlawanan.
4. Anafase
Fase dimana kedua kromatid dari setiap kromosom ditarik terpisah pada sentomer.
Semua 46 pasang dipisahkan menjadi 46 pasang kromosom anak yang terpisah
menuju kutub yang berlawanan.
5. Telofase
Fase dimana kedua set kromosom anak yang telah ditarik menjauh sepenuhnya.
Kemudian sebuah membran nukleus yang baru dibentuk disekitar setiap set
kromosom membentuk sel yang baru. Pada fase ini semua kromatid telah dipisahkan

19
dan menuju ujung sel. Membran nukleus yang baru mulai terbentuk untuk
membentuk sel yang baru.
6. Sitokinesis
Fase terakhir dimana membran nukleus terlah terbentuk dengan sempurna, kemudian
membran nukleus yang saling berikatan akan memisahkan diri untuk menjadi sel
yang baru. Pada fase ini membran nukleus baru yang telah terbentuk tetapi saling
berikatan seperti satu kesatuan sel akan memisahkan diri menjadi sel yang baru.
Setelah itu sel yang telah bereplikasi akan memasuki tahap interfase dan berikutnya
memulai mitosis setelah beberap jam.
(Guyton, C.A. Hall. J.E. 2016. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12. Jakarta: EGC)

Laporan Sel dan Penyusunnya


Nama : Ihsan Alwi
NIM : 201773057

Komunikasi Antar Sel dan Tranduksi Sinyal

Komunikasi Antar Sel

Koordinasi berbagai aktivitas sel-sel diseluruh tubuh guna mempertahankan


kelangsungan hidup dan menghasilkan respons lain yang dikehendaki bergantung pada
kemampuan sel untuk berkomunikasi satu sama lain.
Komunikasi antar sel adalah proses penyampaian informasi sel dari sel pesinyal
menuju sel target untuk mengatur pengembangan dan pengorganisasiannya menjadi
jaringan, mengawasi pertumbuhan dan pembelahannya serta mengkoordinasikan
aktivitasnya.

Proses komunikasi antarsel


Komunikasi antar sel dapat berlangsung secara langsung maupun tak langsung.
Komunikasi langsung antarsel melibatkan kontak fisik antara sel-sel yang berinteraksi.
Seperti melalui taut celah dan melalui hubungan langsung sesaat penanda permukaan.

- Komunikasi Langsung melalui Taut Celah


Cara komunikasi antarsel yang paling intim adalah melalui taut celah,
terowongan kecil yang dibentuk oleh konekson yang menjembatani sitoplasma dua
sel bersebelahan pada beberapa jenis jaringan. Sebuah konekson terdiri atas enam
subunit protein yang tersusun membentuk struktur mirip tabung berongga yang
terentang diseluruh ketebalan membran plasma. Dua konekson, satu dari tiap
membrane plasma sel yang bersebelahan, terentang keluar dan tiap-tiap ujungnya
berikatan membentuk terowongan diantara kedua sel. Melalui taut celah, ion dan
molekul kecil secara langsung dipertukarkan antara sel-sel bersebelahan yang
berinteraksi tanpa pernah masuk ke Cairan Ekstra Sel (CES).

20
- Melalui hubungan langsung sesaat penanda permukaan.
Beberapa sel seperti sel sistem imun memiliki penanda khusus di membran
permukaannya yang memungkinkan sel tersebut berhubungan langsung dengan sel
lain yang memiliki penanda yang cocok untuk interaksi sesaat. Mekanisme ini
merupakan cara sel imun penghancur sel pada system pertahanan tubuh secara
spesifik mengenali dan secara selektif menghancurkan sel yang tidak diinginkan
misalnya sel kanker, sedangkan sel tubuh sendiri yang sehat tidak terpengaruh.

Sedangkan, cara komunikasi sel yang paling sering dilakukan adalah komunikasi
secara tidak langsung yang melalui zat kimia perantara ekstrasel atau molekul sinyal,
yang terdiri atas:
- Parakrin
Adalah zat kimia perantara lokal yang berefek hanya pada sel-sel sekitar dalam
lingkungan dekat tempat sekresinya. Karena parakrin terdistribusi melalui difusi
sederhana didalam cairan interstisial, kerjanya terbatas pada jarak dekat. Parakrin
tidak dapat masuk kedalam darah dalam jumlah bermakna karena cepat diinaktifkan
oleh enzim-enzim lokal. Salah satu contoh dari parakrin adalah histamine, yang
dibebaskan dari jaringan ikat jenis tertentu sewaktu respon peradangan pada jaringan
yang terserang atau cedera.

- Neurotransmiter
Neuron-neuron berkomunikasi dengan sel-sel yang disarafinya dengan membebaskan
neurotransmiter, zat kimia perantara jangkauan-pendek sebagai respon atas sinyal
listrik (potensial aksi). Neurotransmiter berdifusi dari tempat pelepasannya
menyeberangi ruang ekstrasel sempit untuk bekerja setempat pada sel sasaran yang
terhubung. Neuron itu sendiri dapat membawa sinyal listrik dalam jarak jauh, tetapi
zat kimia perantara yang dilepaskan bekerja dalam jangkauan pendek hanya
menyeberangi celah sinaps.

- Hormon
Zat kimia perantara jangkauan panjang yang secara spesifik di sekresikan kedalam
darah oleh kelenjar endokrin sebagai respon atas sinyal yang sesuai. Hanya sel
sasaran hormon tertentu yang memiliki reseptor membrane untuk berikatan dengan
hormon ini. Sel yang bukan sasaran tidak dipengaruhi oleh hormon bawaan-darah
apapun yang sampai di sel tersebut.

- Neurohormon
Yaitu hormon yang dibebaskan kedalam darah oleh neuron neurosekretorik. Neuron
neurosekretorik dapat merespon dan menghantarkan sinyal listrik. Namun, secara
tidak langsung menyarafi sel sasaran tetapi membebaskan zat kimia perantara
neurohormon kedalam darah pada perangsangan yang sesuai. Neurohormon ini
kemudian terdistribusi melalui darah ke sel sasaran yang jauh.

21
Tahapan komunikasi antarsel (pensinyalan)

- Tahap penerimaan
Sel target mendeteksi molekul sinyal yang berasal dari luar sel. Sinyal kimiawi
terdeteksi ketika molekul sinyal berikatan dengan protein reseptor yang terletak
dipermukaan atau didalam sel.

- Tahap pengikatan molekul


Molekul sinyal memiliki bentuk yang komplementer dengan situs reseptor yang
melekat disituasi seperti anak kunci dalam gembok atau substrat. Molekul sinyal
berperilaku seperti ligan. Pengikatan ligan menyebabkan protein reseptor mengalami
perubahan bentuk serta mengaktivasi reseptor lain untuk berinteraksi dengan molekul
lainnya.

- Tahap responsif
Sinyal yang ditransduksikan menyebabkan aktivitas seluler seperti glikogen
fospolirase, penyusunan ulang sitoskeleton ataupun aktivasi gen-gen spesifik dalam
nucleus.

Transduksi Sinyal

Transduksi sinyal merujuk pada proses penyaluran sinyal datang (perintah dari zat
kimia perantara ekstrasel) ke sel sasaran, tempat sinyal tersebut diubah menjadi respon
sel yang diperintahkan. Selama transduksi sinyal, sinyal ekstrasel ditransduksikan atau
diubah menjadi bentuk yang dibutuhkan untuk memodifikasi aktivitas intrasel demi
membuahkan hasil yang diinginkan.

Mekanisme Transduksi Sinyal:

a) Zat kimia perantara ekstrasel larut-lipid


Misalnya hormon steroid turunan-kolesterol dapat masuk ke sel dengan melarutkan
diri dan menembus lapisan ganda lipid pada membrane plasma sel sasaran. Sehingga
zat kimia perantara ekstrasel ini berkaitan dengan reseptor didalam sel sasaran untuk
memicu respon intrasel yang diinginkan biasanya dengan mengubah aktivasi gen.

b) Zat kimia perantara ekstrasel larut-air


Tidak dapat masuk ke sel sasaran karena sukar larut dalam dalam lipid dan tidak
dapat menyusup kedalam membrane plasma. Yang termasuk zat ini adalah hormon
protein yang diangkut oleh darah dan neurotransmiter yang dibebaskan dari ujung
saraf. Zat kimia perantara ini memberi isyarat ke sel sasaran untuk melaksanakan
respon tertentu dengan pertama-tama berikatan dengan reseptor membran permukaan
yang spesifik. Pengikatan ini memicu kejadian intrasel yang mengontrol aktivitas
seluler tertentu, misalnya transpor membran, sekresi, metabolisme, atau kontraksi.

22
Mekanisme umum untuk menimbulkan respon intrasel pada transduksi sinyal:

1. Membuka atau menutup kanal-reseptor berpintu kimiawi


Untuk mengatur perpindahan ion-ion tertentu melewati membran. Reseptor berfungsi
sebagai kanal ion. Ketika perantara ekstrasel yang sesuai terikat ke kanal-reseptor,
kanal membuka atau menutup bergantung pada sinyalnya.

2. Mengaktifkan Enzim Reseptor Jaras Tirosin-Kinase


Sinyal diteruskan didalam sel oleh Protein Kinase sebagai respon terhadap fosforilasi.
Protein ini teraktifkan untuk menyelesaikan respon sel yang diperintahkan oleh
perantara pertama. Reseptor berfungsi sebagai enzim (enzim reseptor).

3. Mengaktifkan Jaras perantara-kedua dengan perantaraan reseptor bergandeng


protein G.
G Protein Coupled Receptor, adalah reseptor membran plasma yang bekerja dengan
bantuan protein G, protein yang mengikat molekul GTP yang kaya energi. Reseptor
ini bervariasi dalam hal situs pengikatan untuk molekul sinyalnya (ligan) maupun
untuk protein G yang berbeda didalam sel. Dengan bertindak sebagai faktor
transkripsi, reseptor testosteron ini sendirilah yang melaksanakan transduksi sinyal
yang lengkap.

Tahapan Secara umum transduksi sinyal:


• Sintesis
• Pelepasan molekul signaling (ligand) oleh sel signaling
• Transport signaling ke sel target
• Terjadi ikatan antara signaling tadi dengan reseptor membentuk kompleks ligand-
reseptor.
• Reseptor yg teraktivasi akan menyebabkan 1 / lebih transduksi sinyal intraselular
• Perubahan spesifik pada fungsi, metabolisme dan perkembangan sel
• Removal of the signal

(Sherwood, Lauralee. 2012. Buku Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 8. Jakarta.
EGC)
(Campbell, Neil. 2008. Biologi Edisi 8 Jilid 1. Jakarta. Erlangga)

Laporan Sel dan Penyusunnya


Nama : Maulina Salmah
NIM : 2017730065

Metabolisme Sel

23
Sel akan mampu melakukan aktivitasnya, apabila sel dapat menghasilkan energi, dan
energi ini akan digunakan sel untuk memperbesar ukurannya, memperbaiki bagian-bagian
yang rusak, untuk reproduksi, dan memenuhi fungsi spesifiknya di dalam tubuh. Produksi
energi yang sangat diperlukan ini dilakukan sel melalui reaksi kimia dalam intrasel yang
disebut metabolisme sel.

Metabolisme dapat diartikan sebagai proses kimia sel yang mewujudkan nutrisi. Proses
ini meliputi perombakan bahan yang masuk sel sebagai suplai makanan. Bila pada proses ini
terjadi pelepasan energi oleh sel maka disebut katabolisme. Sebaliknya bila energi digunakan
oleh sel untuk menghasilkan bahan, yang disimpan di dalam sel atau dilepaskannya, maka
proses ini disebut anabolisme.

Metabolisme sel mencakup semua proses kimia di dalam sel. Tanpa metabolisme mahluk
hidup tidak dapat bertahan hidup.
Pembagian metabolisme

1. Anabolisme
Merupakan sebuah peristiwa perubahan kimia yang sederhana menjadi senyawa yang
lebih kompleks. Anabolisme atau sintesis sendiri membutuhkan energi, misalnya cahaya
matahari atau energi kimia.
Energi tersebut kemudian akan digunakan untuk mengikat senyawa sederhana menjadi
kompleks. Energi sendiri itu sendiri itu tidak akan hilang namun tersimpan dalam bentuk
yang kompleks. Anabolisme sendiri memiliki 3 tahapan dasar, yaitu sebagai berikut:

1) Kemosintesis
Adalah proses asimilasi karbon yang energinya berasal dari reaksi-reaksi
kimia, dan tidak diperlukan klorofil. Umumnya dilakukan oleh mikroorganisme,
misalnya bakteri. Organisme disebut kemoautotrof. Bakteri kemoautotrof ini akan
mengoksidasi senyawa-senyawa tertentu dan energi yang timbul digunakan untuk
asimilasi karbon. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat
mengadakan asimilasi C dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-
reaksi kimia, misalnya bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan
lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari hasil oksidasi senyawa-
senyawa tertentu.
Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro)
menjadi Fe3+ (ferri). Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus memperoleh energi
dengan cara mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium Karbonat menjadi asam nitrit
dengan reaksi:
Contoh, Bakteri Nitrit : Nitrosomonas, Nitrosococcus

2NH3 + 3O2 2 HNO2 + 2H2 O + Energi

Contoh, Bakteri Nitrat : Nitrobacter

2 HNO2 + O2 2HNO3 + Energi

24
Contoh, Bakteri Belerang : Thiobacillus, Bagiatoa

2S + 2H2 O + 3O2 2H2 SO4 + 284, 4 kal.

Nitrosomonas
(NH4)2CO3 + 3 O2 ———-> 2 HNO2 + CO2 + 3 H20 + Energi
Nitrosococcus

2) Sintesis Lemak

Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam metabolisme,
ketiga zat tersebut bertemu di dalarn daur Krebs. Sebagian besar pertemuannya
berlangsung melalui pintu gerbang utama siklus (daur) Krebs, yaitu Asetil Ko-
enzim A. Akibatnya ketiga macam senyawa tadi dapat saling mengisi sebagai
bahan pembentuk semua zat tersebut. Lemak dapat dibentuk dari protein dan
karbohidrat, karbohidrat dapat dibentuk dari lemak dan protein dan seterusnya.

Sintesis Lemak dari Karbohidrat:

Glukosa diurai menjadi piruvat  Gliserol

Glukosa diubah  Gula Fosfat  Asetil Ko-A  Asam Lemak.

Gliserol + Asam Lemak  Lemak.

Sintesis Lemak dari Protein:

Protein  Asam Amino Protease

Sebelum terbentuk lemak asam amino mengalami deaminasi lebih dabulu, setelah
itu memasuki daur Krebs. Banyak jenis asam amino yang langsung ke asam
piravat  Asetil Ko-A. Asam amino Serin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin
dapat terurai menjadi Asam pirovat, selanjutnya asam piruvat –> gliserol –>
fosfogliseroldehid Fosfogliseraldehid dengan asam lemak akan mengalami
esterifkasi membentuk lemak. Lemak berperan sebagai sumber tenaga (kalori)
cadangan. Nilai kalorinya lebih tinggi daripada karbohidrat. 1 gram lemak
menghasilkan 9,3 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat hanya menghasilkan 4,1
kalori saja.

3) Sintesis Protein

Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA dan
Ribosom. Penggabungan molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan
membentuk molekul polipeptida. Pada dasarnya protein adalah suatu polipeptida.
Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-protein tertentu yang
sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi karena pada
inti sel terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai “pengatur
sintesis protein”. Substansi-substansi tersebut adalah DNA dan RNA.

25
(Guyton, C.A. Hall. 1990. Fisiologi Manusia. Jakarta. EGC)

(Leeson, C. Roland & dkk. 2012. Buku Ajar Histologi Edisi 5. EGC)

Laporan Sel dan Penyusunnya


Nama : Kharismayanti Fatimatuzzahro
NIM : 2017730061

Metabolisme Sel
Metabolisme dapat diartikan sebagai proses kimia sel yang mewujudkan nutrisi. Proses
ini meliputi perombakan protoplasma sel itu sendiri atau perombakan bahan yang masuk sel
sebagai suplai makanan. Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan penguraian
(katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup, semua reaksi metabolisme dikatalis
oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabolisme adalah peranannya dalam
penawaracunan atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun
menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh. Berdasarkan prosesnya
metabolisme dibagi dua yaitu:

 Katabolisme
 Anabolisme
KATABOLISME

Katabolisme sama dengan perombakan. Katabolisme ialah proses memecah molekul-


molekul kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana, kebanyakan diubah menjadi
energi. Bentuk sederhana ini kemudian disintesis menjadi molekul-molekul yang lebih
kompleks oleh reaksi anabolisme. Pada proses katabolisme ini terjadi pelepasan energi
yang merupakan hasil dari pemecahan senyawa-senyawa organik kompleks tersebut.
Proses katabolisme ini meliputi respirasi dan fermentasi misalnya pengubahan karbohidrat
menjadi CO2 dan H2O dalam proses respirasi. Fermentasi atau respirasi anaerob
merupakan pemecahan molekul tanpa bantuan oksigen bebas. Proses ini membutuhkan
energi dari luar. Berbeda dengan anabolisme yang memerlukan energi. Proses katabolisme
justru menghasilkan energi dalam bentuk ATP yang biasa digunakan organisme untuk
beraktifitas.
Katabolisme mempunyai dua fungsi:
 Menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul lain.
 Menyedikan energi kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktifitas sel.
Reaksi yang umum terjadi adalah reaksi oksidasi. Energi yang dilepaskan oleh reaksi
katabolisme disimpan dalam bentuk fosfat, terutama dalam bentuk ATP(Adenosin
trifosfat) dan elektron berenergi tinggi NADH2 (Nikotilamid adenin dinukleotida H2)
serta FADH2 (Flavin adenin dinukleotida H2).
Tahapan katabolisme ada 5 tahap yaitu:

26
1. Glikolisis
2. Dekarboksilasi oksidatif
3. Siklus asam sitrat
4. Transpor elektron
5. Siklus krebs
NO TAHAP TEMPAT SUBSTRAT HASIL
1 Glikolisis Sitoplasma C6H12O6 2ATP,2Asam
piruvat, 2 NADH
2 Dekarboksilasi Mitokondria Asam piruvat Asetil CO-A
oksidatif
3 Siklus asam sitrat Matriks Asetil CO-A NADH2 + ATP
mitokondria
4 Transpor elektron Membran dalam NADH2 dan 30 ATP + 4 ATP +
mitokondria FADH2 H2O + CO2
5 Siklus krebs Matriks Glukosa 34 ATP
mitokondria

Respirasi sel adalah metabolisme yang menghasilkan energi (dalam bentuk


ATP dan NADPH) dari molekul-molekul bahan bakar (karbohidrat, lemak dan
protein).
Respirasi mencakup reaksi katabolisme berikut:
1. Katabolisme karbohidrat
2. Katabolisme lemak
3. Katabolisme protein

Respirasi sel juga terlibat dalam pencernaan makanan. Meskipun dalam


kehidupan sehari-hari respirasi dapat diartikan sebagai pernapasan.

27
SIMPULAN
 Sel merupakan unit terkecil yang fungsional yang menyusun organ-organ makhluk
hidup yang memiliki keberadaan yang penting untuk fungsi pembaruan dan
pertumbuhan makhluk hidup.

 Struktur sel tersusun atas organel sel sitoplasma dan membrane plasma, dimana
organel sel terdiri dari nucleus, reticulum endoplasma, apparatus golgi, ribosom,
mitokondria, lisosom, perioksisom, mikrotubulus, mikrofilamen, dan lain-lain.

 Masing-masing organel bekerja untuk kelangsungan hidup sel, yaitu melakukan


metabolism.

 Gabungan dari sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama disebut sebagai
jaringan. Jaringan terdiri dari 4 jaringan dasar, yaitu jaringan ikat, jaringan epitel,
jaringan otot, dan jaringan saraf.

PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.

Kami banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

28
DAFTAR PUSTAKA

Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC
Guyton, C.A. Hall. J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta: EGC
Sherwood. Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia: Tingkat Jaringan. Jakarta. EGC
Geoffrey M. Cooper. 2000. The Cell - A Molecular Approach Edisi 2. Boston University

L. Anthony. Mescher. Histologi Dasar Junqueira Teks & Atlas Edisi 12, Alih bahasa, Frans
Dany;editor edisi bahasa indonesia, Huriawati Hartanto: ECG,2011

Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., and Jackson, R.B.
2016. Campbell biology 11th ed. San Fransisco. CA: Pearson
Sherwood, Lauralee. 2012. Buku Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 8. Jakarta. EGC
Campbell, Neil. 2008. Biologi Edisi 8 Jilid 1. Jakarta. Erlangga

Guyton, C.A. Hall. J.E. 1990. Fisiologi Manusia. Jakarta. EGC

Leeson, C. Roland & dkk. 2012. Buku Ajar Histologi Edisi 5. EGC
Guyton, C.A. Hall. J.E. 2016. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12. Jakarta: EGC

29

Anda mungkin juga menyukai