Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Penulisan


Hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti merangsang.Hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar endokrin langsung disekresikan ke dalam darah karena tidak
memiliki saluran sendiri.Sistem kerja hormon berdasarkan mekanisme umpan balik. Artinya,
kekurangan atau kelebihan hormon tertentu dapat mempengaruhi produksi hormon yang lain.
Hal ini disebut homeostasis, yang berarti seimbang.
Di dalam tubuh manusia terdapat tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu
hipotalamus, hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar andrenal, pankreas, dan kelenjar gonad
(ovarium atau testis). Ovarium mempunyai fungsi gamettogenik penting yang diintegrasikan
dengan aktifitas hormonalnya. Pada wanita , gonad relatif tenang selama masa pertumbuhan
dan maturasi yang cepat.pada pubertas, ovarium memulai suatu periode 30-40 tahun fungsi
siklus yang di sebut siklus haid karena masa perdarahan teratur yang merupakan
manifestasinya yang jelas. Ovarium ni kemudian gagal memberikan respon terhkkadap
gonadotropin yang disekresikan oleh kelenjar hipofise, dan berhentinya perdarahan siklik
yang terjadi ini di sebut “Menopause”.
Mekanismenya yang bertanggung jawab bagi mulai kerja fungsi ovarium pada masa
puberitas dianggap berasal dari saraf, karena gonad yang tidak matang dapaat dirangsang
oleh gonadotropin yang sudah ada didalam hipotalamus dan karena hipofise berespon
terhadap hormon penglepas gonadotropin hipotalamus, pusat maturasi seperti amgadala,
didalam otak, melepaskan penghambat sel eminensia mendiana hipotalamus, yang
memungkinkan untuk menghasilkan hormon penglepas gonadotropin (gonadotropin –
releasing hormone, GnRH) Pada pulsasi dengan frekuensi dan amplitudo yang tepat, yang
merangsang pelepasan hormon penglepasan hormon perangsang folikel (follicle-stimulating
hormone, FSH) dan luteinizing hormone (LH).
Sintesis dan sekresi hormon hipofisis anterior selain dikontrol oleh
hipotalamus,dipengaruhi oleh banyak faktor obat yaitu hormon alamiah,analog dan
disekantagonis hormon.hubungan antara hipofisis anterior dengan jaringan ferifer yang

1
dipengaruhi merupakan contoh sempurnah mekanisme umpan balik.hormon hipofisis antrior
mengatur sintesis dan sekresi hormon dan zat-zat kimia di sel target;sebaliknya hormon yang
disekresi tersebut mengatur juga sekresi hipotalamus dan /atau hipofisis.konsep ini
mendasari penggunaan hormon untuk diagnosi dan terapi kelainan endokrin diklinik.interaksi
berbagai hormon ini menjelaskan mekanisme terjadinya efek samping beberapa jenis obat.
Hormon hippofisis anterior sangat esensial untuk pengaturan pertumbuhan dan
perkembangan, reproduksi, metabolisme dan respon terhadap stress.Hormon-hormon yang di
hasilkan oleh hipofisis anterior dapat di klasifikasikan menjadi 3 kelompok. Kelopmpok
pertama berupa hormon somatropika yang meliputi hormon pertumbuhan (GH=
Samatotoprin), prolaktin (PRL),Laktogen plasenta (PL). Kelompok ke dua berbentuk
glikoprotein yaitu pirotropin (TSH): Lutinizing Hormon (LH,) hormon folikel (FSH,
Gonadotropin) berperan dalam pertumbuhan.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini dibagi menjadi 2 tujuan, yaitu :
a. Tujuan Umum :
1. Untuk mengetahui dan memahami gangguan endokrin pada tubuh manusia.
b. Tujuan Khusus :
1. Mengetahui dan memahami Pengertian endokrin
2. Mengetahui dan memahami Struktur sistem Endokrin
3. Mengetahui dan memahami Oragan-organ yang berperan dalam sistem endokrin
4. Mengetahui dan memahami Penyakit endokrin
5. Mengetahui dan memahami Jenis-jenis obat penyakit endokrin

C. Sistematika Makalah

Sistematika dalam penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab utama yang terdiri dari
bab pertama yaitu pendahuluan, bab kedua yaitu tinjauan teoritis dan bab ketiga atau bab
terakhir yaitu penutup.

2
Bab pertama yaitu pendahuluan, terdiri dari latar belakang. Latar belakang
membahas tentang alasan mengapa kami membuat makalah yang berjudul “Penyakit
Endokrin”. Kemudian yang kedua yaitu tujuan penulisan, tujuan penulisan membahas
mengenai untuk apa penulis membuat makalah ini. Tujuan penulisan tediri dari tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum membahas mengenai tujuan penulisan yang
secara umumnya, dan tujuan khusus membahas mengenai tujuan penulisan yang secara
khususnya.
Bab kedua yaitu tinjauan teoritis, tinjauan teoritis membahas mengenai Pengertian
endokrin, strukture sistem endokrin, organ-organ yang berperan dalam sistem endokrin,
kelainan-kelainan pada penyakit endokrin, dan obat-obat sistem endokrin.
Bab ketiga yaitu penutup. Penutup berisi tentang kesimpulan akhir dari
pembahasan yang sudah dibuat. Penulisan kesimpulan singkat dan jelas, tidak panjang
seperti pembahasan. Kesimpulan biasanya berisi fakta, pendapat, alasan pendukung
mengenai tanggapan suatu objek. Bisa dikatakan bahwa kesimpulan merupakan pendapat
akhir dari suatu uraian berupa informasi.

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS PENYAKIT ENDOKRIN

A. Pengertian Endokrin
Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang mensekresi substansi kimia yang langsung
dikeluarkan ke dalam pembuluh darah. Beberapa organ mempunyai fungsi ganda: organ-
organ tersebut menghasilkan hormon dari banyak sel-sel dan substansi lain dari yang lain
(misalnya pankreas, menghasilkan insulin dan glukagon, dua hormon, dan juga cairan
pankreas). Sistem endoktrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon yang
mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari, kelenjar
pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu.
Fisiologi Sistem Endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan
homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat
dibedakan dengan karakteristik tertentu.

B. Struktur Sistem Endokrin


Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya kedalam duktus pada permukaan tubuh,
seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan traktusintestinal.Kelenjar endokrin
termasuk hepar, pancreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis
untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam
darah.
Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan
sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ internal, seperti
lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan
endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin
melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah.

4
C. Organ-Organ Yang Berperan Dalam Sistem Endokrin

1. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar Hipofisis terletak di dasar tengkorak, di dalam fossa hipofisis tulang sfenoid.
Kelenjar itu terdiri atas dua lobus, yaitu anterior dan posterior, dan bagian di antara kedua
lobus ialah pars intermedia. Untuk memudahkan mempelajari fungsinya maka dipandang
dua bagian, yaitu lobus anterior dan posterior.
a. Lobus Anterior
Kelenjar hipofisis menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat
pengendali produksi sekresi dari semua organ endokrin lain:
 Hormon pertumbuhan (hormon somatotropik) mengendalikan pertumbuhan
tubuh.
 Hormon Tirotropik mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan
tiroxin.
 Hormon Adrenokortikotropik (ACTH) mengendalikan kegiatan kelenjar
suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari kortex kelenjar
suprarenal ini.
 Hormon Gonadotropik : Hormon perangsang folikel (follicle-stimulating
hormon,FSH), merangsang perkembangan folikel Graaf di dalam ovarium dan
pembentukkan spermatozoa di dalam testis. Luteinising Hormon (LH) atau
Interstitial-cell-stimulating-hormon (ICSH) mengendalikan sekresi ustrogen dan
progesteron di dalam ovarium dan testoteron di dalam testis. Hormon ketiga
dari hormon gonadotropik ini ialah luteotrofin atau prolaktin, mengendalikan
sekresi air susu, dan mempertahankan adanya korpus luteum selama hamil.
b. Lobus Posterior
Lobus posterior, kelenjar hipofisis mengeluarkan sekret dua jenis hormon: Hormon
Anti-diuretik (ADH) mengatur jumlah air yang melalui ginjal, sedangkan hormon
oxitosik merangsang kontraksi uterus sewaktu melahirkan bayi dan pengeluaran air
susu sewaktu menyusui.

5
2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terdiri atas dua buah lobus yang terletak di sebelah kanan dan kiri
trakhea, dan diikat bersama oleh secarik jaringan tiroid yang disebut istmus tiroid dan
yang melintasi trakea disebelah depannya. Fungsi kelenjar tiroid sangat erat bertalian
dengan kegiatan metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan : bekerja
sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur penggunaan oksigen dan dengan
sendirinya mengatur pengeluaran karbondioksida. Hiposekresi (hipotiroidisma). Bila
kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret pada waktu bayi maka mengakibatkan suatu
keadaan yang dikenal sebagai kretinisme, berupa hambatan pertumbuhan mental dan
fisik. Pada orang dewasa, kekurangan sekresi mengakibatkan mixudema : proses
metabolik mundur dan terdapat kecenderungan untuk bertambah berat, gerakannya
lamban, cahra berpikir dan bicara lamban dan kulit menjadi tebal dan kering, rambut
rontok, dan menjadi jarang. Suhu badannya di bawah normal, dan denyut nadi perlahan.
Hipersekresi dan pembesaran kelenjar dan penambahan sekresi yang disebut
hipertiroidisma, semua simptomnya sebaliknya dari mixudema. Kecepatan metabolisme
naik dan suhu tubuh dapat lebih tinggi dari normal.
3. Kelenjar Paratiroid
Disetiap sisi kelenjar tiroid terdapat dua kelenjar kecil, yaitu kelenjar paratiroid, di
dalam leher. Sekresi paratiroid, yaitu hormon paratiroid, mengatur metabolisme zat kapur
dan mengendalikan jumlah zat kapur di dalam darah dan tulang.
Hipoparatiroidisma, pada mana terjadi kekurangan kalsium di dalam isi darah, atau
hipokalsemia, mengakibatkan keadaan yang disebut tetani, dengan gejala khas kejang dan
konvulsi, khususnya pada tangan dan kaki yang disebut karpopedal spasmus: simptom-
simptom ini dapat cepat diringankan dengan pemberian kalsium.
Hiperparatiroidisma atau over aktifitas kelenjar, biasanya ada sangkut pautnya dengan
pembesaran kelenjar. Keseimbangan distribusi kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan
kembali dari tulang dan dimasukkan kembali ke dalam serum darah, dengan akibat
terjadinya penyakit tulang dengan tanda-tanda khas bahwa beberapa bagian keropos,
yang dikenal sebagai osteitis fibrosa sistika, karena terbentuk kista pada tulang.
Kalsiumnya diendapkan di dalam ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan
kegagalan ginjal.

6
4. Kelenjar Timus
Kelenjar timus terletak di dalam toraks, kira-kira pada ketinggian bifurkasi trakhea.
Warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas dua lobus. Pada bayi yang baru lahir sangat
kecil dan beratnya kira-kira 10 gr atau lebih sedikit: ukurannya bertambah dan pada masa
remaja beratnya dari 30-40 gr dan kemudian mengerut lagi. Fungsinya belum diketahui,
tetapi diperkirakan ada sangkut dengan produksi anti body.
5. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal atau suprarenalis terletak di atas kutub sebelah atas setiap ginjal.
Kelenjar adrenal terdiri atas bagian luar yang berwarna kekuning-kuningan yang disebut
kortex dan yang menghasilkan kortisol, dengan rumus yang mendekati kortison, dan atas
bagian medula di sebelah dalam yang menghasilkan adrenalin dan noradrenalin. Zat-zat
tadi disekresikan di bawah pengendalian sistema persarafan simpatis. Sekresinya
bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut, dan dalam keadaan asfixia dan
kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikkan tekanan darah guna melawan syok
yang disebabkan kegentingan ini.
Noradrenalin menaikkan tekanan darah dengan jalan merangsang serabut otot di
dalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi. Adrenalin membantu metabolisme
karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati. Beberapa hormon
terpenting yang dihasilkan oleh kortex adrenal adalah hidrokortison, aldosteron dan
kortikosteron yang semuanya bertalian erat dengan metabolisme, pertumbuhan, fungsi
ginjal dan ponus otot. Semua fungsi ini menentukan jalan hidup.
6. Struktur dan fungsi kelenjar Pankreas
Pankreas terletak di retroperiotoneal rongga abdomen bagian atas, dan terbentang
horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjang sekitar 10-20 cm dan lebar 2,5-5 cm.
mendapat pasokan darah dari arteri mesenterika superior dan splenikus.
Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya sebagai
organ endokrin didukung oleh pulau-pulau Langerhans. Pulau-pulau Langerhans terdiri
tiga jenis sel yaitu; sel alpha yang menghasilkan yang menghasilkan glukagon, sel beta
yang menghasilkan insulin, dan sel delta yang menghasilkan somatostatin namun
fungsinya belum jelas diketahui. Organ sasaran kedua hormon ini adalah hepar, otot dan
jaringan lemak.

7
D. Kelainan-Kelainan Akibat Kelebihan Atau Kekurangan Hormon

No. Kelenjar Hormon yang Gangguan / Ciri - ciri


dihasilkan kelainan

1 Hipofisis Kekurangan hormon Dwarfisme Penderita tampak bertubuh


(hiposekresi) hormon pendek (hanya sekitar satu
pertumbuhan(growth meter atau bahkan kurang)
hormone) tapi tetap memiliki proporsi
tubuh yang normal

Kelebihan hormon Gigantisme(giantism) Terjadi pada masa kanak –


(hipersekresi)hormon kanak, dimana terjadi
pertumbuhan pertumbuhan berlebihan bahkan
(growth hormone) dapat sampai mencapai 8 kaki

Akromegali Terjadi pada saat


dewasa, penderita mengalami
pembesaran tulang rahang dan
wajah. Kulit bertambah tebal,
diikuti gangguan akibat
penekanan saraf oleh massa
tulang yang bertambah

2. Tiroid Hipersekresi hormone Grave’s disease/ Penderita ini mengalami


tiroksin morbus basedow metabolisme yang amat
meningkat; penderita cenderung
(Hipertiroidisme)
bertambah kurus walaupun
disaat yang sama penderita
memiliki nafsu makan yang
meningkat . Keringat berlebihan,
denyut nadi yang cepat, tidak
tahan panas dan kelemahan

8
badan. Dapat juga ditemukan
penonjolan bola mata
(exophtalmus)

Hiposekresi hormon Kretinisme (Kerdil) Terjadi pada masa kanak – kanak,


tiroid (Hipotiroidisme) cirinya penderita tidak dapat
mencapai pertumbuhan fisik dan
mental yang normal

Mix Oedema Terjadi pada orang dewasa,


(Miksedema) cirinya laju metabolisme rendah,
berat badan berlebihan, bentuk
badan menjadi kasar, dan rambut
rontok

3 Paratiroid Hipersekresi hormon Hiperparathormon Kelainan pada tulang seperti


paratiroid tulang rapuh, bentuk abnormal
dan mudah patah. Kelebihan
kalsium yang diekskresikan dalam
air seni bersama ion fosfat dapat
menyebabkan batu ginjal

Hiposekresi hormon Hipoparathormon Terjadi gejala kekejangan otot


paratiroid (tetani)

4 Pankreas Hiposekresi hormon Diabetes tipe I Penyakit ini sepenuhnya


insulin bergantung dengan insulin,
penyakit ini sering didapatkan
pada anak-anak atau dewasa
muda. Pengobatan dengan
mengganti insulin sesuai dengan
jumlah yang diperlukan

Diabetes tipe 2 pada penyakit ini insulin

9
diproduksi dalam jumlah
memadai tetapi terdapat
gangguan dalam kualitas dan
mekanisme kerjanya. Faktor
resiko penyakit ini seperti riwayat
keluarga dengan Diabetes
Mellitus dan obesitas

5 Korteks Hipersekresi Cushing’s syndrome penderita mengalami


Adrenal hormon kelenjar peningkatan tekanan darah, gula
adrenal darah akibat pengeluaran
hormon kortisol yang berlebihan.

Hiposekresi Addison’s disease Gejala berupa


hormon kelenjar
· Hipoglikemia (kadar gula dalam
adrenal
darah menurun),

· Gangguanpembentukan glukosa
oleh jaring (glukoneogenesis)

· Penurunan kadar glikogen di liver


yang menjadi cadangan glukosa
dalam tubuh

· Gangguan akibat kekurangan


aldosteron seperti pengeluaran
natrium dan cairan yang
berlebihan di ginjal.

· Dehidrasi,

· Penurunan tekanan darah

· Shock yang dapat menimbulkan


kematian, terutama bila tidak

10
ditangani secara cepat.

6 Kelenjar Hiposekresi hormon - dapat mengakibatkan gangguan


gonad kelenjar gonad terutama dalam proses
reproduksi manusia.

E. Jenis-jenis obat penyakit endokrin


a. Hormon Seks
1. Testosteron
Kerja : Meningkatkan perkembangan dan pemeliharaan organ seks pria, produksi
sperma, massa otot, libido, dan ciri seks sekunder lain
Indikasi : Defisiensi androgen (Defisit pertumbuhan, impotensi), pubertas terlambat
pada pria, meringankan kanker payudara, pembengkakan dan nyeri payudara
pascapersalinan.
Efek yang tidak diinginkan : Wanita : virilisme (hirsutisme), menstruasi yang tidak
teratur. Pria : hiperplasia atau kanker prostat, ginekomastia (dosis tinggi atau pada
penyakit hati), kebotakan berpola, penurunan jumlah sperma (umpan balik negatif).
Kedua jenis kelamin : hiperkalsemia, koagulopati, retensi air dan natrium, hiperlipidemia,
aterosklerosis, hepatitis, kolestasis, kanker hati.
Obat derivat testosteron :
 Testosteron sipionat : IM. Kerja lama
 Testosteron propionat : IM. Kerja pendek. Untuk pengobatan paliatif kanker
payudara karena terapi dapat cepat dihentikan jika terjadi hiperkalemia.
 Testosteron enantat
 Fluoksimesteron : untuk mengobati hipogonadisme yang terjadi pada masa
dewasa
 Metiltestosteron : Serupa dengan fluoksimesteron. Tersedia bentuk bukal.
2. Steroid anabolik
Kerja : menigkatkan sintesis protein anabolik

11
Indikasi : Anemia refrakter, penyakit yang menyebabkan kekurusan (Kanker,
osteoporosis, luka bakar, infeksi berat), katabolisme yang diinduksi oleh kortikosteroid
(dari terapi jangka panjang)
Efek yang tidak diinginkan : Lihat testosteron
Obat Steroid anabolik :
 Etilestrenol : PO. Anemia refrakter, penyakit yang menguruskan, katabolisme
yang diinduksi kortikosteroid
 Metandrostenolon : PO. Digunakan untuk mengobati osteoporosis
 Nandrolon dekanoat : IM. Terapi tambahan untuk anemia
 Nandrolon fenpropionat : IM. Penyakit payudara metastasis
 Oksimetolon : P.O pengobatan anemia
 Dazanol : P.O endometriosis, penyakit payudara fibrokistik, angioedema
herediter.
3. Estrogen
Mekanisme : Menginduksi sintesis protein spesifik melalui reseptor intrasel
Indikasi : Kontrasepsi, vaginitis atrofik, osteoporosis, penyakit kardiovaskular yang
terkait menopause, perdarahan menstruasi, hirsutisme, kanker prostat
Obat Estrogen :
 Estradiol (mis.estraderm) : estrogen endogen paling poten yang disekresi oleh
ovarium. Mengurangi osteoporosis pada wanita pasca menopause.
 17-etinil estrediol (Mis.Estynil dan mestranol) : digunakan sebagai kombinasi
dengan progestin untuk kontrasepsi
 Estrogen terkonjugasi
 Diestilstilbeterol (DES)
Obat Antiestrogen :
 Klomifen : berfungsi menghambat umpan balik hipotalamus dan hipofisis,
digunakan untuk mengobati infertilitas pada wanita.
4. Progestin
Mekanisme : Menginduksi sintesis protein spesifik melalui reseptor intrasel.
Indikasi : Kontrasepsi, perdarahan menstruasi, hemoragik atau tidak teratur, karsinoma
endometrium, hipoventilasi.

12
Efek yang tidak diinginkan : Maskulinisasi pada penggunaan lama, lain-lain toksisitas
minimal
Farmakokinetik : Dimetabolisme oleh hati menjadi glukuronida atau konjugat sulfat.
Sebagian besar dosis awal cepat didegradasi oleh metabolisme lintas pertama, sehingga
progenteron tidak mencapai jaringan target apabila diberikan secara oral. Progestin
sintesis, sebaliknya, tidak rentan terhadap metabolisme lintasan pertama sehingga dapat
diberikan secara oral.
Obat progestin :
 Progesteron (progestaject) : hanya I.M terutama untuk mengobati kelainan
menstruasi
 Medroksiprogesteron (depo-provera) : PO/IM untuk amenore sekunder dan
perdarahan uterus abnormal yang diinduksi hormon.
 Megestrol (mis.megace) : kemoterapi paliatif untuk kanker payudara dan atau
endometrium
 Noretindron (mis.norlutin) : Obat oral yang poten

b. Hormon adrenal
1. Glukokortiroid
Indikasi : Terapi penggantian pada insufisiensi adrenokortikal, hiperplasia, adrenal
kongenital bentuk boros-garam, penyakit otoimun, artritis, asma, dermatitis, kanker,
sarkoidosis.
Efek yang tidak diinginkan : Supresi adrenal, sindrom cushing, sepresi pertumbuhan
somatik, osteopenia dan fraktur tulang
Obat derivat Kortison :
 Hidrokortison (Mis. Hydrocort)
 Prednison (Deltason)
 Prednisolon
 Triamsinolon (mis. Aristocort)
 Deksametason (decardon)
 Fludrokortison
Obat Penghambat Sintesis dan Kerja Hormon Adrenal :

13
 Mitotan : Mekanisme kerjanya menghancurkan sel adrenokortikal. Adrenal
metastatik. Berfungsi untuk terapi paliatif karsinoma
 Metirapon : Mekanismenya mengblok aktivitas hidrosilase-11B jadi menghambat
sintesis steroid. Berfungsi pada penyakit cushing
 Siproheptadin : Mekanismenya antagonis serotonin dan kolinergik yang dapat
menghambat sekresi ACTH dari sel mikroadenoma hipofisis. Sebagai zat
percobaan untuk terapi hipersekresi ACTH dan penyakit cushing.
 Spironolakton : Mekanismenya antagonis Aldosteron, menghambat retensi Na+.
Sebagai terapi hiperaldosteronisme.

c. Hormon Tiroid
Obat Untuk mengobati Hipertiroidisme :
 Metimazol (Tapazole) : Mekanismenya menghambat transformasi yodium
inorganik menjadi yodium organik. Tiroksin tak dapat dibentuk tanpa yodium
organik. Juga menghambat perangkaian iodotirosin. Indikasi untuk
mengendalikan hipertiroid sampai pembedahan atau terapi
 Propiltiourasil (PTU)
 Yodium/Yodida : Mekanismenya menghambat pelepasan tiroksin dari kelenjar
tiroid. Efek lebih cepat 1-3 hari tapi lebih lemah daripada metimazol/PTU.
Indikasi untuk terapi tambahan digunakan bersama obat-obat yang tertera diatas.
 Propanolol (Inderal) : Mekanismenya antagonis reseptor adrenergik beta.
Menekan takikardi dan efek katekolamin lain. Indikasinya preparat darurat untuk
pembedahan pasien hipertiroid. Tirotoksikosis pada kehamilan
Obat Untuk Hipotiroidisme :
 Livotiroksin (T4) : Mekanismenya menggantikan kadar serum normal T4 dan T3
(T4 dikonversi menjadi T3 oleh deyodinasi di perifer)
 Liotironin (T3) (Cytomel) : Mekanismenya menggantikan T3. Digunakan pada
pasien yang sulit mengabsorpsi levotiroksin.
 Liotriks (T4 & T3) (mis. Euthyroid) : Mekanismenya menggantikan T4 dan T3 .
indikasinya bila konversi T4 dan T3 rendah abnormal (koma miksedema), liotriks
dapat lebih berguna daripada levotiroksin.

14
d. Hormon Pankreas
Obat preparat insulin untuk penyakit diabetes :
 Kerja cepat : Insulin regular (5-8 jam), Prompt insulin zinc suspension (12-16
jam)
 Kerja sedang (24-28 jam) : isophane insulin suspension, insulin zinc suspension
 Kerja lama (>36 jam) : Protamine zinc insulin suspension, extended insulin zinc
suspension
 Produk kombinasi (24 jam) : Isophane insulin suspension dan insulin injection

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang mensekresi substansi kimia yang langsung
dikeluarkan ke dalam pembuluh darah. Fisiologi Sistem Endokrin, dalam kaitannya dengan
sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama
bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Organ-Organ Yang
Berperan Dalam Sistem Endokrin adalah Kelenjar Hipofisis, Kelenjar Tiroid, Kelenjar
Paratiroid, Kelenjar Timus, Kelenjar Adrenal dan Struktur dan fungsi kelenjar Pankreas.
Gangguan kelainan pada endokrin adalah Dwarfisme, Gigantisme(giantism), akromegali,
Grave’s disease/ morbus basedow, kretinisme (kerdil), Diabetes, cushing syndrome,
addsison, dll

16
DAFTAR PUSTAKA

Olson, James. 2004. Belajar mudah farmakologi. Jakarta: EGC, 2003


Stringer, Janet L. 2008. Konsep dasar farmakologi. Jakarta : EGC 2008

17

Anda mungkin juga menyukai