Anda di halaman 1dari 4

SIKSLUS ESTRUS

Menurut Hafez (1968) yaitu siklus estrus merupakan jarak antara estrus yang satu dengan
estrus yang berikutnya. Fase estrus berbeda dengan siklus estrus. Fase estrus merupakan fase
dimana telur diovulasikan dari ovarium ke saluran telur. Setiap hewan mempunyai siklus
estrus yang berbeda-beda, ada yang golongan monoestrus (estrus sekali dalam satu tahun),
golongan hewan poliestrus (estrus beberapa kali dalam satu tahun), dan golongan hewan
poliestrus bermusim (estrus hanya selama musim tertentu dalam setahun). Daur atau siklus
estrus terdiri dari empat fase, yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus. Metode yang
digunakan untuk mengetahui siklus estrus pada Mus musculus yaitu metode vagina smear
yang dapat menunjukan hasil yang lebih akurat. Metode ini menggunakan sel epitel dan
leukosit sebagai pengidentifikasi. Sel epitel terletak dipermukaan vagina yang berbentuk oval
atau polygonal. Apabila terjadi perubahan kadar esterogen maka sel epitel yang mengalami
perubahan pertama kali. Sel leukosit pada vagina berfungsi untuk melindungi ovum dari
kuman dan bakteri. Sel leukosit berbentuk bulat berinti (Tomi 1990). Praktikum siklus estrus
ini bertujuan untuk menentukan tahap siklus yang sedang dialami oleh mencit betina.
Praktikum siklus estrus dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 6 Februari 2020, di
Laboratorium Teaching 2, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan
Alam, Universitas Andalas. Pada jam 10.15 sampai 12.00. Alat yang digunakan pada
praktikum ini adalah cotton bud,object glass, cover glass, dan Mikroskop. Sementara bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah dua ekor Mus musculus, alkohol 96%, alkohol
70%, NaCl 0,9%, Metilen Blue, dan aquadest. Cara kerja pada praktikum siklus estrus adalah
mencit betina dewasa berusia 2,5 bulan diulas vaginanya dengan cotton bud yang telah
dibasahi dengan NaCl 0,9%. Ulasan ini diapuskan secara searah pada kaca objek yang telah
dibersihkan terlebih dahulu, dibiarkan hingga kering. Untuk mempercepat proses
pengeringan dapat dilakukan di atas api lampu spiritus. Ditetesi apusan dengan alkohol 96%
biarkan selama 3 (tiga) menit dan warnai dengan Metilen Blue. Dibiarkan hingga agak kering
dan warna menempel pada ulasan. Kelebihan metilen blue dapat dicuci dengan alkohol 70%.
Diamati dibawah mikroskop lalu ditentukan fase yang diamati berserta ciri-cirinya.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan pada 4 Mus musculus didapatkan 4 tahapan
siklus estrus, yaitu proestrus, estrus, metaestrus dan diestrus. Pada tahap proestrus ditandai
dengan adanya epitel berinti dan leukosit dalam jumlah sedikit atau tidak ada. Pada tahap
estrus terdapat banyak epitel menanduk dan beberapa sel epitel dengan inti yang
berdegenerasi. Fase metestrus adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel
menanduk dan leukosit yang banyak. Pada tahap diestrus ditandai dengan fase yang ditandai
dengan adanya sel-sel epitel berinti dalam jumlah yang sangat sedikit dan leukosit dalam
jumlah yang sangat banyak.
Pada fase proestrus folikel de graaf tumbuh di bawah pengaruh FSH dan
menghasilkan sejumlah estradiol yang semakin bertambah (Marawali, dkk, 2001). Estradiol
meningkatkan jumlah suplai darah ke saluran alat kelamin dan meningkatkan perkembangan
estrus, vagina, tuba fallopi, folikel ovarium (Toelihere, 1985). Pada fase proestrus folikel
ovarium yang berisi ovum membesar karena meningkatnya cairan folikel yang berisi cairan
estrogenik. Estrogen yang diserap dari folikel ke dalam aliran darah merangsang peningkatan
vaskularisasi dan pertumbuhan sel genital untuk menghadapi proses birahi dan kebuntingan
(Frandson, 1992). Menurut Adnan (2006) fase proestrus ditandai dengan banyaknya sel epitel
berinti berbentuk bulat dan leukosit tidak ada atau sedikit. Fase estrus merupakan puncak
keinginan untuk kawin yang ditandai dengan manifestasi birahi secara fisik. Didalam serviks
jumlah lendir maupun jumlah sekresi lendir dalam tiap-tiap kelenjar lendir bertambah. Lendir
ini bersifat transparan/tembus pandang, bening, dan dapat mengalir ke vagina. Pada fase
estrus terjadi peningkatan LH terlihat pada masa sesudah estrus, dimana LH membantu
terjadinya ovulasi ovum terlempar dari folikel de Graaf ke bagian atas tuba uterin dan
pembentukan corpus luteum. Uterus mengalami ereksi karena memperoleh suplai darah yang
semakin tinggi, mukosa tumbuh dengan cepat dan lendir disekresikan dalam jumlah yang
banyak (Toelihere, 1979). Menurut Adnan (2006) fase estrus ditandai dengan banyaknya sel
epitel menanduk dan beberapa sel epitel dengan inti yang terdegenerasi serta tidak
ditemukannya leukosit. Fase metestrus ditandai dengan adanya perubahan sekresi lendir
serviks oleh kelenjar-kelenjar serviks dari cair menjadi kental, lendir serviks ini berfungsi
sebagai sumbat lumen serviks (Suharto, 2003). Metestrus merupakan fase mulai tumbuhnya
corpus luteum setelah terjadi ovulasi atau sering disebut dengan fase luteal. Pada fase ini
Luteotropic Hormone (LTH) akan disekresikan oleh adenohipofisa guna mempertahankan
korpus luteum. Terjadi peningkatan sekresi progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum
dan sekresi estrogen menurun. Progesteron akan menekan keberadaan FSH untuk
menghambat terjadinya perkembangan folikel selanjutnya dan mencegah terjadinya estrus.
Sekresi mucus menurun dan terjadi pertumbuhan endometrium secara cepat (Toelihere,
1979). Menurut Adnan (2006) fase metaestrus ditandai dengan banyaknya sel epitel
menanduk dan sel leukosit. Diestrus merupakan fase yang berlangsung paling lama. Fase
diestrus merupakan fase pematangan corpus luteum dan progesteron secara nyata
mempengaruhi organ-organ reproduksi. Uterus mengalami penebalan pada endometrium dan
kelenjar-kelenjarnya berhipertrofi, serta otot-otot mengendor. Serviks menutup dan lendir
vagina menjadi keruh dan lengket. Selaput mukosa vagina menjadi pucat (Toelihere, 1979).
Menurut Adnan (2006) fase diestrus ditandai dengan adanya sel berinti dalam jumlah sedikit
dan leukosit dalam jumlah banyak.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa siklus estrus terdiri
dari 4 tahapan proestrus, estrus, metaestrus dan diestrus. Pada tahap proestrus ditandai
dengan adanya epitel berinti dan leukosit dalam jumlah sedikit atau tidak ada. Pada tahap
estrus terdapat banyak epitel menanduk dan beberapa sel epitel dengan inti yang
berdegenerasi. Fase metestrus adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel
menanduk dan leukosit yang banyak. Pada tahap diestrus ditandai dengan fase yang ditandai
dengan adanya sel-sel epitel berinti dalam jumlah yang sangat sedikit dan leukosit dalam
jumlah yang sangat banyak.
DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2006. Reproduksi dan Embriologi Hewan. Makassar : Biologi FMIPA UNM
Frandson, R.D.1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak, Edisi ke-4, diterjemahkan oleh
Srigandono, B dan Praseno, K, Gadjah Mada University Press :Yogyakarta.
Hafez, E. S. E. 1968. Adaptasion of Domestic Animal. Lea and Fabinge.Philadelpia.
Marawali, A., M.T. Hine, Burhanuddin, H.L.L. Belli. 2001. Dasar-dasar ilmu reproduksi
ternak. Departemen pendidikan nasional direktorat pendidikan tinggi badan
kerjasama perguruan tinggi negeri Indonesia timur. Jakarta.
Suharto, K. 2003. Penampilan potensi reproduksi sapi perah Friensian Holstein akibat
pemberian kualitas ransum berbeda dan infusi larutan Iodium Povidon 1% intra
uterin. Tesis. Program Pascasarjana Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro.
Semarang.
Toelihere, M.R. 1979. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Bandung : Penerbit Angkasa.
Toelihere, M.R. 1985a. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Bandung : Penerbit Angkasa.
Tomi, Andari. 1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi. Yogyakarta: UGM Press.
LAMPIRAN

Gambar 1. Fase proestrus Gambar 2. Fase estrus

Gambar 3. Fase Metaestrus Fase 4. Diestrus

Anda mungkin juga menyukai