Anda di halaman 1dari 23

FI-3204 E KSPERIMEN F ISIKA 3

- KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN -

Program Studi Fisika, FMIPA, ITB


FI-3204 E KSPERIMEN F ISIKA 3

Karakterisasi Sifat Mekanik Bahan

Modul ini disusun untuk membantu mahasiswa memperoleh kompetensi dalam mendesain dan
melaksanakan eksperimen dalam bidang fisika atau bidang lain terkait fisika, serta dapat mengolah,
menganalisis, dan menginterpretasi data yang diperoleh (PLO5); mempunyai kemampuan dasar
dalam komunikasi lisan dan mampu menulis laporan ilmiah dalam format penulisan yang sesuai
(PLO6); dan mampu bekerja secara efektif, baik secara individu maupun dalam kelompok (PLO7).

I RFAN DWI A DITYA & S ASFAN A RMAN W ELLA


Januari 2020
I
Bagian 1: Karakterisasi
Elastisitas Bahan

1 Uji Tekan/Tarik dengan M ARK -10 . . . . . . 5


1.1 Tujuan Praktikum
1.2 Alat dan Bahan
1.3 Teori Singkat
1.4 Langkah Percobaan
1.5 Pengolahan Data dan Laporan
1.6 Referensi Terkait
1. Uji Tekan/Tarik dengan M ARK -10

1.1 Tujuan Praktikum


1. Mengukur dan menganalisa gaya tekan dan/atau gaya tarik yang terukur.
2. Menentukan sifat elastisitas bahan berdasarkan kurva tegangan terhadap regangan.
3. Menentukan nilai Modulus Young (Modulus Elastisitas) bahan.

1.2 Alat dan Bahan


1. M ARK -10:
• Digital Force Gauge (Model M7-500)
• Mitutoyo Digimatic Indicator
• Control Unit
2. Penggaris atau Jangka Sorong
3. Sampel Berbahan Acrylic
4. Sampel Berbahan Kayu (2 Jenis)

1.3 Teori Singkat


Apabila suatu bahan elastik diberi gaya luar (sehingga bahan tersebut menjadi tertarik atau tertekan)
dan kemudian gaya tersebut dihilangkan, maka bahan tersebut akan kembali ke kondisi semula. Per-
ilaku seperti ini dikenal sebagai perilaku elastik atau elastic behavior. Pegas dan karet merupakan
benda-benda elastis yang mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya, hampir
semua bahan mempunyai sifat elastisitas. Namun demikian, setiap bahan mempunyai batasan
elastisitas yang berbeda, yang mana apabila bahan tersebut diberi gaya luar melebihi batas tersebut,
maka bahan tersebut tidak akan kembali lagi ke kondisi awal, melainkan mengalami perubahan
bentuk yang permanen. Kondisi ini dikenal sebagai deformasi plastik. Lebih jauh daripada itu,
bahan tersebut akan hancur.
6 BAB 1. Uji Tekan/Tarik dengan M ARK -10

Gambar 1.1. (a) Kondisi awal benda sebelum diberi gaya luar, (b) Kondisi benda setelah diberi
gaya tekan (compression force), dan (c) Kondisi benda setelah diberi gaya tarik (tensile force).

Seperti ilustrasi pada Gambar 1.1, suatu benda dengan panjang mula-mula L0 diberi gaya
tekan/tarik F pada salah satu sisinya (luas penampang A), hasilnya benda tersebut mengalami
perubahan panjang sebesar ∆L. Tegangan (stress) σ yang dialami oleh benda tersebut dapat
diketahui melalui persamaan berikut:
F
σ= , (1.1)
A
sedangkan besar regangan (strain) ε yang terjadi akibat adanya tekanan atau tarikan dapat ditentukan
dengan membandingkan nilai perubahan panjang benda terhadap panjang mula-mula:
∆L
ε= . (1.2)
L0
Elastisitas suatu benda dapat ditentukan dari dua besaran tersebut. Kondisi ketika tegangan yang
dialami benda tersebut berbanding lurus dengan regangan yang terjadi disebut dengan kondisi
elastik. Kelinieran tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ini

σ F/A
Y= = = konstan, (1.3)
ε ∆L/L0
atau
 
YA
F= ∆L (1.4)
L0

dimana, Y merupakan Modulus Young. Bila diperhatikan, Persamaan 1.4 mempunyai kemiripan
dengan Hukum Hooke untuk pegas, F = k ∆x. Ini menunjukkan sifat elastisitas bahan seperti pada
pegas, dimana "konstanta pegas" k yang dimiliki bahan tersebut memenuhi persamaan
YA
k= . (1.5)
L0
1.4 Langkah Percobaan 7

1.4 Langkah Percobaan


M ARK -10 merupakan suatu perangkat modern yang dapat digunakan untuk menentukan karakter-
istik elastisitas suatu bahan. Berikut ini langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk melakukan
uji tekan/tarik pada sampel yang disediakan:
1. Pastikan perangkat alat M ARK -10 telah tersusun dan terhubung dengan baik.
2. Hubungkan Control Unit dengan sumber listrik dan tekan tombol ON pada bagian belakang.
3. Aktifkan Digital Force Gauge dengan menekan tombol berwarna kuning hingga layarnya
menyala. Keterangan mengenai tampilan pada layar dapat dilihat pada Gambar 1.2.1

Gambar 1.2. Tampilan layar Digital Force Gauge.

4. Ukurlah luas permukaan besi penekan dan/atau sisi permukaan sampel yang diberi gaya
tekan, serta panjang mula-mula sampel.
5. Tempatkan sampel di bawah besi penekan pada Digital Force Gauge. Gunakan alat bantu
untuk memastikan sampel tidak bergeser ke arah lateral selama proses pengujian.
6. Aturlah posisi awal Digital Force Gauge sedemikian rupa sehingga tepat akan menekan
sampel. Gunakan Control Unit untuk menaikkan atau menurunkan Digital Force Gauge.
7. Setelah posisi awal Digital Force Gauge dan sampel telah diatur, aktifkan Mitutoyo Digimatic
Indicator dan atur agar indikator pergeserannya menjadi nol.
8. Sebelum mulai menekan sampel, aturlah kecepatan motor penggerak pada Control Unit.
Gunakan kecepatan rendah terlebih dahulu, misalnya 50 atau 100 mm/menit.
9. Turunkan motor penggerak secara perlahan, catatlah besar gaya F yang muncul pada layar
Digital Force Gauge beserta nilai perpindahan (atau perubahan panjang sampel) ∆L yang
tertera pada layar Mitutoyo Digimatic Indicator.

Tabel 1.1. Data Karakterisasi Elastisitas Bahan

No. Sampel F ∆L
1. Sampel I ··· ···
Apenekan = · · · ··· ···
Asampel = · · · ··· ···
L0 = · · · ··· ···
.. ..
. .
2. Sampel II ··· ···
Apenekan = · · · ··· ···
Asampel = · · · ··· ···
L0 = · · · ··· ···
.. ..
. .

1 Diambil dari situs resmi M ARK -10: https://www.mark-10.com/pdf/DataSheetSeries7.pdf


diakses pada tanggal 29 Januari 2020.
8 BAB 1. Uji Tekan/Tarik dengan M ARK -10

10. Amati perubahan yang terjadi pada benda setiap peningkatan gaya yang diberikan.
11. Lakukan langkah 9 dan 10 hingga:
• Sampel yang ditekan telah hancur, atau
• Muncul tulisan "OVERLOAD" pada layar Digital Force Gauge, atau
• Besi penekan Digital Force Gauge telah mencapai ketinggian minimum alat, yang
ditandai oleh menyalanya lampu indikator di sisi sebelah kiri tiang penyangga, atau
• Motor penggerak tidak bisa berputar lagi.
12. [Tambahan] Setelah proses pengujian, amati kondisi akhir dari sampel menggunakan Re-
frected Metallurgical Microscope (lihat BAB 3). Fokuskan pada bagian sampel yang men-
galami deformasi paling signifikan.
13. Ulangi langkah 4-12 untuk sampel yang berbeda.

1.5 Pengolahan Data dan Laporan


1. Berdasarkan data yang diperoleh (Tabel 1.1), hitunglah tegangan dan regangan pada benda
untuk setiap besarnya gaya yang diberikan.
2. Buatlah kurva elastisitas dari setiap sampel yang diuji.
3. Hitunglah Modulus Young dari sampel-sampel yang diuji.
4. Deskripsikan karakteristik dari sampel-sampel yang diuji berdasarkan kurva elastisitas yang
diperoleh.
5. Bahas pula mengenai kondisi akhir dari sampel yang diamati dengan Refrected Metallurgical
Microscope.

1.6 Referensi Terkait


• Walker, J., Halliday, D., dan Resnick, R. (2001). Fundamentals of Physics, 6th Edition. New
York: John Willey and Sons, Inc.
• Abdullah, M. (2007). Catatan Kuliah FI-1101 Fisika Dasar I. Bandung: Penerbit ITB.
II
Bagian 2: Karakterisasi
Kekerasan Bahan

2 Vickers Hardness Test . . . . . . . . . . . . . . . . 11


2.1 Tujuan Praktikum
2.2 Alat dan Bahan
2.3 Teori Singkat
2.4 Langkah Percobaan
2.5 Pengolahan Data dan Laporan
2.6 Referensi Terkait
2. Vickers Hardness Test

2.1 Tujuan Praktikum


Pada bagian ini, percobaan yang dilakukan ditujukan untuk mengukur kekerasan suatu bahan
menggunakan metoda pengujian Vickers.

2.2 Alat dan Bahan


1. T IME 402SXV Digital Micro Vickers Hardness Tester
2. Sampel Berbahan Acrylic
3. Sampel Berbahan Kayu (2 Jenis)

2.3 Teori Singkat


Sifat kekerasan suatu bahan didefinisikan sebagai resistansi bahan tersebut terhadap deformasi
permanen, seperti lekukan, keausan, abrasi, ataupun goresan. Pada prinsipnya, pentingnya pengujian
kekerasan berkaitan dengan hubungan antara kekerasan bahan dan sifat fisis lain dari bahan tersebut.
Sebagai contoh, baik uji kekerasan maupun uji tarik, keduanya mengukur resistansi suatu bahan
terhadap aliran plastis, akan tetapi hasil kedua pengujian tersebut dapat paralel satu sama lain.
Umumnya, uji kekerasan lebih dipilih karena pengujian ini lebih sederhana, lebih mudah, dan
relatif tidak merusak bahan. Ada banyak jenis uji kekerasan bergantung tingkat kekerasan bahan
yang akan diuji, mulai dari karet lunak hingga keramik yang sangat keras. Namun pada prakteknya,
pengujian kekerasan bahan hanya dibagi menjadi dua kategori, yakni kekerasan makro (macro-
hardness) dan kekerasan mikro (micro-hardness). Kekerasan makro mengacu pada pengujian
dengan beban yang diterapkan pada indentor lebih dari 1 kg. Hal ini mencakup pengujian alat,
cetakan, dan bahan lembaran dalam pengukur yang lebih berat. Sedangkan dalam pengujian
kekerasan mikro, beban yang diterapkan hanya sebesar 1 kg ke bawah, dan bahan yang akan diuji
pun harus mempunyai bentuk yang sangat tipis.
12 BAB 2. Vickers Hardness Test

Gambar 2.1. (a) Skema indentasi pengujian kekerasaan dengan metoda Vickers Diamond Pyramid,
(b) Lekukan yang dihasilkan dari hasil indentasi.

Adapun metoda yang digunakan dalam pengujian kekerasaan bahan, diantaranya:


1. Pengujian kekerasan makro
(i) Rockwell (ii) Brinell (iii) Vickers
2. Pengujian kekerasan mikro
(i) Knoop Diamond (ii) Vickers Diamond Pyramid
Percobaan kali ini difokuskan pada pengujian kekerasan mikro dengan metoda Vickers Diamond
Pyramid, yang artinya indenter yang digunakan terbuat dari intan (diamond) yang ujungnya
berbentuk piramida (pyramid) dengan dasar persegi dan sudut 136◦ antara muka yang berlawanan.
Keunggulan dari metoda ini ialah pembacaan data yang sangat akurat, dan hanya satu jenis indentor
saja yang digunakan untuk berbagai jenis bahan. Gambar 2.1(a) menunjukkan skema pengujian
kekerasaan dengan metoda Vickers Diamond Pyramid. Setelah bahan diberikan beban untuk
jangka waktu tertentu, maka akan dihasilkan lekukan seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2.1(b).
Kekerasan Vickers HV yang dimiliki bahan tersebut dapat diukur dengan membagi besar beban
yang diberikan pada bahan (dalam kg f ) dengan luas indentasinya (dalam mm2 ),

136◦
 
2F sin
2 F
HV = ≈ 1.854 2 , (2.1)
d2 d

dimana, F merupakan gaya yang diberikan, dan d 2 = d1 d2 merupakan luas indentasi. Kekerasan
Vickers umumnya dilaporkan dengan format seperti berikut 800 HV / 10, yang berarti kekerasan
Vickers 800, diperoleh dengan menggunakan gaya 10 kg f .

2.4 Langkah Percobaan


T IME 402SXV merupakan suatu perangkat modern yang dapat digunakan untuk menentukan
karakteristik kekerasan suatu bahan. Berikut ini langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
melakukan uji kekerasan pada sampel yang disediakan:
1. Pastikan perangkat alat uji kekerasan Vickers telah tersusun dan terhubung dengan baik,
seperti yang terlihat pada Gambar 2.2.
2. Pastikan meja uji, yakni bagian alat no. 1 , berada dalam keadaan rata (tidak miring). Jika
diperlukan, gunakan waterpass yang telah tersedia. Putarlah kaki-kaki yang ditunjukkan
oleh bagian alat no. 7 hingga gelembung pada waterpass benar-benar berada di tengah.
3. Tentukan besar gaya yang akan digunakan dengan memutar bagian alat no. 2 .
4. Tempatkan sampel pada meja uji.
2.4 Langkah Percobaan 13

Gambar 2.2. Tampilan Alat T IME 402SXV Digital Micro Vickers Hardness Tester.

5. Pada bagian alat no. 4 , pilihlah salah satu lensa mikroskop yang tersedia.
6. Aturlah jarak antara sampel dan lensa mikroskop sedemikian rupa sehingga struktur sampel
dapat terlihat jelas pada lensa pengamatan, yaitu pada bagian alat no. 5 . Gunakan tuas
pemutar pada bagian alat no. 8 untuk menaikkan atau menurunkan posisi sampel. Usahakan
agar sampel tidak tergeser pada saat nanti indenter digunakan.
7. Pastikan semua skala pada layar, bagian alat no. 3 , menunjukkan angka nol. Jika tidak,
maka tekanlah tombol CLR.
8. Pada lensa pengamatan, amatilah bahwa terdapat 2 garis lurus yang sejajar. Perlu diper-
hatikan bahwa bagian alat no. 4 yang dipilih merupakan lensa mikroskop, bukan intender.
Aturlah posisi kedua garis tersebut dengan kedua pemutar di sisi lensa pengamatan. Aturlah
sedemikian rupa sehingga keduanya sangat berdekatan tetapi tidak saling tumpang tindih.
9. Ubah lensa mikroskop menjadi indenter dengan memutar bagian alat no. 4 .
10. Tentukan Dwelling time yang akan digunakan dengan menekan tombol SEL pada bagian
alat no. 3 , pilihlah menu "Dwelling Time", tentukan lamanya Dwelling time yang akan
digunakan (sebagai contoh: 10 detik), dan kemudian tekan OK.
11. Proses indentasi dimulai dengan menekan tombol STR pada bagian alat no. 3 .
12. Setelah indentasi selesai, gantilah kembali indenter dengan lensa mikroskop. Ukurlah
diagonal lekukan yang terbentuk dari indentasi. Gunakan tombol pada bagian alat no. 6
untuk berpindah dari d1 ke d2 , atau sebaliknya.
13. Ulangi langkah 4-12 untuk lokasi indentasi dan gaya yang berbeda (ikuti instruksi asisten).
14. [Tambahan] Lakukan pengamatan dengan menggunakan Refrected Metallurgical Micro-
scope (lihat BAB 3) untuk sampel terakhir, ukurlah kembali diagonal-diagonal lekukan hasil
indentasi.
14 BAB 2. Vickers Hardness Test

Tabel 2.1. Data Karakterisasi Kekerasan Bahan

No. Sampel Posisi F d1 d2


1. Sample I Tengah ··· ··· ···
Tepi ··· ··· ···
2. Sample I| Tengah ··· ··· ···
Tepi ··· ··· ···
··· ··· ··· ··· ··· ···

2.5 Pengolahan Data dan Laporan


1. Hitunglah kekerasan Vickers untuk sejumlah data yang telah diperoleh pada Table 2.1.
2. Bandingkan hasil yang anda peroleh untuk sampel berbahan Acrylic dengan referensi (jika
ada) dan lakukan analisa.
3. Bandingkan hasil uji kayu 1 dan kayu 2 dan analisalah hasil yang anda peroleh.
4. Deskripsikan karakteristik dari sampel-sampel yang diuji berdasarkan hasil uji kekerasan
Vickers yang anda peroleh.
5. Analisalah mengapa hasil uji kekerasan Vickers untuk posisi yang berbeda terkadang menun-
jukkan hasil yang berbeda.
6. Jelaskanlah hubungan antara hasil uji kekerasan Vickers dengan hasil uji tekan yang anda
peroleh.
7. Bandingkan hasil yang diperoleh dengan T IME 402SXV dan hasil yang diamati dengan
Refrected Metallurgical Microscope.

2.6 Referensi Terkait


• ASM International, Hardness Testing, 2nd Edition, 06671G.
• http://www.gordonengland.co.uk/
• Metals Handbook, 9th ed., Mechanical Testing, Vol. 8, 1990.
• N. Dowling, Mechanical Behavior of Materials, Prentice Hall, 1993.
III
Bagian Tambahan

3 Reflected Metallurgical Microscope . . 17


3.1 Tujuan Praktikum
3.2 Petunjuk Penggunaan
3. Reflected Metallurgical Microscope

3.1 Tujuan Praktikum


Bagian ini merupakan bagian tambahan dari percobaan karakterisasi sifat mekanik bahan. Tu-
juannya ialah untuk membantu dalam mengamati struktur pada bahan, sebelum ataupun sesudah
dilakukan pengujian mekanik, dalam skala mikro.

3.2 Petunjuk Penggunaan


Berikut ini langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menggunakan Reflected Metallurgical
Microscope:
1. Pastikan perangkat alat Reflected Metallurgical Microscope telah tersusun dan terhubung
dengan baik, seperti yang terlihat pada Gambar 3.1.
2. Hidupkan mikroskop dengan menekan tombol POWER di sisi bagian kiri alat.
3. Tempatkan sampel di atas meja uji, bagian alat no. 1 . Atur posisi sampel tepat di bawah
sinar lampu yang keluar dari lensa mikroskop, bagian alat no. 2 . Gunakan tuas kendali,
bagian alat no. 9 , untuk mengatur posisi sampel pada arah lateral.
4. Pilihlah lensa mikroskop sesuai dengan perbesaran yang diinginkan.
5. Amati tampilan yang muncul pada lensa pengamatan, yakni bagian alat no. 4 . Jika struktur
sampel tidak teramati dengan baik, maka aturlah jarak antara lensa mikroskop dengan sampel.
Caranya, turunkan tuas pengunci, yakni bagian alat no. 3 kemudian putar tuas pemutar
yang besar sampai ditemukan tampilan yang diinginkan. Kebalikan tuas pengunci ke posisi
awal. Aturlah fokus lensa menggunakan bagian alat no. 6 .
6. Selain mode "Manual", artinya pengamatan dilakukan langsung melalui lensa pengamatan,
alat ini juga dilengkapi dengan kamera yang bisa menampilkan citra hasil pengamatan pada
komputer (PC). Untuk menggunakannya, pastikan bahwa kabel kamera, bagian alat no. 4
telah terhubung dengan komputer.
7. Nyalakan komputer yang terhubung dengan kamera mikroskop.
18 BAB 3. Reflected Metallurgical Microscope

Gambar 3.1. Tampilan Alat Reflected Metallurgical Microscope.


3.2 Petunjuk Penggunaan 19

8. Pastikan pula bahwa 2 batang pada sisi sebelah kiri mikroskop, bagian alat no. 8 , berada
pada posisi seperti pada bagian kanan atas Gambar 3.1.
9. Buka aplikasi T OUP V IEW yang sudah terpasang pada komputer.

10. Pilih Acquire - Live Capture - UCMOS03100KPA

Berikut ini contoh citra yang terekam oleh kamera mikroskop yang bisa dilihat melalui komputer.
IV
Persiapan Praktikum

4 Tugas Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
4. Tugas Pendahuluan

Sebelum percobaan dimulai, praktikan diwajibkan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Siapkan 3 buah sampel dengan 3 bahan yang berbeda, yaitu: Acrylic dan 2 jenis kayu yang
berbeda, untuk setiap percobaan (total ada 6 sampel). Untuk percobaan karakterisasi elastisi-
tas bahan, buatlah sampel dengan dimensi seperti ditunjukkan oleh Gambar 4.1(a). Untuk
kasus ini, bentuk sampel dapat berupa silinder atau balok. Untuk percobaan karakterisasi
kekerasan bahan, sampe dibuat seperti pelat tipis, dengan dimensi seperti ditunjukkan oleh
Gambar 4.1(b).

Gambar 4.1. Dimensi sampel (a) untuk percobaan uji tekan dan (b) untuk uji kekerasan.

2. Carilah referensi yang menyediakan informasi mengenai Modulus Young dan Hardness
Vickers dari bahan-bahan yang disiapkan.

Anda mungkin juga menyukai