Anda di halaman 1dari 10

MUAMALAH

Pengertian Muamalah
Dari segi bahasa, “muamalah” berasal dari kata ‘amala, yu’amilu, muamalat yang berarti perlakuan
atau tindakan orang lain, hubungan kepentingan. Kata-kata semacam ini adalah kata kerja aktif yang
harus mempunyai dua buah pelaku, yang satu terhadap yang lain saling melakukan pekerjaan secara
aktif, sehingga kedua pelaku tersebut saling menderita dari satu terhadap yang lainnya.

Pengertian Muamalah dari segi istilah dapat diartikan dengan arti yang luas dan dapat pula dengan
arti yang sempit. Berikut beberapa pengertian muamalah:

1. Menurut Ahmad Ibrahim Bek, menyatakan muamalah adalah peraturan- peraturan


mengenai tiap yang berhubungan dengan urusan dunia, seperti perdagangan dan semua
mengenai kebendaan, perkawinan, thalak, sanksi-sanksi, peradilan dan berhubungan dengan
manajemen perkantoran baik umum ataupun khusu, yang telah ditetapkan dasar-dasarnya
secara umum atau global dan terperinci untuk dijadikan petunjuk bagi manusia dalam
bertukar manfaat di antara mereka.
2. Menurut Louis Ma’luf, muamalah adalah hukuk-hukum syara’ yang berkaitan dengan urusan
dunia, seperti jual beli, perdagangan, dan lain sebagainya.

Sedangkan dalam arti yang sempit pengertian muamalah adalah semua transaksi atau perjanjian
yang dilakukan oleh manusia dalam hal tukar menukar manfaat.

Pembagian Muamalah
Dilihat dari segi bagian-bagiannya ruang lingkup syariah dalam bidang muamalah, menurut Abdul
Wahhab Khallaf (1978: 32-33), meliputi :

1. Ahkam al-Ahwal al-Syakhiyyah (Hukum Keluarga), yaitu hukum-hukum yang mengatur


tentang hak dan kewajiban suami, istri dan anak. Ini dimaksudkan untuk memelihara dan
membangun keluarga sebagai unit kecil.
2. Al-Ahkam al-Maliyah (Hukum Perdata), yaitu hukum tentang perbuatan usaha perorangan
seperti jual beli (Al-Bai’ wal Ijarah), pegadaian (rahn), perserikatan (syirkah), utang piutang
(udayanah), perjanjian (uqud). Hukum ini dimaksudkan untuk mengatur orang dalam
kaitannya dengan kekayaan dan pemeliharaan hak-haknya.
3. Al-Ahkam al-Jinaiyyah (Hukum Pidana), yaitu hukum yang bertalian dengan tindak kejahatan
dan sanksi-sanksinya. Adanya hukum ini untuk memelihara ketentraman hidup manusia dan
harta kekayaannya, kehormatannya, dan hak-haknya serta membatasi hubungan antara
pelaku tindak kejahatan dengan korban masyarakat.
4. Al-Ahkam al-Mrafa’at (Hukum Acara), yaitu hukum yang berhubungan dengan peradilan (al-
qada), persaksian (al-syahadahi) dan sumpah(al-yamin), hukum ini mengatur proses
peradilan guna merealisasikan keadilan antar manusia.
5. Al-Ahkam al-Dusturiyyah (Hukum Perundang-undangan), yaitu hukum yang berhubungan
dengan perundang-undangan untuk membatasi hubungan hakim dengan terhukum serta
menetapkan hak-hak perorangan dan dan kelompok.
6. Al-Ahkam al-Duwliyyah (Hukum Kenegaraan), yaitu hukum yang berkaitan dengan hubungan
kwlompok masyarakat di dalam negara dan antar negar. Maksud hukum ini adalah
membatasi hubungan antar negara dalam masa damai dan masa perang, serta membatasi
hubungan antar Umat Islam dengan yang lain di dalam negara.
7. Al-Ahkam al-Iqtishadiyyah wa al-Maliyyah (Hukum Ekonomi dan Keuangan), yaitu hukum
yang berhubungan dengan hak fakir miskindi dalam harta orang kaya, mengatur sumber-
sumber pendapatan dan masalah perbelanjaan negara. Dimaksudkan untuk mengatur
hubungan ekonomi antar orang kaya (agniya) dengan orang fakir miskindan antara hak-hak
keuangan negara dengan perseorangan.
Penjelasan dari Beberapa Materi dalam Ruang Lingkup Muamalah

1. Ahkam al-Ahwal al-Syakhiyyah (Hukum Keluarga)


Pengertian Pernikahan
Dalam pembahasan tentang pernikahan semua materi diambil dari buku Departemen
Agama RI yang diterbitkn oleh Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Jakarta 2002.
Pernikahan adalah akad yang menghalalkan antara laki-laki dan perempuan dengan akad
menikahkan atau mengawinkan. Kata nikah atah pernikahan sudah menjadi kosa kata
Bahasa Indonesia sebagai padanan kata perkawinan, perkawinan merupakan sunnatulah
atau hukum alam yang umum berlaku baik bagi manusia, binatang maupun tumbuh-
tumbuha.
Islam agama yang mengakui adanya hukum alam(sunnatulah) dalam hal pernikaha dan
menjelaskan banyaknya hikmah pernikahan itu. Oleh karena itu islam sangat menganjurrkan
pemeluknya untuk menikah baik melalui Al-Quran maupun Hadist Allah SWT berfirman:

‫اء‬
ِ ‫س‬َ ِ‫اب لَ ُك ْم ِمنَ الن‬
َ ‫ط‬َ ‫فَا ْن ِك ُحوا َما‬
Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi (QS. An-Nisa: 3)

Hukum Pernikahan
Jumhur (mayoritas) ulama menetapkan hukum menikah ada lima: mubah (boleh), sunnat,
wajib, makhruh dan haram.
a. Sunnat
Mereka sepakat bahwa hukum asal pernikahan adalah sunnat. Mereka beralasan
dengan Sabda Rasulullah SAW:

ُ‫ فَإِنَّه‬،‫ع ِم ْن ُك ُم ْالبَا َءة َ فَ ْليَتَزَ َّو ْج‬ َ َ ‫ َم ِن ا ْست‬،‫ب‬


َ ‫طا‬ ِ ‫شبَا‬ َّ ‫يَا َم ْعش ََر ال‬
‫ َو َم ْن لَ ْم يَ ْست َ ِط ْع فَعَلَ ْي ِه‬،‫ج‬ ِ ‫ص ُن ِل ْلفَ ْر‬
َ ‫ص ِر َوأ َ ْح‬ َ َ‫َض ِل ْلب‬ ُّ ‫أَغ‬
‫ فَإِنَّهُ لَهُ ِو َجاء‬،‫ص ْو ِم‬ َّ ‫ِبال‬
“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka
menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara
kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena
puasa dapat menekan syahwatnya” (Muttafaq Alaih)

Selanjutnya hukum ini bisa berubah menjadi mubah, wajib, makhruh dan haram dalam
hal itu tergantung maksud dan kondisi atau keadaan orang yang bersangkutan.
b. Mubah
Menikah hukumnya menjadi mubah atau boleh bagi orang yang tidak mempunyai faktor
pendorong atau faktor yang melarang untuk menikah. Ini beralasan kepada umumnya
ayat dan hadist yang menganjurkan menikah.
c. Wajib
Seseorang dilihat dari pertumbuhan jasmaniahnyasudah layak untuk menikah,
kedewasaan rohaniyahnya sudah matang dan sudah memiliki biaya untuk menikah serta
untuk menghidupi keluarganya bila ia tidak menikah khawatir terjatuh keoada
perbuatan mesum atau zina hukum, maka menikahnya wajib. Hal ini didasarkan pada
hadist riwayat Bukhari Muslim pada point a.
d. Makhruh
Seseorang yang dipandang dari pertumbuhan jasmaniahnya sudah layak untuk menikah
kdewasaan rohaniahnya sudah matang tetapi ia tidak mempunyai biaya untuk bekal
hidup beserta istri kemudian anaknya, maka ia dimakhruhkan untuk menikah dan
dianjurkan untuk menahan hawa nafsunya melalui puasa. Ia lebih baik tidak menikh
dahulu, karena akan membawa kesengsaraan bagi istri dan anaknya.
e. Haram
Pernikahan menjadi haram hukumnya bagi seseorang yang menikahi wanita dengan
maksud menyakiti, mempermainkan dan memeras hartanya. Demikian juga dengan
wanita yang haram dinikahi. Hal itu seperti memadu dua perempuan bersaudara pada
waktu yang ama. Jika seseorang menikah dengan maksud demikina, nikahnya sah karena
memenuhi syarat dan rukunnya yang formal. Hanya ia berdosa karena maksud buruknya
itu. Ia tidak berdosa kalau maksud buruknya diurungkan dan tidak dilaksankannya.

Rukun dan Syarat Pernikahan


Rukun nikah adalah umsur pokok yang harus dipenuhi untuk menjadi sahnya suatu
pernikahan suatu sistem kehidupan sosial sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan
uamat manusia di jagad raya ini. Rukun nikah adalah sebagai berikut:
1. Calon suami
2. Calon istri
3. Ijab kabul
4. Wali
5. Dua orang saksi

Masing- masing rukun tersebut mempunyai syarat-syarat yang harus dilengkapi demi sahnya
pernikahan itu.

Meminang

Pengertian Meminang
Meminang atau khitbah adalah permintaan atau ajakan seorang laki-laki kepada perempuan atau
sebaliknya untuk menikah

Hukum
Dalam agama islam meminang seseorang yaang akan dinikahi hukumnya mubah (boleh) dengan
ketentuan sebagai berikut:

a. Perempuan yang dipinang


Perempuan yang akan dipinang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Tidak terikat oleh akad perkawinan
2) Tidak berada dalam masa iddah talak raj’iy
3) Bukan pinangan orang lain
‫ع َعلَى‬َ ‫ فَالَ يَ ِح ُّل ِل ْل ُمؤْ ِم ِن أ َ ْن يَ ْبتَا‬،‫ْال ُمؤْ ِم ُن أ َ ُخو ْال ُمؤْ ِم ِن‬
‫طبَ ِة أ َ ِخ ْي ِه َحتَّى يَ َذ َر‬ ْ ‫ب َعلَى ِخ‬ ُ ‫ط‬ ُ ‫بَيْع أ َ ِخ ْي ِه َوالَ يَ ْخ‬
ِ
“(Seorang) mukmin itu saudara bagi mukmin lainnya. Oleh karena itu tidak halal
bagi seorang mukmin membeli atas pembelian saudaranya dan tidak pula
meminang atas pinangan saudaranya hingga dia meninggalkannya.” (Muttafaq
Alaih)

b. Cara Mengajukan Pinangan


1) Pinangan kepada seorang gadis atau janda yang sudah habis masa iddahnya boleh
dinyatakan secara terang-terangan.
2) Pinangan kepada janda yang masih dalam masa iddah talak bain atau iddah ditinggal
meninggal oleh suami tidak boleh dinyatakan secara terang-terangan. Hanya boleh
dilakukan secara sindiran.

2. Al-Ahkam al-Maliyah (Hukum Perdata)


Pengertian Jual Beli
Perdagangan atau jual beli dalam bahasa arab sering disebut dengan kata al-bai’, al-
tijarah, atau al-mubadalah. Sebagaimana firman Allah SWT :

ََ ‫ارة ً لَ ْن تَبُور‬
َ ‫يَ ْر ُجونَ ِت َج‬
Mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi (QS. Fathir: 29)

Secara bahasa, jual beli al-bai’ berarti muqabalatu syai’im bi sai’in. Artinya adalah
menukar sesuatu dengan sesuatu.
Pengertian jual beli menurut beberapa ahli:
1. Al-Iman An-Nawawi, di dalam Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzadzab menyebutkan jual
beli adalah tukar menukar harta dengan harta secara kepemilikan.
2. Ibnu Qudamah di dalam Al-Mughni menyebutkan bahwa jual beli adalah pertukaran
harta dengan harta dengan kepemilikan dan penguasaan.

Sehingga bila disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan jual beli adalah: “menukar
barang dengan barang atau menukar barang dengan uang, yaitu dengan jalan
melepaskan hak kepemilikan dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling
merelakan.

Hukum Jual Beli


Secara asalnya, jual beli itu merupakan hal yang hukumnya mubah atau dibolehkan.
Sebagaimana ungkapan Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah: dasarnya hukum jual beli itu
seluruhnya mubah, yaitua apabila dengan keridhaan dari kdua belah pihak. Kecuali
apabila jual beli itu dilarang oleh Rasulullah SAW. Atau yang maknanya, termasuk
dilarang beliau SAW.
Rukun Jual Beli
Sebuah transaksi jual beli membutuhkan adanya rukun sebagai penegaknya. Dimana
tanpa adanya rukun, maka jual beli itu menjadi tidak sah hukumnya . Rukun jual beli ada
tiga yaitu:
 Adanya pelaku yaitu penjual dan pembeli yang memenuhi syarat
 Adanya akad/transaksi
 Adanya barang/jasa yang diperjual belikan

3. Al-Ahkam al-Jinaiyyah (Hukum Pidana)


Pembunuhan

Pengertian Pembunuhan
Membunuh artinya melenyapkan nyawa seseorang, baik dengan sengaja ataupun tidak sengaja,
dengan alat yang mematikan alan tidak mematikan.

Macam-macam Pembunuhan
Pembunuhan ada tiga macam, yaitu dengan sengaja, seperti sengaja dan tersalah

a. Pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja


yaitu pembunuhan yang telah direncanakan dengan memakai alat yang biasanya mematikan
seseorang; dikatakan membunuh dengan sengaja apabila pembunuh tersebut, baligh dan
mempunjai niat atau rencana untuk melakukan pembunuhan, memakai alat yang biasanya
mematikan manusia
b. Pembunuhan seperti disengaja
yaitu pembunuhan yang terjadi sengaja ditakukan oleh seorang mukallaF dengan alat yang
biasanya tidak mematikan. Perbuatan ini tidak diniatkan untuk membunuh, mungkin sekali
dengan main-main. Misalnya dengan sengaja memukul orang lain dengan cambuk ringan
atau dengan mistar, akan tetapi yang terkena pukulan kemudian meninggal.
c. Pembunuhan bersalah
yaitu pembunuhan karena kesalahan/keliru semata-mata, tanpa direncanakan dan tanpa
maksud sama sekali. Misalnya seorang melempar batu atau menembak burung akan tetapi
terkena orang kemudian meninggal.

Dasar Hukum Larangan Pembunuhan


Membunuh adalah perbuatan yang dilarang dalam islam, karena islam menghormati dan melindungi
hak hidup setiap manusia. Firman Allah SWT:

ِ ‫َّللاُ ِإ َّال بِ ْال َح‬


‫ق‬ َّ ‫س الَّتِي َح َّر َم‬
َ ‫َو َال ت َ ْقتُلُوا النَّ ْف‬
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan
suatu (alasan) yang benar. (QS. Al-Isra: 33)

Hikmah Larangan Membunuh


Islam menerapkan hukuman yang begitu tepat guna memelihara kehormatan dan keselamatan jiwa
manusia. Pelaku perbuatan pembunuhan diancam dengan pembunuhan di dunia (qishash) dan di
akhirat dengan neraka jahannam dengan maksud agar tak seorangpun yang akan berani melakukan
perbuata itu. Bagi manusia sebagai anggota masyarakat adanya ancaman tersebut memberikan
pelajaran agar tidak mencoba melakukan perbuatan keji itu. sehingga merasa takut dan cemas
dalam kehidupan akan sirna, dan akhirnya masyarakat memperoleh keamanan dan ketentraman
yang sebenarnya.

Qishash

Pengertian Qishash
Menurut syara'qishash ialah melakukan pembalasan yang sama (serupa) terhadap perbuatan alau
pembunuhan atau melukai atau perusakan anggota badan atau menghilangkan manfaat anggota
badan sesuai dengan peianggaran yang dilakukan.

Hukum Qishash
Sebagai bentuk hukuman bagi pelaku pembunuhan atau pelaku penghilangan manfaat /fungsi
anggota badan, disyari'atkan datam Islam. Ketentuan mengenai qishash ini dijelaskan datam al
Quran antara lain Firman Allah Swt

ِ ‫ف ِب ْاْل َ ْن‬
‫ف‬ َ ‫س ِبالنَّ ْف ِس َو ْالعَيْنَ ِب ْالعَي ِْن َو ْاْل َ ْن‬ َ ‫َو َكت َ ْبنَا َعلَ ْي ِه ْم فِي َها أ َ َّن النَّ ْف‬
‫ص َّدقَ ِب ِه‬َ َ ‫صاص ۚ فَ َم ْن ت‬ َ ‫الس ِن َو ْال ُج ُرو َح ِق‬ ِ ‫الس َّن ِب‬ ِ ‫َو ْاْلُذُنَ ِب ْاْل ُذُ ِن َو‬
َّ ‫َّللاُ فَأُو َٰلَئِ َك ُه ُم‬
َ‫الظا ِل ُمون‬ َّ ‫ارة لَهُ ۚ َو َم ْن لَ ْم يَ ْح ُك ْم بِ َما أ َ ْنزَ َل‬ َ َّ‫فَ ُه َو َكف‬
“Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas)
dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi,
dan luka luka (pun) ada qishaashnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak qishaash)nya, maka
melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara
menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-
Maidah: 45)

Macam-macam Qishash
Berdasarkan pengertian dan hukum qishash yang telah diterangkan di atas, maka qishash terdiri dari
dua macam yaitu

a. Orang yang terbunuh terpelihara darahnya, artinya orang tindak pidana pembunuhan.
b. Qishash anggota badan yakni qishash bagi pelaku tindak pidana melukai,merusak atau
menghilangkan manfaat/fungsi anggota badan.

4. Al-Ahkam al-Mrafa’at (Hukum Acara)


PERADILAN
Pengertian Peradilan
lstilah peradilan diambill dari kata-kata qadha (bahasa Arab) yang terjemahannya adalah
memutuskan, memberi keputusan, menyelesaikan.
َ‫ضي بَ ْينَ ُه ْم يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة فِي َما َكانُوا فِي ِه يَ ْخت َ ِلفُون‬
ِ ‫ِإ َّن َرب ََّك يَ ْق‬
“Sesungguhnya Tuhan kamu akan memutuskan antara mereka di hari kiamat tentang apa yang
mereka perselisihkan itu.” (QS. Yunus: 93)

Fungsi Peradilan
Sebagai lembaga negara yang ditugasi untuk menyelesaikan dan memuuskan setiap perkara dengan
adil, maka peradilan berfungsi untuk menciptakan ketertiban dan ketentraman masyarakat yang
dibina melalui tegaknya hukum. Peradilan islam bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan umat
dengan tetap tegaknya hukum islam. Karena itu peradilan islam punya tuugas pokok:

a. Mendamaikan kedua belah pihak yang bersengketa


b. Menetapkan sangsi dan menerapkannya kepada para pelaku perbuatan yang melanggar
hukum

Hikmah Peradilan
Sesuai dengan furngsi dan tujuan peradilan sebagaimana dijelaskan di atas maka dengan adanya
peradilan akan diperoleh hikmah yang sangat besar bagi kehidupan umat yaitu:

a. Terwujudnya suatu masyarakat yang bersih karena setiap orang terutama hak asasinya
dapat dilindungi dan dipenuhi sesuai dengan peraturan danperundangan yang berlaku.
b. Aparatur pemerintah yang bersih dan berwibawa dapat terwujud ditengah-tengah
masyarakat yang bersih. Dengan demikian pada gilirannya negara akan semakin kuat sejalan
dengan tegaknya hukum.
c. Terwujudnya keadilan bagi seluruh rakyat.
d. Dengan masyarakat yang bersih, pemerintah yang bersih dan berwibawa serta tegaknya
keadilan maka akan terwujud ketenteraman, kedamaian dan keamanan dalam masyarakat.
e. Dapat mewujudkan suasana yang mendorong untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah
SWT.

5. Al-Ahkam al-Dusturiyyah (Hukum Perundang-undangan)


ZINA
Pengertian Zina
Zina adalah memasukkan alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin perempuan (dalam
persetubuhan) yang haram menurut zat perbuatannya, bukan karena subhat dan perempuan itu
mendatangkan sahwat.

Hukum Zina
Sudah menjadi ijma’ ulama perbuatan zina itu hukumnya haram dan merupakan salah satu bentuk
dosa besar. Firman Allah SWT:

‫يال‬ َ ‫شةً َو َسا َء‬


ً ِ‫سب‬ ِ ‫َو َال ت َ ْق َربُوا‬
ِ َ‫الزنَا ۖ ِإنَّهُ َكانَ ف‬
َ ‫اح‬
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan
suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Isra: 32)

QADZAF
Pengertian Qadzaf
Qadzaf menurut bahasa berarti melempar. Qadzaf ini menjadi khusus artinya dalam pengertian
syara’ ialah melemparkan tuduhan berzina dengn tuduhan terang-terangan.

Hukum Qadzaf
Menuduh berzina (qadzaf) adalah salah satu kejahatan yang hukumnya haram, bahkan merupakan
salah satu dosa besar. Penegasan bahwa qadzaf adalah dosa besar terdapat dalam Qs. An-Nur ayat
23-24 dan sunnah Rasul

ُ‫ ال ِش ْرك‬:‫هللا؟ قَا َل‬


ِ ‫سو َل‬ ُ ‫ َو َما ُه َّن يَا َر‬:‫ت قَالُ ْوا‬ ِ ‫س ْب َع ْال ُمو ِبقَا‬َّ ‫اِ ْجت َ ِنبُوا ال‬
ِ ‫ َوأ َ ْك ُل‬،‫ق‬
،‫الربَا‬ ِ ‫ َوقَتْ ُل النَّ ْف ِس الَّتِي َح َّر َم هللاُ ِإالَّ بِ ْال َح‬،‫ َوال ِس ْح ُر‬،َِ ‫هلل‬ ِ ‫بِا‬
‫ت‬
ِ ‫صنَا‬ َ ‫ف ْال ُم ْح‬ ُ ‫ َوقَ ْذ‬،‫ف‬ َّ ‫ َوالت َّ َو ِلي يَ ْو َم‬،‫َوأ َ ْك ُل َما ِل ْاليَتِي ِْم‬
ِ ‫الز ْح‬
ِ َ‫ت ْالغَا ِفال‬
‫ت‬ ِ ‫ْال ُمؤْ ِمنَا‬
“Jauhilah oleh kalian tujuh dosa besar yang menghancurkan (kalian).” Para Sahabat bertanya, “Apa
itu wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Mensekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang
diharamkan oleh Allah kecuali mempunyai hak, memakan harta riba, memakan harta anak yatim,
lari dari medan perang, dan menuduh berzina wanita mukminah yang tidak tahu menahu serta
terjaga kehormatannya.” (H.R Bukhari dan Muslim)

MINUM-MINUMAN KERAS
Pengertian Minuman Keras
Minuman keras adalah minuman yang memabukkan dan menghilangkan kesadaran dalam semua
jenisya. Dalam bahasa Arab, minuman keras ini disebut khamar.

Hukum Minuman Keras


Sudah menjadi ijma’ ulama bahwa minuman keras (khamar) itu hukumnya haram, meminumnya
termasuk salah satu dosa besar. Hukumnya minuman keras ini didasarkan kepada dalil qath’i Al-
Quran surat Al-Maidah ayat 90:

‫اب َو ْاْل َ ْز َال ُم ِر ْجس‬


ُ ‫ص‬َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِإنَّ َما ْالخ َْم ُر َو ْال َم ْي ِس ُر َو ْاْل َ ْن‬
َ‫اجتَنِبُوهُ لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحون‬
ْ َ‫ان ف‬
ِ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ِم ْن َع َم ِل ال‬
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”
6. Al-Ahkam al-Duwliyyah (Hukum Kenegaraan)
Pengertian Khilafah
Khilafah menurut bahasa artinya pengganti, duta, atau wakil dan kata khilafah ini sinonim dengan
Imamah atau Imarah yang ketiganya mempunyai arti pemerintahan atau kepemimpinan. Dari segi
bahasa ketiga kata tersebut mengalami pergeseran arti menjadi pemerintahan. Sedangkan menurut
istilah khilafah berarti struktur pemerintah yang pelaksanaannya diatur berdasarkan syariat islam.
Adapun khilafah berarti pengganti Nabi Muhammad SAW sebagai kepala negara dan pimpinan
agama. Jadi ia menggantikan Nabi sebagai kepala pemerintahan dan pimpinan agama tetapi tidak
menggantikan Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi karena posisi kenabian tidak dapat diganti oleh
siapaun. Khilafah ini perlu diwujudkan oleh umat islam untuk menciptakan persatuan dan kesatuan
dan memelihara ketertiban kehidupan bersama umat islam hal ini sesuai dengan perintah Allah
dalam QS. Al-An’am: 55

َ‫سبِي ُل ْال ُم ْج ِر ِمين‬ ِ َ‫َو َك َٰ َذ ِل َك نُف‬


ِ ‫ص ُل ْاْليَا‬
َ َ‫ت َو ِلت َ ْستَبِين‬
Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Quran (supaya jelas jalan orang-orang yang saleh,
dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa.

Tujuan Khilafah
Secara umum tujuan khilafah ialah untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil dan
makmur, sejahtera lahit dan batin serta memperleh ampunan dan ridha Allah SWT.

Secara khusus tujuan khilafah adlah sebagai berikut:

a. Melanjutkan kepemimpinan agama islam setelah Nabi Muhammad SAW wafat (bukan
sebagai pengganti).
b. Berupaya memelihara keamanan dan ketahanan agama dan negara.
c. Mengupayakan kesejahteraan lahir dan batin dalam rangka memperoleh kebahagian di
dunia dan di akhirat.
d. Mewujudkan dasar-dasar khilafah (pemerintahan) yang adil bagi seluruh aspek daolam
kehidupan umat islam.

Anda mungkin juga menyukai