Hukum kekekalan energy menyatakan bahwa energy tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan,
namun energy hanya bisa diubah dari satu bentuk menjadi bentuk lainnya. Oleh karena itu,
berdasarkan hukum tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa energy didunia ini bersifat konstan.
Setiap reaksi kimia pada prosesnya selalu melibatkan energy. Ada energy yang diserap maupun
energy yang dikeluarkan.
Suatu reaksi kimia yang membutuhkan pasokan energy untuk terjadinya reaksi maka disebut
sebagai reaksi endotermik.
Pada reaksi jenis ini, maka panas diberikan pada campuran pereaksi sehingga terjadilah reaksi.
Berikut ini adalah gambaran dari suatu reaksi endotermik
Adapun suatu reaksi kimia yang pada saat terjadinya reaksi menghasilkan panas keluar dari sistem
maka disebut sebagai reaksi eksotermik. Reaksi ini tidak membutuhkan energy melainkan justru
akan melepaskan energy, sehingga campuran yang awalnya terasa dingin, maka setelah terjadinya
reaksi akan terasa panas.
Reaksi endotermik memperlihatkan bahwa perubahan energy didalam sistem (∆E) lebih besar dari
nol sehingga notasi perubahan energy adalah positif. Sedangkan pada reaksi eksotermik,
perubahan energy (∆E) adalah lebih kecil dari nol sehingga notasi perubahan energy adalah
negative. Maka perbedaan antara reaksi endotermik dan eksotermik dapat dengan mudah kita lihat
dari nilai notasi energynya.
“Jika positif maka menandakan ia endotermik dan jika negative maka ia adalah eksotermik”
HUKUM TERMODINAMIKA 1
Perubahan energy sangat bergantung pada arus energy panas (q) dan usaha (W) dimana
∆E = q – W
Apabila suatu sistem melakukan usaha maka W akan bernilai positif, sedangkan jika suatu usaha
justru diberikan terhadap sistem, maka W akan negative. Begitu pula dengan arus energy panas
apabila mengalir kedalam sistem (sistem menyerap panas) maka akan bernilai positif dan jika
sebaliknya maka akan bernilai negative.
Maka,
Energi sistem akan meningkat apabila arus energy mengalir kedalam sistem (sistem menyerap
panas) dan jika usaha dilakukan terhadap sistem, atau dengan kata lain, jika
q = + dan dan W = - maka Energy sistem akan meningkat
Usaha merupakan perkalian antara tekanan sistem terhadap perubahan volume pada sistem
W = P. ∆V
Maka, ∆E = q – W
∆E = q – P. ∆V
jika reaksi berlangsung pada tekanan sistem serta volume sistem yang tetap atau ∆V = 0 dan ∆P=0,
maka tidak ada usaha yang dijalankan terhadap sistem, sehingga
∆E = q
Δ𝐻 juga merupakan hasil rasio antara Energi panas yang diberikan (E) dalam satuan J terhadap
mol bahan yang digunakan (n) dan memiliki satuan J/mol
𝐻
ΔH =
𝐻
HUKUM HESS
Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi didalam suatu reaksi akan selalu sama
meskipun reaksi tersebut mengalami satu atau lebih tahapan reaksi. Perubahan entalpi ini
merupakan penjumlahan dari setiap entalpi yang diperoleh dari setiap tahapan reaksi.
Contoh :
N2(g) + 2O2(g) 2NO2(g)
Keterangan
N2(g) + O2(g) 2NO (g) ΔH = 180 kJ
2NO (g) + O2(g) 2NO2(g) ΔH = -112 kJ
Kita lihat bahwa reaksi nitrogen dengan oksigen yang menghasilkan nitrogen dioksida mengalami
dua tahapan reaksi meliputi pembentukan nitrogen monoksida dan pembentukan nitrogen
dioksida.
N2(g) + O2(g) 2NO (g) ΔH = 180 kJ
2NO (g) + O2(g) 2NO2(g) ΔH = -112 kJ
N2(g) + 2O2(g) 2NO2(g) ΔH = 68 kJ
Bagaimana cara menyelesaikan soal terkait perubahan entalpi? Beberapa tahapan yang perlu anda
lakukan adalah sebagai berikut
1. Perhatikan persamaan reaksi kimia yang ditanyakan,
2. Jika belum setara, maka setarakan
3. Bandingkan setiap bagian molekul senyawa di soal dengan keterangan yang diberikan
4. Apabila molekul senyawa dan keterangan yang diberikan berada pada sisi yang sama, maka
perhatikan koefisiennya
5. Jika koefisiennya berbeda, maka samakan yang diketerangan dengan soal
6. Apabila terjadi perkalian, maka kalikan juga perubahan entalpinya
7. Berikutnya jika molekul senyawa dan keterangan yang diberikan berada pada sisi yang
berbeda maka ubah sehingga molekul senyawa pada keterangan akan berada pada sisi yang
sama dengan soal. Apabila terjadi perubahan posisi, maka notasipun berubah dari positif
jd negative atau dari negative jadi positif
8. Lalu jumlahkan.
Misalkan
Reaksi pembentukan HCl berjalan melalui persamaan sebagai berikut
H2 + Cl2 2HCl
Keterangan :
H2H + H ΔH = +104 Kkal
Cl2Cl + Cl ΔH = + 58 Kkal
2HCl2H + 2Cl ΔH = +206 Kkal
Kita telaah persamaan reaksi pada soal, dimana reaksi diketahui sudah setara.
Kita perhatikan bahwa H2 pada soal berada pada sisi kiri, sama seperti pada keterangan, maka kita
tuliskan H2 pada keterangan apa adanya
H2H + H ΔH = +104 Kkal
H22H ΔH = +104 Kkal
Berikutnya kita lihat Cl2 pada soal juga berada pada sisi kiri, sama seperti pada keterangan
Cl2Cl + Cl ΔH = + 58 Kkal
Cl22Cl ΔH = + 58 Kkal
Berikutnya kita lihat HCl pada soal berada pada sisi kanan sedangkan diketerangan berada di kiri,
maka kita lakukan perubahan posisi
2HCl2H + 2Cl ΔH = +206 Kkal
Menjadi
2H + 2Cl 2HCl ΔH = -206 Kkal
ΔH berubah dari positif menjadi negative karena terjadi perubahan posisi. Koefisien HCl pada soal
dan keterangan adalah sama yaitu dua, sehingga
H22H ΔH = +104 Kkal
Cl22Cl ΔH = + 58 Kkal
2H + 2Cl 2HCl ΔH = -206 Kkal
H2 + Cl2 2HCl ΔH = -44 Kkal
Ingat setiap molekul yang bersebrangan tanda panah maka akan saling mengurangkan dan apabila
berada pada posisi yang sama, maka akan saling menjumlahkan.
SOAL TUGAS
Kerjakan pada format word, kemudian dikumpulkan dengan cara upload di elearning
paling lambat sebelum UAS
1 Terdapat dua bentuk Kristal karbon yaitu grafit dan permata. Keduanya memiliki bentuk kisi yang
berbeda sehingga memiliki kekuatan yang berbeda. Jika reaksi pembentukan Kristal permata dari
karbon adalah sebagai berikut
Cgraphit(s) Cpermata (s)
Dimana diketahui
Cgraphit(s) + O2(g) CO2 ΔH = -394 kJ
Cpermata(s) + O2(g) CO2 ΔH = -396 kJ
Maka berapa perubahan entalpi reaksi pembentukan permata dari grafit adalah
2 Reaksi pembentukan diboran (B2H6) melewati beberapa tahapan reaksi seperti pada keterangan.
Diboran sendiri merupakan senyawa reaktif yang biasa digunakan sebagai bahan bakar roket. Jika
diketahui reaksi pembentukan diboran adalah
2B (s) + 3H2 (g) B2H6 (g)
Dan diketahui keterangan
3
2B(s) + O2 B2O3 (s) AH = -1273 KJ
2
4 diketahui
NH3 (g) + H2O ( ) NH4OH (aq) ∆H = a kal
jika
NH4Cl (s) + H2O ( ) → NH4Cl (aq) ∆H = e kal
Maka hubungan antara a,b c,d dan e adalah