PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angin topan merupakan angin yang berhembus dengan kekuatan
kencang atau sangat kuat. Angin topan terjadi di daerah yang
mempunyai iklim tropis, terutama di daerah yang dekat dengan garis balik
utara dan garis balik selatan (kecuali yang sangat dekat dengan garis lintang
nol derajat atau garis khatulistiwa). Angin topan berwujud pusaran angin
yang kencang dengan kecepatan angin sekitar 120 km/ jam atau lebih, bahkan
di level tertingginya kecepatan angin topan mencapai hingga 250 km per
jamnya. Luar biasa. Angin topan biasa muncul ketika pergantian musim.
(Ilmu Geografi, 2017)
Wilayah Indonesia ada dua musim yaitu musim kemarau dan musim
hujan karena wilayah Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak
diantara dua benua yaitu Benua Australia dan Benua Asia, serta Indonesia
juga berada diantara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik. Dan letak geografis Indonesia tersebut mempunyai pengaruh terhadap
perubahan angin Asia dan angin Australia yang selalu berganti arah dua kali
selama setahun, penyebab hal ini terjadi karena mengikuti pergeseran
matahari ke arah utara atau selatan garis khatulistiwa.
Flu Burung atau Avian Influenza (AI) adalah suatu penyakit menular
pada unggas yang di sebabkan oleh virus influenza tipe A. (Kementrian
Kesehatan RI, 2017)
Virus Influenza termasuk ke dalam famili orthomyxoviridae dan di
kelompokkan ke dalam strain A, B, C, dan D sesuai dengan karakteristik
antigenik dari protein inti. Virus influenza A menginfeksi berbagai macam
species hewan termasuk babi, kuda, mamalia laut, burung bahkan
menginfeksi manusia. penyakit ini dikenal pertamakali pada tahun 1887 di
Italia. Saat ini flu burung menjadi perhatian dunia, karena virus flu burung
memiliki kemampuan untuk terus-menerus bermutasi sehingga dalam
perkembangannya virus ini dapat menular dari unggas ke manusia.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Angin Topan
a. Apa definisi angin topan?
b. Dimana peta wilayah yang rawan terjadi angin topan?
c. Apa penyebab terjadinya angin topan?
d. Bagaimana proses terjadinya angin topan?
e. Bagaimana mitigasi bencana angin topan?
f. Apa dampak angin topan terhadap lingkungan?
g. Bagaimana upaya penaggulangan bencana angin topan?
h. Bagaimana algoritma angin topan?
i. WOC?
j. Apa peran tenaga kesehatan dalam mitigasi bencana?
2. Flu Burung
a. Apa definisi flu burung?
b. Bagaimana cara penularan flu burung?
c. Apa gejalan flu burung?
d. Bagaimana pencegahan flu burung?
e. Bagaimana siklus bencana non alam serta peran tenaga kesehatan
dalam penangannan flu burung?
f. Wilayah yang terserang flu burung?
C. Tujuan
1. Angin Topan
a) Tujuan Khusus
Untuk mengurangi angka kematian koban bencana angin topan
yang terjadi secara tiba-tiba dengan memahami bagaimana cara
penanggulangannya saat pra bencana, saat terjadi bencan, dan pasca
bencana.
b) Tujuan Umum
1) Paham cara penanggulangan bencana
2) Dapat mendeteksi adanya bencana angin topan sehingga dapat
menghindar dari wilayah tersebut untuk sementara waktu.
3) Dapat memahami proses terjadinya angin topan
3
2. Flu Burung
a) Tujuan Khusus
Untuk menurunkan angka kematian penderita flu burung pada
manusia denganmemutus rantai penularan flu burung dari unggas ke
manusia serta mewaspadai terjadinya penularan terhadap manusia dari
unggas sedini mungkin.
b) Tujuan Umum
1) Pencegahan terjadinya penularan flu burung pada manusia
2) Terdeteksinya kemungkinan terjadi penularan pada manusia dari
unggas sedini mungkin
3) Paham bagaimana cara penanggulangan flu burung
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Angin Topan
1. Definisi
Angin topan merupakan angin yang berhembus dengan kekuatan
kencang atau sangat kuat. Angin topan terjadi di daerah yang
mempunyai iklim tropis, terutama di daerah yang dekat dengan garis balik
utara dan garis balik selatan (kecuali yang sangat dekat dengan garis
lintang nol derajat atau garis khatulistiwa). Angin topan berwujud pusaran
angin yang kencang dengan kecepatan angin sekitar 120 km/ jam atau
lebih, bahkan di level tertingginya kecepatan angin topan mencapai hingga
250 km per jamnya. Luar biasa. Angin topan biasa muncul ketika
pergantian musim. (Ilmu Geografi, 2017)
2. Peta Wilayah Yang Rawan Terjadi Angin Topan
4
5
hari. hal ini karena pada waktu itu suhu sedang mencapai puncaknya,
sementara di dalam samudera tidak ada yang mengimbanginya.
Dengan demikian, angin topan menjadi peristiwa yang biasa terjadi di
daerah samudera.
b. Suhu udara yang sangat panas
Angin topan juga terjadi ketika suhu udara sangat panas, tepatnya
pada siang hari. pada saat tengah hari, ketika udara menjadi sangat
panas, maka lapisan atmosfer bumi juga akan menerima suhu panas
yang lebih besar, namun tekanan udaranya rendah. Karena hal itulah
maka akan terjadi perpindahan tekanan udara dari tempat yang
mempunyai suhu rendah menuju ke tempat yang mempunyai suhu
tinggi. peristiwa ini akan membentuk sebuah pusaran angin yang kita
kenal sebagai angin topan.
c. Penguapan air laut yang berjumlah besar
Angin topan lebih banyak terjadi di lautan daripada di daratan,
terlebih di kawasan samudera yang dekat dengan garis khatulistiwa
namun tidak terlalu dekat. Beberapa samudera yang notabene sering
terjadi angin topan adalah di samudera Pasifik dan Samudera
Atlantik. Ketika tengah hari, maka suhu akan mencapai lebih dari
batas normal yakni sebesar 27 derajat naik sedemikian rupa. Hal ini
secara otomatis akan menyebabkan permukaan laut memiliki suhu
yang lebih tinggi daripada suhu di bawah laut. Hal tersebutlan yang
memicu terjadinya penguapan yang sangat besar dan juga sangat
cepat. Pada proses penguapan tersebut juga terjadi proses pembekuan,
sehingga akan menyebabkan pusaran air yang mempunyai kecepatan
tinggi.
d. Pusaran angiun yang terjadi berjam-jam
Terbentuknya angin topan juga karena disebabkan adanya pusaran
angin yang telah berlangsung selama beberapa jam. Angin topan yang
terjadi di Indonesia dikenal juga sebagai angin badai. Biasanya angin
ini datang dengan mendadak. Sebelum terbentuk angin topan atau
angin badai ini, biasanya terjadi proses pembentukan pusaran angin
6
Titik-titik air tidak tertahan lagi oleh udara yang naik ke puncak
awan. Hujan turun menimbulkan gaya gesek antara arus udara naik
dan turun. Temperatur massa udara yang turun ini lebih dingin dari
udara sekelilingnya. Antara arus udara yang naik dan turun dapat
timbul arus geser yang memuntir, membentuk pusaran. Arus udara ini
berputar semakin cepat, mirip sebuah siklon yang “menjilat” bumi
sebagai angin puting beliung. Terkadang disertai hujan deras yang
membentuk pancaran air (water spout).
c. Fase Punah
berturut-turut tidak ada hujan pada musim transisi, maka ada indikasi
potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik
yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.
6. Posisi Terjadinya Angin Topan
pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam atau lebih
yang terjadi di khatulistiwa. Angin topan disebabkan oleh perbedaan
tekanan dalam suatu sistem cuaca .Angin paling kencang yang terjadi di
daerah tropis ini umumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di
sekitar daerah sistem tekanan rendah yang ekstrem dengan kecepatan
sekitar 20 Km/jam.Angin topan biasa dialami saat pergantian musim
e. Bidang pembangunan
Angin topan juga dapat mengganggu terjadinya proses pembangunan
yang tengah dilakukan. Salah satunya alasan yang bisa menjelaskan
hal ini adalah karena bangunan bisa terangkat hingga ke dasarnya, atau
bahkan bergeser hingga akhirnya menjadi roboh. Hal ini terjadi karena
kekuatan dari angin topan yang dasyat. Angin topan juga bisa
mengangkat atap dari bangunan tersebut. Angin topan juga bisa
merobohkan tiang besi yang menjadi penyangga suatu bangunan.
Sehingga apabila tiang tersebut roboh, maka yang akan terjadi adalah
bangunan juga akan ikut roboh.
13
Pada saat peringatan akan adanya badai angin topan, setiap keluarga
perlu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti lilin
atau lampu senter dengan persediaan batereinya, dan makanan
paling sedikit untuk tiga hari.
3. Hindari Banjir
Apabila banjir masuk ke dalam rumah, sebaiknya naik ke
tempat yang lebih tinggi. Waspada terhadap pusat angin topan.
Pusat badai dan angin topan ini biasanya mencapai radius 30-50
km dan badainya bisa mencapai radius 600 km. ‘Pusat’ badai
dapat membawa air yang menyebabkan terjadi banjir di daerah
pesisir. Pada saat ‘pusat’ badai ini
lewat, keadaan biasanya lebih tenang dan tidak berawan, namun
ini bukan berarti badai telah berlalu. Tetap tinggal di dalam
rumah hingga badai benar-benar berlalu (bisa beberapa jam atau
hari).
4. Setelah Terjadinya Angin Topan
a. Usahakan untuk tidak segera memasuki wilayah hingga
dinyatakan siaga 4 atau aman. Banyak kegiatan berlangsung
untuk membenahi daerah yang baru terlanda angin topan. Untuk
memperlancar proses ini sebaiknya orang yang tidak
berkepentingan dilarang masuk.
b. Gunakan senter untuk memeriksa kerusakan. Jangan
menyalakan aliran listrik sebelum dinyatakan aman. Jauhi
kabel-kabel listrik yang terjatuh di tanah. Untuk menghindari
kecelakaan, jalan yang terbaik adalah menjauhi kabel-kabel ini.
c. Matikan gas dan aliran listrik. Untuk menghindari kebakaran,
apabila tercium bau gas segera matikan aliran gas dan apabila
ada kerusakan listrik segera matikan aliran dengan mencabut
sekring. Ini hanya boleh dilakukan oleh orang yang benar-benar
paham tentang listrik.
d. Pergunakan telepon hanya untuk keadaan darurat. Jaringan
telepon akan menjadi sangat sibuk pada saat seperti ini.
Kepentingan untuk meminta bantuan harus diutamakan.
e. Mendengarkan radio untuk mengetahui perubahan kondisi.
16
x1
x2
y_in1 y1
X x3 bIIIx- w1 II F1
x4 y_in2 y2
IiiIII –w2 II F2
X x5
x6
a. Bobot awal variabel input ke-j menuju ke kelas(cluster) ke-i: dengan dan
b. Tentukan nilai maksimum iterasi/epoh: MaxEpoh
c. Parameter learning rate: 𝛼𝛼
17
1. Masukkan
i = (1,2,3,......,n)
j = (1,2,3,......,m)
a. epoh =epoh+1
c. Kurangi nilai
ada beberapa hal yang dapat dilakukan perawat dalam masa pra
bencana ini, antara lain :
5) Evaluasi pelaksanaan.
c. Pasca bencana
1) Pemulihan pelayanan publik.
2) Pemulihan ekonomi.
3) Pemulihan dampak sosial.
6. Wilayah Yang Terserang Flu Burung
25
DAFTAR PUSTAKA
Belia, Stavini. 2017. Bencana Alam Angin Topan Dalam Kajian Fisika.
Yogyakarta.
Depkes. 2017. Kemenkes Umumkan Kasus Flu Burung. Jakarta.
Hidayat, I. 2017. Pengertian, Dampak, dan Penyebab Angin Topan. Ilmu
geografi : Jakarta.
Helmi, TZ, 2016. Identifikasi Dan Isolasi Virus Avian Influenza. Yogyakarta.
Harder, T & Werner, O. 2014. Flu Burung. Jakarta.
Iriyantoni. 2015. Jurna Geografi Kesiapsiagaan Bencana Angin Topan.
Jakarta.
Kemenkes RI. 2017. Pedoman Penanggulangan Flu Burung. Jakarta,
Murad, C. 2016. Gambaran Pengetahuan Masyarakat Mengenai Flu Burung.
Jakarta.
Yudhastuti, R & Sudarmaji. 2014. Mengenal Flu Burung Dan Bagaimana
Kita Menyikapinya. Penebar Swadaya : Jakarta.
Yunita Resti. 2017. Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi Angin Topan.
Yogyakarta.
26