Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angin topan merupakan angin yang berhembus dengan kekuatan
kencang atau sangat kuat. Angin topan terjadi di daerah yang
mempunyai iklim tropis, terutama di daerah yang dekat dengan garis balik
utara dan garis balik selatan (kecuali yang sangat dekat dengan garis lintang
nol derajat atau garis khatulistiwa). Angin topan berwujud pusaran angin
yang kencang dengan kecepatan angin sekitar 120 km/ jam atau lebih, bahkan
di level tertingginya kecepatan angin topan mencapai hingga 250 km per
jamnya. Luar biasa. Angin topan biasa muncul ketika pergantian musim.
(Ilmu Geografi, 2017)
Wilayah Indonesia ada dua musim yaitu musim kemarau dan musim
hujan karena wilayah Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak
diantara dua benua yaitu Benua Australia dan Benua Asia, serta Indonesia
juga berada diantara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik. Dan letak geografis Indonesia tersebut mempunyai pengaruh terhadap
perubahan angin Asia dan angin Australia yang selalu berganti arah dua kali
selama setahun, penyebab hal ini terjadi karena mengikuti pergeseran
matahari ke arah utara atau selatan garis khatulistiwa.
Flu Burung atau Avian Influenza (AI) adalah suatu penyakit menular
pada unggas yang di sebabkan oleh virus influenza tipe A. (Kementrian
Kesehatan RI, 2017)
Virus Influenza termasuk ke dalam famili orthomyxoviridae dan di
kelompokkan ke dalam strain A, B, C, dan D sesuai dengan karakteristik
antigenik dari protein inti. Virus influenza A menginfeksi berbagai macam
species hewan termasuk babi, kuda, mamalia laut, burung bahkan
menginfeksi manusia. penyakit ini dikenal pertamakali pada tahun 1887 di
Italia. Saat ini flu burung menjadi perhatian dunia, karena virus flu burung
memiliki kemampuan untuk terus-menerus bermutasi sehingga dalam
perkembangannya virus ini dapat menular dari unggas ke manusia.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Angin Topan
a. Apa definisi angin topan?
b. Dimana peta wilayah yang rawan terjadi angin topan?
c. Apa penyebab terjadinya angin topan?
d. Bagaimana proses terjadinya angin topan?
e. Bagaimana mitigasi bencana angin topan?
f. Apa dampak angin topan terhadap lingkungan?
g. Bagaimana upaya penaggulangan bencana angin topan?
h. Bagaimana algoritma angin topan?
i. WOC?
j. Apa peran tenaga kesehatan dalam mitigasi bencana?
2. Flu Burung
a. Apa definisi flu burung?
b. Bagaimana cara penularan flu burung?
c. Apa gejalan flu burung?
d. Bagaimana pencegahan flu burung?
e. Bagaimana siklus bencana non alam serta peran tenaga kesehatan
dalam penangannan flu burung?
f. Wilayah yang terserang flu burung?
C. Tujuan
1. Angin Topan
a) Tujuan Khusus
Untuk mengurangi angka kematian koban bencana angin topan
yang terjadi secara tiba-tiba dengan memahami bagaimana cara
penanggulangannya saat pra bencana, saat terjadi bencan, dan pasca
bencana.
b) Tujuan Umum
1) Paham cara penanggulangan bencana
2) Dapat mendeteksi adanya bencana angin topan sehingga dapat
menghindar dari wilayah tersebut untuk sementara waktu.
3) Dapat memahami proses terjadinya angin topan
3

2. Flu Burung
a) Tujuan Khusus
Untuk menurunkan angka kematian penderita flu burung pada
manusia denganmemutus rantai penularan flu burung dari unggas ke
manusia serta mewaspadai terjadinya penularan terhadap manusia dari
unggas sedini mungkin.
b) Tujuan Umum
1) Pencegahan terjadinya penularan flu burung pada manusia
2) Terdeteksinya kemungkinan terjadi penularan pada manusia dari
unggas sedini mungkin
3) Paham bagaimana cara penanggulangan flu burung
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Angin Topan
1. Definisi
Angin topan merupakan angin yang berhembus dengan kekuatan
kencang atau sangat kuat. Angin topan terjadi di daerah yang
mempunyai iklim tropis, terutama di daerah yang dekat dengan garis balik
utara dan garis balik selatan (kecuali yang sangat dekat dengan garis
lintang nol derajat atau garis khatulistiwa). Angin topan berwujud pusaran
angin yang kencang dengan kecepatan angin sekitar 120 km/ jam atau
lebih, bahkan di level tertingginya kecepatan angin topan mencapai hingga
250 km per jamnya. Luar biasa. Angin topan biasa muncul ketika
pergantian musim. (Ilmu Geografi, 2017)
2. Peta Wilayah Yang Rawan Terjadi Angin Topan

3. Penyebab Terjadinya Angin Topan


Adapun beberapa penyebab angin topan menurut Ilmu Geografi, 2017
yaitu:
a. Perbedaan penekanan
Angin topan biasa terjadi karena disebabkan oleh adanya perbedaan
tekanan udara dalam suatu sistem cuaca. Tekanan udara yang berbeda
ini membentuk suatu pusaran dalam suatu sistem cuaca. Angin topan
lebih sering terjadi di samudera karena tekanan udaranya lebih
berbeda dibandingkan dengan yang ada di ekosistem darat. Biasanya,
angin topan lebih berpotensi terjadi ketika musim kemarau di siang

4
5

hari. hal ini karena pada waktu itu suhu sedang mencapai puncaknya,
sementara di dalam samudera tidak ada yang mengimbanginya.
Dengan demikian, angin topan menjadi peristiwa yang biasa terjadi di
daerah samudera.
b. Suhu udara yang sangat panas
Angin topan juga terjadi ketika suhu udara sangat panas, tepatnya
pada siang hari. pada saat tengah hari, ketika udara menjadi sangat
panas, maka lapisan atmosfer bumi juga akan menerima suhu panas
yang lebih besar, namun tekanan udaranya rendah. Karena hal itulah
maka akan terjadi perpindahan tekanan udara dari tempat yang
mempunyai suhu rendah menuju ke tempat yang mempunyai suhu
tinggi. peristiwa ini akan membentuk sebuah pusaran angin yang kita
kenal sebagai angin topan.
c. Penguapan air laut yang berjumlah besar
Angin topan lebih banyak terjadi di lautan daripada di daratan,
terlebih di kawasan samudera yang dekat dengan garis khatulistiwa
namun tidak terlalu dekat. Beberapa samudera yang notabene sering
terjadi angin topan adalah di samudera Pasifik dan Samudera
Atlantik. Ketika tengah hari, maka suhu akan mencapai lebih dari
batas normal yakni sebesar 27 derajat naik sedemikian rupa. Hal ini
secara otomatis akan menyebabkan permukaan laut memiliki suhu
yang lebih tinggi daripada suhu di bawah laut. Hal tersebutlan yang
memicu terjadinya penguapan yang sangat besar dan juga sangat
cepat. Pada proses penguapan tersebut juga terjadi proses pembekuan,
sehingga akan menyebabkan pusaran air yang mempunyai kecepatan
tinggi.
d. Pusaran angiun yang terjadi berjam-jam
Terbentuknya angin topan juga karena disebabkan adanya pusaran
angin yang telah berlangsung selama beberapa jam. Angin topan yang
terjadi di Indonesia dikenal juga sebagai angin badai. Biasanya angin
ini datang dengan mendadak. Sebelum terbentuk angin topan atau
angin badai ini, biasanya terjadi proses pembentukan pusaran angin
6

yang berlangsung selama beberapa jam. Dengan adanya tanda yang


telah berlangsung selama berjam- jam inilah seharusnya angin topan
sudah bisa diantisipasi agar tidak menimbulkan korban jiwa dan juga
kerusakan berat. Terlebih lagi sudah ada alat- alat canggih
semacam satelit yang bisa mendeteksi keberadaan angin topan lebih
tepat. Dengan adanya prediksi terjadinya angin topan, maka
pencegahan terhadap angin topan secara lebih dini dapat dilakukan.
e. Kerumitan lain dalam cuaca
Angin topan apat dijelaskan secara ilmiah dan secara gamblang
mengenai penyebabnya apabila terjadi di tengah samudera. Namun
akan lain halnya dengan angin topan apabila terjadi daratan dan di
tengah pemukiman masyarakat. Hal ini sangat berbahaya. namun
untuk penyebabnya secara pasti mengenai angin topan yang terjadi di
daratan ini belum dapat dipastikan. Segala kerumitan mengenai
kondisi cuaca dan juga kondisi suhu udara bisa dimungkinkan
menjadi penyebab dari angin topan ini. karena jika di daratan angin
topan bisa datang sewaktu-waktu, maka manusia harus selalu
waspada akan hal ini. karena angin topan bisa menelan banyak korban
jiwa, bahkan bisa menjadai salah satu penyebab tanah longsor.
4. Proses terjadinya Angin Topan
Proses terjadinya angin topan berbeda dengan pergerakan angin pada
umumnya. Angin topan berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-
lapis yang dekat dengan permukaan bumi. Jenis awan berlapis-lapis ini
menjulang ke arah vertikal mencapai ketinggian 30.000 kaki lebih. Jenis
awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut awan
Cumulus Nimbus (CB). Awan Cumulus muncul pada saat temperatur
semakin tinggi kemudian berkembang menjadi Cumulus Nimbus. Awan
ini berwarna abu-abu, apabila akan terjadi angin topan awan ini akan cepat
berubah warna menjadi hitam gelap. Angin akan bergerak akibat tekanan
massa air hujan yang besar yang turun dari awan Cumulus Nimbus.
Sewaktu hujan akan turun, gerakan massa hujan yang besar tersebut
mendorong lapisan udara di bawahnya sehingga terjadi angin yang
7

bergerak ke bawah. Ketika mencapai permukaan tanah atau air sungai, ia


akan bergerak ke arah tegak lurus permukaan bumi. Angin kuat yang
bergerak ke arah samping menyebabkan terbentuknya turbulansi udara
yang seperti berputar-putar. Dengan bergabungnya beberapan angin dari
berbagai arah maka kekuatan angin menjadi semakin kuat dan akibatnya
akan mendorong benda benda sekitarnya. (Stavini Belia, 2017)
Adapun proses terjadinya angin topan menurut Laksmindra Fitria
(2011) terdiri atas tiga fase, yaitu fase tumbuh, dewasa atau masak, dan
punah. Ketiga fase itu digambarkan sebagai berikut: (Stavini Belia, 2017)
a. Fase Tumbuh

Gambar1. Fase tumbuh pada angin topan. (Stavini Belia, 2017)


Dalam awan terjadi arus udara naik ke atas yang kuat. Hujan
belum turun, titik-titik air maupun kristal es masih tertahan oleh arus
udara yang naik ke atas puncak awan.
b. Fase Dewasa tau Masak

Gambar 2. Fase tumbuh pada angin topan (Stavini Belia, 2017)


8

Titik-titik air tidak tertahan lagi oleh udara yang naik ke puncak
awan. Hujan turun menimbulkan gaya gesek antara arus udara naik
dan turun. Temperatur massa udara yang turun ini lebih dingin dari
udara sekelilingnya. Antara arus udara yang naik dan turun dapat
timbul arus geser yang memuntir, membentuk pusaran. Arus udara ini
berputar semakin cepat, mirip sebuah siklon yang “menjilat” bumi
sebagai angin puting beliung. Terkadang disertai hujan deras yang
membentuk pancaran air (water spout).
c. Fase Punah

Gambar 3. Fase punah pada angin topan. (Stavini Belia, 2017)


Tidak ada massa udara naik. Massa udara yang turun meluas di
seluruh awan. Kondensasi berhenti. Udara yang turun melemah hingga
berakhirlah pertumbuhan awan Cumulonimbus.
5. Iklim yang Terjadi Pada Saat Angin Topan Berlangsung
indikasinya akan terjadi angin keras dalam waktu singkat yang disertai
hujan deras dan petir sudah terlihat satu hari sebelumnya. Di mana udara
pada malam hingga pagi hari terasa sangat gerah. Lalu dia menjelaskan
jika udara terasa panas dan gerah tersebut diakibatkan adanya radiasi
matahari, yang cukup kuat, yang ditunjukkan oleh perbedaan suhu udara
(> 4.5°C) Selain itu ada kelembaban udara yang cukup tinggi.
Tahap selanjutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-
abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cumulonimbus. Jika 1-3 hari
9

berturut-turut tidak ada hujan pada musim transisi, maka ada indikasi
potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik
yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.
6. Posisi Terjadinya Angin Topan
pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam atau lebih
yang terjadi di khatulistiwa. Angin topan disebabkan oleh perbedaan
tekanan dalam suatu sistem cuaca .Angin paling kencang yang terjadi di
daerah tropis ini umumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di
sekitar daerah sistem tekanan rendah yang ekstrem dengan kecepatan
sekitar 20 Km/jam.Angin topan biasa dialami saat pergantian musim

7. Mitigasi Bencana Angin Topan


Dalam undang-undang Republik Indonesia no 24 tahun 2007
tentang penanggulangan bencana disebutkan bahwa mitigasi adalah
serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana. Menurut Sarah Kirby dan Wilma Hammet
dalam Disaster Hanbook mitigasi untuk bencana angin topan terdiri atas
tiga hal yaitu mitigasi sebelum, saat dan sesudah terjadi angin topan.
(Stavini Belia, 2017)
a. Pra Bencana
1) Kenali sifat-sifat angin topan
2) Menandai area perumahan yang berfungsi sebagai shelter, dan
memastikan kepada anggota keluarga untuk pergi ke shelter jika
terjadi angin topan
3) Menyiapkan segala keperluan yang diperlukan saat terjadi
bencana seperti senter, radio, p3k, makanan instan dan minuman,
uang (kartu kredit) dan sepatu yang kuat.
4) Jika orang tua bekerja dan anak sekolah, rencanakan bagaimana
bisa pulang bersama-sama.
10

5) Pastikan semua anggota keluarga mengetahui nama lengkap,


alamat yang jelas dan nomor telepon masing-masing anggota
keluarga.
b. Saat Terjadi Bencana
1) Pergi ke basement (shelter) atau ke bangunan-bangunan yang
rendah.
2) Menjauh dari jendela.
3) Berlindung dibawah meja atau benda ainnya yang kokoh.
4) Gunakan tangan untuk melindungi leher dan kepala, pakai selimut
atau jaket tebal untuk melindungi tubuh.
5) Hindari tempat-tempat yang beratap tinggi seperti auditorium,
mall, kafe, dan ruangan yang luas.
6) Jika tidak ada shelter dan tidak sempat masuk ruangan,
berbaringlah di parit atau di area yang rendah atau membungkuk
di dekat sebuah bangunan yang kokoh, Sadari adanya potensi
banjir.
7) Jangan mencoba mengendarai mobil jika terjadi angin topan.
c. Pasca bencana
1) Tolong orang yang terjebak dan terluka.
2) Beri pertolongan pertam bagi yang terluka dan segera cari
bantuan.
3) Nyalakan radio atau televisi untuk memperoleh informasi.
4) Keluar dari bangunan yang rusak, dan kembali kerumah jika telah
dinyatakan aman.
5) Gunakan telepon hanya untuk keadaan darurat.
6) Tinggalkan bangunan jika tercium bau gas atau zat kimia lainnya.
8. Dampak Angin Topan Terhadap Lingkungan (Ilmu geografi, 2017).
Selain merenggut korban jiwa, keberadaan angin topan juga
menimbulkan banyak kerugian lainnya. Angin topan menimbulkan
kerugian di berbagai bidang yang berbeda. Beberapa kerugian atau
dampak dari angin topan antara lain sebagai berikut:
a. Bidang perhubungan
11

Dampak dari angin topan yang pertama mengenai bidang


perhubungan. Karena angin topan kebanyakan terjadi di tengah lautan,
maka sangat erat hubungannya dengan kegiatan perhubungan yang
notabene merupakan hubungan antara wilayah satu negara dengan
negara lainnya. Angin topan tidak hanya mempengaruhi bidang
transportasi laut saja, namun juga bidang transportasi darat dan juga
udara. Karena tekanan udara dan juga angin yang tidak stabil, maka
untuk penerbangan tentu akan ditunda karena jadwal penerbangan
sangat rentan dengan yang namanya cuaca. Pesawat menjadi tidak
aman apabila terbang dalam cuaca yang tidak stabil. Untuk transportasi
darat, angin topan jelas mempengaruhi kelancaran transportasi darat
karena dapat membuat kondisi darat menjadi porak poranda dan bisa
menumbangkan pohon- pohon yang ada di daratan. Sementara untuk
transportasi laut, keberadaan angin topan sudah tidak diragukan lagi
untuk dapat mempengaruhi kelancaran transportasi. Kapal- kapal yang
melintas tersebut jelas bisa tergulung oleh ombak yang bisa mencapai
tinggi bermeter- meter.
b. Bidang telekomunikasi
Dampak angin topan yang selanjutnya mempengaruhi bidang
telekomunikasi. Telekomunikasi bisa berjalan lancar dengan bantuan
satelit. Apabila keberadaan satelit menjadi terganggu maka sistem
komunikasi juga akan terganggu. Adanya tekanan udara yang berbeda
dan angin kencang juga bisa mempengaruhi atmosfer bumi, terutama
di lapisan ionosfer dimana terjadinya perpindahan gelombang
elektronik dari berbagai alat komunikasi, televisi dan juga radio. Maka
dari itulah jika ada hujan deras disertai dengan petir dan juga kilat, kita
dihimbau untuk tidak menyalakan televisi supaya tidak ada sesuatu hal
yang tidak diinginkan.
c. Bidang pariwisata
Selanjutnya dampak angin topan mempengaruhi bidang pariwisata.
Dampak dari angin topan ini paling banyak mempengaruhi di bidang
pariwisata. Bidang pariwisata menonjolkan keindahan alam yang dapat
12

dinikmati oleh wisatawan. Namun ketika angin topan menyerang,


maka akan menimbulkan berbagai kerusakan yang membuat
lingkungan menjadi tidak indah lagi. Selain tidak indah juga dapat
menimbulkan berbagai macam marabahaya bagi para wisatawan.
Sektor pariwisata yang terkena dampaknya bukan hanya pariwisata
laut saja, namun juga pariwisata darat.
d. Bidang pertanian
Selanjutnya ada di bidang pertanian. Kita mengetahui bahwa rata- rata
pertanian terjadi di area darat, meskipun ada beberapa pertanian yang
terjadi di wilayah lautan seperti pertanian rumput laut, dan tumbuh-
tumbuhan laut yang lainnya. Wajar saja apabila terjadinya angin topan
dapat mengganggu kelangsungan bidang pertanian. Kecepatan angin
yang ideal rata- rata adalah 19 hingga 35 km per jamnya. Dengan
kecepatan yang demikian maka akan terjadi penyerbukan yang
sempurna. Sementara itu angin topan mempunyai kecepatan yang
sangat kencang dan juga kekuatan yang sangat besar. Hal ini jelas akan
mengganggu penyerbukan dan membuat pertanian menjadi gagal
panen. Selain membuat pertanian gagal panen, angin topan juga akan
merusak lahan pertanian sehingga menjadi sulit untuk digunakan atau
ditanami.

e. Bidang pembangunan
Angin topan juga dapat mengganggu terjadinya proses pembangunan
yang tengah dilakukan. Salah satunya alasan yang bisa menjelaskan
hal ini adalah karena bangunan bisa terangkat hingga ke dasarnya, atau
bahkan bergeser hingga akhirnya menjadi roboh. Hal ini terjadi karena
kekuatan dari angin topan yang dasyat. Angin topan juga bisa
mengangkat atap dari bangunan tersebut. Angin topan juga bisa
merobohkan tiang besi yang menjadi penyangga suatu bangunan.
Sehingga apabila tiang tersebut roboh, maka yang akan terjadi adalah
bangunan juga akan ikut roboh.
13

Itulah beberapa dampak yang kemungkinan besar dapat timbul


karena adanya terjangan angin topan. Angin topan yang terjadi dapat
mengakibatkan kerusakan yang ganas, maka dari itulah manusia harus
waspada terhadap terpaan angin topan yang datang sewaktu- waktu.
Dan lebih penting lagi harus mengupayakan berbagai cara untuk dapat
menanggulangi terjadinya angin topan supaya tidak menimbulkan
banyak kerusakan dan juga menelan korban jiwa.
9. Upaya Penaggulangan Bencana Angin Topan
Bencana angin topan akan berdampak negatif bahkan mengancam
nyawa, oleh karena itu perlu dilakukannya upaya penggulangan bencana
angin topan, berikut ini merupakan beberapa upaya yang dapat
meminimalisir akibat buruk terjadinya angin topan menurut ilmu geografi,
2017:
a. Membuat bangunan dengan pondasi yang dalam dan kuat
Mengapa pondasi harus dalam dan juga kuat? Agar lebih
kokoh tentunya. Hal ini terutama harus dilakukan pada daerah yang
mempunyai resiko terkena angin topan yang tinggi. mengingat seperi
yang telah disebutkan diatas bahwasannya angin topan dapat dengan
mudah mengangkat atap bangunan, dan bahkan mengangkat dasar atau
pondasi bangunan hingga bergeser dari tempatnya.
b. Melakukan pelatihan mitigasi bencana angin topan
Melakukan pelatihan atau mitigasi bencana angin topan bagi
warga masyarakat. Terutama warga masyarakat yang berada di daerah
rawan angin topan. Hal ini tentu akan sangat berguna sebagai upaya
pertahanan diri terhadap angin topan, serta untuk melatih diri
mengenai tindakan yang paling tepat yang harus dilakukan ketika
terjadi angin topan.
c. Tidak membangun bangunan di tempat yang rawan angin topan
Upaya yang paling aman diantara yang lainnya adalah
menghindari daerah yang rawan terjadi angin topan untuk digunakan
sebagai daerah pemukiman. Namun hal ini sulit untuk dilakukan,
mengingat angin topan dapat berpotensi terjadi di daerah mana saja
14

yang sekiranya dekat dengan garis khatulistiwa. Jadi upaya ini


merupakan upaya yang paling aman, namun juga merupakan upaya
yang paling sulit untuk dilakukan mengingat sebuah tempat sangat
dibutuhkan untuk melakukan berbagai macam aktivitas.
d. Memasang alat pendeteksi angin topan
Memasang alat pendeteksi terjadinya angin topan. Angin topan
merupakan salah satu bencana alam yang berbahaya. maka dari itulah
keberadaannya haruslah sangat diwaspadai. Ketika alat pendeteksi
angin topan sudah menggapai tanda- tanda terjadinya angin topan, maka
masyarakat di daerah yang terkena angin topan tersebut harus segera
mengungsi, supaya masyarakat lebih terkondisikan dan jauh dari
marabahaya.

10. Manajemen Bencana Angin Topan

Bagi masyarakat yang hidup di daerah pesisir yang rawan akan


bencana topan, dapat melakukan beberapa tindakan persiapan
menghadapi badai dan angin topan diantaranya yaitu;
a) Menyadari risiko dan membuat rencana pengungsian,
mengetahui risiko dan cara evakuasi yang cepat dan tepat adalah
kunci dari tindakanpersiapan dan pencegahan ini
b) Melakukan latihan dengan menelusuri jalur-jalur evakuasi akan
mempercepat dan memudahkan proses pengungsian apabila
diperlukan nanti
c) Menguatkan atap rumah dengan mengikat atap dengan baik
d) Mengembangkan rencana tindakan berupa Kapan harus bersiap
untuk menghadapi badai dan angin topan?, Apabila diperlukan,
berapa lama dibutuhkan untuk mengungsi?, Apakah jalur
pengungsian perlu diubah karena terlalu sulit?
e) Menyiapkan kebutuhan yang diperlukan

Pada saat peringatan akan adanya badai angin topan, setiap keluarga
perlu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti lilin
atau lampu senter dengan persediaan batereinya, dan makanan
paling sedikit untuk tiga hari.

2. Saat Terjadinya Angin Topan


Tetap berada di dalam rumah, kecuali apabila dianjurkan untuk
15

mengungsi. Walaupun tidak ada anjuran, masyarakat harus tetap


bersiap untuk mengungsi. Apabila dianjurkan untuk tinggal di
dalam rumah maka :
a. Semua persediaan sudah disiapkan
b. Jika diperlukan, tinggal di suatu ruangan yang paling aman di
dalam rumah
c. Matikan semua sumber api, aliran listrik dan peralatan
elektronik
d. Mendengarkan radio agar mengetahui informasi terkini

3. Hindari Banjir
Apabila banjir masuk ke dalam rumah, sebaiknya naik ke
tempat yang lebih tinggi. Waspada terhadap pusat angin topan.
Pusat badai dan angin topan ini biasanya mencapai radius 30-50
km dan badainya bisa mencapai radius 600 km. ‘Pusat’ badai
dapat membawa air yang menyebabkan terjadi banjir di daerah
pesisir. Pada saat ‘pusat’ badai ini
lewat, keadaan biasanya lebih tenang dan tidak berawan, namun
ini bukan berarti badai telah berlalu. Tetap tinggal di dalam
rumah hingga badai benar-benar berlalu (bisa beberapa jam atau
hari).
4. Setelah Terjadinya Angin Topan
a. Usahakan untuk tidak segera memasuki wilayah hingga
dinyatakan siaga 4 atau aman. Banyak kegiatan berlangsung
untuk membenahi daerah yang baru terlanda angin topan. Untuk
memperlancar proses ini sebaiknya orang yang tidak
berkepentingan dilarang masuk.
b. Gunakan senter untuk memeriksa kerusakan. Jangan
menyalakan aliran listrik sebelum dinyatakan aman. Jauhi
kabel-kabel listrik yang terjatuh di tanah. Untuk menghindari
kecelakaan, jalan yang terbaik adalah menjauhi kabel-kabel ini.
c. Matikan gas dan aliran listrik. Untuk menghindari kebakaran,
apabila tercium bau gas segera matikan aliran gas dan apabila
ada kerusakan listrik segera matikan aliran dengan mencabut
sekring. Ini hanya boleh dilakukan oleh orang yang benar-benar
paham tentang listrik.
d. Pergunakan telepon hanya untuk keadaan darurat. Jaringan
telepon akan menjadi sangat sibuk pada saat seperti ini.
Kepentingan untuk meminta bantuan harus diutamakan.
e. Mendengarkan radio untuk mengetahui perubahan kondisi.
16

11. Algoritma Angin Topan


a. Self Organizing
Self organizing pada jaringan syaraf tiruan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah learning vector quantization (LVQ). LVQ
merupakan suatu metode untuk melakukan pelatihan pelatihan
terhadap lapisan-lapisan kompetitif yang terawasi. Lapisan tersebut
akan belajar secara otomatis untuk melakukan klasifikasi terhadap
vektor input yang diberikan. Apabila vektor input memiliki jarak yang
sangat berdekatan, maka vektor-vektor input tersebut akan
dikelompokkan ke dalam kelas yang sama. Berikut adalah gambaran
jaringan LVQ yang terdiri atas 6 unit lapisan pada lapisan input dan 2
unit (neuron) pada lapisan output.

x1

x2

y_in1 y1
X x3 bIIIx- w1 II F1

x4 y_in2 y2
IiiIII –w2 II F2

X x5

x6

Berikut merupakan algoritma pelatihan yang dilakukan oleh jaringan


LVQ jika kita memiliki n buah data dengan m buah variabel input dimana
data-data tersebut terbagi dalam K kelas. 0. Tetapkan:

a. Bobot awal variabel input ke-j menuju ke kelas(cluster) ke-i: dengan dan
b. Tentukan nilai maksimum iterasi/epoh: MaxEpoh
c. Parameter learning rate: 𝛼𝛼
17

d. Pengurangan learning rate: Dec𝛼𝛼 e. Minimal learning rate yang


diperbolehkan: Min 𝛼𝛼

1. Masukkan

a. Data input Xy dengan

i = (1,2,3,......,n)

j = (1,2,3,......,m)

b. Target berupa kelas ; Tx dengan k = (1,2,3,.....,n)

2. Tetapkan kondisi awal ; epoh =0

3. Kerjakan jika ; (epoh < MaxEpoh) dan a > Min a )

a. epoh =epoh+1

b. kerjakan untuk i = ! sampai n

i. Tentukan J sedemikian hingga Ixi – Wi minimum dengan j = (1,2,3,....,k)

ii. perbaiki wj dengan ketentuan

1. Jika T = Cj maka wj = wj +a (xi – xj)


2. Jika T = Cj maka wj = wi – a (xi – xj)

c. Kurangi nilai

𝛼. Pengurangan nilai 𝛼 dapat dilakukan dengan cara atau dengan cara a= a –


Dec a atau dengan cara a= a-a* Deca .

Setelah dilakukan pelatihan akan diperoleh bobot-bobot akhir W. Bobot ini


akan digunakan untuk melakukan pengujian atau simulasi. Misalkan kita akan
menguji np buah data, maka kita harus melakukan

1. Masukkan data yang akan diuji, misalkan


18

Xij dengan i = (1.2.3.,...np) dan j = (1,2,3,...m)

2. Kerjakan untuk i = I sampai np


3. Tentukan J sedemikian hingga Q%Xi – Wj Q% minimum degan J =
(1,2,3,....K)
4. J adalah kelas untuk x
12. Peran Tenaga Kesehatan
a. Dalam pencegahan primer

ada beberapa hal yang dapat dilakukan perawat dalam masa pra
bencana ini, antara lain :

1) Mengenali instruksi ancaman bahaya.


2) Mengindetifikasi kebutuhan-kebutuhan saat fase emergency
(makanan,air, obat-obatan, pakaian dan selimut, serta tenda).
3) Melatih penanganan pertama korban bencana.
4) Berkoordinasi berbagai dinas pemerintahan, organisasi
lingkungan , palang merah nasional maupaun lembaga-lembaga
kemasyaraktan dalam memberikan penyuluhan dan simulasi
persiapan menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat.
b. Pendidikan kesehatan diarahkan kepada :
1) Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut
2) Pelatihan pertolongan dalam keluarga seperti menolong anggota
keluarga dengan kecurigaan fraktur tulang, pendarahan dan
pertolongan pertama luka bakar
3) Memberikan beberapa alamat dan telvon darurat seperti dinas
kebakaran, rumah sakit dan ambulan.
4) Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat di bawah
(Misal pakaian seperlunya, portable radio, senter , batrai ).
5) Memberikan informasi tempat-tempat anternatif penampungan
atau posko-posko bencana.
c. Peran perawat dalam posko pengunsian dan posko bencana
1) Menfasilitsi jadwal kunjungan konsultasi media dan cek kesehatan
sehari-hari
19

2) Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian


3) Merencanakan dan mefasilitasi tranfer pasien yang memerlukan.
4) Mengindentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban
(ansietas, depresi yang ditunjukan dengan seringnya menangis dan
mengisolasi diri.
5) Membangun terapi kejiwaan korban kususnya anak-anak dapat
dilakukan dengan memodifikasi lingkungan misal dengan terapi
bermain
6) Mefasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para
psikolog.
7) Konsultasikan bersama superfisi setempat mengenai pemerintahan
kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi.
b. Peran perawat dalam fase postact
1) Bencana tentu memberikan berkas kusus baik dalam keadaan
fisik, sosial dan psikologis korban
2) Selama masa perbaikan perawat membantu masyarakat untuk
kembali pada kehidupan normal.
3) Beberapa penyakit dan kondisi fisik mungkin memerlukan jangka
waktu yang lama untuk normal kembali bahkan terdapat keaadan
dimana kecacatan terjadi.
B. Flu Burung
1. Definisi
Flu Burung atau Avian Influenza (AI) adalah suatu penyakit
menular pada unggas yang di sebabkan oleh virus influenza tipe A.
(Kementrian Kesehatan RI, 2017)
Virus Influenza termasuk ke dalam famili orthomyxoviridae dan
di kelompokkan ke dalam strain A, B, C, dan D sesuai dengan
karakteristik antigenik dari protein inti. Virus influenza A menginfeksi
berbagai macam species hewan termasuk babi, kuda, mamalia laut,
burung bahkan menginfeksi manusia. penyakit ini dikenal pertamakali
pada tahun 1887 di Italia. Saat ini flu burung menjadi perhatian dunia,
karena virus flu burung memiliki kemampuan untuk terus-menerus
20

bermutasi sehingga dalam perkembangannya virus ini dapat menular


dari unggas ke manusia.
2. Cara Penularan Flu Burung
a. Penularan antar ternak
1) Kontak langsung dari unggas terinfeksi dengan hewan yang
peka.
2) Melalui lendir yang berasal dari hidung dan mata.
3) Melalui kotoran (feses) unggas yang terserang flu burung.
4) Lewat manusia melalaui sepatu dan pakaian yang
terkontaminasi dengan virus.
5) Melalui pakan, air, dan peralatan kandang yang terkontaminasi.
6) Melalui udara karena memiliki peran penting dalam penulaan
dalam satu kandang, tetapi memiliki peran terbatas dalam
penularan antar kandang.
7) Melalui unggas air yang dapat berperan sebagai sumber
(reservoir) virus dari dalam saluran intestinal dan dilepaskan
lewat kotoran.
b. Penularan dari ternak ke manusia

Faktor yang dapat membatasi penularan flu burung dari ternak


manusia adalah jarak dan intensitas dalam aktivitas yang
berinteraksi dengan kegiatan pertenakan .semakin dekat jarak
pertenakan yang terkena wabah virus dengan lingkungan manusia
maka peluang untuk menularnya virus bisa semakin besar .
penularan virus ke manusia lebih muda terjadi jika orang tersebut
melakukan kontak langsung dengan aktivitas ternak.

Perlu diperhatikan pula cara pengolahan dan pemasakan


daging unggas. Daging yang dimasak harus dipastikan benar-benar
matang untuk menghindari adanya sisa kehidupan dari virus.
Kematian virus dapat terjadi jika dipanaskan dengan suhu 60C
selama 3 jam. Semakin meningkat suhu akan semakin cepat
memtaikan virus.
21

Telur yang cangkangnya terdapat kotoran kering perlu


dwaspadai. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kotoran yang
menempel padatelur tadi berasal dari kotoran unggas yang
terjangkit flu burung. Jika memperoleh telur seperti ini maka
sebaiknya segera mencuci tangan dengan alkohol setelah
memegang telur. Sebaiknya menghindari makan telur yang tidak
matang atau setengah matang karena kemungkinan masih ada virus
yang terkandung di dalamnya.

c. Penularan Antar Manusia

Orang yang mempunyai risiko besar terserang flu burung


adalah perkerja perternakan unggas, penjual , penjamah unggas,
sampai ke dokter hewan yang bertugas emeriksa kesehatan ternak di
pertenakan. Sampai sat ini , peneliti menyakini bahwa flu burung
diturlakan danu unggas ke manusia. Kemungkinan penularan flu
burung antar manusia cecil, tetapi tetap perlu waspadai. Hal ini
dikarenakan virus cepat bermutasi dan beradaptasi dengan manusia
sehingga memungkinkan adanya varian dari flu burung.

3. Gejala Flu Burung (Ririh Y dan Sudarmajih, 2014)


Gejala-gejala flu burung pada masyarakat amat beragam yang bisa
dideteksi dan perlu diwaspadai adalah
a. Adanya kenaikan suhu badan.
b. Keluarnya eksudal hidung yang bersifat mucus (lendir) bening.
c. Batuk dan sakit tenggorokan.
d. Nafsu makan berkurang, muntah, nyeri perut dan diare.
e. Infeksi selaput mata (conjuntivitis).
f. Sesak nafas, dan radang paru-paru (pneumonia).
g. Pusing.
22

Pada unggas yang bisa dilihat adalah:

a. Jengger berwarna biru.


b. Adannya borok atau luka dikaki.
c. Lendir di rongga hidung.
d. Lemas dan malas makan.
e. Kematian mendadak.
4. Pencegahan (Ririh Y dan Sudarmajih, 2014)
a. Menjaga kebersihan diri sendiri antara lain mandi dan sering cuci
tangan dengan sabun, terutama yang sering bersentuhan dengan
unggas.
b. Membersihkan lingkungan sekitar tempat tinggal kita.
c. Menggunakan alat perlindung diri masker sepatu, kaca mata.
d. Melepaskan sepatu, sandal atau alas kaki lainnya di luar rumah.
e. Bersihkan alat pelindung diri dengan deterjen dan air hangat,
sedangkan benda yang tidak bisa kita bersihkan dengan baik dapat
dimusnahkan.
Memilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala flu burung)
hindari membeli unggas dari daerah yang diduga tertular flu
burung.
f. Memilih daging unggas yang baik yaitu segar, kenyal (bila ditekan
daging akan kembali seperti semula), bersih tidak berlendir, berbau
dan bebas feces dan kotoran unggas lainnya serta jauh dari lalat
dan serangga lainnya.
g. Sebelum menyimpan telur unggas dicuci lebih dahulu agar bebas
dari faeces dan kotoran unggas lainnya.
h. Memasak daging dan telur ungggas hingga matang, dan produk
dimasak dengan amat baik.
i. Pola hidup sehat secara umum dapat mencegah flu seperti isirahat
cukup untuk menjga daya tahan ditambah dengan makanan dengan
gizi seimbang serta olarag yang cukup.
23

j. Hindari kontak langsung degngan unggas yang kemungkinan


terinfeksi flu burung, dan laporkan pada petugas yang berwenang
bisa melihat gejala klinis flu burung pada hewan piaraan.
k. Tutup hidung dan mulut bisa terkena flu burung agar tidak
menyebarkan virus.
l. Pasien influenza dan dianjurkan banyak istirahat, banyak minum
dan makan-makanan bergizi.
m. Membawa hewan ke dokter hewan atau klinik hewan untuk
memberikan imunisasi.
n. Sering mencuci sangkar atau kurungan burung dengan desinfektan.
o. Apabila anda mengunjungi pasien flu burung ikuti petunjuk dari
petugas rumah sakit untuk menggunakan pakaian pelindung jas,
lab, masker, sarung tangan dan pelindung mata. Pada waktu
meninggalkan ruangan pasien harus melepaskan semua alat
pelindung diri dan mencuci tangan dengan sabun.
p. Bila ada unggas yang mati mendadak dengan tanda-tanda seperti
flu burung harus dimusnahkan dengan cara dibakar dan dikubur
sedalam 1 meter.
5. Siklus Bencana Non Alam Serta Peran Tenaga Kesehatan Dalam
Penangannan Flu Burung, Kementrian Kesehatan RI, 2017
a. Pra Bencana
1) Perawat melakukan vaksinasi atau imunisasi.
2) Pengobatan atau profilaksis.
3) Promkes.
4) Pengamatan (surveilans).
5) Mobilitas.
6) Rencana kesiapsiagaan.
b. Tanggap darurat
1) Penetapan status tanggap darurat.
2) Harmonisasi penanggulangan situasi darurat bencana non alam.
3) Menajemen kedaruratan.
4) Ketersediaan dan mobilitas sumberdaya.
24

5) Evaluasi pelaksanaan.
c. Pasca bencana
1) Pemulihan pelayanan publik.
2) Pemulihan ekonomi.
3) Pemulihan dampak sosial.
6. Wilayah Yang Terserang Flu Burung

Pada tahun 2017 di wilayah Sumatera dan Kalimantan tersebar


avian influenza pada unggas, dilihat dari peta diatas flu burung lebih
banyak tersebar di wilayah Sumatera akan tetapi hanya beberapa persen
saja, jika di biarkan virus AI akan lebih menyebarluas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Angin topan merupakan angin yang berhembus dengan kekuatan
kencang atau sangat kuat. Angin topan berwujud pusaran angin yang kencang
dengan kecepatan angin sekitar 120 km/jam atau lebih, bahkan di level
tertingginya kecepatan angin topan mencapai hingga 250 km per jamnya.
Luar biasa. Angin topan biasa muncul ketika pergantian musim.
Penyakit flu burung (bird flu, avian influenza/AI) ialah penyakit yang
disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan antar unggas. Unggas
penular tersebut ialah burung, bebek, ayam, selain itu dapat ditularkan oleh
beberapa hewan yang lain seperti babi, kuda, anjing laut, ikan paus, dan
musang. Data lain menunjukkan penyakit ini bisa terdapat di burung puyuh
dan burung onta. Penyakit ini ditularkan dari burung ke burung, tetapi dapat
juga menular ke manusia.
B. Saran
Bencana bisa datang kapan saja jadi dengan memahami isi dari makalah ini
yaitu agar kita dapat mengupayakan keselamatan keselamatan orang lain
terlebih diri kita sendiri dan yang paling penting adalah kita harus mampu
menguasai bagaimana cara penanggulangan dan pencegahan bencana serta
mengetahui bagaimana mitigasi bencana dilakukan dengan benar bahkan apa
saja yang harus kita lakukan untuk menghadapi bencana dari pra bencana,
tanggap darurat dan pacsa bencana, sesuai teori yang telah tercantum dari
makalah ini. Dari informasi yang tercantum dari makalah ini masih belum
lengkap karena dengan banyaknya kita mengetahui informasi tentang
bencana-bencana seperti angin topan dan flu burung, berarti kita sudah ikut
dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana.

25
DAFTAR PUSTAKA

Belia, Stavini. 2017. Bencana Alam Angin Topan Dalam Kajian Fisika.
Yogyakarta.
Depkes. 2017. Kemenkes Umumkan Kasus Flu Burung. Jakarta.
Hidayat, I. 2017. Pengertian, Dampak, dan Penyebab Angin Topan. Ilmu
geografi : Jakarta.
Helmi, TZ, 2016. Identifikasi Dan Isolasi Virus Avian Influenza. Yogyakarta.
Harder, T & Werner, O. 2014. Flu Burung. Jakarta.
Iriyantoni. 2015. Jurna Geografi Kesiapsiagaan Bencana Angin Topan.
Jakarta.
Kemenkes RI. 2017. Pedoman Penanggulangan Flu Burung. Jakarta,
Murad, C. 2016. Gambaran Pengetahuan Masyarakat Mengenai Flu Burung.
Jakarta.
Yudhastuti, R & Sudarmaji. 2014. Mengenal Flu Burung Dan Bagaimana
Kita Menyikapinya. Penebar Swadaya : Jakarta.
Yunita Resti. 2017. Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi Angin Topan.
Yogyakarta.

26

Anda mungkin juga menyukai