Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Nasionalisme merupakan suatu konsep penting yang harus tetap dipertahankan untuk
menjaga agar suatu bangsa tetap berdiri kokoh, dengan semangat nasionalisme yang tinggi
maka eksistensi suatu negara akan selalu terjaga dari segala macam ancaman, baik ancaman
internal maupun eksternal (sardiman dalam kiswanto, 2012). Salah satu upaya yang dapat
dilakukan sekolah dalam meningkatkan sikap nasionalisme peserta didiknya yaitu melalui
peran guru karena terkikisnya rasa nasionalisme sekarang ini telah melanda anak didik di
sekolah , contoh reelnya saja hampir disetiap jenjang sekolah, setiap dilaksanakan upacara
bendera para siswa merasa malas dan tidak melaksanakannyadengan khidmat dan tertib.
Apabila mereka paham dan sadar bagaimana perjuangan pahlawan ketika merebut negara
indonesia dari tangan penjajah maka mereka akan mengikuti upacara dengan baik atas
dorongan dalam dirinya bukan karena takut dihukum guru. Disamping itu, siswa sekolah
sekarang ini lebih suka menggunakan bahasa gaul dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan
dengan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.

Membangun anak-anak bangsa yang memiliki mental dan kepribadian bangsa


diperlukan suatu usaha, salah satu yang terpenting adalah melalui pendidikan secara nasional.
Guru sebagai perantara sekolah memiliki peranan penting untuk mendidik, menjadi sosok
figur dalam pandangan anak, dan menjadi patokan bagi sikap siswa. (Suyanto 2011:179).
tujuan yang hendak dicapai melalui pendidikan secara nasional antara lain bahwa pendidikan
nasional harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta tanah air, mempertebal
semangat kebangsaan, dan rasa setia kawanan sosial. Peneliti melakukan studi pendahuluan
untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Penelitian ini
dilakukan pada tanggal 23 agustus 2019 bertempat di SD Nomor 45/1 Sridadi, penelitian
berfokus pada kelas IV. Peneliti mengamati kegiatan yang dilakukan peserta didik selama
proses pembelajaran. Saat melakukan pengamatan, peneliti melihat secara langsung sikap dari
peserta didik, hampir semua peserta didik sudah memiliki sikap nasionalisme yang cukup baik
dalam dirinya, hal tersebut tidak terlepas dari peran guru dalam menjalankan perannya sebagai
pendidik untuk menanamkan dan meningkatkan sikap nasionalisme dalam diri peserta didik.

Dalam meningkatkan nasionalisme peserta didik, Guru harus memiliki pengetahuan


dan keterampilan yang luas dalam merencanakan, mempersiapkan dan mengelola
pemebelajaran baik itu didalam maupun di luar kelas, dalam upaya untuk mengembangkan
sikap nasionalisme siswa, sehingga perannya sebagai guru betul-betul dapat dioptimalkan.
Dari pengamatan yang telah dilakukan peneliti di SDN 45/1 Sridadi, guru kelas di sekolah
tersebut sudah memiliki kemampuan yang profesional dalam menamkan dan meningkatkan
jiwa nasionalisme peserta didiknya. beranjak dari latar belakang itulah peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan mengambil judul “ peran guru kelas dalam menanamkan dan
meningkatkan sikap nasionalisme peserta didik kelas IV di SDN 45/1 Sridadi”.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan maka dapat ditanyakan
“bagaimana peran guru kelas dalam menanamkan dan meningkatkan sikap nasionalisme
peserta didik?”
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.2.1 Peran guru

Dalam pembelajaran, guru merupakan faktor yang penting bagi keberhasilan


pembelajaran dan faktor penting dalam mewujudkan kualitas pembelajaran, hal ini berarti
bahwa jika guru memiliki kinerja yang baik maka akan mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran. Guru yang memiliki kinerja yang baik akan mampu menyampaikan pelajaran
dengan baik dan bermakna, mampu memotivasi peserta didik, terampil dalam memanfaatkan
media, mampu membimbing dan mengarahkan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa
akan memiliki semangat dalam belajar, senang dalam proses pembelajaran, dan merasa
mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru (Aman,2011:96).

Seorang guru memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Guru memilikii
peran, (Djamarah, 2015:280). sebagai berikut:

1. Korektor, guru menilai, mengoreksi hasil belajar, sikap, tingkah dan


perbuatan siswa.
2. Inspirator, guru memberikan inspirasi kepada siswa mengenai cara belajar
yang baik.
3. Organisator, guru berperan mengelola berbagai kegiatan akademik.
4. Fasilitator, guru dapat menyediakan fasilitas untuk pembelajaran.
5. Pembimbing, guru mampu membimbing anak didiknya dengan baik
6. Pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
7. Mediator, guru dapat berperan sebagai pnyedia media
8. Supervisor, gurudapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis
proses belajar.
9. Evaluator, guru dituntut mampu menilai produk pembelajaran serta proses
pembelajaran.
10. Inisiator, guru menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan.

Peran yang dilakukan guru dalam menanamkan dan mengembangkan sikap i


nasionalisme yaitu seperti menyanyikan lagu nasional sebelum memulai pembelajaran,
kemudian pada saat kegiatan pembelajaran di kelas melalui mata pelajaran yang diberikan
guru memberikan materi yang berkaitan dengan pengembangan sikap nasionalisme pada
siswa dengan menggunakan media dan contoh seperti sikap saling menghargai antara teman..
Penanaman sikap dan nilai nasionalisme pada peserta didik dapat dilakukan melalui kegiatan
pembelajaran maupun diluar pembelajaran. Dalam melaksanakan itu semua tentu terdapat
hambatan yang dihadapi oleh guru selaku pendidik, seperti hambatan kurikulum, sarana dan
prasarana serta hambatan dari lingkungan keluarga..

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fajar kawentar (2015),
penanaman nilai dan sikap nasionalisme pada peserta didik dapat dilakukan melalui proses
pembelajaran seperti membiasakan menyanyikan lagu nasional sebelum memulai
pembelajaran. Dan dapat juga dilakukan di luar kegiatan pembelajaran, misalnya pada
kegiatan ekstrakurikuler pramuka, pelatihan baris-bebaris.
2.2.2 sikap nasionalisme
Sikap nasionalisme merupakan sikap dan tingkah laku siswa yang merujuk pada
loyalitas dan pengabdian terhadap bangsa dan negara (Aman,2011:141). Secara operasionall
sikap nasionalisme dapat didefinisikan sebagai sikap cinta tanah air, yang artinya mereka
mencintai dan mau membangun tanah air menjadi lebih baik. Sikap yang sesuai dengan
nasionalisme diantaranya sebagai berikut, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, setia
memakai produk dalam negeri, rela berkorban demi bangsa dan negara, bangga sebagai
bangsa dan bernegara Indonesia, mendahulukan kepentingan negara dan bangsa diatas
kepentingan pribadi, berprestasi dalam berbagai bidang untuk mengharumkan nama bangsa
dan negara dan setia kepada bangsa dan negara terutama dalam mengadapi masuknya
dampak negatif globalissi ke Indonesia. Nasionalisme siswa dapat dilihat dari tingkah
lakunya. Adapun sikap atau tingkah laku yang mencerminkan nilai-nilai nasionalisme yaitu:
Siswa merasa senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia siswa mampu menghargai
jasa-jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, siswa
giat belajar untuk menghadapi tantangan di era globalisasi, siswa mempunyai rasa rasa tolong
menolong kepada sesamanya yang membutuhkan, mencintai produk dalam negeri,
menjenguk teman yang sakit, menghormati bapak ibu guru di sekolah.

Hal itu sejalan dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya, peneliti mengambil kesimpulan bahwa peran guru dalam menanamkan dan
meningkatkan sikap nasionalisme peserta didik itu sangat beragam. Karena setiap guru
memiliki upaya dan kinerja yang berbeda. Ada sedikit perbedaan antara penelitrian –
penelitian yang telah dijelaskan tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan dalam
penelitian ini yaitu pada tujuannya, penelitian-penelitian tersebut lebih pada penanaman
sikap nasionalisme dan peran guru dalam meningkatkan sikap nasionalisme. Sedangkan pada
penelitin yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu terfokus pada peran guru dalam
menanamkan dan meningkatkan sikap nasionalisme peserta didik, serta mengetahui kendala-
kendala yang dihadapi guru dalam menanamkan dan meningkatkan sikap nasionalisme pada
peserta didik.

2.2 Kerangka berpikir

Dalam proses pembelajaran peran guru dalam meningkatkan sikap nasionalisme


siswa dapat dilakukan melalui pemberian materi pelajaran yang dikaitkan dengan pendidikan
kewarganegaraan guru harus mengajarkan nilai-nilai nasionalisme kepada peserta didik, siswa
diajarkan tentang menjaga persaudaraan antara siswa walaupun diantara siswa terdapat
perbedaan namun tidak boleh saling membeda-bedakan satu sama lain. Guru adalah faktor
yang sangat penting dalam pembelajaran. Dengan demikian, nilai–nilai nasionalisme yang
diajarkan guru dapat diterima dan dimaknai oleh peserta didik dengan tujuan agar setiap
peserta didik mempunyai sikap nasionalisme dan menjadi generasi penerus bangsa yang baik.

Sikap
proses
Peran guru nasionalisme
pembelajaran
siswa

Gambar 1. Skema kerangka berpikir


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu penelitian

Tempat diadakan penelitian ini adalah SD Negeri Nomor 45/1 Sridadi, salah satu sekolah yang
ada di Muarabulian yang menerapkan kurikulum 2013. Aktifitas penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 23 Agustus 2019.

3.2 pendekatan dan jenis penelitian


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
fenomenologi.

3.3 Data dan sumber data


Data dalam penelitian ini berupa teks yang didapat dari rumusan masalah. Sedangkan sumber
data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara.

3.4 Teknik sampling


Diambil dari purposive sampling. Purposive sampling adalah suatu teknik sampling non
random sampling, dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan
ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian (sugiyono, 2011:219).

3.5 Teknik pengumpulan data


Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan berdasarkan kondisi yang
sebenarnya, teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi adalah metode yang melibatkan peneliti untuk melakukan pengamatan
langsung terhadap objek dan melakukan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena
yang diselidiki(Arikunto (2013:81).
2. Wawancara pada penelitian ini diperoleh setelah melakukan observasi sebanyak 2-3 kali.
3. Dokumentasi, dalam penelitian ini studi dokumen dilakukan pada lembar observasi,
catatan penelitian lapangan, serta foto-foto yang didapat saat melakukan penelitian.

3.6 Uji Validasi Data


Teknik keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data, pada
penelitian ini uji validasi data yang dilakukan dengan triangulasi metode ialah usaha untuk
memeriksa keabsahan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Triangulasi sumber
adalah kebenaran informan melalui berbagai sumber yaitu guru dan siswa, dan triangulasi waktu
yaitu penelitian ini dilaksanakan pada pagi hari sampai dengan menjelang siang. Data yang telah
disampaikan merupakan data yang telah disetujui dosen ahli.

3.7Teknik Analisis Data


Aktivitas dalam penelitian kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas (Sugiyono, 2017:246). Tiga aktifitas dalam analisis data yaitu, colecting
data (pengumpulan data), reduksi data,display data (menghubungkan) dan verivication data
(menyimpulkan).
3.8 prosedur penelitian

Langkah-langkah penelitian di awali dengan membuat surat izin penelitian dari prodi,
dan meminta izin kepada sekolah yang bersangkutan. Menyiapkan segala instrumen penelitian,
menyimpulkan hasil observasi dan wawancar, serta mendeskripsikan peran guru dalam
menanamkan dan meningkakan nilai-nilai nasionalisme dalam diri peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA

Lailatul, L.S. 2012. Peranan Guru dalam Pembentukan Sikap Nasionalisme Siswa. Skripsi.
UNES: Semarang.

Muhammad, M.T. 2012. Nasionalisme dalam bingkai pluralitas Bangsa Paradigma Pembangunan
dan Bangsa. Depok:Ar-Ruzz Press

Riduan. 2014. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta
Tabel Pedoman Observasi

NO INDIKATOR YANG HARUS DICAPAI DESKRIPSI


GURU
1. Kemampuan dalam merencanakan
pembelajaran
2. Kemampuan dalam melaksanakan proses
pembelajaran
3. Kemampuan dalam membimbing siswa
dalam proses pembelajaran
4. Kemampuan dalam menanamkan dan
meningkatkan sikap nasionalisme pada
peserta didik melalui proses
pembelajaran
(sumber Fajar kawentar 2015 : 92)

NO INDIKATOR YANG HARUS DICAPAI DESKRIPSI


SISWA
1. Kesiapan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran
2. Motivasi siswa dalam proses
pembelajaran
3. Sikap siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran
4. Sikap nasionalisme siswa yang ditunjukan
melalui proses pembelajaran
(sumber Fajar kawentar 2015 : 92)

1. HAMBATAN DALAM MENANAMKAN DAN MENINGKATKAN SIKAP NASIONALISME

NO ASPEK BUTIR DESKRIPSI

Kompetensi
Hambatan pelaksanaan  Pelaksanaan kegiatan
1. penanaman dan peningkatan pembelajaran
sikap nasionalisme dalam Kurikulum
diri peserta didik  Pelaksanaan proses belajar
mengajar
Sarana dan prasarana
 Kelengkapan buku-buku
penunjang tentang nilai-
nilai nasionalisme
Lingkungan keluarga
 Tingkat pendidikan orang
tua
 Kondisi lingkungan
keluarga, seperti
pekerjaan
(sumber Fajar kawentar 2015 : 93)

Anda mungkin juga menyukai