Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH PENGELOLAAN LABORATORIUM KIMIA SEKOLAH

“Bekerja dengan Bahan Kimia”

Oleh :

Nama : Nadila Pitriani (06101381520030)

Tiara Ananda (06101381520031)

Dionisius Thomas (06101381520032)

Kelompok : 5 (Lima)

Dosen Pembimbing : Dra. Betty Lesmini, M.Sc.

Desi, S.Pd., M.T.

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA 2015

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya makalah yang
berjudul “Bekerja dengan Bahan Kimia”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan
dalam mata kuliah Pengelolaan Laboratorium Kimia Sekolah.

Dalam penulisan makalah ini tentunya kami merasa banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Palembang, Mei 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mewujudkan tujuan mulia tersebut, sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan pun memiliki peranan
yang sangat besar untuk keberhasilan suatu pendidikan. Mulai dari peran guru, lingkungan belajar sampai pada
ketersediaan fasilitas belajar mengajar. Salah satu fasilitas dalam proses belajar mengajar yang tidak boleh
dikesampingkan adalah Laboratorium. Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau Praktikan,
dosen, dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari berbagai
kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat berbahaya maupun
yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya
yang tak jarang berisiko tinggi bagi Praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan
prosedur penggunaan alat yang akan digunakan . Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dan kesadaran
terhadap keselamatan dan bahaya kerja di laboratorium.Telah banyak terjadi kecelakaan ataupun menderita luka
baik yang bersifat luka permanen, luka ringan, maupun gangguan kesehatan dalam yang dapat menyebabkan
penyakit kronis maupun akut, serta kerusakan terhadap fasilitas - fasilitas dan peralatan penunjang Praktikum
yang sangat mahal harganya. Semua kejadian ataupun kecelakaan kerja di laboratorium sebenarnya dapat
dihindari dan diantisipasi jika para Praktikan mengetahui dan selalu mengikuti prosedur kerja yang aman di
laboratorium.

Suatu Percobaan yang dilakukan sering kali menggunakan berbagai bahan kimia baik yang berbahaya
maupun yang tidak berbahaya, peralatan gelas yang mudah pecah, dan instrumen khusus yang kesemuanya itu
dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat ataupun terjadi
kesalahan pada saat peracikan bahan yang akan digunakan. Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena kelalaian
atau kecerobohan Praktikan, tentu saja hal ini dapat membuat orang tersebut cedera, dan bahkan dapat
mencelakai orang yang berada disekitarnya. Keselamatan kerja dilaboratorium merupakan dambaan bagi setiap
individu yang sadar akan kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan dalam bekerja, dan ini berlaku
dalam semua aspek pekerjaan. Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan kerja
yang sangat ingin kita hindari dalam melakukkan praktik di laboratorium, berikut beberapa jenis kecelakaan
kerja di laboratorium dan beberapa cara mengantisipasi kecelakaan kerja tersebut.

Rumusan Masalah

Bagaimana prosedur umum bekerja dengan bahan kimia berbahaya di laboratorium kimia sekolah?

Bagaimana inventarisasi bahan kimia dengan toksisitas tinggi di laboratorium kimia sekolah ?

Tujuan

Untuk mengetahui prosedur umum bekerja dengan bahan kimia berbahaya di laboratorium kimia sekolah

Untuk mengetahui inventarisasi bahan kimia dengan toksisitas tinggi di laboratorium kimia sekolah
BAB II

PEMBAHASAN

Prosedur Umum untuk Bekerja dengan Bahan Kimia Berbahaya

2.1 Perilaku Pribadi

Semua pegawai harus mematuhi standar profesional berikut:

Hindari mengganggu atau mengejutkan pegawai lain.

Jangan biarkan lelucon praktis, keributan, atau kegaduhan berlebih terjadi kapan pun.

Gunakan peralatan laboratorium hanya untuk tujuan yang dimaksudkan.

Kaji prosedur keselamatan dasar dengan seluruh pengunjung laboratorium tempat zat berbahaya disimpan atau
digunakan atau tempat kegiatan berbahaya sedang berlangsung. Jika anak di bawah umur diizinkan berada di
laboratorium, pastikan mereka mendapat pengawasan langsung sepanjang waktu dari orang dewasa yang
kompeten. Kembangkan kebijakan terkait anak di bawah umur di dalam laboratorium, dan kaji serta setujui
semua kegiatan anak di bawah umur sebelum kedatangan mereka. Pastikan pegawai laboratorium lainnya yang
berada di area mengetahui keberadaan anak di bawah umur

2.2 Mengurangi Paparan ke Bahan Kimia

Berhati-hatilah untuk menghindari cara paparan paling umum: kontak kulit dan mata, penghirupan, dan
pencernaan.

2.2.1 Kendali Teknik

Kendali teknik adalah tindakan yang menghilangkan, memisahkan, atau mengurangi paparan ke bahaya kimia
atau fisik melalui penggunaan berbagai perangkat. Contohnya antara lain tudung kimia laboratorium dan sistem
ventilasi lainnya, pelindung, barikade, dan interlock. Kendali teknik harus menjadi lini pertahanan pertama dan
utama untuk melindungi pegawai dan properti. PPE tidak boleh digunakan sebagai lini perlindungan pertama.
Misalnya, respirator pribadi tidak boleh digunakan untuk mencegah penghirupan uap jika tudung kimia
laboratorium (sebelumnya disebut tudung asap) tersedia.
2.2.2 Menghindari Cedera Mata

Pelindung mata wajib digunakan oleh semua pegawai dan pengunjung di seluruh lokasi tempat bahan kimia
disimpan atau digunakan, baik seseorang benar-benar melakukan operasi kimia maupun tidak. Sediakan
pelindung mata untuk semua pengunjung di pintu masuk semua laboratorium. Peneliti harus menilai risiko yang
terkait dengan eksperimen dan menggunakan tingkat perlindungan mata yang sesuai. Operasi yang berisiko
ledakan atau menyebabkan kemungkinan proyektil harus memiliki kendali teknik sebagai lini perlindungan
pertama.

2.2.3 Menghindari Mencerna Bahan Kimia Berbahaya

Di laboratorium, jangan izinkan makan, minum, merokok, mengunyah permen karet, menggunakan kosmetik,
dan meminum obat di tempat bahan kimia berbahaya digunakan menyimpan makanan, minuman, cangkir, dan
peralatan makan dan minum lainnya di tempat bahan kimia ditangani atau disimpan;

Cuci tangan dengan sabun dan air segera setelah bekerja dengan bahan kimia laboratorium apa pun, meski sudah
mengenakan sarung tangan.

2.2.4 Menghindari Penghirupan Bahan Kimia Berbahaya

Endus bahan kimia hanya dalam situasi tertentu yang terkendali. Jangan sekali-kali mengendus bahan kimia
beracun atau senyawa dengan toksisitas tidak diketahui. Lakukan semua prosedur yang melibatkan zat beracun
yang mudah menguap dan semua operasi yang melibatkan zat beracun padat atau cair yang dapat mengakibatkan
pembentukan aerosol di bawah tudung kimia (lihat Bab 5 untuk informasi lebih lanjut tentang tudung kimia
laboratorium). Respirator pemurni udara harus digunakan dengan beberapa bahan kimia jika kendali teknik tidak
dapat mencegah paparan. Pelatihan signifikan diperlukan untuk penggunaan respirator.

Dalam latar terkendali, instruktur dapat meminta siswa mengendus isi wadah. Dalam kasus semacam itu, periksa
dulu bahan kimia yang diendus untuk memastikannya aman. Jika diperintahkan untuk mengendus bahan kimia,
perlahan arahkan uap ke hidung Anda dengan selembar kertas yang dilipat. Jangan menghirup uap secara
langsung.

Jangan menggunakan tudung kimia laboratorium untuk pembuangan bahan yang mudah menguap dan berbahaya
melalui evaporasi. Bahan semacam itu harus diperlakukan sebagai limbah kimia dan dibuang dalam wadah yang
sesuai menuut prosedur lembaga dan peraturan pemerintah (lihat Bab 11 untuk informasi lebih lanjut tentang
mengelola limbah).
2.2.5 Meminimalkan Kontak Kulit

Kenakan sarung tangan kapan pun Anda menangani bahan kimia berbahaya, benda dengan tepi tajam, bahan
yang sangat panas atau sangat dingin, bahan kimia beracun, dan zat dengan toksisitas tidak diketahui. Tidak ada
satu bahan sarung tangan yang memberikan perlindungan untuk semua penggunaan.

2.3 Perawatan

Laborarotium yang rapi adalah laboratorium yang aman. Sebaliknya, laboratorium yang tidak tertata dapat
memperlambat atau membahayakan lembaga tanggap darurat. Ikuti aturan perawatan berikut ini:

Jangan menghalangi akses ke jalan keluar dan peralatan darurat seperti pemadam api dan pancuran keselamatan.
Ikuti undang-undang kebakaran setempat untuk jalan keluar darurat, panel listrik, dan lebar lorong minimal.

Bersihkan daerah kerja secara teratur, termasuk lantai, untuk mengurangi bahaya pernapasan.

2.4 Menanggulangi Kecelakaan dan Keadaan Darurat

Semua pegawai laboratorium harus mengetahui apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat. Setiap
laboratorium harus memiliki rencana tanggap darurat tertulis yang mengatasi cedera, tumpahan, kebakaran,
kecelakaan, dan keadaan darurat lainnya yang mungkin terjadi serta mencakup prosedur untuk komunikasi dan
penanggulangan. Pekerjaan laboratorium tidak boleh dilakukan tanpa mengetahui rencana tanggap darurat. Baca
Bab 3 untuk informasi lebih lanjut tentang menanggulangi keadaan darurat.

2.4.1 Menangani Pelepasan Zat Berbahaya Secara Tidak Disengaja

Selalu rancang eksperimen untuk mengurangi kemungkinan pelepasan zat berbahaya secara tidak disengaja. Staf
laboratorium harus menggunakan jumlah bahan berbahaya seminimal mungkin dan melakukan eksperimen
sedemikian rupa sehingga, sebanyak mungkin, tumpahan apa pun tertampung.

Jika terjadi tumpahan skala laboratorium secara tidak disengaja, ikuti panduan umum berikut, secara berurutan:

Beri tahu pegawai laboratorium lainnya tentang kecelakaan tersebut. Dalam beberapa kasus, seperti insiden yang
melibatkan pelepasan zat sangat beracun atau tumpahan yang terjadi di area selain laboratorium, mungkin tepat
untuk mengaktifkan alarm kebakaran guna memperingatkan semua orang untuk mengevakuasi seluruh gedung.
Hubungi lembaga tanggap darurat yang sesuai. Ikuti kebijakan lembaga Anda untuk situasi semacam itu.
Bila perlu, evakuasi area. Jika gas sangat beracun atau bahan yang mudah menguap dilepaskan, evakuasi
laboratorium dan tempatkan pegawai di pintu masuk untuk mencegah orang lain memasuki area yang
terkontaminasi.

Rawat pegawai yang cedera atau terkontaminasi dan, bila perlu, mintalah bantuan. Jika seseorang mengalami
cedera atau terkontami-nasi zat berbahaya, merawatnya lebih diutamakan dari menerapkan tindakan kontrol
tumpahan. Cari pertolongan medis untuk orang itu sesegera mungkin dengan menghubungi lembaga tanggap
darurat. Berikan salinan MSDS yang sesuai kepada dokter yang datang, bila perlu. Jika Anda tidak dapat menilai
kondisi lingkungan dengan cukup baik untuk memastikan keselamatan diri Anda, jangan memasuki area. Hubungi
lembaga tanggap darurat dan jelaskan situasi tersebut sebaik mungkin.

2.4.2 Perangkat Pengaman Tumpahan

Semua orang yang bekerja di laboratorium tempat zat berbahaya digunakan harus mengetahui kebijakan kendali
tumpahan lembaga mereka. Untuk tumpahan non-darurat, perangkat pengendali tumpahan yang disesuaikan untuk
potensi risiko bahan yang digunakan mungkin tersedia. Perangkat ini digunakan untuk menghalangi dan membatasi
tumpahan jika dapat dilakukan tanpa risiko cedera atau kontaminasi. Tunjuk seseorang untuk menyimpan
perangkat. Simpan perangkat tumpahan di dekat jalan keluar laboratorium agar siap diakses. Perangkat pengendali
tumpahan biasa mencakup item berikut:

Bantal pengendali tumpahan. Secara umum, gunakan bantal yang dijual bebas ini untuk menyerap pelarut, asam,
dan alkali tajam, tetapi jangan digunakan untuk menyerap asam hidroflorat.

Absorben lembam, seperti vermikulit, tanah liat, dan pasir. Kertas bukan bahan yang lembam dan tidak boleh
digunakan untuk membersihkan bahan pengoksidasi seperti asam nitrat

Bahan penetral untuk tumpahan asam seperti natrium karbonat dan natrium bikarbonat.

Bahan penetral untuk tumpahan alkali seperti natrium bisulfat dan asam sitrat. Sekop plastik besar dan peralatan
lainnya seperti sapu, ember, kantung, dan pengki.

Dalam keadaan darurat, ikuti panduan lembaga terkait perangkat pengaman tumpahan.

Penanggulangan non-darurat dapat dilakukan jika terjadi pelepasan zat berbahaya secara tidak disengaja bila zat
tersebut dapat diserap, dinetralkan, maupun dikendalikan oleh pegawai terdekat atau pegawai perawatan. Keadaan
darurat
adalah situasi yang menimbulkan ancaman langsung terhadap keselamatan dan kesehatan pribadi, lingkungan, atau
properti yang tidak dapat dikendalikan dengan aman dan mudah oleh orang yang berada di lokasi kejadian.

2.4.3 Tumpahan dengan Zat Bertoksisitas Tinggi

Pastikan prosedur tanggap darurat, perangkat tumpahan, dan perangkat tanggap darurat mencakup zat sangat
beracun. Latih semua pegawai laboratorium dalam penggunaan yang tepat. Perangkat tumpahan untuk zat beracun
harus ditandai, disimpan, dan disegel untuk menghindari kontaminasi dan membuatnya mudah diakses dalam
keadaan darurat. Konten penting meliputi penyerap pengen-dali tumpahan, penutup permukaan yang tidak dapat
ditembus (untuk mencegah penyebaran kontaminasi saat melakukan langkah tanggap darurat), tanda perin-gatan,
pembatas darurat, persediaan pertolongan pertama, dan penawar racun.

Lakukan eksperimen dengan bahan kimia sangat beracun di daerah kerja yang dirancang untuk mengamankan
pelepasan secara tidak disengaja. Gunakan baki dan jenis perangkat pengaman sekunder lainnya untuk menampung
tumpahan yang tidak disengaja. Lakukan teknik secara hati-hati untuk mengurangi risiko tumpahan dan pelepasan.

Pasang semua informasi toksisitas dan tanggap darurat di luar area terdekat sehingga dapat diakses dalam keadaan
darurat. Latih semua pegawai laboratorium yang dapat terpapar tentang cara menanggulangi keadaan darurat
semacam itu. Sesekali lakukan latihan tanggap darurat. Latihan semacam itu mungkin melibatkan pegawai
kesehatan sekaligus kru pembersihan darurat.

2.4.4 Pembersihan Tumpahan

Prosedur tertentu untuk membersihkan tumpahan berbeda-beda tergan-tung lokasi kecelakaan, jumlah dan bahaya
bahan yang tumpah, serta pelatihan orang yang terlibat. Lakukan pembersihan apa pun dengan mengenakan PPE
yang tepat dan sesuai dengan prosedur lembaga. Di bawah ini panduan untuk membersihkan beberapa tumpahan
tidak sengaja dan tidak darurat.

Bahan dengan kemudahbakaran rendah yang tidak mudah menguap atau yang memiliki toksisitas rendah. Kategori
zat berbahaya ini meliputi asam anorganik (msl., asam sulfat dan nitrat) dan basa tajam (msl., natrium dan kalium
hidroksida). Untuk membersi-hkan, kenakan PPE yang tepat, termasuk sarung tangan, kaca mata percikan bahan
kimia, dan pelapis sepatu bila perlu. Netralkan bahan kimia yang tumpah dengan bahan seperti natrium bisulfat
(untuk alkali) dan natrium karbonat atau bikarbonat (untuk asam), lalu serap ke bahan lembam seperti vermikulit,
kumpulkan dengan sekop, dan buang dengan tepat.
Cairan yang mudah terbakar. Tindakan cepat sangat penting saat pelarut yang mudah terbakar dan memiliki
toksisitas relatif rendah tumpah. Kategori ini meliputi eter petrolium, pentana, dietil eter, dimetoksietana, dan
tetrahidrofuran. Peringatkan pegawai lainnya di laborarotium, padamkan semua api, dan matikan semua peralatan
yang menghasilkan percikan api. Dalam beberapa kasus, matikan daya ke laboratorium dengan pemutus arus, tetapi
menjaga sistem ventilasi tetap berjalan. Serap pelarut yang tumpah dengan penyerap tumpahan atau bantal
tumpahan sesegera mungkin. Jika hal ini tidak dapat dilakukan dengan cepat, pertimbangkan untuk mengevakuasi
labora-torium. Segel penyerap dan bantal yang telah digunakan dalam wadah dan buang dengan benar. Gunakan
alat tanpa percikan saat membersihkan.

Zat sangat beracun. Jangan mencoba membersihkan zat sangat beracun sendirian. Beri tahu lembaga tanggap
darurat, dan hubungi petugas keselamatan dan keamanan kimia laboratorium (CSSO) atau manajer laboratorium
untuk meminta bantuan dala

Bekerja dengan Zat dengan Toksisitas Tinggi

Orang yang bekerja dengan bahan kimia sangat berbahaya harus menge-tahui panduan umum untuk penanganan
bahan kimia secara aman di laboratorium. Tetapi, panduan ini sendiri tidak memadai jika menangani zat semacam
itu. Tindakan pencegahan tambahan diperlukan untuk menyusun beberapa lini pertahanan untuk mengurangi risiko
yang ditimbulkan oleh zat yang sangat beracun.

Perencanaan secara hati-hati harus diterapkan sebelum eksperimen apa pun yang melibatkan zat sangat berbahaya,
setiap zat tersebut akan digunakan untuk pertama kalinya, atau kapan pun pengguna berpengalaman melakukan
protokol baru yang meningkatkan risiko paparan secara signifikan. Perencanaan harus mencakup konsultasi dengan
rekan kerja dan ahli dalam program keselamatan laboratorium lembaga. Pelajari banyak informasi yang terdapat di
MSDS, literatur, serta referensi toksikologi dan keselamatan secara menyeluruh. Selalu pertimbangkan untuk
menggan-tikan zat yang tidak begitu beracun untuk zat yang sangat beracun, dan pastikan Anda menggunakan
bahan dalam jumlah sekecil mungkin. Lihat Bab 7, Bagian 4, untuk infor-masi lebih lanjut tentang merencanakan
eksperimen dengan zat yang sangat beracun.

2.1 Merencanakan Eksperimen yang Melibatkan Bahan Kimia Sangat Beracun

Sebelum eksperimen dimulai, siapkan rencana yang menjelaskan tentang penjagaan tambahan yang akan digunakan
untuk semua tahap eksperimen, dari mendapat hingga membuang bahan kimia. Catat jumlah bahan yang digunakan
dan nama orang yang terlibat dalam rangkuman tertulis dan notebook laboratorium.
Cari tahu apakah pemantauan diperlukan untuk menjaga pelaku eksperimen tetap aman, jika ada alasan untuk
meyakini bahwa tingkat paparan zat dalam eksper-imen tersebut dapat melebihi tingkat keselamatan yang
ditentukan.

Orang yang melakukan pekerjaan harus mengetahui tanda dan gejala paparan akut dan kronis, termasuk efek tunda.
Konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya untuk menentukan apakah pemeriksaan kesehatan atau
penga-wasan medis itu sesuai.

2.2 Menandai Area yang Ditentukan

Batasi prosedur eksperimen yang melibatkan bahan kimia sangat beracun ke daerah kerja yang ditunjuk di dalam
laboratorium dan diketahui semua pegawai. Ini mencakup pemindahannya dari wadah penyimpanan ke bejana
reaksi. Pasang tanda dengan jelas untuk menandai area yang ditentukan. Area ini dapat digunakan untuk tujuan lain,
selama seluruh pegawai laboratorium mematuhi persyaratan pelatihan, keselamatan, dan keamanan, dan mereka
memahami protokol tanggap darurat dari lembaga.

Dalam konsultasi dengan CSSO, supervisor laboratorium harus menentukan prosedur dan bahan kimia sangat
beracun yang perlu dibatasi pada area yang ditunjuk.

2.3 Mengendalikan Akses

Untuk laboratorium tempat bahan kimia yang sangat beracun digunakan, batasi akses untuk orang yang berwenang
atas pekerjaan laboratorium ini dan dilatih dalam tindakan pencegahan khusus yang berlaku. Lihat Bab 6 untuk
prosedur yang digunakan untuk mengendalikan akses ke zat yang sangat beracun.

Jika eksperimen jangka panjang yang melibatkan senyawa sangat beracun memerlukan operasi tanpa penjagaan,
sertakan pilihan cadangan gagal aman, misalnya perangkat pematian, untuk berjaga-jaga seandainya terjadi
kelebihan panas reaksi atau peningkatan tekanan. Selain itu, sertakan interlock peralatan yang mematikan
eksperimen dengan mematikan perangkat seperti rendaman panas, pompa reagen, katup solenoid, atau tudung kimia
laboratorium. Interlock akan menempatkan eksperimen dalam mode lebih aman jika terjadi masalah dan tidak akan
reset meski kondisi berbahaya dibalik.

Perangkat pelindung harus disertai alarm yang menandai aktivasinya. Jangan pernah bertanya atau membiarkan
penjaga keamanan dan pegawai tidak terlatih memeriksa status eksperimen yang tidak dijaga yang melibatkan
bahan yang sangat beracun. Pasang tanda peringatan pada pintu terkunci yang mencantumkan pegawai
laboratorium yang harus dihubungi jika alarm di laboratorium berbunyi.
Catat inventaris bahan kimia sangat beracun secara terperinci. Baca Bab 8 untuk rincian lebih lanjut tentang
menyimpan inventaris.

2.4 Meminimalkan Paparan ke Bahan Kimia Sangat Beracun

Berikut ini adalah tindakan pencegahan yang perlu dilakukan dan mendo-rong keselamatan dalam pekerjaan
laboratorium dengan bahan kimia sangat beracun.

Lakukan prosedur yang melibatkan bahan kimia sangat beracun yang dapat menghasilkan debu, uap, atau aerosol
dalam tudung kimia laborato-rium, kotak sarung tangan, atau perangkat pengaman lainnya yang sesuai.

Kenakan sarung tangan saat bekerja dengan cairan atau zat padat beracun untuk melindungi tangan dan lengan
bawah.

2.5 Penyimpanan dan Pembuangan Limbah

Ikuti praktik selamat dan aman untuk penyimpanan dan pembuangan bahan kimia sangat beracun. Beri label semua
wadah bahan kimia sangat beracun dengan mencantumkan komposisi kimia, bahaya yang diketahui, dan peringatan
penanganannya. Simpan bahan kimia ini dengan baik di area yang dirancang secara khusus.

Ikuti prosedur lembaga untuk pembuangan limbah. Atau, pertimbangkan kemungkinan perlakuan awal pada limbah
baik sebelum atau selama pengolahan. Penghancuran dalam laboratorium mungkin merupakan cara paling aman
dan efektif untuk menangani limbah, tetapi persyaratan peraturan mungkin mempengaruhi keputusan ini.
Evaluasi Prosedur Umum Bekerja dengan Bahan Kimia Berbahaya di SMA Negeri 13 Palembang

Lokasi : Jl. Adi Sucipto No. 2803, Sukodadi, Sukarami, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30154

Kepala Sekolah : Dra. Zainab Teguh

Kepala Lab : Nelly Susilawati, S.Pd.

Narasumber : Novita Sari, S.Pd.

Profil Narasumber

Nama : Novita Sari, S.Pd.


Jabatan : Guru bidang studi Kimia dan Laboran Lab Kimia
Pendidikan : S1 Pendidikan Kimia Universitas Sriwijaya 2013

Pelaksanaan Eksperimen
Pelaksanaan eksperimen/praktikum Kimia di laboratorium Kimia SMA Negeri 13 Palembang dilakukan di kelas
masing-masing. Hal ini dikarenakan laboratorium yang digunakan untuk keperluan UNBK. Alat-alat kimia dan
bahan kimia yang akan digunakan dibuat list terlebih dahulu lalu diangkut dari laboratorium ke kelas masing-
masing. Praktikum dilaksanakan sesuai kebutuhan guru bidang studi Kimia, tidak rutin dilakukan setiap minggu.
Evaluasi/Kesimpulan : Dari segi pelaksanaan, belum memenuhi standar. Karena terkadang melaksanakan
praktikum di kelas masing – masing yang dapat menambah resiko kelas tersebut terpapar bahan kimia pula. Dari
segi perlengkapan eksperimen, sudah memenuhi standar. karena siswa yang melakukan praktikum sudah
menggunakan APD ( Alat Pelindung Diri) seperti jas lab, masker dan sarung tangan yang telah disediakan oleh
sekolah.

Prosedur Umum Bekerja dengan Bahan Kimia


Prosedur umum bekerja dengan bahan kimia berbahaya di laboratorium kimia SMA Negeri 13 Palembang adalah
seagai berikut :

1. Tentukan potensi bahaya yang terkait dengan praktikum sebelum memulai praktikum.
2. Jangan meremehkan risiko, anggap campuran bahan kimia lebih beracun daripada komponennya yang
paling beracun.
3. Bersiaplah jika kecelakaan terjadi seperti menyiapkan nomor telepon pemadam kebakaran, rumah sakit, dll.
4. Hindari mengganggu dan mengejutkan praktikan lain.
5. Jangan biarkan lelucon praktis,keributan, atau kegaduhan berlebih terjadi kapanpun.
6. Gunakan peralatan laboratorium hanya untuk tujuan yang dimaksudkan.
7. Dilarang makan, mium, merokok, mengunyah permen karet, menggunakan kosmetik pada saat praktikum.
8. Dilarang menyimpan makanan, minuman, cangkir, dan peralatan makan dan minum lainnya di tempat bahan
kimia ditangani atau disimpan.
9. Dilarang mengecap bahan kimia laboratorium

Untuk prosedur praktikum menggunakan prosedur umum yang ada pada buku ajar / cetak. Jika tidak ada di buku
ajar tersebut maka guru mencari referensi lain seperti internet, kemudian dituliskan di papan tulis.

EvaluasiKesimpulan :
Dari segi prosedur dalam menggunakan bahan kimia berbahaya sudah memenuhi standar.

Tata Tertib Laboratorium

1. Saat ingin melakukan praktek diwajibkan menggunakan jaslab dan berpakaian rapi.
2. Saat praktikum berlangsung dilarang makan dan minum di laboratorium kimia.
3. Saat praktek diwajibkan membuat rencana kerja (jurnal) dan mengisi form peminjaman alat sebelum
melaksanakan praktikum
4. Setelah melakukan praktikum diwajibkan membuat laporan hasil praktikum.
5. Diwajibkan mencuci semua alat-alat yang dipakai sebelum dan setelah praktikum.
6. Setelah melakuka praktikum diwajibkan mengembalikan semua alat-alat sesuai dengan form peminjaman
alat

Upaya Menhindari Paparan Kimia


Secara teknis, sebelum praktikum dilaksanakan guru menganjurkan agar siswa menggunakan APD (alat pelindung
diri) seperti jas lab , sarung tangan, masker, dan tidak makan/minum dalam laboratorium. Kondisi sirkulasi udara
juga cukup baik.
Tetapi saat lab digunakan untuk kegiatan KBM, siswa kebanyakan tidak menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
karena zat-zat kimia yang digunakan dianggap tidak terlalu berbahaya karena hanya menggunakan larutan dengan
konsentrasi paling tinggi 0.1 M.

Evaluasi/Kesimpulan : Pada saat pelaksanaan praktikum di lab sudah memenuhi standar karena siswa-siswi
dianjurkan untuk menggunakan jaslab dan alat pelindung diri lain seperti masker dan sarung tangan. Dari pihak
sekolah juga sudah menyediakan jaslab sejumlah 40 buah, masker sejumlah 3 kotak yang masing-masing kotak
berisi 20 buah masker, dan sarung tangan sejumlah 50 pasang.
Pelaksanaan praktikum di dalam kelas(karena sedang digunakan untuk UNBK dan KBM) tidak memenuhi standar
karena siswa tidak meggunakan jaslab, masker, dan sarung tangan. Walaupun zat yang digunakan memiliki
konsentrasi kecil, dalam bekerja dengan bahan kimia tetap harus antisipasi dengan menggunakan alat pelindung diri
(APD).

Perawatan Laboratorium
Kebersihan laboratorium dilakukan secara bersama – sama yakni guru dan siswa saat selesai praktikum.
Dari segi pintu darurat, label bahan kimia dan tempat penyimpanan masih belum memenuhi standar.
Harusnya, terdapat pintu utama dan pintu darurat, tetapi hanya ada pintu utama saja. Hanya ada sebagian botol
larutan induk yang mempunyai label B3 dan MSDS, sedangkan botol – botol bahan bahan yang digunakan untuk
praktikum ( botol kecil) tidak berlabel MSDS, hanya tulisan biasa yang memuat nama zat dan konsentrasi saja, dan
tidak ada label B3. Serta zat – zat kimia disimpan dalam lemari kayu secara random, tidak disimpan berdasarkan
tingkat bahayanya

Evaluasi Inventarisasi Bahan Kimia dengan Toksisitas Tinggi di SMA Negeri 13 Palembang
Inventarisasi Bahan Kimia dengan Toksisitas Tinggi
Dari segi inventarisasi bahan – bahan kimia, tidak terorganisir dengan baik. Inventaris tidak rutin di perbaharui (
tahun pembaruan terakhir yakni tahun 2015).

Evaluasi/Kesimpulan : Inventarisasi bahan kimia dengan toksisitas tinggi belum memenuhi standar karena minimal
tiap satu bulan sekali inventarisasi diperbarui untuk mengecek keadaan dan kondisi bahan kimia dengan tingkat
toksisitas tinggi apakah masih layak atau tidak digunakan.

Penanggulangan Kecelakaan dan Keadaan Darurat


Terdapat kotak P3K tetapi hanya di simpan didalam ruang penyimpanan alat dan bahan, tidak di letakkan di tempat
siswa praktikum sebagaimana mestinya. Pada keadaan darurat, sangat mudah untuk proses evakuasi karena lab
terletak di lt 1 dan berada di depan.

Evaluasi/Kesimpulan :
Penanggulangan kecelakaan belum memenuhi standar karena kotak P3K disimpan di dalam suatu lemari di dalam
ruang penyimpaan sehingga akses menuju kesana memakan waktu lebih lama, sebaiknya kotak P3K diletakkan di
ruangan praktikum.

Pembuaangan Bahan Kimia


Pada wastafel dan bak cuci lab ini tidak terdapat air mengalir namun,air tesebut terkadang mati sehingga zat yang
dibuang langsung tanpa diencerkan terlebih dahulu. Saluran dari wastafel tempat pembuangan zat juga langsung
mengalir ke selokan sekolah, tidak ada tempat penampungan khusus limbah
Evaluasi/Kesimpulan :
Dari segi cara pembuangan limbah belum memenuhi standar karena limbah dibuang langsung ke saluran
pembuangan yang berhubungan langsung dengan masyarakat sekitar. Seharusnya untuk limbah cair yang berbahaya
dibuat tempat penampungan khusus limbah cair berbahaya.

Cara Membersikan Tumpahan Zat Kimia


Cara siswa membersihkan tumpahan zat kimia belum memenuhi standar. Seharusnya saat zat tumpah, harus tau
terlebih dahulu msds zat yang tumpah tersebut, dan menggunakan sarung tangan latex untuk melindungi tangan dari
zat tersebut. Serta menggunakan lap yang berbahan dasar mudah menyerap.
Sedangkan siswa saat zat tumpah langsung mengelap saja.
Evaluasi Prosedur Umum Bekerja dengan Bahan Kimia Berbahaya di SMA Aisyiyah 1 Palembang

Lokasi : Jl. Jend Sudirman, RT 11/ RW 4, Ario Kemuning, Kemuning, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30128

Kepala Sekolah : Dra. Nurmawati, M.M.

Kepala Lab : Dian Rivia, S.Pd.

Narasumber : Dessy Zulmi, S.Pd.

Profil Narasumber

Nama : Dessy Zulmi, S.Pd.


Jabatan : Guru bidang studi Kimia dan Laboran Lab MIPA
Pendidikan : S1 Pendidikan Kimia Universitas Sriwijaya

Pelaksanaan Eksperimen
Pelaksanaan eksperimen/praktikum Kimia di laboratorium Kimia SMA Aisyiyah 1 Palembang dilakukan di
laboratorium MIPA (Biologi dan Kimia) yang terletak di lantai 2 gedung sekolah. Tidak menggunakan jas lab dan
alat pelindung diri (APD) karena keterbatasan dana dari pihak sekolah menyebabkan sekolah tidak menyediakan
alat pelindung diri(APD).
Kondisi laboratorium kurang nyaman karena ventilasi udara yang kurang memadai.

Evaluasi/Kesimpulan : Dari segi pelaksanaan eksperimen di laboratorium Biologi-Kimia SMA Aisyiyah 1


Palembang belum memenuhi standar karena siswa yang tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) dan dari
pihak sekolah juga tidak menyediakan alat pelindung diri tersebut. Dari segi sarana dan prasarana juga tidak
memenuhi standar karena ventilasi yang kurang memadai. Dimana sesuai dengan standar Chemical Laboratory
Safety and Security dalam pelaksanaan praktikum kimia ventilasi udara sangatlah penting agar terjadi sirkulasi
udara sehingga zat zat kimia tidak terhirup terlalu banyak di dalam ruangan laboratorium.

Prosedur Umum Bekerja dengan Bahan Kimia


Prosedur umum bekerja dengan bahan kimia berbahaya di laboratorium kimia SMA Aisyiyah 1 Palembang adalah
seagai berikut :

1. Tentukan potensi bahaya yang terkait dengan praktikum sebelum memulai praktikum.
2. Jangan meremehkan risiko, anggap campuran bahan kimia lebih beracun daripada komponennya yang
paling beracun.
3. Bersiaplah jika kecelakaan terjadi seperti menyiapkan nomor telepon pemadam kebakaran, rumah sakit, dll.
4. Hindari mengganggu dan mengejutkan praktikan lain.
5. Jangan biarkan lelucon praktis,keributan, atau kegaduhan berlebih terjadi kapanpun.
6. Gunakan peralatan laboratorium hanya untuk tujuan yang dimaksudkan.
7. Dilarang makan, mium, merokok, mengunyah permen karet, menggunakan kosmetik pada saat praktikum.
8. Dilarang menyimpan makanan, minuman, cangkir, dan peralatan makan dan minum lainnya di tempat bahan
kimia ditangani atau disimpan.

Untuk prosedur praktikum menggunakan prosedur dari buku cetak atau mencari refrensi dari internet.

EvaluasiKesimpulan :
Dari segi prosedur dalam menggunakan bahan kimia berbahaya sudah memenuhi standar.

Tata Tertib Laboratorium

1. Siswa tidak diperkenankan masuk ke laboratorium tanpa ada guru di dalam.


2. Sebelum masuk ke laboratorium siswa harus mengetahui judul, tujuan, serta gambaran mengenai percobaan
yang dilakukan.
3. Harus menjaga kebersihan meja dan barang praktikum.
4. Jangan sampai menumpahkan zat-zat kimia di atas meja.
5. Barang-barang labor tidak bleh dibawa keluar laboratorium.
6. Hanya zat yang dalam bentuk cairan yang boleh dibuang ke dalam bak cuci.
7. Pecahan kaca harus dibuang ke tempat pembuangan khusus.

Upaya Menhindari Paparan Kimia


Secara teknis, upaya menghindari paparan kimia sudah memenuhi standar, karena sebelum praktikum dilaksanakan
guru menganjurkan agar siswa menggunakan APD (alat pelindung diri) seperti sarung tangan, masker, dan tidak
makan/minum dalam laboratorium.
Namun, kondisi pada saat praktikum tidak memenuhi standar karena kurangnya aliran udara dari ventilasi yang
menyebabkan lab menjadi pengap.

Perawatan Laboratorium
Kebersihan laboratorium dilakukan secara bersama – sama yakni guru dan siswa saat selesai praktikum.
Dari segi pintu darurat, label bahan kimia dan tempat penyimpanan masih belum memenuhi standar.
Harusnya, terdapat pintu utama dan pintu darurat, tetapi hanya ada pintu utama saja. Hanya ada sebagian botol
larutan induk yang mempunyai label B3 dan MSDS, sedangkan botol – botol bahan bahan yang digunakan untuk
praktikum ( botol kecil) tidak berlabel MSDS, hanya tulisan biasa yang memuat nama zat dan konsentrasi saja, dan
tidak ada label B3. Serta zat – zat kimia disimpan dalam lemari kayu secara random, tidak disimpan berdasarkan
tingkat bahayanya

Evaluasi Inventarisasi Bahan Kimia dengan Toksisitas Tinggi di SMA Aisyiyah 1 Palembang

Inventarisasi Bahan Kimia dengan Toksisitas Tinggi


Dari segi inventarisas bahan – bahan kimia, belum memenuhi standar karena tidak terorganisir dengan baik.
Inventaris tidak pernah di perbaharui ( tahun pembaruan terakhir yakni tahun 2014). Bahan – bahan yang tersedia
tidak dicatat dengan benar sehingga tidak jelas berapa jumlah bahan yang masih tersedia.

Penanggulangan Kecelakaan dan Keadaan Darurat


Hanya menyediakan kotak P3K yang berisi obat – obatan seperti Betadine, kain kasa dan kapas. Belum memenuhi
standar karena harusnya terdapat obat khusus untuk penolongan terkena bahan kimia seperti antibrom, antifenol,
dll. Lab nya juga terletak di lantai 2 sehingga menyulitkan proses evakuasi saat terjadi keadaan darurat.
Pembuaangan Bahan Kimia
Tidak ada wastafel atau bak cuci sehingga saat ingin membuang zat maka harus dibawa ke kamar mandi lalu baru
dibuang. Pada lab hanya terdapat baskom berisi air yang digunakan untuk membilas. Tidak ada air mengalir.
Saluran dari kamar mandi tempat pembuangan zat juga langsung mengalir ke selokan sekolah dekat permukiman
masyarakat.

Cara Membersikan Tumpahan Zat Kimia


Cara siswa membersihkan tumpahan zat kimia belum memenuhi standar. Seharusnya saat zat tumpah, harus tau
terlebih dahulu msds zat yang tumpah tersebut, dan menggunakan sarung tangan latex untuk melindungi tangan dari
zat tersebut. Serta menggunakan lap yang berbahan dasar mudah menyerap.
Sedangkan siswa saat zat tumpah langsung mengelap saja.
Evaluasi Bekerja dengan bahan Kimia

Tempat : SMA N 11 Palembang

Identitas Narasumber :

Head Master : Drs. Joko Edi Purwanto M.Si

Lab. Coordinator : Elma Sukaini S.Pd., M.Si

Interviewees : Yeni Oktasari, S.Pd

Evaluasi Prosedur Umum Bekerja dengan Bahan Kimia Berbahaya

 Pelaksanaan Eksperimen
Pada saat pelaksanaan praktikum di SMA N 11 Palembang sudah memenuhi standar. karena siswa yang
melakukan praktikum sudah menggunakan APD ( Alat Pelindung Diri) seperti jas lab, masker dan sarung tangan
yang dibawa sendiri oleh masing – masing siswa , karena pihak sekolah tidak memfasilitasi alat pelindung diri , Hal
ini sudah sesuai dengan teori nya dimana ketika bekerja di Laboratorium siswa harus menggunakan alat pelindung
diri untuk menghindari kecelakaan kerja yang sewaktu waktu bisa terjadi.

 Kesimpulan : Untuk pelaksanaan eksperimen di Laboratorium Kimia di SMA N 11 Palembang sudah


memenuhi standar karena saat pratikum siswa di SMA N 11 Palembang sudah menggunakan alat pelindung
diri seperti jas lab, masker dan sarung tangan yang dibawa sendiri oleh masing – masing siswa .
 Prosedur Pelaksanaan Eksperimen
Berdasarkan hasil wawancara kami terhadap ibu Yeni , Ketika melakukan pratikum guru pembimbing
Menggunakan prosedur umum yang ada pada buku ajar / cetak yang akan dijelaskan terlebih dahulu oleh guru
pembimbing langkah – langkah yang harus dilakukan ketika pratikum . Jika materi yang ingin di pratikum kan
tidak ada di buku ajar tersebut maka guru akan mencari referensi lain seperti dari internet, kemudian dituliskan di
papan tulis.

 Kesimpulan : Untuk prosedur pelaksanaan eksperimen sudah sesuai dengan ketentuan yang ada . Karena
siswa memiliki pedoman yang . tepercaya Ketika melaksanakan pratikum pedoman yang digunakan siswa
ketika pratikum yaitu buku ajar dan internet .

 Tata Tertib Laboratorium


Tata tertib di laboratorium SMA N 11 Palembang :

TATA TERTIB LABORATORIUM KIMIA

1. Siswa tidak dibenarkan masuk ke dalam laboratorium tanpa guru pembimbing.


2. Siswa masuk Laboratorium tidak dibenarkan menggunakan sepatu.
3. Siswa masuk Laboratorium tidak dibenarkan membawa makanan.
4. Siswa diwajibkan menempati tempat yang sudah ditentukan sesuai dengan kelompok kerja.
5. Alat dan bahan yang digunakan sesuai dengan petunjuk pratikum..
6. Jika ada alat – alat yang rusak siswa segera melaporkan terhadap guru pembimbing
7. Jika terjadi kecelakaan kerja saat pratikum segera melaporkan terhadap guru pembimbing.
8. Setelah melakukan pratikum siswa harus mengembalikan alat / bahan ke tempat semula dalam keadaan
bersih.
9. Laboratorium harus dalam keadaan bersih setelah selesai kegiatan.
10. Kerusakan atau kehilangan alat terajdi akibat kelalaian siswa , siswa atau kelompok kerja nya harus
mengganti.
11. Siswa yang tidak mengindahkan tata tertib akan di beri sangsi / dikeluarkan dari laboratorium.

 Upaya Menghindari Paparan Kimia


Pada Laboratorium Kimia di SMA N 11 Palembang Secara teknis, upaya menghindari paparan kimia sudah
memenuhi standar, karena sebelum praktikum dilaksanakan guru menganjurkan agar siswa menggunakan APD
(alat pelindung diri) seperti jas lab , sarung tangan, masker, dan tidak makan/minum dalam laboratorium.Kondisi
sirkulasi udara juga cukup baik, karena labnya luas dan memiliki ventilasi udara yang cukup banyak.
 Kesimpulan : Upaya menghindari paparan kimia di laboratorium kimia SMA N 11 palembang sudah
memenuhi standar karena siswa menggunakan APD (alat pelindung diri) seperti jas lab , sarung tangan,
masker, dan tidak makan/minum dalam laboratorium. Serta Kondisi sirkulasi udara yang cukup baik, karena
labnya luas dan memiliki ventilasi udara yang cukup banyak.

 Perawatan Laboratorium
Di Laboratorium kimia SMA N 11 palembang untuk Kebersihan laboratorium dilakukan secara bersama – sama
yakni guru dan siswa saat selesai praktikum. Akan tetapi laboratorium hanya dibersihkan ketika siswa selesai
melakukan pratikum, akan tetapi karena ruang pratikum sering digunakan sebagai tempat rapat guru laboratorium
juga selalu dibersihkan setelah rapat guru selesai.

 Kesimpulan : Kebersihan laboratorium dilakukan secara bersama – sama yakni guru dan siswa saat selesai
praktikum.

 Perawatan Laboratorium
Pada laboratorium SMA N 11 Palembang , dari segi pintu darurat, sudah memenuhi standar, karena terdapat pintu
utama dan pintu darurat yang terletak dibelakang. Serta daun pintu juga menghadap keluar. Tetapi dari segi label
bahan kimia dan tempat penyimpanan masih belum memenuhi standar. Harusnya, Botol – botol bahan kimia
berlabel B3 dan msdsnya juga tercantum. Tetapi di lab ini botol – botol bahan kimia tidak berlabel, hanya tulisan
biasa yang memuat nama zat dan konsentrasi saja, tidak ada logo B3. Tempat penyimpanan bahan dan alat
diletakkan di satu ruangan khusus terpisah dengan tempat praktikum, tetapi disimpan dengan tidak rapi dan tidak
beraturan. Harusnya bahan disimpan berdasarkan tingkat bahayanya dan alat disimpan berdasarkan jenisnya. Pada
ruang penyimpanan, sirkulasi udaranya tidak lancar karena tidak terdapat ventilasi. Juga tidak ada alat pemadam api
ringan.

 Kesimpulan : di laboratorium kimia SMA N 11 palembang belum terlalu memenuhi standar meskipun dari
segi pintu darurat sudah memenuhi standar akan tetapi pada ruang penyimpanan bahan kima banyak botol –
botol yang tidak berlabel, hanya tulisan biasa yang memuat nama zat dan konsentrasi saja, tidak ada logo
B3. Harusnya, Botol – botol bahan kimia berlabel B3 dan msdsnya juga tercantum, agar siswa bisa lebih
waspada terhadap bahan yang digunakan. Serta Pada ruang penyimpanan, sirkulasi udaranya tidak lancar
karena tidak terdapat ventilasi. Juga tidak ada alat pemadam api ringan di dalam laboratorium kimia ini.
Evaluasi Inventarisasi Bahan Kimia Berbahaya

 Inventarisasi Bahan Kimia dengan Toksisitas Tinggi


Di laboratorium Kimia SMA N 11 palembang, dari segi inventarisasi bahan – bahan kimia, belum memenuhi
standar karena tidak terorganisir dengan baik. Inventaris tidak pernah di perbaharui ( tahun pembaruan terakhir
yakni tahun 2015).

 Kesimpulan : di laboratorium kimia SMA N 11 palembang inventarisasi nya sudah lama tidak diperbarui,
harusnya inventarisasi bahan harus selalu di perbarui tiap tahun nya agar mengetahui bahan – bahan apa saja
yang masih tersedia di ruang penyimpanan bahan.

 Penanggulangan Kecelakaan dan Keadaan Darurat


Berdasarkan survey yang telah kami lakukan, di laboratorium kimia di SMA N 11 Palembang Hanya terdapat
kotak P3K saja yang tidak ada isinya. Hal ini Belum memenuhi standar karena harusnya terdapat betadine, kasa,
kapas, rivanol, dan obat khusus untuk penolongan terkena bahan kimia seperti antibrom, antifenol, dll. Pada
keadaan darurat, sangat mudah untuk proses evakuasi karena lab terletak di lantai1 dan berada di depan. Serta tidak
ada nya wastafel yang berfungsi , serta jika terkena tumpahan zat kimia siswa harus membilasnya di toilet . serta
tidak memiliki alat pemadam kebakaran yang tersedia di dalam laboratorium.

 Kesimpulan : Pada penanggulangan kecelakaan dn keadaan darurat di Laboratorium SMA N 11


Palembang belum memenuhi standar. di laboratorium ini hanya terdapat kotak P3K saja yang tidak
memiliki isi di dalam nya , harusnya di dalam laboratorium memiliki kotak P3K yang berisi seperti kapas ,
betadine dll untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Di lab ini juga tidak memiliki wastafel yang
berfungsi untuk mengalirkan air , harusnya di dalam lab memiliki wastafel sehingga ada air yang mengalir
yang berfungsi untuk membilas tangan jika terkena tumpahan zat kimia, serta di lab ini tidak memiliki
pemadam api, harusnya menurut teori di dalam lab baik nya terdapat alat pemadam kebakaran untuk berjaga
– jaga jika dalam keadaan darurat.

 Pembuangan Bahan Kimia


Di laboratorium kimia SMA N 11 Palembang pada bagian wastafel dan bak cuci lab ini tidak terdapat air mengalir
sehingga saat membuang zat – zat yang sudah dipakai di buang di toilet dengan cara diencerkan terlebih dahulu .
Tidak ada tempat penampungan limbah khusus di sekolah ini, bahan yang digunakan saat pratikum juga tidak
terlalu pekat dan berbahaya sehingga hanya di buang ke dalam toilet dengan cara di siram dengan air sebanyak
mungkin ( diencerkan ) .

 Kesimpulan : Untuk pembuangan bahan kimia belum memnuhi standar , harusnya ada tempat pembuangan
khusus, meskipun bahan yang digunakan tidak pekat atau berbahaya tetap saja bisa menyebabkan kerusakan
lingkungan . akan tetapi dengan dilakukan metode pengenceran saat membuang zat – zat sisa pratikum
sudah cuku baik .

 Cara Membersihkan Tumpahan Zat Kimia


Saat terjadi tumpahan zat kimia siswa langsung mengelap saja menggunakan lap atau tisu. Hal ini juga dikarenakan
bahan yang digunakan tidak ada yang berbahaya.

 Kesimpulan : Cara siswa membersihkan tumpahan zat kimia belum memenuhi standar. Seharusnya saat zat
tumpah, harus tau terlebih dahulu msds zat yang tumpah tersebut, dan menggunakan sarung tangan latex
untuk melindungi tangan dari zat tersebut. Serta menggunakan lap yang berbahan dasar mudah
menyerap.Sedangkan siswa saat zat tumpah langsung mengelap saja.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Untuk SMA Negeri 13 Palembang dari segi prosedur menggunakan bahan kimia berbahaya sudah memenuhi
standar, namun dalam hal inventarisasi belum memenuhi standar karena inventarisasi jarang diperbarui. Dalam hal
pelaksanaan praktikum juga tidak memenuhi standar karena praktikum dilaksanakan di masing-masing kelas.

2. Untuk SMA Aisyiyah 1 Palembang dari segi prosedur dalam menggunakan bahan kimia berbahaya sudah
memenuhi standar, namun dalam hal inventarisasi belum memenuhi standar karena inventarisasi tidak pernah
diperbarui sejak tahun 2014. Dalam hal pelaksanaan praktikum juga tidak memenuhi standar karena praktikan tidak
menggunakan alat pelindung diri (APD).

3. Untuk SMA Negeri 11 Palembang sudah memenuhi standar dalam hal pelaksanaan praktikum karena sudah
menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa masker dan jaslab. Tetapi dalam hal keselamatan darurat belum
memenuhi standar karena di dalam kotak P3K tidak terdapat isinya.

3.2 Saran

Sebaiknya didalam laboratorium saat melakukan praktikum kita harus menggunakan peralatan perlindungan
diri yang lengkap seperti jas lab, sepatu tertutup, masker dan sarung tangan. Selain itu juga laboratorium itu harus
dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran dan kotak P3K yang lengkap
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.Kep. 187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja. (online)

Moran, L dan Tina M. 2010. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia. The National Academies Press :
Washington DC.
Sunarto. 2013. Keselamatan Kerja di Laboratorium. (online).
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131808334/pengabdian/keselamatan-kerja-di-laboratorium. (Diakses pada 2
Maret 2018).

Yunita.2009.Panduan Pengelolaan Laboratorium Kimia. Bandung : Insan Mandiri.


LABORATORIUM KIMIA SMAN 13 PALEMBANG
LABORATORIUM KIMIA – BIOLOGI SMA A’ISYAH 1 PALEMBANG
LABORATORIUM KIMIA SMAN 11 PALEMBANG

Anda mungkin juga menyukai