4236 12281 1 PB PDF
4236 12281 1 PB PDF
Ekstrak Tempe Kedelai Hitam dan Ubi Jalar Ungu Terhadap Toleransi Darah
Tikus Model DMT2
MUSTIKA AYU WULANSARI1, SRI RAHAYU LESTARI2, ABDUL GOFUR2
1
Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No.5 Sumbersari, Lowokwaru, Malang, Jawa Timur. 65145
2
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No.5, Sumbersari, Lowokwaru, Malang, Jawa Timur. 65145
Email: srirahayulestari@um.ac.id
ABSTRACT
Diabetes mellitus type 2 (DMT2) is caused by the ineffective use of insulin by the body. DMT2
with hyperglycemia causes circulatory system disorders, such as intracellular ion imbalance that
causing changes in cell size and cell membrane fragility. Soybean black tempe and purple sweet
potato have a potential therapy for patients with DMT2. This study aims to determine the blood
osmotic tolerance of rat model DMT2 treated by the mixture of black soybean tempe extract and
purple sweet potato. Osmotic tolerance is indicated by the level of erythrocyte membranes damage,
i.e. crenation and hemolysis. The results showed that chemical compounds such as glibenclamide
works better to lowers damaging of the cell membrane as compared to treatment of a mixture of
natural compounds soybean black tempe and purple sweet potato.
Keywords: black soybean tempe, DMT2, osmotic tolerance, purple sweet potato
INTISARI
Diabetes mellitus tipe 2 (DMT2) disebabkan oleh penggunaan insulin yang kurang efektif oleh
tubuh. DMT2 dengan hiperglikemia menyebabkan gangguan sistem sirkulasi yaitu terganggunya
keseimbangan ion intraseluler sehingga menyebabkan perubahan ukuran sel dan kerapuhan membran
sel. Tempe kedelai hitam dan ubi jalar ungu memiliki potensi terapi bagi penderita DMT2. Penelitian
ini bertujuan mengetahui toleransi osmotik darah tikus model DMT2 yang diberikan perlakuan
campuran ekstrak tempe kedelai hitam dan ubi jalar ungu. Toleransi osmotik ditunjukkan dengan
tingkat kerusakan membran eritrosit yaitu krenasi dan hemolisis. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemberian senyawa kimia berupa glibenklamid bekerja lebih baik menurunkan kerusakan
membran sel dibandingkan dengan pemberian senyawa alami campuran ekstrak tempe kedelai hitam
dan ubi jalar ungu.
Kata kunci: DMT2, tempe kedelai hitam, toleransi osmotik, ubi jalar ungu
Tabel 1. Kelompok hewan coba yang akan diujikan dengan perlakuan yang ditetapkan
No. Kode Kelompok Jenis Perlakuan Jumlah
Kontrol Normal, diberi pakan standar tanpa
1. N 3
perlakuan
Kontrol Positif DM (diinduksi DM), tanpa perlakuan
2. K+ 3
lanjutan
Kontrol Obat, diinduksi DM kemudian diberi obat
3. K- 3
hipoglikemik
Diberikan ekstrak tempe kedelai hitam dan ubi jalar
4. P ungu dengan rasio 1:1 secara oral (gavage) sebanyak 3
1 ml/ekor/hari selama 28 hari
N 94 169 184
K- 100 176 156
K+ 98 185 173
P 98 166 200
Gambar 1. menunjukkan nilai hematokrit tikus model DMT2 yang di berikan senyawa
tikus normal 46% dan tikus model DMT2 alami ekstrak tempe kedelai hitam dan ubi jala
tanpa perlakuan 61%. Tikus model DMT2 ungu (59%). Sedangkan Gambar 2
diberi perlakuan obat glibenclamid memiliki menunjukkan toleransi osmotik pada tingkat
nilai lebih rendah (51%) dibandingkan dengan kerusakan membran eritrosit.
70
60
Nilai Hematokrit (%)
50
40
30
20
10
0
N K- K+ P
Perlakuan
250
Jumlah Eritrosit
200
150 Normal
100 K-
50 K+
0 KH:KU=1:1
Hipertonis Isotonis Hipotonis
Kondisi Lingkungan
Wijaya dkk. (2015) dan Putra dkk. (2017) resistensi insulin perifer, mengurangi
pengobatan yang biasa diberikan pada komplikasi diabetes yang disebabkan oleh
penderita DM bertujuan untuk mengendalikan abnormalitas profil lipid dan resistensi insulin,
kadar glukosa darah agar selalu berada dalam menghindari absorpsi glukosa atau
kondisi normal. Pemberian obat antidiabetik memperbaiki toleransi glukosa, mengatur
oral (glibenclamid, metformin, dll) dapat aktivitas dan ekspresi enzim yang terlibat
menurunkan kadar glukosa darah penderita dalam jalur metabolism karbohidrat serta
DMT2. bertindak menyerupai insulin dengan
Hasil penelitian yang ditunjukkan pada mempengaruhi mekanisme insulin signaling
gambar 1 menjelaskan bahwa nilai hematokrit (Zhao et al., 2006; Cazarolli et al., 2008).
darah tikus kelompok N dan K+ berada pada
ambang batas normal (39-53%) (Aboderin and KESIMPULAN
Oyetayo, 2006). Tikus DMT2 yang di beri Toleransi osmotik eritrosit tikus
perlakuan obat glibenclamid memberi efek ditunjukkan dengan perubahan bentuk sel
positif terhadap penurunan nilai hematokrit, eritrosit pada lingkungan hipotonis, isotonis
sedangkan peningkatan hematokrit akan dan hipertonis. Kelompok perlakuan
berpengaruh terhadap dehidrasi di jaringan. pemberian senyawa kimia berupa obat
DMT2 berhubungan dengan peningkatan glibenklamid bekerja lebih baik menurunkan
kadar glukosa darah. Kadar glukosa akan kerusakan membran sel dibandingkan dengan
meningkat setelah makan menyebabkan pemberian senyawa alami campuran ekstrak
keluarnya air dari jaringan. Dehidrasi di tempe kedelai hitam dan ubi jalar ungu diduga
jaringan terjadi akibat efek osmotik glukosa. karena senyawa kimia pada obat bekerja lebih
Jaringan yang mengalami dehidrasi fungsinya cepat dalam menormalkan toleransi osmotik
akan terganggu (Fathurohman dan Fadhilah, pada DMT2.
2016).
Toleransi osmotik darah dapat diukur UCAPAN TERIMAKASIH
menggunakan parameter tingkat kerusakan Penulis mengucapkan terima kasih kepada
membran eritrosit. Tikus sebagai hewan coba Ibu Dr. Sri Rahayu Lestari, Dr. Abdul Gofur,
memiliki cairan tubuh isotonis dengan 0,9% M.Si, laboran di Lab. Fisiologi Hewan, dan
NaCl sehingga tidak terjadi kerusakan rekan-rekan proyek penelitian yang telah
membran eritrosit. Hal ini sesuai dengan membantu hingga selesainya penelitian ini.
pernyataan Soewolo (2000) bahwa tikus Penelitian ini adalah payung penelitian dari Dr.
normal isotonis pada larutan NaCl 0,9% dan Abdul Gofur, M.Si, dkk dengan nomor kontrak
mengalami kerusakan membran eritrosit akibat 3.4.8/ UN32.14/LT/2017.
adanya perubahan lingkungan hipertonis dan
hipotonis. Tikus DMT2 pada kondisi isotonis, DAFTAR PUSTAKA
hipertonis dan hipotonis memiliki toleransi Aboderin FI and Oyetayo VO. 2006.
osmotik yang rendah ditunjukkan dengan Haematological Studies of Rats Fed
tingkat kerusakan membran eritrosit Different Doses of
dibandingkan dengan tikus normal, hal ini Probiotic, Lactobacillus plantarum,
sesuai dengan penelitian Kung et al. (2009) Isolated from Fermenting Corn Slurry.
yang menjelaskan bahwa toleransi osmotik Pakistan Journal of Nutrition. vol 5(2):
rendah pada DMT2 dibandingkan dengan 102-105.
kontrol non diabetes. https://doi.org/10.3923/pjn.2006.102.105.
Dari hasil penelitian toleransi osmotik Ahmed N. 2005. Advanced Glycation
pada gambar 2 menunjukkan bahwa campuran Endproducts-Role in Pathology of
ekstrak tempe kedelai hitam dan ubi jalar ungu Diabetic Complications. Diabetes Res
mempunyai senyawa alami berupa flavonoid. Clin Pract. vol 67(1): 3-21.
Flavonoid dapat memodulasi metabolisme https://doi.org/10.1016/j.diabres.2004.09.
lipid, glukosa abnormal, memperbaiki 004.
MUSTIKA AYU WULANSARI dkk Biogenesis 34