NPM : 1706049200
Program Studi : S1 Hukum Reguler
Kelas : Hukum Organisasi Perusahaan B (Ibu Nadia Maulisa)
1
Indonesia, Undang-Undang Perseroan Terbatas, UU No.40 Tahun 2007, LN No.106 Tahun
2007, TLN No.4756, Ps.1.
2
Ibid., Ps.94.
3
Ibid., Ps.93.
menyebutkan alasannya, setelah Direksi yang bersangkutan diberitahukan terlebih dahulu
tentang rencana pemberhentian dan diberikan kesempatan untuk melakukan pembelaan
diri secara tertulis di dalam RUPS tersebut.4 Pengangkatan, penggantian, dan
pemberhentian ini mulai berlaku sejak ditutupnya RUPS, kecuali ditentukan lain menurut
keputusan RUPS.5
Kedua, mengenai tugas dan wewenang Direksi. Secara umum, tugas dan
wewenang utama dari Direksi adalah melakukan hal-hal berikut:6
4
Ibid., Ps.105.
5
Ibid., Ps.94.
6
Agus Sardjono, et al., Pengantar Hukum Dagang, cet.4 (Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm.81.
7
Indonesia, Undang-Undang Perseroan Terbatas, Ps.2.
8
Ibid., Ps.98.
9
Ibid., Ps.99.
10
Sardjono, Pengantar Hukum Dagang, hlm. 82.
dilakukan dalam pengurusan PT yang bersangkutan; 3) Fiduciary Duty, kepercayaan
sepenuhnya terhadap Direksi PT yang bersangkutan atas segala tindakannya, selama tidak
bertentangan dengan AD disamping ketentuan peraturan perundang-undangan, ketertiban
umum, dan/atau kesusilaan; 4) Duty of Skill, kewajiban Direksi untuk melakukan
tindakan hukum serta manajemen dengan kemampuannya yang terbaik dalam pengurusan
PT; serta 5) Duty of Loyalty, tindakan Direksi harus semata-mata dilakukan untuk
kepentingan PT yang bersangkutan.
11
H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 2: Bentuk-Bentuk
Perusahaan, (Jakarta: CV. Rajawali, 1991), hlm.74.
12
Indonesia, Undang-Undang Perseroan Terbatas, Ps.97.
memberikan arahan atau instruksi bagi tindakan perusahaannya. Menurut peraturan
perundang-undangan tersebut pula, suatu PT diharuskan untuk memiliki sedikitnya 2
orang Direksi, dimana salah satunya harus merupakan penduduk (ordinary resident) dari
Brunei Darussalam. 13
Direksi sebagai salah satu organ yang terdapat di dalam PT dapat diangkat dan
diberhentikan dengan keadaan tertentu. Pengangkatan seorang Direksi dalam sebuah PT
di Brunei Darussalam dapat dilakukan atas suatu keputusan dari General Meeting of
Shareholders (RUPS), dimana RUPS inilah yang melakukan pengangkatan terhadap
seorang atau beberapa Direksi. Dalam pengangkatannya, terdapat suatu persyaratan yang
menentukan layak atau tidaknya seseorang menjadi Direksi, yaitu a) seseorang tersebut
sudah memiliki kecakapan hukum (full legal capacity);14 b) seseorang tersebut memiliki
persetujuan dari dirinya sendiri untuk menjadi seorang Direksi, tanpa paksaan dari pihak
lain; c) seseorang tersebut memiliki persetujuan dari sejumlah pemegang saham yang
ditentukan dalam RUPS; serta d) tidak pernah dinyatakan pailit dalam waktu 5 tahun
sebelumnya.15 Selanjutnya, Direksi yang berada di sebuah PT yang bersangkutan harus
memiliki sejumlah saham PT tersebut, yang jumlahnya ditentukan sebelumnya di dalam
RUPS. Apabila ketentuan-ketentuan tersebut tidak dipenuhi oleh Direksi dari PT yang
bersangkutan, posisinya dianggap kosong dan terdapat pengenaan sanksi berupa denda
bagi Direksi tersebut.16 Selanjutnya adalah penggantian dan pemberhentian seorang atau
suatu jajaran Direksi, yang tentunya tetap berdasarkan keinginan dari RUPS. Namun,
dalam hal penggantian Direksi, Direksi yang lama tidak dapat secara langsung
diberhentikan kecuali sudah terdapat suatu kandidat Direksi yang baru.17
13
Brunei Darussalam, Companies Act, Laws of Brunei Chapter 39, Enacment No.25 of 1956,
Revised Edition 2015, Sect.2.
14
Ibid., Sect.138.
15
Ibid., Sect.141A.
16
Ibid., Sect.140.
17
Ibid., Sect.143A.