Anda di halaman 1dari 2

Pathogenesis

Pada anak-anak perubahan morfologis karena infeksi salmonella typhi tidak menonjol.
Hyperplasia yang terliaht pada plaque peyer denga nekrosis dan lepasnya epitel membuat suatu
ulcus dengan perdarahan adalah lazim terjadi.

Penetrasi ulcus usus jarang terjadi pada anak-anak apabila terjadi perforasi akan sembuh
tanpa bekas. Pembengkakan terjadi pada kelenjar-kelenjar limfa di mesentrium, hepar dan lien
karena hyperemia dan adanya nekrosis.

Kuman akan menyebar melalui darah keseluruh tubuh dengan febris yang tinggi sebagai
“enteric fever syndrome”, terutama ke jaringan RES di seluruh tubuh untuk proliferasi dan
kemudian menyebar lagi sebagai bakreimia ke dua dan kemudian kembali prolifesi terjadi
terutama pada dinding kelenjar empedunya ke usus.

CARIER, pembiakan kuman dari darah, air kemih dan tinja diperlukan untuk kepastian
diagnose dan untuk menentukan terjadi tidaknya seorang “carier” setelah sembuh dan pulang
dari perawatan rumah sakit.

Apabila pembiakan tinja maupun air kemih pada waktu pulang positif maka perlu
diwaspadai terjadinya “carier”, sehingga diperlukan pemeriksaan pembiakan ulang tinja maupun
air kemih di kemudian hari, yaitu setelah seminggu dan dua minggu. Dalam kejadian tersebut,
apabila hasil pembiakan tetap positif, penderita yang sudah sembuh secara klinik menjadi
seorang “carier” atau pembawa kuman tetapi tidak menderita sakit namun berbahaya bagi
masyarakat sekitarnya. Apabila dengan obat-obatan tidak juga hilang, tidak ada jalan lain hanya
cholecystectomie yang dapat menghilangkan “carier” tersebut dan yang bersangkutan tidak lagi
membahayakan bagi masyarakat sekitarnya.
Pemeriksaan diagnostic

- Pemeriksaan darah tepi : leucopenia, limfositosis, aneosinofilia, anemia, trombositopenia.


- Pemeriksaan sumsum tulang : menunjukkan gambaran hiperaktif sumsum tulang
- Biakan empedu : terdapat basil salmonella typhosa pada urin dan tinja. Jika pada
pemeriksaan selama dua kali berturut turut tidak didapatkan basil salmonella typhosa
pada urin dan tinja, maka pasien dinyatakan baetul betul sembuh.
- Pemeriksaan widal : didapatkan titer terhadap antigen 0 adalah 1/200 Tu lebih, sedangkan
titer terhadap antigen H walaupun tinggi akan tetapi tidak bermakna untuk menegakkan
diagnosis karena titer H dapat tetap tinggi setelah dilakukan immunisasi atau bila
penderita telah lama sembuh.

- Komplikasi yang dapat terjadi apabila demam tidak segera ditangani akan mengakibatkan

dehidrasi, penurunan kesadaran, kejang, dan menimbulkan akibat buruk untuk proses

kesembuhan pasien. Bahkan hal yang terburuk yaitu dapat mengakibatkan kematian.

Menurunkan atau tepatnya mengendalikan dan mengontrol demam pada pasien thypoid

dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan pemenuhan

termoregulasi (Aziz, 2012 dalam Ridha 2017).

Anda mungkin juga menyukai