Anda di halaman 1dari 14

REKAYASA IDE

STRATEGI PEMBELAJARAN
Oleh
Ayu Melina Silalahi
3163131004

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas dilimpakan
anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Rekayasa Ide mata kuliah Strategi
Pembelajaran.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik maupun pikirannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan rekayasa ide ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan di masa akan datang.
Akhir kata, semoga rekayasa ide ini bermanfaat dalam menambah wawasan dan
pengetahuan bagi kita semua dan penulis selaku penyusun dan bagi pembaca penulis minta
maaf jika terjadi kesalahan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, 14 Mei 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif
mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai
edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar
merencanakan kegiatan pengajaran sevara sistematis dengan memanfaatkan segala
sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Pengembangan variasi mengajar yang dilakukan oleh guru pun salah satunya adalah
dengan memanfaatkan variasi alat bantu, baik dalam hal ini variasi media pandang, variasi
media dengar, maupun variasi media taktil. Dalam pengembangan variasi mengajar tentu saja
tidak sembarangan, tetapi ada tujuan yang hendak dicapai, yaitu meningkatkan dan
memelihara perhatian anak didik terhadpa relevansi proses belajar mengajar, memberikan
kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi, membentuk sikap positif terhadap guru dan
sekolah, member kemungkina pilihan dan fasilitas belajar individual, dan mendorong anak
didik untuk belajar.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran ?
b. Bagaimanakah mendapatkan teknik-teknik untuk mendapatkan umpan balik ?
c. Bagaimana permasalahan dalam pembelajaran geografi ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Strategi Pembelajaran Geografi


Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah
sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Salah satu usahanya adalah
dengan memahami kedudukan metode pembelajaran sebagai salah satu komponen
keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan
bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap
anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai
pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendektan yang
guru ambil dalam pengajaran.

Teknik-Teknik Mendapatkan Umpan Balik


1. Memancing Aperepsi Anak Didik
Peserta didik adalah makhluk individual yang mempunyai keperibadian dengan ciri-ciri
yang khas sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Perkembangan dan
pertumbuhan peserta didik sangat mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya.
Kehidupan sosial di masyarakat tidak selalu sama, tetapi ada juga perbedannya.
Perbedaan itu dapt di lihat dari aspek tingkat usia, pekerjaan, tingkat kekayaan, pendidikan,
sosiologis, geografis, profesi, dan sebagainya. Dalam stratifikasi sosial yang demikian itulah
anak didik hidup dan berinteraksi dengan lingkungannya. Sikap, prilaku, da pandangan hidup
anak sangat dipenagruhi oleh lingkungan yang membentuknya.
Latar belakang kehidupan sosial peserta didik penting untuk diketahui oleh seorang guru.
Sebab dengan mengetahui latar belakang kehidupan sosial peserta didik dapat membantu
guru untuk memahami karakteristik peserta didik. Dalam belajar mengajar, pada saat yang
tepat guru dapat memanfaatkan hal-hal yang menjadi kesenangan peserta didik untuk
diselipkan dalam melengkapi isi dari bahan pelajaran yang disampaikan. Tentu saja
pemanfaatannya tidak sembarangan, tetapi harus sesuai dengan bahan pelajaran. Dengan
demikian peserta didik mudah menyerap bahan yang bersentuhan dengan apresepsinya.
Bahan pelajaran yang belum pernah didapatakn dan masih asing baginya, mudah diserap bila
penjelasannya dikaitkan dengan apresepsi anak.
Bahan apresepsi sangat membantu peserta didik dalam usaha mengolah kesan-kesan dari
pelajaran yang diberikan oleh guru. Penjelasan demi penjelasan dapat peserta didik cerna
secara bertahap hingga jalan pelajaran berakhir. Dengan begitu, seorang guru hedanknya
jangan khawatir anak didk tidak menguasai bahan pelajaran yang diberikan. Tapi yakinlah
bahwa peserta didik dapat menguasa sebagian ata seluruh bahan pelajaran yang telah
diberikan dalam suata pertemuan. Dan pada akhirnya pengetahuan guru mengenai apresepsi
dapat memancing aktivitas belajar peserta didik secara optimal.

2. Memanfaatkan Taktik Alat Bantu yang Akseptabel


Bahan pelajaran adalah isi yang disampaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar.
Bahan yang akan disampaikan oleh guru brmacam-macam sifatnya, mulai dari yang mudah,
sedang, sampai ke yang sukar. Tinjauan menganai sifat bahan ii dikarenakan dalam setiap
proses belajar mengajar berlngsung ada di antara peserta didik yang kurang mampu mengolah
bahan pelajaran dengan baik, sehingga pengertianpun sukar didapakan. Selain itu faktor
itelegensi dan sukar dipahami penjelasan guru juga menjadi faktor penyebabnya.
Untuk seorang guru yang kurang terbiasa berbicara dan kurang pandai dalam memilih
kalimat serta kalimat yang dapat mewakili isi pesan yang disampaikan dari setiap bahan
pelajaran akan mengalami kesulitan untuk mengantarkan anak didik menjadi orang yang
paham atas bahan yang di ajarkan. Peserta didik yang menyadari bahwa dirinya sukar
menerima bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru, biasanya tidak atau kurang
memperhatikan pelajaran. Peserta didk cenderung menunjukan sikap acuh tak acuh atas apa
yang disampaikan guru. Sementara guru memeberikan pelajaran, peserta didik juga
cenderung melakukan kegiatan lain.
Proses belajar mengajar yang kondusif adalah kondisi belajar mengajar yang
menyenangkan. Guru yang hanya mengajar, tanpa memperhatikan mengerti atau tidaknya
peserta didik terhadap bahan pelajaran yang disampaikan, akan mendapatkan reaksi yang
negatif dari peserta didik. Peserta didik kurang senang, umpan balik pun tidak terjadi. Guru
yang menyedari akan kelemahannya dalam menjelaskan isi dari bahan pelajaran yang
disampaikan sebaiknya memanfaatkan alat bantu untuk membantu memperjelas isi dari bahan
pelajaran. Fakta, konsep atau prinsip yang krang dapat dijelaskan lewat kata-kata atau kalimat
dapat diwailkan kepada alat bantu untuk menjelaskannya. Dengan begitu, kelemahan metode
ceramah tertutupi.
Alat bantu yang cocok dapat mengkonkretkan yang rumit seolah-olah menjadi
sederhana. Walaupaun beitu , jangan sampa kehadira alat bantu yang lebih menarik anak
didik dari pada pelajaran yang akan diberikan. Bila hal ini terjadi, mak sebaiknya guru
berusaha untuk mengalihkan perhatian anak didik ke bahan pelajaran yang akan dijelaskan
dengan memanfaatkan alat bantu. Di sisni alat antu digunakan sebagai taktik untuk
meningkatan kosentrasi peserta didik terhadap bahan pelajaran ang disampaikan, bukan
sebagi tujuan bagimana alat bantu itu dibuat. Tujuan belajar peserta didik bukan untuk
mengetahui bagaimana guru membuatnya, melaikan bagaimana anak didik dapat menguasai
bahan pelajaran dengan tuntas.
Guru juga bisa menggunakan media, media disini berguna untuk memperjelas bahan
pelajaran. Adapun tujuan lain yang tidak kalah penting ddalam penggunaan media (alat
bantu) adalah:
1. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata menjadi lebih besar
2. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh kehadapan peserta
3. Menyajikan peristiwa yang kompleks, rumit, berlangsung dengan cepat atau amat lambat
menjadi lebih sistematis dan sederhana.
4. Menampung sejumlah besar peserta untuk mempelajari materi pelajaran dalam waktu
yang sama
5. Menyajikan benda atau peristiwa berbahaya kehadapan siswa
6. Meningkatkan daya tarik pelajaran dan perhatian siswa
7. Meningkatkan sistematika pengajaran

 Adapun manfaat dari penggunaan alat bantu/ media dalam pembelajaran adalah:
1. Untuk memperlancar interaksi antara guru dan siswa
2. Proses belajar menjadi lebih menarik
3. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif
4. Jumlah waktu mengajar dapat dikurangi
5. Meningkatkan kualitas belajar siswa
6. Proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja
7. Menimbulkan sikap positif siswa terhadap proses pembelajaran

Penggunaan alat abntu tidak hanya berlaku untuk peserta didik SD/sederajat, tetapi dpat
juga di lakukan di tingkat SMP/sederajar, SMA/sederajat. Tetapi frekuensi penggunannya
lebih banyak untuk anak didik SD/sederajat, karena pada masa itu peserta didik masih
berfikir konkret. Dengan demikian, alat bantu yang akseptabel dapat dmanfaatkan sebagi tak
tik yang jitu untuk meningkatkan perhatian peserta didik terhadap bahan pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Umpan balik pun terjadi seiring dengan proses belajar anak didik
yang berkelanjutan.

3. Memilih Bentuk Motivasi yang Akurat


Proses belajar mengajar dalah suatu proses yang dengan sengaja diciptakan untuk
kepentingan peserta didk. Agar peserta didik senangdan bergairah belajar, guru berusaha
menyediakan lingkunga belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas
yang ada. Keinginan ini selalu ada pada setiap diri guru dimana pun dan kapan pun. Hanya
sayangnya, tidak seua keinginan guru terkabul, semuanya karena berbagai faktor penyebab.
Salah satu penyebabnya adalah motivasi. Motivasi mempunyai faktor penting dalam proses
belajar mengajar, tanpa moivasi apalah artinya peserta didik pergi ke sekolah. Misalnya untuk
menganggu teman-temannya, membuat keributan atau hanya demi mendapatkan uang saku.
Peserta didik datang ke sekolah bukan untuk itu, tetapi untuk belajar demi masa depannya.
Ketika seorag guru melihat perilaku peserta didik seperti itu, maka perlu di ambil
langkah-langkah yang daptmenimbulkan motivasi untuk peserta didik tersebut. Hanya dengan
motivasilah peserta didik dapat bergerak hatinya untuk belajar bersama-sama teman-
temannya yang lain. Bila tidak, maka sia-sialah bahan pelajaran yang guru sampaikan ketika
itu. Dalam usaha membangkitkan gairah belajar peserta didik, ada enam hal yang dapat
dikerjakan oleh guru, yaitu:
 Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar.
 Menjelaskan secara konkret kepada peserta didk apa yang dapat dilakukan pada akhir
pengajaran.
 Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai peserta didik sehingga dpat
merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik dikemudian hari.
 Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
 Membantu kesulitan belajar peserta didik secara individual maupun kelompok.
 Menggunakan metode yang bervariasi.
(Syaiful bahri Djamarah, 1994:38)
Kemudian ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan guna mempertahan minat
pesrta didik terhadap pelajaran yang diberikan. Bentuk-bentuk motivasinya,antara lan yaitu:
1. Memberi Angka
Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar peserta
didik. Angka yang diberikan kepada peserta didik biasanya bervariasi sesuai hasil ulangan
yang telah mereka peroleh dari hasil penilaian guru. Angka merupakan alat motivasi yang
cukup memberikan rangsangan kepada peserta didik untuk mempertahankan atau bahkan
meningkatkan prestasi belajar mengajar. Apabila angka yang diperoleh peserta didik lebih
tinggi dari peserta didik lainnya, maka peserta didk cenderung untuk mempertahankannya.
Berbagai pertimbangan tentu lebih dahulu diperhatikan, betulkah hasil yang diperoleh peserta
didik atas usahanya sendiri. Di sini kearifan guru dituntut agar memberikan penilaian tidak
sembaranagn, sehingga tidak merugikan peserta didik yang betul-betul belajar.
2. Hadiah
Pemberian hadiah bisa diterapakan di sekolah. Guru dapat memberikan hadiah kepada
peserta didik yang berprestasi. Pemberian hadiah tidak mesti dilakukan pada waktu kenaikan
kelas, pemberian hadiah bisa dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar, guru dapat
memberikan hadiah apa saja kepada peserta did yang berprestasi dalam menylesaikan tugas,
benar menjawab soal yang diberikan, dapat meningkatkan disiplin dalam belajar, taat tertib
sekolah, dan sebagainya. Keampuhan hadiah sebagai alat untuk mendapatkan umpan balik
dari peserta didik akan terasa jika penggunaannya tepat. Terlalu sering memberikan hadiah
tidak dibenarkan, sebab hal itu akan menjadi kebiassa yang kuramg menguntungkan kegiatan
belajar mengajar. Dikhawatirkan peserta didik giat belajar bila hasilkerjanya mendapatkan
imbalan dari guru.
3. Pujian
Pujian adalah motivasi yang positif. Dalam kegiatan belajar mengajar, pujian dpat
dimanfaatkan sebagai alat motivasi, karena peserta didik juga manusia mereka senag di[uji.
Guru dapat memakai pujian untuk menyenangkan perasaan peserta didik. Peserta didik sangat
senang bila mendapat perhatian dari guru. Pujian dpat berfungsi untuk mengarahkan peserta
didik kepada hal-hal yang menunjang tercapianya tujuan pengajaran. Namun pujian juga haus
sesuai dengan hasil kerja peserta didik. Jangan memuju secara berlebihan, pujian berlebihan
akan menimbulkan kesa oujian yang dibuat-buat. Pujian yang baik adalah pujian yang keluar
dari hati seorang guru secara wajar dengan maksud untuk memberikan penghargaan kepada
peserta didik atas jerih payahnya dalam belajar.
4. Gerakan Tubuh
Gerakan tubuh dalam bentuk mimik yang cerah, dengan senyum, menganggguk,
ancungan jelpol, tepuk tangan, memberi salam, menaikan bahu, geleng-geleng kepala, dan
lain-lan. Semua itu adalah sejumlah gerakan fisik yang dpat memberikan umpan balik dari
peserta didik. Gerakan tubuh merupakan penguatan yang dapat membangkitkan gairah
peserta didik, sehingga proses belajr mengajar lebih menyenangkan. Hal ini karena terjadi
interaksi yang terjadi antara guru dan peserta didik seiring untu mencapai tujuan pengajaran.
5. Memberi Tugas
Guru dapat memberikan tugas kepada peserta didik sebagai bagian yang tidak dpat
terpisahkan dari tugas belajr peserta didik. Peserta didik yang akan mendpat tugas dari guru
setelah menerima bahan pelajaran, akan memperhatikan penyampaian bahan pelajaran.
Mereka berusaha meningkatkan perhaian dan konsentrasi yang lebih terhadapa penjelasan
yang guru sampaikan.
6. Memberi Ulangan
Ulangan adalah salah satu startegi yang penting dalam pengajaran. Sebab dengan
ulangan yang diberikan kepada peserta didik, guru ingin mengetahui sejauh mana hasil
pengejaran yang telah dilakukannya (evaluasi proses) dan sampai sejauh mana tingkat
penguasaan peserta didik terhadap bahan yang telah dberikan dala rentang waktu
tertentu(evaluasi produk). Kepentingan lannya yaitu untuk mendapatkan umpan balik dari
peserta didik. Dalam kegiatan belajar mengajar, ulangan dapat guru manfaatkan untuk
membangkitkan peserta didik terhadap bahan yang diberikan dikelas.
7. Mengetahui Hasil
Dengan mengetahui hasil dari apa yang telah dilakukan oleh peserta didik, apa lagi
hasilnya dengan prestasi yang tinggi, dapat mendorong peserta didik untuk
mempertahankannya, dan bahkan peserta didik berusaha untuk meningkatkannya. Tetapi
dengan memngetahui hasil juga bisa berdampak negatif bagi si peserta didik. Anak didik
yang mengetahui hasil kerjanya dengan nilai yang rendah akan merasa kecewa. Untuk itu
seorang guru disini di tuntut untuk menanankan sikap positif pada diri peserta didik agar
tidak kecewa dengan prestasi belajarnya yang rendah. Tetapi peserta didik sadar dan
mengakui akan kesalahannya kemudian membinta bimbingan guru agar kesalahannya tidak
kembali terulang.
8. Hukuman
Hukuman disini yaitu hukuman yang sifatnya mendidik bukan hukuman yang bentuknya
deskriminasi. Dalam proses belajar mengajar, anak didik yang membuat keributan dapat
diberikan sanksi untuk menjelaskan kembali bahan pelajaran yang baru saja dijekaskan oleh
guru. Sanksi segera dilakukan dan jangan di tunda, karena tujuannya untuk mendapatkan
umpan balik terhadap bahan pelajaran yang baru saja dijelaskan oleh guru.

4. Menggunakan Metode yang Bervariasi


Metode adalah strategi yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses belajar mengajar.
Penggunaan metode mengajar yang bervariasi dapat meningkatkan semanagat belajar peserta
didik. Pada suatu kondisi tertentu peserta didik merasa bosan dengan metode ceramah,
disebabkan mereka harus dengan setia mendengarkan penjelasn guru. Disaat kegiatan elajar
sudah mulai terlohat membosankan, guru perlu mengganti dengan metode lai, misalnya
metode permainan, diskusi, tanya jawab, dan sebagainya, baik kelompok ataupun individual.
Sehingga kebosanan dapat terobati menjadi suasana belajar yang menyenangkan.
Penggunaan metode yang bervariasi dapat menjembatani gaya-gaya belajar peserta didik
dalam menyerap bahan pelajaran. Umpan balik dari anak didik akan bangkit sejalan dengan
penggunaan metode mengajar yang sesuai dengan kondisi psikologis peserta didik. Maka
penting memahami kondisi psikologis peserta didik sebelum menggunakan metode mengajar
guna mendapatkan umpan balik optimal dari setiap peserta didik.

 Macam-macam metode konvesional dalam pembelajaran antara lain :


1. Metode ceramah
2. Metode diskusi
3. Metode tanya jawab
4. Metode demonstrasi dan eksprimen
5. Metode resitasi
6. Metode kerja kelompok
7. Metode sosio-drama
8. Metode karya wisata
9. Metode drill
10. Metode sistim regu
Selain dari metode konvesional di atas, masih banyak metode yang dapat digunakan oleh
guru guna mendapatkan umpan balik dari bahan pelajaran yang diajarkan. Seperti metode
active learning 101 cara belajar siswa aktif karangan Melvin L. Silberman.

B. Permasalahan dalam Pembelajaran Geografi di Sekolah


Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak didorong untuk mengembangkan
kemampuan berfikir. Proses pembelajaran didalam kelas hanya diarahkan kepada
kemampuan anak untuk menghafal informasi (Sanjaya, 2006).
Otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut
untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan
sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik kita lulus dari sekolah mereka pintar secara teoritis
tetapi mereka miskin aplikasi.
Pembelajaran efektif seharusnya pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa dalam
proses belajar mengajar. Namun, pembelajaran selama ini hanya berpusat pada guru dan
kurang relevan dengan kehidupan siswa. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah model dan
media pembelajaran yang tidak hanya mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta tetapi
sebuah model dan media pembelajaran yang mendorong siswa mengkonstruksikan
pengetahuan di benak mereka sendiri.
Praktek pembelajaran Geografi di sekolah selama ini terkesan tidak menarik bagi siswa.
Siswa menganggap pelajaran Geografi hanya sebagai pelajaran yang lebih bersifat hafalan,
yakni hanya membeberkan teori-teori saja tanpa ada praktiknya. Sudah bukan rahasia lagi,
bahwa geografi merupakan mata pelajaran yang tidak menarik, membosankan, sulit dan lain-
lain yang menunjukkan sebenarnya siswa tidak menyukai pelajaran tersebut. Keadaan ini
dapat diperparah lagi jika guru mengajarkannya monoton, terlalu teoritis, dan kurang buku
ajar.
Berdasarkan hasil observasi di kelas dan wawancara dengan beberapa guru mata
pelajaran geografi pada saat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), fakta menunjukkan
bahwa:
1. Model pembelajaran yang diaplikasikan selama ini adalah model ceramah dengan
dominasi guru yang sangat tinggi di kelas dan belum divariasi dengan model
pembelajaran lain seperti praktikum sebagai penunjang teori yang telah ada
2. Pelaksanaan pembelajaran hanya berpusat pada guru saja
3. Komunikasi guru dan siswa kurang intensif
4. Perhatian siswa terhadap materi pembelajaran belum terfokus (50% siswa) sebab kondisi
pembelajaran monoton dan searah
5. Siswa belum memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru
6. Siswa hanya mencatat materi yang diberikan oleh guru
7. Guru kurang memberi dorongan dan motivasi kepada siswa untuk belajar
8. Sumber belajar yang digunakan masih kurang yaitu hanya menggunakan buku pelajaran
dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa guru dalam melaksanakan pembelajaran Geografi
sering dilaksanakan dengan menularkan pengetahuan atau memberikan informasi melalui lisan. Di
sini yang aktif adalah guru sedangkan siswa hanya pasif mencatat dan mendengarkan sehingga
aktivitas dan kreativitas siswa kurang nampak.
BAB III
REKAYASA IDE

Cara yang dilakukan guru tersebut saya rasa tidak menarik perhatian siswa dan
menimbulkan rasa bosan pada siswa, sehingga perlu adanya model dan media pembelajaran
inovatif pada mata pelajaran Geografi terutama pada materi yang bersifat verbal seperti
hidrosfer, litosfer, bisofer, dan lain sebagainya. Hal tersebut dikarenkan siswa cukup sulit
memahami jika guru hanya menggunakan model pembelajaran ceramah saja sehingga siswa
hanya bisa membayangkan dan berimajinasi terhadap materi pelajaran tersebut tanpa tahu
kondisi yang sebenarnya.
Terkait dengan permasalahan tersebut maka perlu adanya model dan media
pembelajaran yang sesuai dengan indikator yang harus dicapai oleh siswa, yaitu dengan
menerapkan model dan media pembelajaran yang relevan dan mengena substansi materi
pelajaran. Melalui model dan media pembelajaran, alat peraga yang ada di sekolah dapat
digunakan sebagai sumber belajar. Peran guru disini adalah sebagai pembimbing, artinya
guru menuntun siswa untuk melihat dan memperagakan pesan-pesan visual melaui alat
peraga tersebut. Dengan demikian penggunaan model dan media pembelajaran diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat saya simpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak menarik bagi
siswa. Sehingga siswa menganggap pelajaran Geografi hanya sebagai pelajaran yang lebih
bersifat hafalan, yakni hanya membeberkan teori-teori saja tanpa ada praktiknya. Sudah
bukan rahasia lagi, bahwa geografi merupakan mata pelajaran yang tidak menarik,
membosankan, sulit dan lain-lain yang menunjukkan sebenarnya siswa tidak menyukai
pelajaran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://kurrataaini.wordpress.com/2015/05/28/
http://pendidikangeo.blogspot.co.id/2013/02/

Anda mungkin juga menyukai