B LATAR BELAKANG
satunya adalah perkembangan lalu lintas. Kita tahu bahwa dengan terjadinya
perkembangan lalu lintas maka pasti ada yang namanya masalah yang perlu
diatasi oleh pihak siapapun yang ingin bersimpatik termasuk masyarakat dan
secara khususnya atau secara luasnya adalah pemerintah yang terkait. Masalah
lalu lintas. Terutama karena faktor manusia pengguna jalan yang tidak patuh
terhadap peraturan lalu lintas. Namun dapat juga ditemukan penyebab di luar
faktor manusia seperti ban pecah, rem blong, jalan berlubang dan lain-lain.
kemacetan itu diakibatkan oleh pelanggaran yang dilakukan oleh pemakai atau
pengguna jalan. Adapun faktor lain yang menjadi penyebab kemacetan selain
pelanggaran lalu lintas seperti volume kendaraan yang tinggi melalui ruas jalan
permasalahan dalam berlalu lintas, baik antar pengguna jalan itu sendiri
angka kecelakaan lalu lintas yang terus meningkat setiap tahunnya dan tidak
pemerintah maupun kepolisian harus semakin ketat dan tegas untuk masalah
lalu lintas, Dalam hal ini seseorang juga tunduk kepada hukum bukan lantaran
kekuatan mengikat kepada hukum itu sehingga setiap orang harus tunduk
kepada hukum itu.1 Seharusnya tunduk kepada hukum itu karena keinginan
sendiri karena dengan keinginan sendiri maka tidak akan melanggar peraturan
yang dibuat guna demi keselamatan diri sendiri dalam berlalu lintas. hal
tersebut juga untuk mengurangi atau menekan tingkat kecelakan lalu lintas.
teknologi yang sedemikian pesat. Dapat dipahami bahwa sistem ini sangat
lintas. Pengendara tidak akan pernah lagi bisa ingkar, manakala kepadanya
CCTV ini cukup praktis dan sederhana, CCTV akan terus memantau semua
kejadian yang perilaku pengendara di jalan raya dan di titik-titik tertentu yang
1
Peter Mahmud Marzuki. 2008. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Prenadamedia Group, hlm.
80.
langsung jika pelanggaran dianggap ringan. Selanjutnya, jika ada pelanggaran
tersebut, kemudian gambar dan video itu nantinya akan diolah untuk
maju dan berkembang. Dampak positif lainnya adalah, sistem baru ini dapat
anggota Polisi Lalu Lintas yang masih mau menerima suap uang damai jika
kasat mata. Sebagai buktinya dapat dikuatkan dengan alat perangkat elektronik
seperti kamera CCTV. Nantinya kamera itu akan dijadikan alat bukti
sebagaimana diatur dalam Pasal 272 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang LLAJ.
Konstruksi denda tilang itu adalah denda dalam domain hukum pidana.
Denda pidana merupakan salah satu bentuk pidana pokok sebagaimana diatur
terkait tilang berdasarkan rekaman CCTV bisa jadi tidak muncul apabila
yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan mana disertai ancaman bagi
siapa yang melanggar larangan tersebut. Tindak pidana adalah perbuatan yang
oleh suatu aturan hukum dilarang dan diancam pidana, asal saja dalam hal itu
di ingat bahwa larangan ditujukan kepada (yaitu suatu keadaan atau suatu
konvensional.3
2
Masruchin Ruba’i. 2014. Hukum Pidana. Malang: Bayumedia Publishing Anggota
IKAPI, hlm. 80.
3
M. Yahya Harahap. 2009. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP
Penyidikan dan Penuntutan. Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 5.
Secara objektif diakui bahwa, meminjamkan kendaraan ataupun
menyewakan kendaraan bermotor milik kita untuk dipakai oleh orang lain
tindak pidana yang sama sekali tidak dilakukannya. Hal yang kontradiktif juga
Political Rights): setiap orang mempunyai hak kebebasan dan keamanan. Tiada
penjatuhan pidana. Hal ini disebabkan, Proses Tilang atas Pelanggaran Lalu
dalam konstruksi Hukum Acara Pidana karena hukum pidana disebut juga
Hukum pidana material atau hukum pidana itu berisi petunjuk dan uraian
petunjuk tentang orag yang dapat dipidana dan aturan tentang pemidanaan
4
Djoko Prakoso. 1986. Peranan Psikologi Dalam Pemeriksaan Tersangka Pada Tahap
Penyidikan. Jakarta: Ghalia Indonesia, hlm. 38-39.
(mengatur kepada siapa dan bagaimana pidana itu dapat dijatuhkan).5 Secara
diproses untuk dijatuhi pidana atas suatu perbuatan pidana yang tidak
dilakukannya. Tanpa disadari, apabila sistem ini dipaksakan tentu saja rentan
terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia atas adanya seseorang tak bersalah,
Undang Lalu Lintas tersebut tunduk pada KUHAP. Penjatuhan sanksi terhadap
pengendara yang diberi bukti pelanggaran, lanjut dia, tetap harus melalui
bersamaan dengan pembayaran pajak kendaraan bermotor, kata dia, tidak bisa
C. RUMUSAN MASALAH
berikut:
lintas ?
5
Andi Hamzah. 1983. Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia,
hlm. 15.
2. Bagaimanakah upaya hukum pelaku pelanggaran lalu lintas yang ditilang
D. TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Teori
bersifat umum itu individu dapat mengetahui apa saja yang boleh
yang mandiri, karena bagi penganut pemikiran ini, hukum tak lain
hanya kumpulan aturan. Bagi penganut aliran ini, tujuan hukum tidak
membuat suatu aturan hukum yang bersifat umum. Sifat umum dari
bisa dilakukan.
hari.
dikatakan akan memiliki nilai kepastian jika hukum itu ada atau dibuat
6
Achmad Ali. 2002. Menguak Tabir Hukum Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis. Jakarta:
Penerbit Toko Agung, hlm. 82-83.
Menurut aliran normatif-dogmatik yang dianut oleh John
Austin dan van Kan, menganggap bahwa pada asasnya hukum adalah
peran alat-alatnya;
7
Marwan Mas. 2004. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Ghalia Indonesia, hlm. 74.
8
Ahmad Ali. 2002. Menguak Tabir Hukum (suatu kajian filosofis dan sosiologis). Jakarta:
Gunung Agung, hlm. 82-83.
9
Fernando M. Manullang. 2007. Menggapai Hukum Berkeadilan Tinjauan Hukum Kodrat
dan Antitomi Nilai. Jakarta: Kompas Media Nusantara, hlm. 94-95.
sikap batin yang buruk, akan tetapi yang diberi sanksi adalah
akan kerap kali tidak sejalan satu sama lain. Adapun hal ini
kedua belah pihak atau harus ada alasan yang cukup menurut Undang-
10
Fakriansa. Perlindungan Hukum Terhadap Event Organizer dalam Kontrak
Penyelenggaraan Konser Musik. (Jurnal Penelitian Hukum, volume 1 nomor 2 Januari, 2012), hlm.
218.
kontradiktif, agar tidak multitafsir serta dapat dilaksanakan sesuai
suatu kasus tertentu bisa jadi jelas sekali, namun terkadang mungkin
Hal inilah menurut H.L.A Hart salah satu contoh ketidakpastian (legal
uncertainty) hukum.11
dan prinsip hukum yang tidak bertentangan antara satu dengan yang
undang tersebut.
kepastian hukum tetapi hanya berlaku secara yuridis saja dalam arti
11
H.L.A. Hart. 2013. The Concept of Law. (New York: Clarendon Press-Oxford)
diterjemahkan oleh M. Khozim. Konsep Hukum. Bandung: Penerbit Nusamedia, hlm. 230.
hanya demi undang-undang semata-mata (law in the books),
Kepastian hukum seperti ini tidak akan dan tidak pernah menyentuh
satu dan nilai yang lainnya. Bila telah terjadi pertentangan antara
12
Mahfud MD. 2014. Politik Hukum di Indonesia Cet ke-6. Jakarta: RajaGrafika Persada,
hlm. 59.
keadilan dan kepastian hukum muncul pula pertanyaan, nilai manakah
secara berbeda-beda.
books. Apakah kepastian hukum dalam arti law in the books tersebut
13
Faisal. 2012. Menerobos Positivisme Hukum. Bekasi: Gramata Publishing, hlm. 162.
14
Mahmul Siregar. Kepastian Hukum Dalam Transaksi Bisnis Internasional dan
Implikasinya Terhadap Kegiatan Investasi di Indonesia. (Medan: Fakultas Hukum USU, tanpa
tahun), hlm. 4.
badan peradilan.15 Antara kepastian substansi hukum dan kepastian
hukum.
pendapat ini kepastian hukum akan lebih ampuh bila para penegak
(rule of law) secara pasti, tidak pandang bulu, sesuai dengan prinsip
equality before the law terhadap semua orang. Inilah gambaran suatu
kepastian hukum.
15
Ibid.
16
Cicut Sutiarso. 2011. Pelaksanaan Putusan Arbitrase Dalam Sengketa Bisnis. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia, hlm. 160.
secara naluri dan hati nurani hakim-hakim pengadilan. Para hakim
akan dikatakan tidak adil bila hanya bersandar pada apa yang
undang-undang bukan lah seperti kuda pakai kaca mata yang hanya
2. Teori Pembuktian
alat bukti yang boleh dipergunakan, penguraian alat bukti dan dengan
formal.
17
Hari Sasangka dan Lily Rosita. 2003. Hukum Pembuktian dalam Perkara Pidana.
Bandung: Mandar Maju, hlm. 11.
Tujuan dan guna pembuktian bagi para pihak yang terlibat
catatan dakwaan.
meringankan pihaknya.
alat-alat bukti yang ada dalam persidangan baik yang berasal dari
18
Ibid. hlm. 13.
undang. Itu tidak cukup, tetapi harus disertai pula keyakinan bahwa
berdiri sendiri-sendiri.19
19
Adami Chazawi. buku 1, op.cit., hlm. 28.
20
Yahya Harahap. Op, Cit., hlm. 36.
undang mengenai kegunaan untuk merekonstruksi suatu kenyataan
yang benar dari setiap kejadian masa lalu yang relevan dengan
oleh undang-undang.
21
Bambang Poernomo. Op. Cit., hlm. 38.
Menurut sistem ini, dalam menilai kekuatan pembuktian alat-alat
keras.22
22
Andi Hamzah. 1996. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 269.
23
Ibid.
menjatuhkan hukuman. Hal tersebut masih tergantung dengan
Menurut sistem ini, hakim tidak terikat pada alat-alat bukti yang
2001 dan sekaligus dengan sistem KUHAP. Kedua teori itu ialah
24
Ibid.
undang-undang. Jadi tidak menerapkan teori pembuktian terbalik
benda istrinya atau suami, anak, dan harta benda setiap orang atau
25
Martiman Prodjomidjojo. Op, Cit., hlm. 107.
pandangan positivisme hukum tidak bisa dijadikan sebagai tameng
patut dicurigai dari hasil tindak pidana, jaksa sebagai penuntut umum
pengadilan.
bendanya dan harta benda istri atau suami, anak, dan harta benda
dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal
dakwaannya”.
peradilan” dalam kosa kata hukum Indonesia pada Orde Baru hukum
mewujudkannya.26
bahagia”.27
26
Mahmud Kusuma. 2009. Menyelami Semangat Hukum Progresif, Terapi Paradigma
Bagi Lemahnya Hukum Indonesia. Yogyakarta: AntonyLib, hlm. 60.
27
Satjipto Rahardjo. “Saatnya Mengubah Siasat dari Supremasi Hukum ke Mobilisasi
Hukum”, Kompas, Senin 26 Juli 2004, dalam Mahmud Kusuma, Menyelami Semangat Hukum
Progresif, Terapi Paradigma Bagi Lemahnya Hukum Indonesia, AntonyLib, Yogyakarta, 2009, hlm
52.
Pernyataan ini tegas bahwa hukum adalah untuk manusia, dalam
adil, sejahtera dan bahagia, bagi manusia. Oleh karena itu menurut
menjadi.
Oleh karena itu hukum bukanlah untuk hukum, maka hukum proresif
2. Tinjauan Konseptual
a. Pengertian CCTV
tempat atm, dll. Pada saat-saat tertentu kamera CCTV akan sangat
berguna sebagai barang bukti, seperti ketika terjadi bencana besar atau
untuk memantau area publik seperti stasiun kereta api, jalan, alun-alun
pusat kota, toko-toko dan bus. Namun, tidak berhenti di tempat umum
kurang atau tidak ada CCTV mungkin akan lebih berisiko kejahatan
karena hal ini. Jika kehadiran CCTV tidak menghalangi pelaku maka
Anda bekerja. Hal ini dapat membantu melindungi staf Anda tidak
diatas, kegunaan dari penelitian ini adalah mencakup kegunaan teoritis dan
hukum.
G. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
normatif.
2. Sifat Penelitian
3. Tipe Penelitian
diangkat yaitu tentang kekaburan norma yang terdapat dalam Pasal 272
Jalan.
28
Bambang Sunggono. 1996. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Rajawali Pers, hlm.
35.
29
Ibid, hlm. 185.
a. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa perundang-
berikut :
mengenai bahan hukum primer, dalam penelitian ini diperoleh dari buku
berupa bahan hukum primer dan sekunder, peneliti mempelajari buku, situs
pokok permasalahan.
6. Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum
Penulisan TESIS ini akan terdiri dari 4 (empat) bab yang masing-
masing bab terdiri atas beberapa sub bab yang berhubungan satu sama yang
lainnya sehingga membentuk suatu uraian yang sistematis dalam satu kesatuan
sebagai berikut :
Di dalam Bab II, merupakan bab yang berisikan hasil penelitian dan
Di dalam Bab III, merupakan bab yang berisikan upaya hukum pelaku
Marzuki, Peter Mahmud. 2015. Pengantar Ilmu Hukum Edisi Revisi. Jakarta:
Prenadamedia Group.