Anda di halaman 1dari 47

PENGARUH HASIL BELAJAR MATA KULIAH PEDAGOGIK

KEJURUAN DENGAN KESIAPAN STRATEGI MAHASISWA S1 TATA


BOGA 2017 UNIVERSITAS NEGERI PADANG UNTUK MENJADI
GURU PROFESIONAL

METODOLOGI PENELITIAN

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Ir Anni Faridah, M.Si
Sari Mustika, S.Pt, M.si

YUTIA RAHMI
2017/17075058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut Yunus ( 2016 : 112 – 113)“ Pendidikan merupakan usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

pengendalian, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan”.

Dunia pendidikan di Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai perubahan

terutama pendidikan harus memenuhi tuntutan, kebutuhan masyarakat dan

kemajuan zaman. Pada saat sekarang ini,bangsa Indonesia dihadapkan oleh

permasalahan yang rumit, yaitu pendidikan belum sepenuhnya mampu

menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu menghadapi era

canggih pada saat sekarang ini. Salah satunyayaitu menghasilkan guru yang

berkualitas dan profeesional untuk mempersiapkan peserta didik dalam

menghadapi kemajuan zaman.

Menurut pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005

tentang guru dan dosen“Guru adalah pendidik yang professional ”. Guru yang

baik adalah guru yang dapat memberikan keteladanan pada peserta didik dalam

upaya pembentukan pribadi yang baik.Guru yang profesional harus memiliki

etika yang bagus dan meguasai teknik dan pegetahuan tentang kuliner.

Mahasiswa S1 Tata Boga juga harus menguasai ilmu atau keterampilan

mengajar yang disebut kompetensi pedagogik untuk menjadi seorang guru

yang profesional.Masiswa S1 Tata Boga perlu mengetahui tentang bentuk guru

professional, yaitu memiliki professionalitas dan memiliki keterampilan


mengajar / pedagogik untuk menjadi guru dan soft skill, keprofesionalannya.

Hartiningtyas, dkk (2016 : 80 - 83 )menarik kesimpulan sebagai berikut ini:

“Guru professional dan berbudi luhur dapat memberikan kontribusi


kualitas SDM yang berkualitas.Seorang guru harus memiliki kompetensi
pedagogik dan kompetensi professional sebagai bekal untuk menjalankan
tugasnya, yaitu mendidik dan mencerdaskan siswa. Kompetensi pedagogik
mengenai ilmu tentang belajar dan mencerdaskan siswa dalam pembelajaran,
bagaimana melaksanakan pembelajaran yang efektif. Kompetensi professional
adalah mengenai isi materi pembelajaran atau subtansi ilmu yang menaungi
materi pembelajaran”

Pengetahuan pedagogik adalah pengetahuan yang didapatkan oleh

mahasiswa calon guru sebagai bekal dalam menyelesaikan segala tugasnya

yang berkaitan dalam ranah pendidikan (Putro, 2016). Selain Pengetahuan

pedagogik juga terdapat peningkatan dan pengembangan keprofesionalan

seorang guru. Guru yang professional akan bisa menciptakan pembelajaran

yang berkualitas sehingga pembelajaran dapat dimengerti siswa dan tujuan

pembelajaran tercapai. Sekolah Menegah Kejuruan tentu saja menuntut

keprofesionalan seorang guru.. Seorang guru kejuruan harus professional

karena guru tersebut akan mengajar siswanya agar siswa memiliki skill dan

keprofesionalan dalam bekerja, agar siap terjun ke lapangan kerja.

Pengetahuan pedagogik didapat oleh mahasiswa S1 Tata Boga pada mata

kuliah Pedagogik Kejuruan. Mata kuliah tersebut diajarkan pada Prodi

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga konsentrasi S1 Tata Boga di UNP.

Universitas Negeri Padang merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

memiliki tujuan menghasilkan tenaga professional yang bermoral dan agamis

di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. S1 Tata Boga

yaitu konsenstasi pada Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang


mencetak guru Tata Boga untuk mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan

yang memiliki pengetahuan pedagogik dan professional dalam mengajar anak

muridnya nanti.

Menurut Susanto, ( dalam Lince, 2016 ) mengemukakan bahwa terdapat

tantangan guru pada abad 21, yaitu :

1) Mengajar masyarakat yang memiliki beragam buadaya dengan

kompetensi multi bahasa

2) Mengajar untuk mengkontruksi makna ( konsep )

3) Mengajar untuk pembelajaran aktif

4) Mengajar dan teknologi

5) Mengajar dengan pandangan baru mengenai kemampuan

6) Mengajar dan pilihan

7) Mengajar dengan akuntabilitas

Pada era milenial saat sekarang ini, guru dituntut mengembangkan

kreativitas untuk bisa membimbing siswa dalam mengembangkan karyanya,

Mahasiswa S1 Tata Boga belum mempersiapkan strategi – strategi mengajar

secara sempurna, strategi mengahar sangat diperlukan agar siswa mampu

menangkap apa yang akan diajarkan oleh mahasiswa sebagai calon guru

tersebut ketika menjadi guru nanti. Perkembangan zaman yang sangat

menuntut seorang guru harus bisa membuat siswanya fokus akan apa yang

dipelajari karena banyak sekali pengaruh dari luar yang akan membuat siswa

tidak fokus dalam belajar. Mahasiswa S1 Tata Boga juga belum memiliki

motivasi untuk menjadi seorang guru kejuruan yang professional dilihat dari
dalam praktek pembelajaran Pedagogik Kejuruan mahasiswa masih belum bisa

menguasai kelas secara eklusif, untuk menyampaikan secara lancar dan lugas

materi yang akan disampaikannnya. Guru Tata Boga pada era milenial ini

harus menguasai teknologi, teknologi yang ada harus bisa digunakan sebagai

bahan atau media guru untuk mendukung berbagai strategi dalam

pengajarannya.

Mahasiswa S1 Tata Boga harus mempunyai kompetensi pedagogik yaitu

keterampilan mengelola kelas dalam pembelajaran agar dapat memiliki

kesiapan strategi yang akan dilakukan. Seorang calon guru yang professional

harus mengetahui manfaaat jika ia mengajar siswanya nanti secara

professional. Manfaat yang akan diperoleh yaitu siswa akan mengerti dan

memahami materi yang diajarkan, pembelajaran lebih fokus karena guru

menggunakan teknologi sebagai media pembelajaran yang akan menarik

perhatian siswa dan membantu siswa dalam memecahkan masalahnya. karena

itu pentingnya Mata Kuliah Pedagogik Kejuruan bagi mahasiswa S1 Tata Boga

2017 untuk bekal menjadi guru nantinya agar memiliki strategi dan siap

menjadi guru yang professional dalam mengajar siswanya nanti pada era yang

dipenuhi teknologi seperti yang dirasakan saat ini.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri (2016 ) diketahui

hasil penelitian pengetahuan konten pedagogik atau Pedagogical Content

Knowledge (PCK) mahasiswa meningkat setelah diadakan simulasi

pembelajaran yang diberikan kepada mahasiswa, sehingga dapat menjadi bekal

yang penting bagi mahasiswa tersebut menjadi calon guru yang berkualitas.
Selanjutnya hasil penelitian Khafid (2016) menunjukkan bahwa Praktik

Pengalaman Lapangan, minat menjadi guru, dan prestasi belajar berpengaruh

terhadap kesiapan mahasiswa menjadi guru yang professional Program Studi

Pendidikan Ekonomi Univesitas Negeri Semarang.

Persamaan penelitian penulis dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Khafid (2016) yaitu sama – sama meneliti tentang kesiapan mahasiswa menjadi

guru. Persamaan penelitian penulis dengan penelitian Putri (2016) yaitu sama –

sama meneliti pengauh pengetahuan pedagogik dengan kesiapan mahasiswa

menjadi guru.Perbedaan kedua penelitian sebelumnya dengan penelitian

penulis yaitu penelitian sebelumnya membahas tentang pengaruh PPL dan

simulasi pembelajaran dalam kesiapan mahasiswa menjadi guru professional ,

dan penelitian penulis yaitu tentang pengaruh mata kuliah dalam kesiapan

mahasiswa menjadi guru professional.

Melihat kesiapan mahasiswa S1 Tata Boga yang masih belum memiliki

strategi untuk menjadi guru profesional. Mata Kuliah Pedagogik Kejuruan

merupakan solusi bagi mahasiswa S1 Tata Boga 2017 untuk bekal menjadi

guru nantinya agar memiliki strategi dan siap menjadi guru yang professional.

Oleh karena itu disini apakah mata kuliah Pedagogik Kejuruan memiliki

pengaruh untuk membentuk mahasiswa S1 Tata Boga sebagai calon guru

memiliki kesiapan strategi dalam mengajar siswanya nanti pada era yang

dipenuhi teknologi seperti yang dirasakan saat ini.


Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka penulis tertarik

untuk melaksanakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Hasil Belajar Mata

Kuliah Pedagogik Kejuruan dengan Kesiapan Strategi Mahasiswa S1

Tata Boga 2017 Universitas Negeri Padang untuk menjadi Guru

Profesional”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Masih terdapat mahasiswa yang belum terampil dalam menguasai

kompetensi pedagogik dalam mengajar.

2. Masih terdapat mahasiswa yang belum mengetahui tentang bagaimana

menjadi guru yang professional.

3. Masih terdapat mahasiswa yang belum mempersiapkan strategi – strategi

untuk menjadi guru professional pada masa akan datang yang dipenuhi

teknologi.

4. Masih terdapat mahasiswa yangbelum termotivasi setelah belajar

pedagogik kejuruan untuk menjadi guru yang benar – benar professional.

5. Masih terdapat mahasiswa yang belum mengetahui manfaat menjadi guru

yang professional bagi diri sendisri dan siswanya.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan

sebelumnya, penulis membatasi penelitian ini pada “ Pengaruh Hasil Belajar

Mata Kuliah Pedagogik Kejuruan dengan Kesiapan Strategi Mahasiswa S1


Tata Boga 2017 Universitas Negeri Padang untuk Menjadi Guru

Professional”.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat

dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu :

1. Bagaimana hasil belajar mata kuliah Pedagogik Kejuruan Mahasiswa S1

Tata Boga 2017 Universitas Negeri Padang ?

2. Bagaimana kesiapan strategi Mahasiswa S1 Tata Boga 2017 Universitas

Negeri Padang untuk menjadi Guru Professional ?

3. Apakah terdapat pengaruh Mata Kuliah Pedagogik Kejuruan terhadap

strategi mahasiswa Tata Boga 2017 untuk menjadi guru professional.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui hasil belajar Mata Kuliah Pedagogik Kejuruan Mahasiswa S1

Tata Boga 2017 Universitas Negeri Padang.

2. Menganalisis kesiapan strategi Mahasiswa S1 Tata Boga 2017 Universitas

Negeri Padang untuk Menjadi Guru Professional.

3. Mengetahui pengaruh Mata Kuliah Pedagogik Kejuruan terhadap kesiapan

strategi mahasiswa Tata Boga 2017 untuk menjadi guru professional.

F. Manfaat Penelitian
Dalam karya tulis ilmiah ini dapat diambil manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan pertimbangan bagi guru,

khususnya guru Tata Boga di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dalam

mendorong strategi untuk menjadikan guru professional.

2. Bagi Mahasiswa dan Penulis

1) Penelitian ini dapat memperdalam wawasan penulis dan rekan

mahasiswa dalam persiapan untuk menjadi guru yang professional.

2) Agar mahasiswa memiliki penguasaan pengetahuan pedagogik untuk

bekal jadi guru.

3) Memberikan pertimbangan bagi mahasiswa S1 Tata Boga untuk

mempersiapkan diri untuk menjadi guru professional.

3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat memperkenalkan Jurusan Tata Boga dan

memperkenalkan kriteria guru Tata Boga yang professional.


BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori

1. Guru Profesional

a. Pengertian Guru Profesional

Menurut UU no 14 Tahun 2004 (dalam Hamid, 2017). “ Guru

adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, menilai dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal, pendidikan dasar

dan pendidikan menengahGuru sangat berperan untuk membantu

perkembangan peserta didik untuk mencapai kemampuan optimalnya”. “

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus

sebagai guru” (Usman, 2016:5). Guru adalah seorang pengajar di sekolah

negeri ataupun swasta yang memiliki kemampuan berdasarkan latar

belakang pendidikan formal minimal berstatus sarjana, dan telah

memiliki ketetapan hukum yang sah sebagai guru berdasarkan undang –

undang guru dan dosen yang berlaku di Indonesia.

Menurut UU No. 14 Tahun 2005 “ Professional adalah pekerjaan

atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber

penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau

kecakapan yang memiliki standar mutu atau norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi”. Pekerjaan yang professional yaitu

pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka khusus dipersiapkan

untuk pekerjaan tersebut bukan diberikan untuk orang yang hanya


membutuhkan pekerjaan tersebut ( Hamid, 2017 ). Menurut Maister

dalam Rahmat, dkk (2018) mengemukakan “ Profesionalisme bukan

sekedar pengetahuan teknologi dan menajemen tetapi lebih merupakan

sikap, pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan

hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi suatu tingkah laku yang

di persyaratkan “. Profesionalitas itu sendiri dapat berarti mutu, kualitas,

dan keahlian yang merupakan ciri suatu profesi.Guru yang professional

harus mampu berperan selaku manager yang baik dalam melakukan

tahap – tahap belajar.

Guru yang profesional adalah seorang yang terdidik dan terlatih

dengan baik dan memiliki pengalaman yang kaya pada bidangnya

(Alfarisa, 2015). Sosok seorang guru yang professional ia tidak boleh

ketinggalan informasi terkini, khususnya informasi mengenai dunia

pendidikan, guru yang professional senantiasa meningkatkan kualitasnya

dan mengupdate kompetensi yang dimilikinya (Rahmat dkk, 2018).

Guru yang memiliki kompetensi professional akan mampu untuk

menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu mengelola

proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai (Khafid, 2016).

Guru yang professional ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam

melaksanakan seluruh pengabdiannya dan melaksanakan tanggung

jawabnya sebagai guru kepada peserta didik.

Rahmat, dkk (2018)mengatakan guru professional harus memiliki

kompetensi professional, sebagai berikut:


1) Menguasai struktur dan materi kurikulum bidang studi;

2) Menguasai subtansi bidang studi dan metodologi keimuwannya;

3) Menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

dalam pembelajaran;

4) Mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi

5) Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan

kelas.

Guru Tata Boga juga harus menguasai skill, skill kuliner atau

ilmu Tata Boga yang sangat kompleks, karena pada konsentrasi Tata

Boga banyak sekali skill yang dapat dimiliki mahasiswa. Mahasiswa Tata

Boga Pendidikan juga harus menguasai kompetensi keguruan dimana

semua guru wajib memilikinya sebagaimana telah dijelaskan di atas.

Mahasiswa Tata Boga Pendidikan sebagai calon guru professional juga

harus bisa menggunakan media pembelajaran untuk menjadi guru nanti,

karena dengan media pembelajaran, proses belajar mengajar menjadi

lebih menarik dan minat siswa tumbuh.

2. Kesiapan Strategi

a. Kesiapan Strategi Menjadi Guru

Berdasarkan kamus psikologi dalam Kurniawan (2016) “ Kesiapan

(readiness) adalah suatu kematangan untuk menerima dan mempraktekan

tingkah laku tertentu. “ Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang

yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam

cara tertentu terhadap suatu situasi.


Kurniawan mengemukakan aspek – aspek kesiapan antara lain:

a) Kondisi fisik, mental dan emosionaL

b) Kebutuhan atau motif tujuan;

c) Keterampilan, pengetahuan, dan pengertian lain yang telah dipelajari.

Kurniawan juga mengungkapkan tentang prinsip – prinsip readlines

atau kesiapan yaitu:

a) Semua aspek perkembangan berinteraksi ( saling pengaruh dan

mempengauhi ).

b) Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh

manfaat dari pengalaman.

c) Pengalaman – pengalaman mempunyai pengaruh positif terhadap

kesiapan.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kesiapan

sebagai seorang guru tidak hanya memiliki keterampilan dan

pengetahuan tapi juga harus benar-benar siap secara mental untuk

menghadapi siswa dimana kesiapan menjadiguru bisa diperoleh melalui

pengalaman-pengalaman.Bagi mahasiswa calon guru pengalaman bisa

menjadi bekal untuk membentuk mental sebagai seorang guru dimana

pengalaman tersebut bisa diperoleh melalui mata kuliah Pedagogik

kejuruan, dimana mata kuliah tersebut mengajarkan tentang pengetahuan

pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang guru, dan belajar tentang

komponen – komponen pendidikan yang akan ditemui saat menjadi guru

nanti.
Profesionalisme adalah kebutuhan yang tidak dapat tunda lagi

untuk mahasiswa yang akan menjadi seorang guru, semakin

meningkatnya persaingan yang semakin ketat dalam era globalisasi maka

perlu di tingkatkan lagi profesionalisme dari seorang guru, agar guru

tersebut dapat menuntun peserta didiknya dalam menguasai skill – skill

yang ada untuk bekalnya nanti dalam persaingan kerja. Tugas utama guru

adalah membimbing dan membantu keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar, dalam proses ini profesionalisme guru sebagai bekal

dalam menuntun siswa kearah yang lebih baik dalam proses tersebut .

Seorang guru yang professional tentu saja harus memiliki strategi untuk

meningkatkan profesionalnya yaitu pengetahuan tentang pengetahuan

hakikatguruprofesional dan pengusaan kompetensi guru.

b. Kompetensi Keguruan

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan

perilaku yang harus dimiliki dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalannya ( UU No. 14 Tahun 2005 ).

Memahami dan menguasai kompetensi keguruan merupakan kesiapan

strategi yang bisa dilakukan oleh mahasiswa S1 Tata Boga 2017

Universitas Negeri Padan untuk menjadi guru yang professional. Seperti

yang tertera di Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 dalam Lince

(2016) seorang guru harus menguasai Kompetensi Guru yang memiliki

kualifikasi 4 kompetensi yaitu :

a). Kompetensi Pedagogik


Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik meliputi pamahaman terhadap peserta

didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil

belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik atau

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran merupakan tulang

punggung keberhasilan proses pendidikan di sekolah. Kompetensi

pedagogik ini terkait dengan cara mengajar yang baik dan tepat,

sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan

efektif.

Menurut Lince (2016) dalam kompetensi pedagogik terdapat 10

kemampuan yang harus dikuasai oleh guru :

1. Kemampuan menguasai bahan ajar;

2. Kemampuan mengelola program belajar mengajar;

3. Kemampuan mengelola kelas;

4. Kemampuan menggunakan media / sumber belajar;

5. Kemampuan menguasai landasan – landasan pendidikan;

6. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar;

7. Kemampuan menilai prestasi peserta didik untuk pendidikan

pengajaran;

8. Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan

dan penyuluhan;
9. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi

sekolah;

10. Kemampuan memahami prinsip – prinsip dan menafsirkan hasil –

hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

Seorang guru, selain harus memiliki kompetensi di bidang

keilmuannya, juga harus menguasai teori-teori dan teknik pengajaran

serta aplikasinya dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebab itu,

peningkatan kemampuan di bidang ini merupakan hal utama dalam

pengembangan profesionalisme guru. Menurut pendapat Putro, (

2016 ) pengetahuan pedagogik adalah pengetahuan yang didapatkan

oleh mahasiswa calon guru yang didapatkan oleh mahasiswa calon

guru sebagai bekal dalam menyelesaikan segala tugasnya yang

berkaitan dengan ranah pendidikan, karena seorang guru langsung

berhadapan dengan peserta didik, proses belajar mengajar dan

evaluasi hasil pembelajaran itu sendiri.

Guru tidak hanya dinilai dari penguasaan terhadap bidang

studinya atau pengembangan teori-teori ilmiahnya, namun juga pada

kemampuannya mengajar serta mengelola pembelajaran di dalam

kelas yang mencakup pendekatan, strategi, metode, dan seni

mengajarnya.

b). Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang

mantap, stabil, dewasa, arif, dan beribawa menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berahlak mulia.Kemampuan kepribadian guru perlu

diperhatikan dalam melaksanakan proses pembelajaran agar tercipta

akhlak yang terpuji bagi peserta didik. Seorang guru hendaknya

mengerti bahwa kepribadiannya akan tercermin dan akan dilihat dan

ditiru oleh peserta didik dan menentukan tujuan pendidikan tercapai

yaitu merubah akhlak peserta didik menjadi lebih baik.

Terdapat beberapa indikator yang perlu diperhatikan guru

berkepribadian baik yaitu :

1. Bertanggung jawab.

2. Tidak emosional.

3. Lemah lembut.

4. Tegas, tidak menakut nakuti.

5. Dekat dengan peserta didik.

6. Mengerti akan keadaan peserta didik.

c). Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang

ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

Menurut Harjono dalam Elmunsyah (2016) subtansi dari

kompetensi professional guru adalah :


1) Kemampuan esensial yang berhubungan dengan penguasaan struktur

materi mata pelajaran dan tugas utama sebagai pendidik serta

pengajar;

2) Guru mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan

nasional;

3) Guru mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat ;

4) Guru mengenal prinsip – prinsip psikologi pendidikan yang dapat

dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar;

5) Menetapkan tujuan pembelajaran;

6) Memilih dan mengembangkan bahan ajar;

7) Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar;

8) Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai;

9) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar;

10) Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat;

11) Mengatur ruangan belajar dan mengelola interaksi belajar mengajar;

12) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran;

13) Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan;

14) Memiliki keterampilan untuk mengembangkan kreatifitas dan daya

ciptanya;

15) Selalu memiliki pengetahuan terbaru dibidang teknologi;

16) Memiliki komitmen dan dedikasi tinggi dalam pekerjaan sehingga

menunjang pertumbuhan karir;


17) Mendapatkan pengakuan hukum serta layanan masyarakat yang

terpercaya.

Kompetensi Profesional yaitu kompetensi penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan

materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang

menaungi materinya.Kompetensi ini juga disebut dengan penguasaan

sumber bahan ajar atau sering disebut dengan bidang studi keahlian.

Memperharikan kedudukan guru sebagai tenaga professional dan

perkembangan peradaban manusia dalam kemajuan teknologi dan

informasi yang pesat guru harus mengembangkan keprofesionalannya,

agar tetap dapat mengarahkan peserta didik untuk menghadapi

perkembangan dan tantangan zaman ( Febriana, 2016 ).

d) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebugai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dangan peserta

didik, tenaga kependidikan, orang tuawali peserta didik, dan masyarakat

sekitar.Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya

dengan berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas

merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi.Kemampuan

guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien

dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar (Lince, 2016).


Kompetensi sosial ini guru harus mampu menjalin interaksi yang

baik dengan berbagai jenis orang yang berinteraksi dengan dia, dan

berkomunikasi dengan baik dan tujuan pendidikan bisa tercapai, berkat

adanya interaksi yang baik. Etika merupakan bagian penting dari semua

hal yang harus dimiliki seorang guru dimana sikap dan kepribadian guru

dalam bertindak haruslah sesuai kode etik dan norma yang berlaku.

Seorang guru seharusnya mencerminkan kepribadian yang baik, dalam

bidang pergaulan cara bicara dan tata krama yang akan dicontoh oleh anak

didiknya.

Guru Tata Boga harus memiliki Etika dan Estetika yang baik

sebagaimana telah dipelajari dalam perkuliahan. Penampilan seorang guru

merupakan hal sangat patut diperhatikan karena soerang guru akan

menjadi contoh untuk anak didiknya nanti. . Guru Tata Boga yang teladan

dapat memberikan contoh-contoh yang baik berupa sikap dan cara

berinteraksi, tindakan atau perbuatan, tutur kata, kepribadian yang

diperlihatkan sesuai dengan tata krama yang berlaku sehingga dapat

membentuk watak yang baik pada diri seseorang, hal tersebut harus

dikuasai oleh mahasiswa S1 Tata Boga calon guru.

c. Mata Kuliah Pedagogik Kejuruan

Mata kuliah Pedagogik Kejuruan yaitu mata kuliah yang

memperkenalkan dan mempelajari detail komponen – komponen

pendidikan dan strategi cara mengajar, hal yang dipersiapkan sebelum

mengajar nanti oleh mahasiswa calon guru . Menurut pendapat Loughran,


dalam Agustiani ( 2015 ) pengetahuan pedagogik ini didasari oleh

kepercayaan bahwa mengajar memerlukan pertimbangan yang matang

bukan hanya pengetahuan yang disampaikan kepada siswa, melainkan

pengetahuan yang dikembangkan oleh guru secara terus – menerus melalui

pengalaman tentang bahaimana mengajarkan materi tertentu dan cara

utnuk meningkatkan pemahaman siswa. Mata kuliah pedagogik kejuruan

diajarkan kepada mahasiswa pada Program Studi Pendidikan

Kesejahteraan Keluarga konsentrasi S1 Tata Boga di UNP.

Universitas Negeri Padang merupakan salah satu lembaga

pendidikan yang memiliki tujuan menghasilkan tenaga professional yang

bermoral dan agamis di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi

dan seni. Konsentrasi S1 Tata Boga yaitu konsenstasi pada Program Studi

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang mencetak guru Tata Boga untuk

mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki pengetahuan

pedagogik dan professional dalam mengajar anak muridnya nanti.

d. Jurusan Imu Kesejahteraan Keluarga Konsentrasi S1Tata Boga

Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga merupakan salah satu jurusan

bernaung dibawah Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri

Padang. Sejalan dengan peresmian Fakultas Pariwisata dan Perhotelan.

Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga memiliki Program Studi Pendidikan

Kesejahteraan Keluarga dalam Program Studi Kesejahteraan Keluarga

terdapat konsentrasi S1 Tata Boga dan S1 Tata Busana. Secara umum


Program Studi Strata 1 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Konsentrasi

Tata Boga bertujuan untuk menghasilkan Sarjana Pendidikan yang

memiliki kemampuan dasar keahlian yang luas dan mendalam, sehingga

secara akademik mampu mengembangkan diri dan beradaptasi dengan

perkembangan dunia kerja dan masyarakat, serta mampu mengembangkan

diri dan beradaptasi dengan perkembangan dunia kerja dan masyarakat,

serta mengembangkan IPTEK dalam Ilmu Kesejahteraan Keluarga.

Berikut visi dan misi Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga,

Fakultas Pariwisata dan Perhotelan IKK ( 2017 ) :

 Visi

Menjadi lembaga penghasil tenaga kependidikan professional

yang ungggul di ASEAN dalam bidang pendidikan kesejahteraan

keluarga ( Tata Boga dan Tata Busana ) dan bidang industri, yang

adapted dan inovatif terhadap perkembangan IPTEK dengan bertaqwa

pada tuhan yang maha esa, berjiwa kebangsaan, berwawasan global

dengan berpijak pada pilar –pilar kepakaran dan profesionalisme.

 Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat dalam bidang pendidikan kesejahteraan keluarga untuk

menghasilkan tenaga kependidikan teknologi dan kejuruan pada

lembaga. Pendidikan, instruktur pada pusat pendidikan dan

pelatihan professional, dan tenaga kerja untuk industry.


2. Menyelenggarakkan pendidikan dan pengajaran berbasis teknologi

informasi untuk lembaga pendidikan menengah kejuruan di bidang

tata boga dan tata busana.

3. Mengembangkan berbagai strategi / pendekatan pembelajaran

keterampilan psikomotor pada lembaga pendidikan mengah

kejuruan di bidang tata boga dan tata busana.

4. Menyelenggarakan penelitian yang mengarah pada penemuan baru

di bidang tata boga dan tata busana.

5. Menyelenggarakan pengabdian pada masyarakat oleh dosen dan

mahasiswa yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.

6. Melaksanakan tat organisasi yang baik dan transparan.

Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Konsentrasi

Tata Boga bertujuan mempersiapkan dan menghasilkan guru teknik dann

Instruktur Sekolah Menengah Kejuruan atau Balai Latihan Industri yang

mempunyai kemampuan professional dalam mengelola, menididik serta

mampu membimbing peserta didiknya nanti untuk menguasai ilmu Boga.

B. Kerangka Konseptual

Dalam menghadapi kemajuan teknologi pada saat sekarang ini, seorang

calon guru harus benar – benar kompeten dalam bidangnya. Seorang guru

harus professional dan memiliki ilmu pengetahuan yang luas untuk dapat

mengelola kelas dalam menyampaikan materi pelajaran yang diajarkannya.

Ilmu tersebut dapat dipelajari oleh mahasiswa S1 Tata Boga untuk menjadi

guru pada mata kuliah Pedagogik Kejuruan. Mata kuliah Pedagogik Kejuruan
memperkenalkan komponen – komponen pendidikan dan strategi cara

mengajar serta hal yang dipersiapkan sebelum mengajar nanti oleh mahasiswa

calon guru. Untuk menjadi guru yang professional tentu saja seseorang harus

menempuh pendidikan seperti perkuliahan untuk menguasai ilmu pedagogik /

cara mengajar dan ilmu proesionalisme, salah satunya dengan belajar mata

kuliah Pedagogik Kejuruan. Mata kuliah Pedagogik Kejuruan ini, dapat

menjadi salah satu strategi yang dipersiapkan mahasiswa S1 Tata Boga untuk

menjadi guru yang professional.

Disini penulis ingin membagi kesiapan strategi kesiapan menjadi guru

professional yaitu penguasaan kompetensi guru yang telah dipelajari dalam

mata kuliah Pedagogik Kejuruan untuk menjadi guru professional, untuk lebih

jelas bisa dilihat dari gambar di bawah ini:

Hasil Belajar Mata Kuliah Pedagogik Kejuruan

Kesiapan Strategi Menjadi Guru

Pemahaman dan 1. Kompetensi Pedagogik.


Penguasaan Kompetensi 2. Kompetensi Profesional.
Guru 3. Kompetensi Kepribadian.
4. Kompetensi Sosial.

Gambar 1. Kerangka Konseptual


C. Hipotesis Penelitian
Ha: Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari hasil belajar mata kuliah
Pedagogik Kejuruan terhadap kesiapan mahasiswa S1 Tata Boga untuk
menjadi guru Profesional angkatan 2017, Fakultas Pariwisata dan
Perhotelan, Universitas Negeri Padang.
Ho: Tidak Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari hasil belajar mata
kuliah Pedagogik Kejuruan terhadap kesiapan mahasiswa S1 Tata Boga
untuk menjadi guru Profesional angkatan 2017, Fakultas Pariwisata dan
Perhotelan, Universitas Negeri Padang.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional dengan pendekatan

kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan

untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara dua atau beberapa variabel

(Arikunto, 2013: 326).

Penelitian pengaruh (korelasi) adalah penelitian dengan tujuan untuk

memperoleh gambaran tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.

Penelitian korelasi adalah “penelitian yang mengkaji pengaruh antara variabel

dengan melibatkan minimal dua variabel” (Sugiyono. 2008:70). Tujuan dari

penelitian korelasional adalah untuk menyatakan besar kecilnya pengaruh dua

variabel atau lebih.

B. Definisi Operasional Variabel

1. Hasil Belajar Mata Kuliah Pedagogik Kejuruan

Mata kuliah Pedagogik Kejuruan yaitu mata kuliah yang

memperkenalkan dan mempelajari detail komponen – komponen pendidikan

dan strategi cara mengajar, hal yang dipersiapkan sebelum mengajar nanti

oleh mahasiswa calon guru Pendidikan Kesejahteraan Keluarga konsentrasi

S1 Tata Boga di UNP. Mata kuliah ini diajarkan kepada mahasiswa pada

Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga konsentrasi S1 Tata

Boga di UNP.

Mata Kuliah Pedagogik Kejuruan bagi mahasiswa S1 Tata Boga 2017

untuk bekal menjadi guru nantinya agar memiliki strategi dan siap menjadi
guru yang professional dalam mengajar siswanya nanti pada era yang

dipenuhi teknologi seperti yang dirasakan saat ini.

2. Kesiapan Menjadi Guru

Mahasiswa yang dapat dinyatakan memiliki kesiapan menjadi guru

adalah mahasiswa yang memiliki kematangan untuk menjalankan peran

sebagai guru. Pada penelitian ini kesiapan menjadi guru diukur dengan

penguasaan kompetensi-kompetensi guru. Kompetensi tersebut antara lain

kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian,

kompetensi social yang didapat pada mata kuliah Pedagogik Kejuruan.

C. Populasi dan sampel Penelitian

Sugiyono (2011:141) mengemukakan bahwa "Populasi adalah

sekelompok subyek baik manusia, gejala, nilai, test dan benda-benda ataupun

peristiwa". Menurut Arikunto (2013:108) "Populasi adalah keseluruhan subyek

penelitian". Populasi adalah suatu kelompok individu atau unsur-unsur yang

memiliki kesamaan ciri-ciri yang merupakan sumber data yang diteliti dan

hasilnya dianalisis. Berdasarkan rumusan di atas penulis menetapkan populasi

penelitian Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh mahasiswa

angkatan tahun 2017, yaitu mahasiwa sekurangnya yang telah menempuh studi

selama 5 semester di Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga,

Fakultas Pariwisata dan Perhotelan, Universitas Negeri Padang, sejumlah 123

mahasiswa.
Tabel 1. Populasi Mahasiswa S1 Tata Boga Angkatan 2017

No Lokal Populasi
1. Internasional 58 Orang
2. Sesi C 20 Orang
3. Sesi D 22 Orang
4 Sesi E 23 Orang
Jumlah 123

b. Sampel

Sampel adalah jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2009:73). Menurut Arikunto (2013:121) sampel adalah

sebagai bagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara

tertentu.

Agar jumlah sampel yang dibutuhkan terjamin tingkat

representatifnya, maka besarnya persentase sampel di cari melalui rumus

metode sampel (Zainudin,2015: 260 - 261) :


𝑁
n= 1+𝑁(𝑑) 2
123
n=
1+𝑁 (0,10) 2
123
n= 1+123 ( 0,01 )
123
n= 2,23
n= 55,12

dibulatkan menjadi 55

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 38

mahasiswa penelitian ini menggunakan tingkat keakuratan sebesar 90%

dengan toleransi kesalahan 10%. Setelah diperoleh jumlah sampel secara

keseluruhan, jumlah sampel untuk kelas atau angkatan ditentukan dengan

formula berikut:
𝑛
n1 = 1 + 𝑁 𝑥 𝑁1

58
55 = 1 + 12 3 𝑥 55.1

= 26,93 orang

Keterangan :

n1= Jumlah sampel

n= jumlah populasi per kelas

N= jumlah populasi keseluruhan

N1= jumlah sampel penelitian

Tabel 2. Sampel Mahasiswa S1 Tata Boga Angkatan 2017

No Lokal Populasi Hasil Sampel yang


perhitungan diambil
sampel
1. Internasional 58 26,93 26
2. Sesi C 20 9,9 9
3. Sesi D 22 10,83 10
4 Sesi E 23 11,28 10
Jumlah Sampel 55

D. Jenis Teknik Pengumpulan Data

1) Data primer Menurut Prasetyo (2011:56), “Data primer adalah data yang

diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama

kalinya”. Dalam penelitian ini data primer adalah pengaruh hasil belajar

mata kuliah Pedagogik Kejuruan terhadap kesiapan mahasiswa S1 Tata

Boga 2017 untuk menjadi guru profesional diperoleh dari sebaran angket.

2) Data Sekunder Menurut Prasetyo (2011: 56), “Data sekunder adalah data

yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari

biro statistik, majalah, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya”.


Dalam penelitian ini data sekundernya adalah nilai hasil belajar mata kuliah

Pedagogik Kejuruan.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi digunakan untuk mengetahui kondisi umum mengenai

hasil belajar atau nilai yang didapatkan pada mata kuliah Pedagogik

Kejuruan mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga S1 Tata Boga

Angkatan 2017, untuk direkap..

2. Wawancara

Menurut Surya ( 1985 ), Pengertian wawancara sebagai berikut:

“Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan


mengadakan komunikasi dengan sumber data, komunikasi dilakukan
dengan dialog ( Tanya jawab ) secara lisan baik langsung maupun tidak
langsung”.

Wawancara dilaksanakan sebelum responden mengisi angket,

wawancara dilakukan terlebih dahulu sebagai langkah awal pengumpulan

data, untuk mengetahui pendapat responden tentang guru professional.

3. Angket (Kuesioner)

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

terbuka. Kuesioner akan diberikan kepada seluruh mahasiswa Pendidikan

Kesejahteraan Keluarga S1 Tata Boga 2017 yang berjumlah 123 mahasiswa.

Kuesioner digunakan untuk mengetahui pengetahuan dan penguasaan

kompetensi seorang guru dan mengetahui kesiapan mahasiswa untuk

menjadi menjadi guru professional di Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

S1 Tata Boga Angkatan 2017.


E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu pedoman yang dipakai peneliti untuk

mengumpulkan data penelitian yang diperlukan agar menjadi mudah dan

sistematis dalam memperolehnya. Instrument merupakan alat bagi upaya

pengumpulan data yang diinginkan. Instrumen penelitian dalam penelitian ini

dapat berupa angket, dimana angket adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan guna memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui” (Arikunto. S 2013:140).

Kuisioner dipakai untuk menyebut metodologi maupun instrumen. Jadi

dalam metode angket, instrumen yang dipakai adalah angket kuisioner terbuka

yaitu jenis instrumen dengan daftar pertanyaan yang memberikan para

responden untuk menjawab pertanyaan mengenai pertanyaan – pertanyaan

yang ada pada lembaran kuesioner yang diberikan peneliti.

Adapun kisi – kisi hasil belajar mata kuliah pedagogik kejuruan,

penguasaaan kompetensi keguruan, dan kesiapan menjadi guru professional

adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Kisi – kisi Pengalaman dan hasil belajar Mata Kuliah Pedagogik
Kejuruan.
No. Indikator Item Jumlah

1. Pemahaman Taksonomi 1, 2, 3, 4 4
Tujuan Pembelajaran dan
metode pembelajaran
2. Penguasaan menejamen kelas 5,6 3

3. Pemahaman silabus dan RPP 7, 8 4

5. Menguasai keterampilan dasar 9,10,11,12 4


mengajar
Jumlah 13 buah

Tabel 2. Kisi – Kisi Kesiapan Menjadi Guru Professional.

No. Indikator Item Jumlah

1. Menguasai Kompetensi 1, 2, 3, 4,5 5


Pedagogik
2. Menguasai Kompetensi Pribadi 6,7, 8, 9 4

3. Menguasai Kompetensi 10, 11, 12, 13,14 5


Profesional
4. Menguasai Kompetensi Sosial 15, 16, 17, 18 4

Jumlah 18 buah

Tabel 3. Skor Alternatif Jawaban

Pertanyaan/ Pernyataan Positif


Alternatif Jawaban Skor
Sangat Sering 5
Sering 4
Pernah 3
Kadang – Kadang 2
Tidak Pernah 1

Untuk memastikan kualitas intrumen yang akan digunakan Uji Validitas

dalam penelitian, dan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut telah

memenuhi persyaratan. Instrumen dinyatakan memenuhi persyaratan apabila

telah dinyatakan valid.

Kriteria pengambilan keputusan untuk menentukan valid tidaknya

instrumen penelitian adalah jika r hitung ≥ r tabel pada taraf signifikansi 5%


maka dikatakan valid. Jika r hitung diperoleh lebih kecil dari r tabel pada taraf

signifikansi 5%, maka butir instrumen dinyatakan tidak valid.

Dengan rumus :

𝑟𝑥𝑦= 𝑛 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)


√{𝑛 ∑ 𝑋2 − ( ∑ 𝑋)2 } {𝑛 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2 }

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Data yang diperoleh dari lapangan disajikan dalam bentuk deskripsi data

dari masing-masing variabel, baik variabel bebas maupun terikat. Analisins

data tersebut meliputi penyajian mean, median, modus, tabel distribusi

frekuensi, diagram batang, tabel kecenderungan masing-masing variabel dan

Pie Chart.

2. Uji Persyaratan Analisis

Pengujian prasayarat analisis digunakan sebelum analisis data, yaitu

untuk memenuhi persyaratan data dengan menggunakan teknik regresi.

a. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas

dan variabel terikat memiliki hubungan linear atau tidak. Uji linearitas

dilakukan dengan mencari Fhitung menggunakan bantuan aplikasi SPSS

V.18. Harga Fhitung kemudian dikonsultasikan dengan Ftabel, apabila

Fhitung sama dengan atau lebih kecil dari Ftabel maka hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat dinyatakan linear.

Jika F hitung lebih besar dari Ftabel maka hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat dinyatakan tidak linear.


Perhitungan analisa variansi untuk uji linearitas regresi variabel X atas Y

menggunakan rum)us oleh ( Sudjana, 2005: 302 ):

1. Menghitung jumlah kuadrat total

JK (T) =∑ 𝑌 2

2. Menghitung jumlah kuadrat regresi a

( ∑ 𝑌2)
JK (a) = 𝑁

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a

∑(𝑋) ∑(𝑌)
JK(b/a)= b{∑ 𝑋𝑌 − }
𝑛

4. Menghitung jumlah kuadrat residu

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠=𝐽𝐾(𝑇)− 𝐽𝐾(𝑎)− 𝐽𝐾(𝑏/𝑎)

5. Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan

( ∑ 𝑌 2)
𝐽𝐾𝐸 = ∑𝑋( )
𝑛

6. Menghitung kuadrat Tuna Cocok

𝐽𝐾𝑇𝐶= 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠− 𝐽𝐾
(𝐸)

7. Menghitung rata – rata jumlah kuadrat

𝑅𝐽𝐾𝑏 = 𝑆2 𝑏
𝑎 𝑟𝑒𝑔 =𝐽𝑘(𝑎)

8. Menghitung rata – rata jumlah kuadrat residu

2 𝑏
RJK = 𝑆𝑟𝑒𝑔 = 𝐽𝐾 (𝑎)

9. Menghitung rata- rata kuadrat kekeliruan

𝐽𝐾 (𝐸)
RJKE=𝑆𝐸2 = 𝑛−2

10. Menghitung rata- rata jumlah tuna cocok


𝐽𝐾(𝑇𝐶)
𝑆 2 𝑇𝐶 = 𝑛−𝑘

11.Menghitung nilai uji F untuk uji indenpedensi regresi

𝑆 2 𝑟𝑒𝑔
𝐹= 𝑆 2 𝑟𝑒𝑠

12. Menghitung nilai uji F untuk uji linearitas regresi

𝑆2
F= 𝑆𝑟𝑐2
𝐸

Kriteria pengujian regresi dengan membandingkan Harga F hitung

dengan F table, dengan ketentuan jika F hitung < F table, maka regresi

linear, tapi jika sebaliknya maka regresi tidak linear.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan

untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau veriabel,

berdistribusi dengan normal atau tidak.

Pada pengujian kali ini menggunakan merode chi-square atau X2

dengan rumus sebagai berikut

(o1 – E1 )
x2 = ∑ E1

Keterangan :

x 2 = nilai X2

Oi = nilai observasi

Ei = Nilai expected / harapan luasan interval kelas berdasarkan table normal

dikalikan N ( total frekuensi ) ( Pi x N )

N = banyaknya angka pada data ( total frekuensi )

C. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas mengamsusikan bahwa skor setiap

variabel memiliki varians yang sama. Uji homogenitas dilakukan dengan

menggunakan uji barlett.

kriteria uji yang digunakan adalah apabila 𝑋 2 > nilai table 𝑋 2 maka

𝐻𝑜 tang menyatakjan varians homogeny ditolak, dalam hal ini hal lainnya

diterima. Rumus yang digunakan adalah :

𝑋 2 = (In10)│⌊B − (∑ 𝑑𝑏 . Log𝑆12 )⌋

Keterangan :

𝑆12 = varians tiap kelompok data

𝑑𝑏= n.1 = Derajat kebasan setiap kelompok

B = Nilai Barlett = ( 𝐿𝑜𝑔𝑆 2𝑔𝑎𝑏 ( ∑ 𝑑𝑏1 )

∑ db.Si2
𝑆 2𝑔𝑎𝑏 = Varians gabungan = 𝑆 2 ∑ db

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi

sederhana dan analisis regresi ganda.

a. Analisis Regresi Sederhana Analisis ini digunakan untuk menguji

hipotesis yaitu adanya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap

variabel terikat. Adapun langkahlangkah analisis regresi sederhana

sebagai berikut:

1) Membuat persamaan garis regresi dengan rumus :

Y = aX + K

Keterangan :

Y = kriterium
X = Prediktor

a = bilangan koefesien predictor

K = bilangan konstan

2) Mencari korelasi sederhana antara X1 dan X2 dengan rumus sebagai

berikut :

∑x
y
𝑟 𝑥𝑦 =
√∑ x2 ) ( ∑ y2 )

Keterangan :

𝑟 𝑥𝑦 = Koefesien relasi antara Y dengan X

∑ xy = Jumlah perkalian antara skor variabel X dan Y

∑ x 2 = Jumlah kuadrat variabel X

∑ y 2 = Jumlah kuadrat variabel Y

3) Menguji keberartian regresi g uji T

Selanjutnya Uji T digunakan untuk mengetahui signifikasi

pengaruh variabel bebas terhadap variabel bebas terhadap variabel terikat.

Rumus uji t adalah sebagai berikut:

𝑟 𝑛 −2
𝑡 =√
1 − 𝑟2

Keterangan :

𝑡 = nilai t yang dihitung

r= koefesien relasi

n= cacah kasus

𝑟 2 = koefesien kuadrat
Jika t hitung sama dengan atau lebih besar dari pada t tabel dengan

taraf signifikansi 10% maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat signifikan sehingga hipotesis diterima. Sebaliknya jika thitung lebih

kecil dari pada ttabel dengan taraf signifikansi 10% maka pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat tidak signifikan sehingga hipotesis

ditolak.

4. Analisis Korelasi

a. Menghitung koefesien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

Perhitungan koefesien korelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui derajar

hubungan antara variabel independen terhadap variabel independen . dengan

penulis menggunakan korelasi produc moment dan pearson seperti yang

dikemukan oleh Sudjana( 2005:369) yaitu :

𝑟𝑥𝑦= 𝑛 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)

√{𝑛 ∑ 𝑋2 − ( ∑ 𝑋)2 } {𝑛 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2 }

Keterangan

𝑟𝑥𝑦 = koefesien skor korelasi antar variabel

n = jumlah responden

X = skor variabel pertama

Y= skor variabel kedua yang dikorelasikan

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui ada tidaknya hubungan

antar variabel penelitian, kemudian diinterprestasikan tinggi rendahnya

hubungan tersebut. Untuk memberikan interprestasi terhadap hasil

perhitungan, maka digunakan pedoman yang dikemukakan ole Sarwono (

2006 :150 ) sebagai berikut :


Tabel 4. Patokan hasil perhitungan koefesien Korelasi

Harga r Tingkat Hubungan

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

0,20 – 0,40 Rendah

0,40 – 0,70 Sedang

0,70 - 0,90 Tinggi

0,90 – 1,00 Sangat Tinggi


DAFTAR PUSTAKA
Agustiani, Riza. “ Profil Pengetahuan Pedagogik Konten Mahasiswa Calon Guru
Matematika dalam Melaksanakan Pembelajaran dengan Pendekatan PMRI”.
Jurnal Pendidikan Matematika Volume 1, ( 2 ): 288 – 305.

Agustina, Putri. 2015. “ Pengembangan PCL ( Pedagogical Content Knowledge)


Mahasiswa Calon Guru Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah
Surakarta Melalui Sumulasi Pembelajaran”. Jurnal Penelitian dan
Pembelajaran IPA Volume 1, ( 1 ); 1-15.

Alfarisa, Fitri dkk. 2015. “ Pendidikan Profesi Guru (PPGn) Strategi


Pengembangan Profesionalitas Guru dan Peningkatan Mutu Pendidikan
Indonesia. Dalam Seminar Nasional, Program pascasarjana UNY,
Yogyakarta 6 Mei.

Dewi, Aggia Tiara. 2015. “ Pengaruh Profesionalisme Guru dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Guru Ekonomi Sekota Malang”.Skripsi Universitas
Muhammdiyah Metro: Universitas Muhammdiyah Metro.

Ekewatiningsih, Prihastuti. 2016. “ Pembelajaran Kontekstual Pada Mata Kuliah


Restaurant Untuk Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa Pendidikan
Teknik Boga”. Jurnal Pendidikan Volume 23, ( 1 ): 68-78.

Elmunsyah, Hakkun dkk. 2016. “ Meningkatkan Kompetensi Pedagogik dan


Profesional Guru SMK Melalui Pemberdayaan Pengembangan Koprefesian
Berkelanjutan ( PKB). Dalam Seminar Nasional Pendidikan, Universitas
Negeri Malang, Malang 6 Juli.

Febriana, Rina. 2016. “ Identifikasi Komponen Model Pelatihan Pedagogi Untuk


Meningkatkan Profesionalitas Calon Guru Kejuruan”. Jurnal Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan Volume 23, (1): 80-89.

Hamid, Abdul. 2017. “ Guru Profesional”. Jurnal Al Falah Volume XVII, ( 32) .
IKK, Jurusan. 2017. Visi Misi S1 Ilmu Kesejahteraan Keluarga.
Http://IKK.FPP.ac.id .Diakses 24 Oktober 2019 Pukul 21.09.

Khafid, Muhammad dkk. 2016. “ Pengaruh Praktek Pengalaman Lapangan (


PPL), Minat Menjadi guru, dan Prestasi Belajar terhadap Kesiapan
Mahasiswa Menjadi Guru Profesional”. Skripsi UNNES: Universitas Negeri
Semarang.
Krismadinata dkk. 2018. “ Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru
Sekolah Menengah Kejuruan Pasca Sertifikasi Terhadap Komitmen Guru
Melaksanakan Proses Pembelajaran”. Jurnal Inovasi Vokasional
danTeknologi Volume 18, ( 1 ): 67-73.
Kurniawan, Nur Adi 2016. “ Kesiapan Meenjadi Guru Pada Mahasiwa Pendidikan
Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya
Wacana” Skripsi Universitas Kristen Satya Wacana : Jakarta.

Lince, Ranak. 2016. “ Strategi Peningkatan Profesionalisme Guru Dalam


Menghadapi Tantangan di Era Digital”. Dalam PROSIDING TEMU
ILMIAH NADIONAL GURU (TING) VIII, Universitas Terbuka Ambon,
Ambon 26 November.

Maryani, Ika dkk. 2016. “ Strategi LPTK dalam Pengembangan Kompetensi


Pedagogik Calon Guru”. Jurnal Pendidikan Volume 1, ( 2 ): 98 – 106.

Mustari. 2015. “ Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Produktif di SMK Negeri


1 Tarakan”. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Volume 3, (
1 ): 89-92.

Putro, Cahya Setiadi. 2016.” Pengetahuan Pedagogik dan Keteknikan Sebagai


Prediktor Kemampuan Adaptasi Calon Guru pada Mahasiswa Jurusan
Teknik Elektro FT UM”.Jurnal Teknologi dan Kejuruan Volume 39, ( 1 ): 1
– 10.
Rahmat, Nur dkk. 2018. “ Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Inovasi
Pembelajaran. Jurnal Iqra’ volume 3, (2): 373-390.

Rahmawati, Yulia dkk. 2019. “ Kompetensi Pedagogik Calon Guru Program


Keahluan Kuliner SMK Pariwisata. Jurnal Media Pendidikan, Gizi dan
Kuliner Volume 8, ( 1 ): 17-23.

Sukirno dkk. 2018. “ Profesionalisme Guru Akutansi Pasca Sertifikasi”. Jurnal


Pendidikan Ekonomi & Bisnis Volume 5, ( 1 ): 106 – 120.

Widiarni Komang, Ida Ayu. 2015. “ Hubungan Hasil Belajar Mata Kuliah Micro
Teaching (PPL I) dengan Hasil Belajar Program Pengalaman Ekonomi pada
Semester Genap Tahun Akademik 2013/2014 dan Semester Ganjil tahun
Akademik 2014/2015”.Skripsi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Yunus, Muhammad. 2016. “ Profesionalisme Guru dalam Peningkatan Mutu


Pendidikan”. Jurnal Lentera Pendidikan Volume 19, (1) : 112-128.
LAMPIRAN
PENGISIAN ANGKET PENELITIAN

“ PENGARUH HASIL BELAJAR MATA KULIAH PEDAGOGIK KEJURUAN


DENGAN KESIAPAN STRATEGI MAHASISWA S1 TATA BOGA 2017
UNIVERSITAS NEGERI PADANG UNTUK MENJADI GURU
PROFESIONAL”

INSTRUMEN PENELITIAN

Identitas Respoden :

Bp/ Angkatan :

Sesi Kelas :

Assalamualaikum Wr, Wb.

Petunjuk pengisian angket variabel kesiapan mengajar:

1. Pernyataan-pernyataan di bawah ini adalah tentang hal-hal yang mungkin


pernah saudara alami baik di dalam maupun di luar kampus.
2. Baca dan pahami baik-baik pertanyaan yang diberikan. Jawaban tidak ada
yang benar atau salah. Jawablah sesuai dengan keadaan Saudara agar
dapat menggambarkan secara wajar kesiapan stmenjadi guru,
keterampilan dan soft skills Saudara.
3. Berilah tanda centang (√) atau silang (X) pada kolom jawaban yang telah
disediakan. Berikut alternatif jawaban yang diberikan:
a. SS ( Sangat Sering )
b. S ( Sering )
c. P ( Pernah )
d. KK ( Kadang – Kadang )
e. TP ( Tidak Pernah )

DAFTAR PERTANYAAN YANG AKAN DITANYAKAN KEPADA


KORESPONDEN YAITU MAHASISWA JURUSAN IKK TATA BOGA
S1 ANGKATAN 2017 UNIVERSITAS NEGERI PADANG
1. Daftar Pertanyaan Pengalaman dan hasil belajar Mata Kuliah
Pedagogik Kejuruan.

No Pernyataan SS S P KK TP
1. Saya memahami menguasai
Taksonomi Tujuan Pembelajaran
untuk diterapkan dalam mengajar
siswa.
2. Saya mengetahui macam –
macam metode pembelajaran.
3. Saya memahami kelebihan dan
kekurangan masing – masing
metode pembelajaran yang akan
diterapkan saat pembelajaran
nanti.
4. Saya mengetahui tujuan
menajemen kelas.
5. Saya memahami factor – factor
yang mempengaruhi suasana
kelas.
6. Saya menguasai cara
memenajemen kelas yang baik.

7. Saya mengetahui apa itu dan


fungsi silabus.
8. Saya mengetahui apa itu dan
fungsi dari RPP.
9. Saya mengetahui komponen –
komponen RPP.
10. Saya menguasai cara membuat
RPP.
11. Saya menguasai teknik dasar
membuka pembelajaran
12. Saya menguasai teknik
keterampilan bertanya dasar dan
pemberian penguatan kepada
siswa saat proses pembelajaran
13 Saya menguasai teknik dasar
keterampilan menjelaskan pada
sat proses pembelajaran
14. Saya menguasai teknik dasar
menutup proses pembelajaran

2. Daftar Pertanyaan Strategi Kesiapan Mahasiswa Untuk Menjadi Guru


Professional
No Pernyataan SS S P KK TP
Kompetensi Pedagogik
1. Saya Merencanakan kegiatan
pembelajaran yang efektif pada
saat mengajar nanti.
2. Saya mengetahui cara membuat
siswa aktif dalam pembelajaran.
3. Saya menguasai bahan ajar pada
saat akan mengajar.
4. Saya mengunakan media untuk
membuat proses pembelajaran
lebih efektif.
5. Saya dapat mengelola kelas akan
suasana kelas kondusif untuk
belajar
Kompetensi Pribadi
6. Saya memahami norma dan
kaidah menjadi seorang guru.
7. Saya menerapkan dari sekarang
etika yang baik untuk menjadi
seorang guru..
8 Saya memahami karakter peserta
didik agar dapat berkomunikasi
dengan baik
9. Saya menjaga sikap dan
penampilan di depan peserta didik
Kompetensi Profesional
10. Saya menguasai materi bahan ajar
yang akan disampaikan pada
siswa.
9. Saya mampu mengembangkan
bahan ajar dan strategi mengajar.
10. Saya mampu mengembangkan
kreatifitas untuk meningkatkan
pembelajaran yang disampaikan.
11. Saya menguasai teknologi –
teknologi yang berkembang
zaman sekarang ini.
12 Saya selalu meningkatkan
pembelajaran yang saya
sampaikan kepada siswa.
Kompetensi Sosial
13. Saya berupaya menjalin
komunikasi yang baik dengan
peserta didik.
14. Saya berupaya menjalin hubungan
baik dengan sesama guru
mengajar.
15. Saya berupaya beradaptasi di
sekolah tempat saya mengajar.
16. Saya berupaya membaur dengan
masyarakat sekitar lingkungan
sekolah.

Anda mungkin juga menyukai