Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

KEGIATAN PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI : TARIK


NAFAS DALAM PADA LANSIA HIPERTENSI
RUANGAN VIP A DAN VIP B DI PANTI
JOMPO TAMAN BODHI ASRI
TAHUN 2020

Kelompok 3

Andini Devi, S.Kep


Bernath Rezeky Telaumbanua, S.Kep
Eka Nifa Situmeang S.Kep
Punia Suryati Simamora, S.Kep
Rosi Deborah Hutagalung, S.Kep
Munawarah, S.Kep
Ulfa Liana, S.Kep
Yessi Indriani Marbu, S.Kep

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan anugerahnya sehingga kelompok dapat menyelesaikan penyusunan proposal
yang berjudul “Kegiatan Pemberian Teknik Relaksasi : Tarik Nafas Dalam
Pada Lansia Hipertensi Ruangan Vip A Dan Vip B Di Panti Jompo Taman
Bodhi Asri Tahun 2020”.

Proposal ini ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Tugas
di stase gerontik di fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara
Indonesia. Selama proses penyelesaian makalah ini, begitu banyak bantuan, nasehat
dan bimbingan yang penulis terima dari berbagai pihak.demi kelancaran makalah
ini. Dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat Bapak/Ibu :
1. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas SariMutiara
Indonesia.
3. Taruli Rohana Sinaga, SP, MKM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Ns. Rinco Siregar, S.Kep, MNS, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas
Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia. Sekaligus
sebagai Perseptor stase gerontik yang meluangkan waktu untuk membimbing
dan memberi masukan kepada penulis sehingga proposal ini dapat
terselesaikan dengan baik
5. Ns. Jek Amidos Pardede,M.Kep,Sp.Kep.J, selaku Koordinator Profesi Ners
Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
6. Bapak Biebie selaku ketua pimpinan Panti Jompo Taman Bodhi Asri.
7. Ns. Rumondang Gultom, S.Kep. MNS selaku koordinator stase gerontik
Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari
Mutiara Indonesia
8. Ns. Eva Kartika Hasibuan, M.Kep selaku preseptor akademik stase gerontik
Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari
Mutiara Indonesia
9. Ns. Masri Saragih, M.Kep selaku preseptor akademik stase gerontik Program
Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara
Indonesia
10. Ns. Siska Evi Simanjuntak, S.Kep, MNS selaku preseptor akademik stase
gerontik Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas
Sari Mutiara Indonesia

Penulis menyadari dalam penyusunan proposal ini tidak lepas dari kesalahan dan
kekurangan, Untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan Proposal ini. Akhir kata peneliti mengucapkan
terimakasih.

Medan, Februari 2020

Penulis

Kelompok 3
KEGIATAN PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI : TARIK NAFAS
DALAM PADA LANSIA HIPERTENSI RUANGAN VIP A DAN VIP B
DI PANTI JOMPO TAMAN BODHI ASRI TAHUN 2020

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang
(Kemenkes RI, 2013). Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam
jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan pada ginja, jantung, dan otak
bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai
(Kemenkes RI, 2013).

Seseorang dinyatakan menderita hipertensi bila tekanan darahnya di atas


normal atau tekanan sistolik lebih tinggi 140 mmHg dan diastoliknya diatas 90
mmHg.Sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah
kedalam pembuluh nadi (saat jantung berkontraksi). Diastolik adalah tekanan
darah pada saat jantung memgembang atau relaksasi. Berdasarkan etiologi,
hipertensi dibedakan menjadi 2, yaitu hipertensi primer dan hipertensi
sekunder. Hipertensi primer adalah suatu kondisi terjadinya tekanan darah
tinggi sekitar 95% yang disebabkan faktor gaya hidup seperti kurang bergerak
(inaktivitas) dan pola makan. Hipertensi sekunder adalah suatu kondisi
terjadinya tekanan darah tinggi lebih jarang hanya sekitar 5% dan disebakan
oleh kondisi medis (misalnya penyakit ginjal) atau reaksi terhadap obat-obatan
tertentu (Nurarima,2012).

World Health Organization (WHO) melaporkan tahun 2012 sedikitnya


sejumlah 839 juta kasus hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada
tahun 2025 atau sekitar 29 % dari total penduduk dunia, dimana penderitanya
lebih banyak pada wanita (30%) dibanding pria (29%). Sekitar 80% kenaikan
kasus hipertensi terjadi terutama di negara-negara berkembang. Data WHO
menunjukkan dari setengah penderita hipertensi yang diketahui, hanya
seperempat atau 25 % yang mendapat pengobatan. Sementara hipertensi yang
diobati dengan baik hanya 12,5%. Hipertensi yang dapat menyebabkan
rusaknya organ-organ tubuh, seperti ginjal, jantung, hati, mata dan terjadi
kelumpuhan organ-organ gerak (WHO,2013).

Prevelensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran menurut usia


>18 tahun sebesar 25,8%. Prevelensi hipertensi di Indonesia yang di peroleh
melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan adalah 9,4% yang di diagnosis
tenaga kesehatan sebesar atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi terdapat
0,1% yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah
normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7%. Jadi prevelensi
hipertensi di Indonesia sebesar 26,5%. (Kemenkes RI, 2013).

Faktor-faktor hipertensi yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor
risiko yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah terdiri dari
genetika, umur, jenis kelamin. Faktor yang dapat diubah yaitu obesitas, kurang
olahraga, konsumsi garam berlebih, merokok dan mengkonsumsi alkohol dan
stres. Berdasarkan masalah yang ada, maka penyakit hipertensi menjadi salah
satu penyakit yang ditakuti masyarakat dan menjadi perhatian pemerintah
(Kemenkes RI, 2013).

Menurut World Health Organization (WHO) menganjurkan pada penderita


hipertensi untuk membatasi konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari atau
setara dengan 2400 mg natnium. Konsumsi garam di Indonesia tergolong
tinggi, berkisar 30-40 gram perhari. Angka ini setara dengan 12-16 gram
natrium (1 gram garam dapur 400 mg Na) (Huteri, 2013). Para lanjut usia
(Lansia) tidak mengetahui penyebab tekanan darahnya meningkat, yang selain
dikarenakan oleh faktor usia, juga di kehidupan sehari-hari lansia sering sekali
menerapkan pola makan yang tidak teratur, mengkonsumsi makanan rendah
serat, tinggi lemak, tinggi gula, dan mengandung banyak garam yang dapat
menyebabkan hipertensi (Megha, 2012). Ketika tubuh kita mendapatkan
asupan garam yang terus meningkat, maka volume darah akan meningkat dan
dapat meningkatkan beban kerja pada jantung. Arteriosclerosis, kerusakan
pada ginjal, masalah pembuluh darah, serangan jantung, dan stroke adalah
beberapa kondisi dari resiko hipertensi (Yuli, 2014). Hipertensi yang tidak
tekontrol akan menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti otak, ginjal, mata
dan jantung serta kelumpuhan anggota gerak. Namun kerusakan yang paling
sering adalah gagal jantung dan stroke serta gagal ginjal.

Untuk menghindari hal tersebut perlu pengamatan secara dini. Hipertensi


sering ditemukan pada usia tua/lanjut kira-kira 65 tahun keatas. Untuk
mencegah komplikasi diatas sangat diperlukan perawatan dan pengawasan
yang baik. Banyak kasus penderita dan kematian akibat penyakit
kardiovaskuler dapat dicegah jika seorang merubah perilaku kebiasaan yang
kurang sehat dalam mengkonsumsi makanan yang menyebabkan terjadinya
hipertensi, selalu berolah raga secara teratur serta merubah kebiasan hidup
lainnya yang dapat mencetus terjadinya penyakit hipertensi seperti merokok,
minum-minuman beralkohol. Adapun faktor dietik dan kebiasaan makan yang
mempengaruhi tekanan daran yang meliputi, cara mempertahankan berat
badan ideal, natrium klorid, Kalium, Kalsium, Magnesium, lemak dan alcohol.

Apabila dalam satu keluarga ada anggota keluarga yang menderita penyakit
hipertensi, maka mungkin dapat timbul beberapa masalah seperti :
1. Ketidakpatuhan diet rendah garam dan rendah lemak.
2. Resiko terjadinya komplikasi bagi penderita.
3. Sumber daya keluarga kurang.
4. Perubahan fisiologi (mudah marah dan tersinggung).
5. Keadaan ekonomi (bertambahnya pengeluaran dan berkurangnya
pendapatan keluarga).

Dalam pelaksanaan tugas–tugas kesehatan keluarga mempunyai peranan yang


sangat penting dalam pemeliharaan kesehatan bagi anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi. Freedmen (1981) membagi lima (5) peran yang
dilakukan keluarga yaitu : mengenal gejala hipertensi, mampu mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat untuk menolong klien
hipertensi, mampu memberikan asuhan keperawatan pada anggota keluarga
yang menderita hipertensi dalam mengatasi masalahnya dan meningkatkan
produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidup anggota keluarga,
yang menderita penyakit hipertensi. Untuk mencapai tujuan perawatan
kesehataan keluarga yang optimal, sangatlah penting peran perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan
gambaran nyata mengenai asuhan keperawatan gerontik pada klien Tn. Z
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan
gambaran nyata tentang:
a. Mampu melaksanakan pengkajian pada lansia
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan lansia
c. Mampu membuat rencana tindakan keperawatan.
d. Mampu melaksanakan tindakan dalam praktek nyata sesuai dengan
masalah yang telah diprioritaskan.
e. Mampu menilai dan mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah
dilaksanakan pada klien hipertensi.
f. Mampu mendokumentasikan rencana tindakan asuhan keperawatan
yang telah dilaksanakan.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Lansia
Laporan ini bermanfaat untuk memberikan informasi serta menambah
pengetahuan lansia mengenai penyakit hipertensi.
1.3.2 Bagi Keperawatan
Karya tulis ini dapat digunakan sebagai masukan untuk melaksanakan
asuhan keperawatan gerontik pada klien.
B. PESERTA
Pasien penderita Hipertensi di ruang VIP A Dan VIP B

C. MEDIA
1. Laptop
2. Speaker
3. Musik

D. KEPANITIAAN

Ketua : Bernath RezekyTelaumbanua, S.Kep


Sekretaris : Ulfa Liana, S.Kep
Bendahara : Punia Suriaty Simamora, S.Kep
Penyaji : Yessi Indriani Marbun, S.Kep
Eka Nifa Situmeang, S.Kep
MC : Rosi Deborah Hutagalung S.Kep
Notulen : Andini Devi, S.Kep
Fasilitator : Munawarah

1. Moderator
Tugas :
a. Membuka acara
b. Memperkenalkan kelompok
c. Menjelaskan tujuan setiap bagian kegiatan
d. Menjelaskan masalah yang didapat pada saat pengkajian berdasarkan
pengolahan data.
e. Menutup kegiatan

2. Penyajian data
Tugas :
a. Menyampaikan data penunjang masalah yang ditemukan pada
pengolahan data yang ditemukan.
b. Menyampaikan yang belum dipahami masyarakat
c. Memberikan kesempatan bagi pasien rawat jalan untuk bertanya
d. Memberikan inforcement pada pasien rawat jalan yang bertanya atau
memberikan pendapat dalam penyelesaian masalah.

3. Moderator :
Tugas :
a. Memimpin acara Tanya jawab antara warga dan penyaji
b. Menyimpulkan jawaban agar mudah dipahami pasien DM rawat jalan
Memberi inforcement pada warga yang memberikan pendapat atau
pertanyaan

4. Fasilitator : Memfasilitasi berjalannya acara

E. SETTING WAKTU

WAKTU KEGIATAN KETERANGAN P. JAWAB

5 menit Pembukaan 1. Mengucapkan salam Moderator


2. Menjelaskan tujuan pertemuan
10 menit Kata sambutan 1. Ketua Mahasiswa Moderator
2. Penanggung Jawab Panti Jompo
3. Dosen Pembimbing

20 menit Penyajian Menyajikan Materi mengenai teknik Penyaji


Materi relaksasi hipertensi

15 menit Tanya jawab Moderator

5 menit Penutup Pembacaan hasil diskusi

5 menit Penutup Do’a

F. SETTING TEMPAT
Keterangan :

: Ketua panitia, CI Panti Jompo, Dosen Pembimbing

: Pembawa acara dan penyaji

: Masyarakat

: Mahasiswa/fasilitator

G. SUSUNAN ACARA
1. Kata sambutan yang akan dibawakan oleh:
Ketua Panitia oleh Bernat Rezeky Telaumbanua, S.Kep
Dosen Pembimbing Akademik Oleh Ns. Rinco Siregar, S.Kep, MNS
2. Kata sambutan mewakili Panti Jompo Taman Bodhi Asri
3. Penyajian materi penyuluhan yang diperoleh Yessi Indriani Marbun dan
Eka Nifa Situmeang
4. Pembacaan hasil diskusi atau kesimpulan oleh Andini Devi, S.Kep
5. Penutup
6. Do’a

H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Undangan telah diberikan 1 hari sebelum acara
b. Persiapan dilakukan satu hari sebelum kegiatan, termasuk izin
menggunakan tempat sudah dipersiapkan 1 hari sebelumnya
c. Telah dilakukan diskusi kelompok untuk pembagian tugas masing-
masing
d. Laporan tersedia dan sudah mendapat persetujuan dari pembimbing

Anda mungkin juga menyukai