Anda di halaman 1dari 28

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan pada

anak usia dini. Bahasa berfungsi sebagai salah satu alat komunikasi dan

merupakan sarana penting dalam kehidupan anak. Melalui bahasa, anak dapat

saling berhubungan, saling berbagi pengalaman, dan dapat meningkatkan

intelektual, yakni dalam rangka pengembangan pengetahuan dan keterampilan

bahasanya. Bagi anak usia dini hal tersebut merupakan masa perkembangan

yang harus dibinadan dikembangkan agar mereka dapat memanfaatkan

kemampuan bahasanya secara maksimal.

Jika bimbingan, arahan, dan penanganan tidak tepat atau bahkan tidak

diperoleh oleh anak sangat mungkin terjadi perkembangan bahasa yang tidak

sesuai dengan yang di harapkan oleh orang tua di rumah maupun oleh

pendidik di sekolah. Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan

perasaan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya.

Artinya, melalui bahasa, orang dapat saling bertegur-sapa, saling bertukar

pikiran untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini juga yang terjadi pada anak-

anak. Anak juga membutuhkan orang lain untuk berinteraksi mengungkapkan

isi hati, pikirannya serta keinginannya melalui bahasa baik yang berlangsung

di rumah, di lingkungan sekitar anak, atau pundi sekolah.1

1
Anita, S.S., M.Pd, 2015, Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini,Jurnal al-ShifaVolume 06
Nomor 02Juli-Desember 2015,hlm:162
2

Perkembangan bahasa terkait kognitif, yang berarti faktor intelek

sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Semakin

anak itu tumbuh dan berkembang serta mulai memahami lingkungan, maka

bahasa mulai berkembang dari tingkat yang sederhana menuju ke bahasa yang

kompleks. Anak belajar bahasa seperti halnya belajar yang lain, meniru dan

menggulang merupakan hasil yang didapatkan dengan cara belajar bahasa

awal anak menambah kata-kata dengan meniru bunyi-bunyi yang di

dengarnya.2

Bercerita merupakan warisan budaya yang sudah lama kita kenal,

bahkan di jadikan sebagai kebiasaan atau tradisi bagi para orang tua untuk

menidurkan anak-anaknya. Melalui cerita atau dongeng banyak hal tentang

hidup dan kehidupan yang dapat kita informasikan kepada anak-anak. Begitu

juga pesan-pesan moral dan nilai –nilai agama dapat kita tanamkan kepada

anak-anak melalui tokoh-tokoh yang da dalam cerita tersebut. Manfaat yang

dapat kita ambil dari bercerita adalah Mengembangkan imajinasi anak,

menambah kata, melatih daya kosentrasi, melatih daya tangkap,

mengembangkan emosi anak, berlatih menengarkan, dan menciptakan suasana

yang akrab.3

Pendidik dapat menggunakan berbagai macam metode untuk mendidik

anak didiknya, dalam hal ini setiap metode memiliki kekurangan dan

kelebihan masing-masing. Dengan menggunakan metode bercerita, akan

memudahkan anak dalam menangkap pesan-pesan dan nilai-nilai agama.

2
Mursid,M.Ag, Belajar dan Pembelajaran Paud, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2015, hlm 8
3
Ibid. hlm 39
3

Metode bercerita merupakan salah satu metode menyenagkan bagi anak usia

dini dan dianggap menarik karena anak dapat berimjinasi dan masuk kedalam

alur cerita, serta memerankan dirinya berada dalam cerita. Sesuai dengan

contoh perilaku yang dilakukan tokoh dalam cerita, dan dapat jadi sritauladan

bagi anak yang mendengarkan cerita tersebut. Kegiatan yang menggunakan

metode bercerita merupakan metode yang efektif dalam perkembangan bahasa

anak.4

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis di- TK Lestari

Teluk Lecah Kecamatan Rupat, penulis menemukan beberapa masalah terkait

perkembangan bahasa terhadap anak didik dalam kurun usia 4-5 tahun. Dari

beberapa permasalahan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

penggunaan bahasa anak pada umur 4-5 tahun di TK Lestari Teluk Lecah

Kecamatan Rupat belum begitu baik, hal ini ditandai dengan gejala berikut:

1. anak kurang lancar berbicara atau berbahasa

2. anak hanya mampu menggunakan bahasa daerah, seperti melayu dan jawa

3. anak kurang mampu mengucakan kata-kata dengan baik dan benar

4. anak banyak memilih diam dari pada berbicara

5. Sebagian guru kurang kreatif dalam penggunaan metode bercerita

6. Sebagian guru terlalu menoton

7. Sebagian guru kurang kreatif dalam penggunaan alat praga

8. Sebagian guru kurang pemahaman dalam menerapkan metode bercerita

4
Herdina Indrijti, M.Psi., dkk, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta:
PTFajar Interpratama Mandiri, 2017
4

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul

PENGARUH PENGGUNAN METODE BERCERITA TERHADAP

PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK

LESTARI TELUK LECAH KECAMATAN RUPAT

B. Alasan Memilih Judul

Alasan saya memilih judul ini ialah karena metode bercerita ini sangat

penting untuk meningkatkan perkembangan bahasa anak karna anak mampu

meransang perkembangan otak anak, metode ini juga memang sesuai dengan

naluri anak yang menyenangi belajar sambil bermain dan dengan metode ini

juga bermanfaaat untuk meninggkatkan pemahaman anak serta

mengembangkan pembendaharaan kata, menyusun kata menjadi kalimat dan

melatih anak untuk lancar dalam berbicara.

C. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

a. Guru kurang menguasai metode bercerita

b. Guru kurang kreatif dalam menggunakan alat praga

c. Guru terlalu menoton

d. Guru kurangg optimal dalam membuat perencanaan pembelajaran

2. Pembatasan Masalah

Karena banyaknya permasalahan yang akan diteliti maka penelitian

akan membatasi pada Penggunaan metode bercerita terhadap

perkembangan bahasa anak usia 4-5 tahun di TK Lestari Teluk Lecah

Kecamatan Rupat.
5

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti memfokuskan masalah

dalam penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana penggunaan metode bercerita pada anak usia 4-5 thun di

TK Lestari Teluk Lecah Kecamatan Rupat

b. Bagaimana perkembangan bahasa pada anak usia 4-5 tahun di TK

Lestari Teluk LecahKecamatan Rupat

c. Apakah ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode bercerita

terhadap perkembangan bahasa pada anak usia 4-5 thun di TK Lestari

Teluk Lecah Kecamatan Rupat

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, peneliti ini memiliki tujuan sebagai

berikut.

a. Untuk mengetahui pengunaan metode bercerita pada anak usia 4-5

tahun di TK Lestari Teluk Lecah Kecamatan Rupat

b. Untuk mengetahui perkembangan bahasa pada anak usia 4-5 tajun di

TK Tlk Lecah Kecamatn Rupat

c. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode bercerita terhadap

perkembangan bahasa pada anak usia 4-5 tahun di-TK Lestari Teluk

Lecah Kecamatan rupat


6

2. Kegunaan Penelitian

a. Menambah wawasan keilmuan peneliti dalam bidang pendidikan

Piaud secara menyeluruh

b. Sebagai informasi para pembaca

c. Sebagai pengetahuan tambahan untuk para guru di TK Lestari Teluk

Tecah Kecamatan Rupat dalam proses pembelajaran

D. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam membaca penelitian ini

memberikan defenisi istilah dalam judul ini yaitu :

Bercerita merupakan cara penyampaian atau penyajian materi

pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak.5

Perkembangan bahasa adalah meningkatkan kemampuan penguasaan alat

berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis,maupun

menngunakan tanda-tanda dan isyarat.6

5
Try Setiantono, 2012, Penggunaan Metode Bercerita Bagi Anak Usia Dini, Jurnal
Empowerment, Volume 1 No mor 2 september 2012, hlm: 22
6
Mursid,M.Ag, Belajar dan Pembelajaran Paud, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2015, hlm 8
7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian Teori

1. Perkembangan Bahasa Aanak Usia Dini

a. Pengertian Perkembangan Bahasa Ana Usia Dini

Bahasa sebagai sistem simbol yang teratur untuk mentransfer

berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual

maupun verbal.7 Perkembangan bahasa merupakan salah satu aspek

pengembangan anak usia dini. Artinya aspek ini berperan penting

dalam perkembangan anak serta mempengaruhi masa tumbuh

kembang anak di masa selanjutnya. Menurut Santrock bahasa

(language) adalah suatu bentuk komunikasi baik lisan, tertulis,

maupun isyarat yang di dasarkan pada sebuah sistem simbol.

Bahasa terdiri atas kata-kata yang digunakan oleh masyarakat

(perbendaharaan kata) dan aturan-aturan untuk memvariasikan dan

mengkombinasikan kata-kata tersebut (tata bahasadan sintaksis).

Sedangkan bahasa anak usia dini yakni bahasa yang dipakai anak

untuk menyampaikan keinginan, pikiran, harapan, permintaan untuk

dirinya sendiri. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam

kehidupan sehari-hari. Suhartono menyatakan bahwa peranan bahasa

bagi anak usiadini di antaranya sebagai sarana untuk berfikir, sarana

untuk mendengarkan, sarana untuk berbicara dan sarana agar anak

7
Try Setiantono, 2012, Penggunaan Metode Bercerita Bagi Anak Usia Dini, Jurnal Empowerment
Volume 1 No mor 2 september 2012, hlm : 21
8

mampu membaca dan menulis. Melalui bahasa seseorang dapat

menyampaikan keinginan dan pendapatnya kepada orang lain. Anak-

anak usia 5 tahun telah mampu menghimpun setidaknya 8000 kosa

kata. Mereka dapat membuat kalimat pertanyaan, kalimat negatif,

kalimat tunggal, kalimat majemuk, serta bentuk penyususunan lainnya.

Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasaan manusia

secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya.

Dengan demikian, melalui bahasa orang dapat saling

bertegursapa, saling bertukar pikiran untuk memenuhi kebutuhannya.

Hal ini juga yang terjadi pada anak-anak. Demikian pula halnya

dengan anak membutuhkan orang lain untuk mengungkapkan isi hati

atau pikirannya melalui bahasa. Apakah yang berlangsung di rumah, di

lingkungan sekitar anak, atau pun di sekolah. Bahasa pertama yang

digunakan anak merupakan dasar bagi anak untuk memperoleh bahasa

kedua dan seterusnya. Bahasa pertama juga merupakan bahasa seumur

hidup, karena bahasa pertama akan digunakan seseorang dari pertama

ia di lahirkan. Permainan yang dilakukan di PAUD membantu anak

untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan termasuk bahasa

yaitu kemampuan menyimak, memberikan anak pengalaman untuk

mengajukan pertanyaan, bercerita dan mengikuti lagu. Kemampuan ini


9

akan di kembangkan melalui kegiatan bercakap-cakap, bercerita, dan

tukar pendapat.8

Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa perkembangan

bahasa anak adalah suatu proses permulaan adaptasi seseorang anak

dimana bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk

memenuhin kebutuhan anak dan segala keinginan anak dapat

terpenuhi. Dengan bahasa anak anak bisa menyampaikan secara lisan

apa yang ingin anak sampaikan dan disinilah anak mempunyai

kesempatan untuk saling bertukar fikiran. Bahasa dapat mencakup

segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan dalam bentuk lisan,

tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, dan ekspresi wajah.

b. Pemerolehan Bahasa Anak Usia Dini

Pemerolehan bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam

otak seorang kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya

atau bahasa ibunya. Anak yang baru lahir sepenuhnya belum

mempunyai bahasa, tetapi pada saat anak berusia 4 atau 5 tahun, anak

anak telah memperoleh beribu-ribu kosakata, sistem fonologi, dan

gramatika yang kompleks. Dijelaskan pula bahwa ada keterkaitan yang

erat antara perkembangan bahasa seorang anak dengan pertumbuhan

neurologi maupun biologinya. Sebuah penelitian menggambarkan

bahwa pada usia 0 – 11 tahun, kemampuan anak untuk menyerap

(mengucapkan dan memahami makna kata) sangat luar biasa,

8
Anita, S.S., M.Pd, 2015, Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini,Jurnal al-ShifaVol 06 No
02Juli-Desember 2015, hlm: 164-165
10

sedangkan masa sesudah itu, perkembangan kemampuan kembali ke

irama dan tempo yang normal (tidak terlalu cepat).9

Seperti yang terdapat dalam Permendikbud Nomor 137 tahun

2014 bahwa anak usia 4-5 tahun telah mempunyai keterampilan dalam

lingkup perkembangan menerima bahasa, mengungkapkan, serta

keaksaraan.

Dalam menerima bahasa, anak usia ini telah mampu

menyimak perkataan orang lain, mengerti dua perintah, memahami

cerita, serta mengenal perbendaharaan kata sifat. Sedangkan dalam hal

mengungkapkan bahasa yakni berhubungan dengan keterampilan

berbicara, dimana anak usia ini telah mampu mengulang kalimat

sederhana, mengungkapkan perasaan, menyebutkan kata-kata yang

dikenal, mengutarakan pendapat, menyatakan alasan serta

menceritakan kembali sesuatu yang ia ketahui atau yang ia dengar.

Terakhir adalah dalam lingkup perkembangan keaksaraan, anak usia 4-

<5 tahun ini telah mampu mengenal simbol-simbol, mengenal berbagai

suara, membuat coretan serta menirukan huruf.10

Dari uraian diatas penulis menyimpulkan anak memperoleh

bahasa ketika anak sudah mencapai tahap perkembagan yang cukup

maju. Bahasa anak berkembang karena adanya interaksi sosial, dimana

anak selalu mendengarkan perkataan orang dewasa di situ lah anak

9
Ibid, hlm: 166-167
10
Permendikbud Nomor 13 7, 2014, hlm: 26-27
11

menyerap dan memahami kata dengan baik karna anak adalah

pendengar yang baik.

c. Fakto-Faktor Yang Mempengaruhi Bahasa Anak Usia Dini.

Pemerolehan bahasa anak usia dini akan berkembang dengan

optimal atas pengaruh factor-faktor berikut:

a. Lingkungan yang kaya bahasa akan menstimulasi pemerolehan

bahasa anak. Stimulasi tersebut akan optimal jika anak tidak

merasa tertekan dari lingkungannya.

b. Orang-orang di sekitar anak menunjukkan sikap dan minatyang

tulus pada anak. Anak usia dini emosinya masih kuat. Karena itu,

orang dewasa perlu merespon anak dengan tulus.

c. Anak memiliki kemampuan menyampaikan pesan verbal diikuti

dengan pesan nonverbal. Dalam berkomunikasi, anak sering kali

menggunakan Bahasa non verbal untul memastikan maksud

Bahasa yang dia verbalkan. Misalnya dia tidak hanya menyebutkan

benda yang diinginkannya tetapi juga menunjuk benda tersebut.

d. Dalam bercakap-cakap dengan anak, orang dewasa perlu

menunjukkan ekspresi yang sesuai dengan ucapannya. Perlu diikuti

gerakan, mimik muka, dan intonasi yang sesuai. Misalnya: orang

dewasa berkata, “saya senang” maka perlu menunjukkan ekspresi

muka senang, sehingga anak mengetahui seperti apa kata senang

itu sesungguhnya.
12

e. Orang tua/pendidik melibatkan anak dalam komunikasi. Orang

dewasa perlu melibatkan anak untuk ikut membangun.11

Perkembangan bahasa anak dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Yusuf menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

bahasa anak yaitu kesehatan, intelegensi, status sosial, ekonomi

keluarga, jenis kelamin, dan hubungan keluarga.12

Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa Bahasa anak

secara terus menerus akan selalu berkembang. Anak banyak belajar

dari lingkungannya, dengan demikian bahasa anak terbentuk oleh

kondisi lingkungan. Lingkungan anak mencakup lingkungan keluarga,

masyarakat dan lingkungan pergaulan teman sebaya.

2. Metode Bercerita

a. Pengertian Metode Bercerita

Metode bercerita adalah cara penyampaian atau penyajian materi

pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak

didik. Dalam kegiatan pelaksanaannya metode bercerita di laksanakan

dalam upaya memperkenalkan, memberikan keterangan, atau

penjelasan tentang hal-hal baru dalam rangka menyampaikan

pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai kompetensi dasar

(Dhieni, 2008: 66).

Dari segi istilah, bercerita menurut Gorden dan Brown seperti

dikutip Otib Satibi Hidayat merupakan cara untuk meneruskan

11
Ibit, hlm : 72
12
Try Setiantono, 2012, Penggunaan Metode Bercerita Bagi Anak Usia Dini, Jurnal
Empowerment, Volume 1 No mor 2 september 2012, hlm : 21
13

warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya (Hidayat,

2006: 417). Bercerita juga dapat menjadi media untuk menyampaikan

nilai-nilai yang berlaku di masayarakat. Seorang pendongeng yang

baik akan menjadikan cerita sebagai sesuatu yang menarik dan hidup.

Keterlibatan anak terhadapdongeng yang diceritakan akan

memberikan suasana yang segar, menarik, dan menjadi pengalaman

yang unik bagi anak (Hidayat, 2006: 417).13

Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa metode bercerita

adalah kegiatan yang sangat menyenangkan bagi anak yang pada usia

perkembangan nya sangat senang bercerita. Dengan bercerita anak

membuka pikiran atau wawasan anak karna dengan bercerita anak

akan berbagi pengalaman dengan teman ataupun dengan orang yang

diajak bercerita, bercerita juga dapat menambah perbendaharaan kata

anak sekaligus menanamkan pesan-pesan moral dan nilai-nilai agama.

b. Teknik Bercerita

Moeslichatoen R. (2004: 157) menjelaskan bahwa ada beberapa

macam teknik bercerita yang dapat di pergunakan antara lain guru

dapat membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku

gambar, menggunakanpapan flanel, menggunakan boneka, serta

bermain peran dalam satu cerita. Dibawah ini merupakan penjelasan

singkat tentang beberapa teknik bercerita:

13
Syahraini Tambak, 2016, Metode Bercerita Dalam Pembelajran Agama Islam, Jurnal Al-
Thariqah volume 1 Nomor 1 Juni 2016, hlm: 2
14

1) Membaca Langsung dari Buku Cerita. Teknik bercerita dengan

membaca langsung dari buku itu sangat bagus bila guru

mempunyai puisi dan prosayang baik untuk dibacakan kepada

anak.

2) Bercerita dengan Menggunakan Ilustrasi Gambar dari Buku. Bila

cerita yang di sampaikan kepada anak terlalu panjang dan terinci

dengan menambahkan ilustrasi gambar dari buku yang dapat

menarik perhatian anak, maka teknik bercerita ini dapat berfungsi

dengan baik.

3) Menceritakan Dongeng. Cerita dongeng merupakan bentuk

kesenian yang paling lama. Mendongeng merupakan cara

meneruskan warisan budaya darisatu generasi ke generasi yang

berikutnya. Dongeng dapat dipergunakan untuk menyampaikan

pesan-pesan kebajikan kepada anak.

4) Bercerita dengan Menggunakan Papan Flanel. Guru dapat

membuat papan flanel dengan melapisi seluas papan dengan kain

flanel yang berwarna netral. Gambar tokoh-tokoh yang mewakili

perwatakan dalam ceritanya digunting polanya pada kertas yang di

belakangnya dilapis dengan kertas goso yang paling halus untuk

menempelkan pada papan flanel.

5) Bercerita dengan Media Boneka. Boneka yang dibuat itu masing-

masing menunjukkan perwatakan pemegang peran tertentu.


15

Misalnya ayah yang penyabar, ibu yang cerewet, anak laki-laki

yang pemberani, anak perempuanyang manja, dan sebagainya.

6) Dramatisasi Suatu Cerita. Guru dalam bercerita memainkan

perwatakan tokoh-tokoh dalam suatu cerita yang disukai anak dan

merupakan daya tarik yang bersifat universal.14

Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam teknik

bercerita ini bisa dilakukan dengan dua cara yakni bercerita dengan

alat praga dan tanpa alat praga yang mana dengan alat praga anak

akan lebih cepat memahami serta dapat menarik perhatian anak dan

proses pembelajaran lebih terarah.

c. Manfaat Metode Bercerita

Manfaat metode cerita meliputi Menanamkan kejujuran,

Menanamkan keberanian, menanamkan kesetiaa, menanamkan

keramahan, menanamkan ketulusan, dan menanamkan sikap-sikap

positif yang lain dalam kehidupan lingkungan keluarga, sekolah, dan

luar sekolah.

Metode bercerita dalam kegiatan pengajaran anak di Taman

Kanak-kanak mempunyai beberapa manfaat penting bagi pencapaian

tujuan pendidikan di Taman Kanak-kanak. Moeslichatoen R. (2004:

168) mengemukakan bahwa mendengarkan cerita yang menarik yang

dekat dengan lingkungannya merupakan kegiatan yang mengasyikkan.

14
Ika Yunita, Meningkatkan Keterampilan Berbicara Menggunakan Metode Bercerita Dengan
Media Boneka Tangan Pada Kelompok A1 Di TK Kartika III-38 Kentungan, Depok, Seman,
Fakultas Ilmu Pendidikan: Universitas Negeri Yogyakarta September 2014, hlm: 24-25
16

Guru dapat memanfaatkan kegiatan bercerita untuk menanamkan

kejujuran, keberanian, kesetiaan, keramahan, ketulusan, dan sikap-

sikap positif lain dalam kehidupan lingkungan keluarga, sekolah dan

luar sekolah. Kegiatan bercerita juga memberikan sejumlah

pengetahuan sosial, nilai-nilai moral, dan keagamaan.

Adapun manfaatnya antra lain:

1) Membantu Pembentukan Pribadi dan Moral anak. Cerita sangat

efektif untuk mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku anak

karena mereka senang mendengarkan cerita walaupun dibacakan

secara berulang-ulang.

2) Menyalurkan Kebutuhan Imajinasi dan Fantasi. Pada saat

menyimak cerita, imajinasi anak mulai dirangsang. Anak dapat

melihat hutan, melihat sang tokoh berjalan, menemui rintangan,

dan berusaha mengatasi rintangan itu.

3) Memacu Kemampuan Verbal Anak. Cerita mendorong anak

belajar tata cara berdialog dan bernarasi dan terangsang untuk

menirukannya. Kemampuan verbal anak lebih terstimulasi secara

efektif pada saat guru melakukan semacam tes pada anak untuk

menceritakan kembali isi cerita. Dari sini anak belajar berbicara,

menuangkan kembali gagasan yang didengarnya dengan gayanya

sendiri. Anak menyusun kata-kata menjadi kalimat dan

menyampaikannya dengan segenap kemampuan. Anak memiliki


17

pengalaman mengucapkan kata dan menceritakan isi cerita dengan

bahasanya sendiri.

4) Merangsang Minat Menulis Anak. Cerita memancing rasa

kebahasaan anak. Anak yang gemar mendengar dan membaca

cerita akan memiliki kemampuan berbicara, menulis, dan

memahami gagasan rumit secara lebih baik.

5) Merangsang Minat Baca Anak. Bercerita dengan media buku

menjadi stimulasi yang efektif bagi anak Taman Kanak-kanak,

karena pada waktuitu minat bacapada anak mulai tumbuh. 15

Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa banyak sekali

manfaat dalam metode bercerita dalam hal ini adalah dapat mengenal

nilai-nilai positif dan negatif, menambah pengetahuan,

mengembangkan imajinasi anak, menciptakan suasana akrab, melatih

daya tangkap, berlatih mendengarkan, dan mengembangkan emosi

anak.

d. Rancangan Kegiatan Bercerita

Agar kegiatan bercerita dapat berjalan dengan baik dan optimal

maka kegiatan bercerita perlu dirancang dengan baik pula antara lain:

1) Menetapkan tujuan dan tema yang dipilih tujuan dari pengguanaan

metode bercerita terutama dalam rangka memberi pengalaman

belajar melalui cerita guru untuk mencapai tujuan pengajaran.

tujuan pengajaran melalui bercerita ada dua macam yakni

15
Ibid, hlm: 26-28
18

memberi informasi atau menanamkan nilai-nilai sosial, moral, atau

keagamaan. Tema harus menarik dan memikat perhatian anak dan

menantang anak untuk menanggapi, menggertakan perasaan, serta

menyentuh perasaan.

2) Menetapkan rancangan bahan dan alat yang diperlukan untuk

kegiatan bercerita Sesuai dengan bentuk bercerita yang sudah

dipilih guru, maka langkah selanjutnya guru harus menyiapkan

bahan dan alat yang akan digunakan.

3) Langkah-langkah yang harus dilalui dalam bercerita di antaranya

adalah: Mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam kegiatan

bercerita kepada anak, Mengatur tempat duduk anak, serta

mengatur alat dan bahan yang digunakan Merupakan pembukaan

kegiatan bercerita. Guru menggali pengalaman-pengalaman anak

yang berkaitan dengan cerita.

4) Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita Sesuai dengan

tujuan dan tema cerita yang dipilih, maka dapat dirancang

penilaian kegiatan bercerita dengan menggunakan teknik bertanya

pada akhir kegiatan bercerita yang memberi petunjuk seberapa

besar perhatian dan tanggapan anak terhadap isi cerita.16

Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa rancangan

kegiatan bercerita ini adalah persiapan atau penyusunan suatu

pembelajaran yang mana bertujuan agar proses suatu pembelajaran

16
Ibid, hlm: 29-31
19

terarah dan mudah tersaampaikan kepada anak dan dengan adanya

rancanagan kegiatan bercerita bisa memudahkan guru dalam mengajar.

B. Kajian Terdahulu atau Relavan

Kajian terdahulu menjadi salah satu acuan bagi penulis dalam melakukan

penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam

penelitian tersebut. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan judul

yang sama, namun penulis mengangkat beberapa penlitian sebagai referensi

dalam memperkaya bahan penelitian. Berikut merupakan penelitian terdahulu

yang relavan ditulis oleh Ika Yunita fakultas ilmu pendidikan universitas

negeri yogyakarta september 2014 dengan judul “ Meningkatkan

Keterampilan Berbicara Menggunakan Metode Bercerita Dengan Median

Boneka Tangan Pada Kelompok A1 Di TK Kartika III-38 Kentungan, Depok,

Seman ” yang mana persamaan antara penelitian yang terdahulu dengan

penelitian ini adalah “metode bercerita”.

C. Konsep Operasional

JUDUL VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR

Pengaruh 1. Metode 1. Guru membeca 1.1 Anak mampu

penggunaan Cerita langsung dari memahami

metode buku cerita pesan-pesan

bercerita yang ada

terhadap dalam cerita

perkembangan 1.2 Anak mampu

bahasa anak berimajinasi


20

usia 4-5 tahun sesuai tujuan

di-TK Lestari cerita

Teluk Lecah 2. Guru bercerita 2.1 Anak mampu

menggunakan memahami

ilustrasi dengan baik

2.2 Anak mampu

memusatkan

perhatian

seolah-olah

berada dalam

cerita

3. Guru 3.1 Anak

menceritakan mampu

dengan dongeng menyimak

cerita dengan

baik

4. Guru bercerita 4.1 Anak

dengan papan mampu

flanel mengenali

tokoh dalam

cerita

4.2 Anak

mampu
21

mengigat para

tokoh dalam

cerita dengan

cepat

5. Guru bercerita 5.1 Anak

dengan boneka mampu

memusatkan

perhatian

terhadap cerita

yang

disampaikan

6. Dramatis suatu 6.1 Anak

cerita mampu

bermain peran

sesuai alur

cerita

6.2 Anak

mampu

mencptakan

daya tarik
22

2. Perkembanga 1. Memahami 1.1 Anak mampu

bahasa bahasa menyimak perkataan

orang lain ( ibu tau

bahasa lainnya )

1.2 Anak mampu

memahaami cerita yang

dibacakan

1.3 Anak mampu

mendngarkan dan

membedakan bunyian

dalam bahasa indonesia

1.4 Memahami cerita yang

dibacakan

1.5 Mengerti dua perintah

yang diberikan

bersamaan

2. Menggungkap 2.1 Mengulang

kan bahasa kalimat

sederhana
23

2.2 Bertanya

dengan

kalimat yang

benar

2.3 Menyebutkan

kata-kata

yang dikenal

2.4 Berpartisipasi

dalam

percakapan

2.5 Menceritakan

kembali

cerita yang

didengar

3. Keaksaraan 3.1 Mengenal

simbol-

simbol

3.2 Membuat

coretan yang

bermakna

3.3 Mengenal

suara hewan

atau benda
24

yang ada

disekitarnya

3.4 Meniru

mengucapkan

dan

menuliskan

A-Z

D. Asumsi dan hipotesis

1. Asumsi

Penulis berasumsi bahwa penggunaan metode bercerita mampu

meningkatkan perkembangan anak pada usia 4-5 tahun di TK Lestari

Teluk Lecah

2. Hipotesis

Ha : Penggunaaan metode bercerita pada anak mampu

meningkatkan perkembangan bahsa anak pada usia 4-5

tahun di TK Lestari Teluk Lecah

Ho : Penggunaan metode tidak mampu menigkatkan

perkembanagan bahasa anak pada usia 4-5 tahun di TK

Lestari Teluk Lecah

Dengan to ≥ tt, maka Ha diterima dn Ho ditolak

Sedangkan jika to ≤ tt, maka Ho diterima dn Ha ditolak


25

BAB III

METODOLOGI PENELITAN

A. Desain Penelitian

X1 Y1

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukanpada bulan januari sampai maret 2019,

berlokasi di TK Lestari Teluk Lecah Kecamatan Rupat.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan disekolah TK Lestari yang beralamat JL.

Teluk Lecah Kecamatan Rupat.

C. Objek dan Subjek Penelitian

1. Objek Penelitian

Objek penelitin adalah masalah yng dijadikan fokus utama

penelitian, objek penelitian adalah masalah yang telah dirumuskan dalam

rumusan masalah.

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah

penggunaan metode bercerita terhadap perkembangan bahasa.

2. Subjek Pnelitian

Subjek penelitian adalah sumber data penelitian. Yaitu berupa

manusia, tumbuh—tumbuhan dan lain-lain. Subjek penelitiannya

adalahanak-anak di- TK Lestari Teluk Lecah Kecamatan Rupat dengan


26

jumlah anak sebanyak 20 orang yang terdiri atas anak laki-laki dan

perempuan.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Adapn populasi dalam penelitian ini adalah keseluruahan jumlah

subjek atau sumber data penelitian. Dalam hal ini adalah anak TK Lestari

dengan jumlah anak sebanyak 20 orang.

2. Sampel

Dengan melihat populasi di atas, maka penelitian menyatakan

bahwa seluruh populasi tersebut menjadi sampel dalam kajian ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah

1. Observassi

Untuk melakukan observasi ini peneliti langsung turun kelapangan

untuk melakukan pengamatan secara langsung terhadap sumber data.

Dimana peneliti terlibat secara aktif dengan aktivitas-aktivitas yang

dilakukan oleh sumber peneliti.

2. Tes

Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah

perkataan yang harus dijawab oleh anak-anak untuk mengukur tingkat

pemahaman pengguasaannya terhadap cakupan materi yang diberi.


27

F. Teknnik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

experimen dengan rumus: Uji t = (t-test)


28

DAFTAR PUSTAKAAN

Anita, S.S., M.Pd, 2015, Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini,Jurnal al-Shifa,

Volume 06 Nomor 02Juli-Desember 2015

Mursid,M.Ag, Belajar dan Pembelajaran Paud, Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2015

Herdina Indrijti, M.Psi., dkk, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan Anak Usia

Dini, Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri

Permendikbud Nomor 137, 2014

Try Setiantono, 2012, Penggunaan Metode Bercerita Bagi Anak Usia Dini, Jurnal

Empowerment, Volume 1, No mor 2 september 2012

Syahraini Tambak, 2016, Metode Bercerita Dalam Pembelajran Agama Islam,

Jurnal Al-Thariqah volume 1 Nomor 1 Juni 2016

Ika Yunita, Meningkatkan Keterampilan Berbicara Menggunakan Metode

Bercerita Dengan Media Boneka Tangan Pada Kelompok A1 Di TK

Kartika III-38 Kentungan, Depok, Seman, Fakultas Ilmu Pendidikan:

Universitas Negeri Yogyakarta September 2014

Anda mungkin juga menyukai