Anda di halaman 1dari 3

ALAT KEAMANAN KEBAKARAN

1.1. PENDAHULUAN
Sistem keamanan yang sederhana pada bangunan baik gedung ataupun rumah sederhana
sekalipun akan lebih baik daripada tidak sama sekali. Karena tingkat kewaspadaan manusia yang
tinggi sekalipun belum mampu menjaga keamanan 100%. Sistem keamanan melibatkan berbagai
aspek, salah satunya adalah bahaya kebakaran. Sumber terjadinya kebakaran ialah api yang bisa
saja berasal dari puntung rokok, percikan bara dari perapian yang jatuh ke karpet maupun dari
peralatan listrik rumah tangga. Terjadinya kebakaran ini acapkali sangat sulit terdeteksi sejak
dini, kebanyakan manusia mengetahui kebakaran setelah api menjadi besar dan sulit
dipadamkan. Sistem dikatakan baik untuk mendeteksi kebakaran jika ada sensor yang mampu
mendeteksi kebakaran sejak ini. Kebakaran biasanya ditandai dengan adanya perubahan suhu
yang melebihi suhu normal dan terdapat kepulan asap.
Pada pemadam kebakaran ini, digunakan dua sensor yaitu sensor asap dan sensor suhu. Sistem
akan bekerja ketika terdapat suhu dan asap, hal ini untuk menghindari adanya kesalahan yang
diakibatkan kenaikan suhu akibat sinar matahari ataupun kepulan asap akibat rokok. Pada alat ini
terdapat dua keluaran, yaitu suara sirine dan pompa air yang secara otomatis aktif atau non aktif.
Selain itu, kelebihan alat ini adalah adanya tampilan suhu yang linear : LM35 dan batas suhu
normal yang bisa diatur dengan key pad. Hal ini bisa memudahkan kaliberasi alat, misalnya alat
dipasang pada ruangan yang dingin atau ber-AC maka batas suhu normal bias diperkecil dan jika
alat dipasang pada ruangan panas makan batas suhu normal bisa diperkecil.
1.2. PERANCANGAN PERANGKAT KERAS
Pada sistem perangkat keras (hardware) untuk sistem keamanan kebakaran ini dapat dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu bagian sistem kontrol, bagian sistem sensor, dan bagian sistem penampil
(display). Masing-masing bagian sistem tersebut terdapat beberapa komponen pendukung
dimana komponen pendukung tersebut mempunyai fungsi menurut bagiannya sendiri-sendiri.

Gambar 1.1. Diagram Blok sistem keamanan kebakaran.

Sistem dimulai dari pendeteksi suhu dan pendeteksi asap, dimana pada satu ruangan dipasang
pendeteksi suhu dan pendeteksi asap. Sistem akan bekerja saat suhu ruangan lebih dari batas
yang telah ditetapkan dan terdapat asap pada ruangan tersebut.
Saat terdapat asap tebal dalam ruangan maka keluaran rangkaian pendeteksi asap yang terhubung
dengan komparator akan berlogika 0, sebaliknya jika tidak terdapat asap tebal dalam ruangan
maka nilai keluaran rangkaian pendeteksi asap yang terhubung dengan komparator akan
berlogika 1. keluaran ini akan masuk ke mikrokontroler.
Mikrokontroler akan menghidupkan alarm dan pompa air hanya jika terdapat asap tebal dan suhu
ruangan melampaui batas yang telah ditetapkan, hal ini untuk menghindari kesalahan alarm yang
dikarenakan asap rokok maupun kenaikan suhu yang disebabkan sinar matahari. Jika kedua
kondisi terpenuhi maka mikrokontroler akan menghidupkan alarm, dan pompa air.
Sehingga mikrokontroler dalam sistem pemadam kebakaran ini merupakan system pengolah data
utama dimana semua operasi aritmatika dan operasi logika. Untuk keperluan pengukuran dan
pengendalian secara lengkap ditangani oleh software sehingga dapat menghemat rangkaian
kendali yang bersifat hardware.
Berdasarkan blok diagram diatas, Anda dapat membuat rangkaian sistem pemadam kebakaran.
Rangkaian sistem pemadam kebakaran ditunjukan pada gambar 13.2. Port P2 mikrokontroller
terhubung pada port data ADC, sedangkan pin CS, RD, WR, dan INT terhubung port P0.4, P0.5,
P0.6 dan P0.7 pada port mikrokontroller. Pin data LCD D4, D5, D6, dan D7 terhubung pada port
P1.4, P1.5, P1.6, dan P1.7 mikrokontroller, sedangkan untuk pin RS dan EN pada pin LCD
terhubung port P1.0 dan P1.1.
Alarm tanda kebakaran dan pompa air terhubung pada pin P3.2 dan P3.3. Sensor suhu yang
berupa LM35 terhubung dengan input ADC, sedangkan sensor asap terhubung dengan
komparator. Komparatoe ini akan membandingkan tegangan yang dikeluarkan sensor asap
dengan setting pada komparator. Pin keluaran dari komparator akan terhubung pada pin P3.2

Gambar 1.2. Rangkaian sistem keamanan kebakaran.


13.3. PEMROGRAMAN SISTEM KEAMANAN KEBAKARAN
Setelah rangkaian sistem keamanan kebakaran, maka sekarang saatnya Anda membuat program
yang digunakan untuk menghidupkan sistem keamanan kebakaran tersebut.
Flowchart

Gambar 1.3. Flowchart program sistem keamanan kebakaran

Anda mungkin juga menyukai