Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA TANAMAN
“UJI LIPID”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Biokimia Tanaman

Disusun Oleh:
Nama : Ahmad Yusuf Wigananda
NIM : 4442180117
Kelas :2B
Kelompok : 2 (Dua)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
berkah, karunia dan rahmat yang selalu dilimpahkan-Nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum biokimia tanaman dengan judul “Uji Lipid”
dengan tepat waktu.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kelancaran pembuatan laporan praktikum ini, yaitu kepada kedua
orang tua, keluarga, teman-teman dan juga para kakak tingkat yang senantiasa
memberi pengarahan guna kelancaran pembuatan laporan praktikum ini. Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Biokimia Tanaman
yaitu Ibu Vega Yosepa Pamela, ST., M. Si. dan para asisten laboratorium yaitu
Indah Permata Sari dan Ayunda Mayadita Utami yang telah membimbing
jalannya praktikum ini.
Penulis menyadari laporan praktikum ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca. Akhir kata penulis mengharapkan agar laporan praktikum ini dapat
bermanfaat bagi diri penulis pribadi maupun para pembaca, Terimakasih.

Serang, April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Lipid .........................................................................................2
2.2 Klasifikasi Lipid ....................................................................................3
2.3 Fungsi Lipid ...........................................................................................4
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu ............................................................................. 6
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................... 6
3.3 Cara Kerja .......................................................................................... 6
BAB IV HASIL DAN PENGAMATAN
4.1 Hasil ........................................................................................................7
4.2 Pembahasan......................................................................................... 7
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ...........................................................................................11
5.2 Saran .................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pengamatan Sifat Emulsififikasi ....................................................... 7


Tabel 2. Hasil Pengamatan Sifat Larut Lemak ......................................................... 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Untuk mendukung metabolisme kehidupan mahluk hidup di bumi,
maka banyak hal yang mnejadi penting untuk diperoleh guna
mempertahankan kehidupan. Ada banyak macam zat–zat atau molekul yang
berperan langsung terhadap proses metabolisme. Banyak zat–zat yang bisa
diperoleh baik dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh manusia. Salah satu
dari contohnya merupakan lipid atau lemak.
Lipid dipergunakan untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa yang
terjadi secara alami, yang berupa ester dan asam lemak. Didalam organisme
hidup lipid mempunyai fungsi utama sebagai sumber makanan cadangan
dengan konsentrasi yang tinggi. Lipid adalah sekelompok senyawa organik
yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan memegang
peranan yang penting dalam struktur dan fungsi sel.
Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangatlah sukar,
sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang
serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda.
Walaupun demikian, para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan
senyawa organik yang kelompok yang disebut lipid. Karena lipid memiliki
fungsi yang sangat penting dalam kehidupan, maka dilakukan praktikum uji
lipid ini agar mahasiswa dapat mengetahui lebih banyak ilmu tentang lipid
dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui sifat-sifat lemak secara
umum, sehingga memudahkan mahasiswa dalam mengidentifikasi
kandungan lipid.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Lipid


Lipid didenifisikan sebagai senyawa yang tak larut dalam air yang
diekstraksi dari mahluk hidup dengan menggunakan pelarut nonpolar.
Istilah lipid mencakup golongan senyawa-senyawa yang memiliki
keanekaragaman struktur, dan tidak ada skema penggolongan lipid yang
bisa diterima di seluruh dunia. Ciri khas yang umum dijumpai di semua
lipid adalah kandungan hidrokarbonnya diturunkan dari polimerisasi asetat
yang diikuti dengan reduksi rantai segera setelah rantai itu terbentuk
contohnya, polimerisasi asetat menghasilkan rantai hidrokarbon linear yang
panjang. Asam lemak yang terjadi pada proses hidrolisasi lemak, mengalami
proses hidrolisis lemak, mengalami proses oksidasi dan menghasilkan asetil
koenzim A (Poedjiadi, 2006).
Suatu lipid tak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
non polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Lipid adalah senyawa
yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang kadang-kadang
mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik seperti eter, aseton, kloroform, dan benzene. Fungsi lipid
seperti minyak dan lemak sebagai nutrisi dan juga merupakan sumber energi
utama yang digunakan sebagai energi cadangan makanan yang disimpan
pada jaringan adiposa dalam tubuh, dalam bentuk lipoprotein fosfalipid
yang berfungsi sebagai pengangkut zat-zat yang melewati membran sel.
Steroid senyawa-senyawa memiliki beberapa fungsi misalnya kolestrol
berperan dalam proses pengangkutan lemak dalam tubuh. Estrogen dan
testoleron berfungsi sebagai hormon kelamin: dehidroksikolestrol dan
ergastrol berperan sebagai provitamin D (Sakinah, 2011).
Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol, kedua istilah
ini berarti “triester (dari) gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak dan
minyak bersifat tak tentu yang mana pada temperatur kamar lemak
berbentuk padat dan minyak bersifat cair. Sebagian besar gliserida pada

2
hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan
cenderung berupa minyak (Ketaren, 1986).

2.2 Klasifikasi Lipid


Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam
lemaknya. Adapun penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak
jenuh Lemak yang mengandung asam-asam lemak jenuh, yaitu asam lemak
yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dalam lemak hewani misalnya lemak
babi dan lemak sapi, kandungan asam lemak jenuhnya lebih dominan. Asam
lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap. Jenis
asam lemak ini dapat di identifikasi dengan reaksi adisi, dimana ikatan
rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak jenuh (Sakinah,
2011).
Asam lemak penyusun lipid ada dua macam, yaitu asam lemak jenuh
dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh molekulnya
mempunyai ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Halogen dapat bereaksi
cepat dengan atom C pada rantai yang ikatannya tidak jenuh (peristiwa
adisi). Lipid yang mengandung asam lemak tidak jenuh bersifat cairan pada
suhu kamar, disebut minyak, sedangkan lipid yang mengandung asam lemak
jenuh bersifat padat yang sering disebut lemak (Pratt, 1992).
Lipid dibagi atas 3 golongan yaitu, Lipid sederhana yang terdiri atas
ester dari asam-asam lemak gliserol. Ada 3 jenis lemak sederhana yaitu,
lemak yang strukturalnnya pada dalam suhu kamar, minyak yang
strukturnya cair dalam suhu kamar dan lilin atau malam yang merupakan
ester asam lemak dengan alkohol. Lipid campuran fosfolifid ester yang
mengandung asam lemak dan yang mengandung gugus lain yang terikat
pada alkohol misalnya fosfolipida dan glikopida. Derivat lipid adalah zat
yang berasal dari hasil hidrolisis zat-zat tersebut antara lain lemak jenuh dan
tidak jenuh, alkohol, gliserol, sterol, dan lemak aldehid. Lipid tidak
memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa
golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang

3
dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu Asam lemak, Lemak
dan fosfolipid (Sakinah, 2011).

2.3 Fungsi Lipid


Lipid (Lemak) merupakan nutrisi yang penting kepada tubuh manusia.
Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga tubuh.Nomenklatur lainnya penting
kepada bayi dan kanak-kanak di mana lemak memberi bekal dalam bentuk
kalori untuk menghasilkan tenaga serta berfungsi di dalam keseimbangan
cairan tubuh, tekanan osmotik, keseimbangan asid-bes serta aktivitas
elektrofisiologi otot dan sistem saraf.Lemak pula digunakan sebagai atribut
rasa dan tekstur makanan.Penggunaan secara banyak di dalam industri
makanan telah menimbulkan kebimbangan kepada pengguna terhadap
kandungan nutrisi di dalam makanan terproses ini (Purwo, 1993).
Secara umum dapat dikatakan bahwa lipid memenuhi fungsi dasar bagi
manusia, yaitu (Robert, 2002) :
 Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak.
 Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada
membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan
protein demi menjalankan aliranair ion, dan molekul lain, keluar dan
masuk kedalam sel
 Lipid dapat berguna sebagai penyerap dan pembawa vitamin A, D, E
dan K.
 Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan
melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.
 Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energy di dalam tubuh
dan komponen yang membentuk membrane semua jenis sel.
 Sebagai hormon dan vitamin. Hormon mengatur komunikasi antar sel,
sedangkan vitamin membantu regulasi proses-proses biologis
 Pembentukan sel dan sumber asam lemak esensial; yang bersifat
sebagai pemeliharadan integritas membran sel, mengoptimalkan transpor
lipid (karena keterbatasanfosfolipid sebagai agen pengemulsi.

4
 Lipid sebagai sumber steroid, yang sifatnya meningkatkan fungsi-
fungsi biologisyang penting Contoh : Sterol (kolesterol) dilibatkan dalam
sistem pemeliharaanmembran, untuk transpor lipid dan sebagai prekursor
vitamin D3 asam empedu dan,adrenal dan kortikosteroid).
 Dari aspek teknologi makanan, lipid bertindak sebagai pelicin makanan
yangberbentuk pellet, sebagai zat yang mereduksi kotoran dalam makanan
dan berperandalam kelezatan makanan.
Jaringan lemak berfungsi juga sebagai bantalan organ-organ tubuh
tertentu, yang memberikan fiksasi organ tertentu, seperti biji mata dan
ginjal. Kebutuhan lemak tidak dinyatakan secara mutlak. WHO
menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 15-30% kebutuhan energi total
dianggap baik untuk kesehatan. Jumlah ini memenuhi kebutuhan akan asam
lemak esensial dan untuk membantu penyerapan vitamin larut lemak.
Diantara lemak yang dikonsumsi sehari dianjurkan paling banyak 10% dari
kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, dan 3-7% dari lemak tidak
jenuh ganda.konsumsi kolesterol yang dianjurkan adalah ≤ 300mg per hari
(Trilaksani, 2003).

5
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum “Uji Lipid” ini di laksanakan pada hari Jum’at, 26 April
2019 pukul 07.00 - 09.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Bioteknologi,
Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu tabung reaksi,
rak tabung reaksi pipet tetes, pipet ukur, bulb, hot plate, dan gelas beker.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah air,
minyak goreng “Resto”, larutan Na2CO3 0,5 %, alkohol 96%, kloroform,
sabun cuci piring “Mama Lemon”, kertas label, dan tisu.

3.2 Cara Kerja


Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum “Lipid” kali ini yaitu:
3.3.1 Sifat emulsi lemak
1. Dimasukkan air ke dalam 3 buah tabung reaksi masing-masing
sebanyak 5 ml.
2. Ditambahkan 1 tetes minyak pada tabung 1 lalu dikocok kuat-kuat.
Ditambahkan 3 tetes Na2CO3 0,5 % dan 1 tetes minyak pada tabung 2
lalu segera dikocok kuat-kuat. Dan ditambahkan 3 tetes larutan sabun
dan 1 tetes minyak lalu segera dikocok kuat-kuat.
3. Perhatikan reaksi yang terjadi.

3.3.2 Sifat larut lemak


1. Dimasukkan ke dalam 4 buah tabung reaksi masing-masing 2 ml lautan
air, alkohol 96 %, alkohol 96 % panas, kloroform.
2. Ditambahkan 2 tetes minyak ke dalam masing-masing tabung reaksi.
3. Dikocok sebentar lalu perhatikan reaksinya.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Sifat Emulsifikasi

No Perlakuan Sampel Keterangan


1 Air Minyak Tidak Larut

2 Air + Na2CO3 Minyak Tidak Larut

3 Air Minyak + Sabun Larut

Tabel 2. Hasil Pengamatan Sifat Larut Lemak

No Pelarut Sampel Keterangan

1 Air Minyak Tidak Larut

2 Alkohol 96% Minyak Tidak Larut

3 Alkohol 96% (panas) Minyak Tidak Larut

4 Kloroform Minyak Larut

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini adalah tentang uji lipid, dimana Lipid berasal
dari bahasa yunani, lipos yang artinya lemak. Merupakan sekelompok besar
senyawa alam yang tak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik non polar seperti n-heksan, kloroform, dan dietil eter. Lemak dan
minyak merupakan salah satu bagian terbesar dan terpenting bagi kehidupan
yaitu sebagai komponen makanan utama bagi organisme hidup. Lemak dan
minyak juga penting bagi manusia karena adanya asam-asam lemak esensial
yang terkandung di dalamnya, fungsi lainnya yaitu dapat melarutkan
vitamin A, D, E, dan K yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Pada percobaan pertama yaitu tentang sifat emulsi lemak. Emulsi
adalah salah satu campuran yang terdiri dari zat yang tidak tercampur atau
tidak homogen, seperti air dan minyak, pengemulsi adalah zat yang

7
menstabilkan emulsi yang biasanya berupa protein. Hal ini sejalan dengan
yang dijelaskan oleh Panagan (2012), bahwa emulsi adalah dispersi atau
suspensi metastabil suatu cairan dalam cairan lain dimana keduanya tidak
saling melarutkan. Agar terbentuk emulsi yang stabil, diperlukan suatu zat
pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying agent, yang berfungsi
menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Bahan
emulsifier dapat berupa protein, gom, sabun, atau garam empedu. Daya
kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat
terikat, baik pada minyak ataupun air.
Pada percobaan pertama ini diperoleh hasil seperti pada tabel. Pada
pengamatan yang dilakukan pada tabung I yang diisi dengan air lalu
ditambahkan minyak. Terbentuk emulsi tetapi emulsinya stabil atau dengan
kata lain bahwa kedua cairan ini tidak larut (tidak menyatu), larutan
mengalami emulsi stabil dikarenakan adanya emulsigator pada reagen uji
sehingga kondisinya stabil salah satu sifat dari lipid juga ialah tidak dapat
m,enyatu dengan air. Hal ini juga dijelaskan Sakinah (2011), yang
menyatakan bahwa suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang
terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik non polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter.
Pada tabung II yang diisi dengan air lalu ditambahkan minyak, dan
Na2CO3 mengalami emulsi yang stabil karena ketiga cairan ini tidak dapat
menyatu (tidak larut). Larutan mengalami emulsi tidak stabil dikarenakan
tidak adanya emulsigator pada reagen uji sehingga kondisinya stabil. Jika
larutan Na2CO3 ditambahkan dengan minyak maka akan menjadi sabun.
Dimana sabun tidak dapat larut dalam lemak. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Robert (2002), minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk
emulsi yang stabil, karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak
bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif
permukan, sehingga tetes minyak menjadi tersebar seluruhnya.
Pada tabung III yang diisi dengan air lalu ditambahkan minyak serta
larutan sabun mengalami emulsi tapi tidak stabil karena ketiga cairan ini
dapat menyatu (larut), karena sabun merupakan larutan yang bersifat basa

8
sehingga dapat saling berikatan dengan ikatan minyak. Larutan mengalami
emulsi tidak stabil dikarenakan tidak adanya emulsigator pada reagen uji
sehingga kondisinya stabil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Poedjiadi
(2006), yang menyatakan bahwa sabun digunakan sebagai bahan pembersih
kotoran, terutama kotoran yang bersifat lemak atau minyak karena sabun
dapat mengemulsikan lemak atau minyak. Lemak mempunyai sifat tidak
larut dan teremulsi dalam air.
Uji kedua yang dilakukan adalah uji tentang kelarutan lemak. Bahan
pelarut yang digunakan yaitu air, Alkohol 96%, dan Kloroform. Uji
kelarutan ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid
terdahadap berbagai macam pelarut, menurut Garjito (1980), menyatakan
dalam uji ini kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila
lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersbut tidak
akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya
akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar.
Pada tabung I yaitu minyak dan air antara kedua larutan tersebut tidak
larut melainkan hanya bercampur sementara, setelah didiamkan sesaat,
larutan kembali seperti semula. Hal ini disebabkan karena sifat lemak yang
terdapat ada minyak yang tidak bisa bercampur dengan air.
Pada tabung II yaitu tabung yang berisi larutan alkohol 96% dan
minyak setelah dilarutkan dan dikocok sebentar didapatkan hasil bahwa
antara kedua larutan tersebut larut, namun tidak larut sempurna, maka
digolongkan kedalam tidak larut, minyak hanya akan larut sempurna dalam
pelarut organik. Pada tabung kedua ini, warna larutan berupa bening, dan
antara minyak dan alkohol masih bisa dilihat adanya pemisahan meskipun
sedikit dan tidak sebanyak pada larutan air dan minyak. Hal ini sesuai
dengan pendapat Panagan (2012) bahwa pada umumnya lemak atau minyak
tidak larut dalam air, tetapi sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna
dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, aseton, benzena, atau pelarut
non polar lainnya.
Pada tabung reaksi III, hasil yang diperoleh setelah dilakukan uji yaitu
bahwa larutan alkohol 96% panas dan minyak menyatu. Hasil ini sama

9
dengan hasil dari tabung yang kedua karena menggunakan bahan yang sama
namun bedanya alkohol pada tabung ketiga dipanaskan terlebih dahulu.
Hasil yang didapat ini bertentangan dengan pendapat Panagan (2012), yang
menyatakan bahwa alkohol panas larut dengan minyak karena suhu yang
tinggi sehingga mengakibatkan kedua larutan tersebut larut dengan
sempurna. Pada hakekatnya, asam lemak tidak jenuh memiliki titik lebur
yang lebih rendah dibandingkan asam lemak jenuh. Contohnya, asam lemak
jenuh C18 (asam stearat) memiliki titih didih 70oC; suatu bentuk monoenoat
(asam oleat) melebur pada 13oC dan suatu bentuk dienoat (asam linoleat)
pada -5oC.
Pada tabung IV yaitu tabung reaksi yang berisi larutan minyak dan
kloroform hasilnya yaitu antara kedua larutan tersebut larut dengan
sempurna karena kloroform termasuk kedalam pelarut organik sehingga
dipastikan akan larut dalam lemak. Minyak dapat larut dalam eter dan
kloroform karena minyak dapat larut dalam pelarut non polar seperti eter
dan kloroform. Menurut Haernuryadin (2015), bahwa pelarut polar akan
melarutkan senyawa polar, dan pelarut nonpolar akan melarutkan senyawa
nonpolar. Memang benar bahwa pelarut organik termasuk didalamnya
kloroform mampu melarutkan minyak. Kloroform merupakan pelarut
nonpolar sehingga kedua buah tersebut dapat bersatu.

10
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
lipid adalah sekelompok besar senyawa alam yang tak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organik non polar. Pada uji pembentukan emulsi
digunakan 3 tabung reaksi dengan larutan yang berbeda-beda. Pada tabung
yang berisi air dan minyak menunjukkan bahwa antara kedua larutan
tersebut tidak dapat larut, pada tabung kedua yang berisi air dan minyak
serta Na2CO3, hasilnya larutan tersebut tidak larut karena minyak akan
berubah menjadi sabun jika ditambahkan dengan soda (Na2CO3), pada
tabung ketiga menunjukkan hasil yang berbeda dari tabung pertama dan
kedua dimana campuran dari minyak air dan sabun ketiga bahan tersebut
dapat larut. Pada uji kelarutan lemak, hasil yang dapat dilihat dari tabung
pertama, minyak dan air tidak larut karena sifat lemak yang memang tidak
dapat larut pada air, pada tabung kedua yaitu air dan alkohol 96% larutan
tersebut larut namun tidak sempurna maka digolongkan tidak larut, sama
halnya pada tabung reaksi yang ketiga yaitu alkohol 96% panas dan air tidak
larut. Sedangkan pada tabung terakhir yang berisi kloroform dan minyak,
kedua larutan tersebut larut dengan sempurna karena kloroform merupakan
pelarut organik.

5.2 Saran
Sebaiknya praktikan memahami terlebih dahulu metode yang akan
dilakukan. Alat yang digunakan harus dalam keadaan bersih dan harus
berhati hati saat penggunaan sampel karena mudah rusak, serta dalam
melakukan uji tersebut praktikan harus lebih seksama dan teliti dalam
melakukan perhitungan agar hasil yang didapat juga tidak salah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Pratt, Pandjiwidjaja. 1992. Teknologi Minyak dan Lemak I. Bogor: Jurusan


Teknologi Industri Fateta Institut Pertanian Bogor.
Trilaksani,W.2011. Antioksidan Jenis, Sumber, Mekanisme Kerja, dan peran
terhadap kesehatan. Bogor: IPB
Ketaren.1986. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan.Jakarta: Universitas
Indonesia press.
Garjito, M. 1980. Minyak: Sumber, penanganan, pengelolahan, dan pemurnian.
Yogyakarta: Fakultas Teknologi pertanian UGM.
Panagan, Almunady, dkk. 2012. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Asam Lemak
Tak Jenuh Omega-3, Omega-6 dan Karakterisasi Minyak. Vol. 15, No. 3
Poedjiadi, Anna, 2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia
PRESS
Purwo, Arbianto. 1993. Konsep-konsep Dasar Biokimia. Bandung: Kimia Farma-
Institut Teknik Bandung.
Robert K. Murray. 2002, Biokimia Harper. Jakarta: Erlangga.
Haernuryadin, Kevin. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan Lemak
Hewani Pada Minyak Ikan. Jurnal Biokimia. No. 2, Vol. 1.
Sakinah, S.Q. 2011. Pengaruh Pemberian Asam Lemak Tak Jenuh Kepada Anak-
Anak Usia Balita Terhadap Tumbuh Kembang Anak. Jurnal Terpadu
Kesehatan Masyarakat. N0.3, Vol. 4.

12
LAMPIRAN

Tabung reaksi dan Pipet ukur Bulb


Rak tabung reaksi

Pipet tetes Gelas beker Hot plate

Air Minyak goreng “Resto” Na2CO3 0,5 %

13
Alkohol 96% Kloroform Sabun cuci piring
“Mama Lemon”

Tisu Hasil pengamatan sifat Hasil pengamatan sifat


emulsifikasi larut lemak

14

Anda mungkin juga menyukai