BIOKIMIA TANAMAN
“UJI LIPID”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Biokimia Tanaman
Disusun Oleh:
Nama : Ahmad Yusuf Wigananda
NIM : 4442180117
Kelas :2B
Kelompok : 2 (Dua)
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
berkah, karunia dan rahmat yang selalu dilimpahkan-Nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum biokimia tanaman dengan judul “Uji Lipid”
dengan tepat waktu.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kelancaran pembuatan laporan praktikum ini, yaitu kepada kedua
orang tua, keluarga, teman-teman dan juga para kakak tingkat yang senantiasa
memberi pengarahan guna kelancaran pembuatan laporan praktikum ini. Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Biokimia Tanaman
yaitu Ibu Vega Yosepa Pamela, ST., M. Si. dan para asisten laboratorium yaitu
Indah Permata Sari dan Ayunda Mayadita Utami yang telah membimbing
jalannya praktikum ini.
Penulis menyadari laporan praktikum ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca. Akhir kata penulis mengharapkan agar laporan praktikum ini dapat
bermanfaat bagi diri penulis pribadi maupun para pembaca, Terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Untuk mendukung metabolisme kehidupan mahluk hidup di bumi,
maka banyak hal yang mnejadi penting untuk diperoleh guna
mempertahankan kehidupan. Ada banyak macam zat–zat atau molekul yang
berperan langsung terhadap proses metabolisme. Banyak zat–zat yang bisa
diperoleh baik dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh manusia. Salah satu
dari contohnya merupakan lipid atau lemak.
Lipid dipergunakan untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa yang
terjadi secara alami, yang berupa ester dan asam lemak. Didalam organisme
hidup lipid mempunyai fungsi utama sebagai sumber makanan cadangan
dengan konsentrasi yang tinggi. Lipid adalah sekelompok senyawa organik
yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan memegang
peranan yang penting dalam struktur dan fungsi sel.
Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangatlah sukar,
sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang
serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda.
Walaupun demikian, para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan
senyawa organik yang kelompok yang disebut lipid. Karena lipid memiliki
fungsi yang sangat penting dalam kehidupan, maka dilakukan praktikum uji
lipid ini agar mahasiswa dapat mengetahui lebih banyak ilmu tentang lipid
dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui sifat-sifat lemak secara
umum, sehingga memudahkan mahasiswa dalam mengidentifikasi
kandungan lipid.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan
cenderung berupa minyak (Ketaren, 1986).
3
dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu Asam lemak, Lemak
dan fosfolipid (Sakinah, 2011).
4
Lipid sebagai sumber steroid, yang sifatnya meningkatkan fungsi-
fungsi biologisyang penting Contoh : Sterol (kolesterol) dilibatkan dalam
sistem pemeliharaanmembran, untuk transpor lipid dan sebagai prekursor
vitamin D3 asam empedu dan,adrenal dan kortikosteroid).
Dari aspek teknologi makanan, lipid bertindak sebagai pelicin makanan
yangberbentuk pellet, sebagai zat yang mereduksi kotoran dalam makanan
dan berperandalam kelezatan makanan.
Jaringan lemak berfungsi juga sebagai bantalan organ-organ tubuh
tertentu, yang memberikan fiksasi organ tertentu, seperti biji mata dan
ginjal. Kebutuhan lemak tidak dinyatakan secara mutlak. WHO
menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 15-30% kebutuhan energi total
dianggap baik untuk kesehatan. Jumlah ini memenuhi kebutuhan akan asam
lemak esensial dan untuk membantu penyerapan vitamin larut lemak.
Diantara lemak yang dikonsumsi sehari dianjurkan paling banyak 10% dari
kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, dan 3-7% dari lemak tidak
jenuh ganda.konsumsi kolesterol yang dianjurkan adalah ≤ 300mg per hari
(Trilaksani, 2003).
5
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Sifat Emulsifikasi
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini adalah tentang uji lipid, dimana Lipid berasal
dari bahasa yunani, lipos yang artinya lemak. Merupakan sekelompok besar
senyawa alam yang tak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik non polar seperti n-heksan, kloroform, dan dietil eter. Lemak dan
minyak merupakan salah satu bagian terbesar dan terpenting bagi kehidupan
yaitu sebagai komponen makanan utama bagi organisme hidup. Lemak dan
minyak juga penting bagi manusia karena adanya asam-asam lemak esensial
yang terkandung di dalamnya, fungsi lainnya yaitu dapat melarutkan
vitamin A, D, E, dan K yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Pada percobaan pertama yaitu tentang sifat emulsi lemak. Emulsi
adalah salah satu campuran yang terdiri dari zat yang tidak tercampur atau
tidak homogen, seperti air dan minyak, pengemulsi adalah zat yang
7
menstabilkan emulsi yang biasanya berupa protein. Hal ini sejalan dengan
yang dijelaskan oleh Panagan (2012), bahwa emulsi adalah dispersi atau
suspensi metastabil suatu cairan dalam cairan lain dimana keduanya tidak
saling melarutkan. Agar terbentuk emulsi yang stabil, diperlukan suatu zat
pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying agent, yang berfungsi
menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Bahan
emulsifier dapat berupa protein, gom, sabun, atau garam empedu. Daya
kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat
terikat, baik pada minyak ataupun air.
Pada percobaan pertama ini diperoleh hasil seperti pada tabel. Pada
pengamatan yang dilakukan pada tabung I yang diisi dengan air lalu
ditambahkan minyak. Terbentuk emulsi tetapi emulsinya stabil atau dengan
kata lain bahwa kedua cairan ini tidak larut (tidak menyatu), larutan
mengalami emulsi stabil dikarenakan adanya emulsigator pada reagen uji
sehingga kondisinya stabil salah satu sifat dari lipid juga ialah tidak dapat
m,enyatu dengan air. Hal ini juga dijelaskan Sakinah (2011), yang
menyatakan bahwa suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang
terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik non polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter.
Pada tabung II yang diisi dengan air lalu ditambahkan minyak, dan
Na2CO3 mengalami emulsi yang stabil karena ketiga cairan ini tidak dapat
menyatu (tidak larut). Larutan mengalami emulsi tidak stabil dikarenakan
tidak adanya emulsigator pada reagen uji sehingga kondisinya stabil. Jika
larutan Na2CO3 ditambahkan dengan minyak maka akan menjadi sabun.
Dimana sabun tidak dapat larut dalam lemak. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Robert (2002), minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk
emulsi yang stabil, karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak
bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif
permukan, sehingga tetes minyak menjadi tersebar seluruhnya.
Pada tabung III yang diisi dengan air lalu ditambahkan minyak serta
larutan sabun mengalami emulsi tapi tidak stabil karena ketiga cairan ini
dapat menyatu (larut), karena sabun merupakan larutan yang bersifat basa
8
sehingga dapat saling berikatan dengan ikatan minyak. Larutan mengalami
emulsi tidak stabil dikarenakan tidak adanya emulsigator pada reagen uji
sehingga kondisinya stabil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Poedjiadi
(2006), yang menyatakan bahwa sabun digunakan sebagai bahan pembersih
kotoran, terutama kotoran yang bersifat lemak atau minyak karena sabun
dapat mengemulsikan lemak atau minyak. Lemak mempunyai sifat tidak
larut dan teremulsi dalam air.
Uji kedua yang dilakukan adalah uji tentang kelarutan lemak. Bahan
pelarut yang digunakan yaitu air, Alkohol 96%, dan Kloroform. Uji
kelarutan ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid
terdahadap berbagai macam pelarut, menurut Garjito (1980), menyatakan
dalam uji ini kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila
lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersbut tidak
akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya
akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar.
Pada tabung I yaitu minyak dan air antara kedua larutan tersebut tidak
larut melainkan hanya bercampur sementara, setelah didiamkan sesaat,
larutan kembali seperti semula. Hal ini disebabkan karena sifat lemak yang
terdapat ada minyak yang tidak bisa bercampur dengan air.
Pada tabung II yaitu tabung yang berisi larutan alkohol 96% dan
minyak setelah dilarutkan dan dikocok sebentar didapatkan hasil bahwa
antara kedua larutan tersebut larut, namun tidak larut sempurna, maka
digolongkan kedalam tidak larut, minyak hanya akan larut sempurna dalam
pelarut organik. Pada tabung kedua ini, warna larutan berupa bening, dan
antara minyak dan alkohol masih bisa dilihat adanya pemisahan meskipun
sedikit dan tidak sebanyak pada larutan air dan minyak. Hal ini sesuai
dengan pendapat Panagan (2012) bahwa pada umumnya lemak atau minyak
tidak larut dalam air, tetapi sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna
dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, aseton, benzena, atau pelarut
non polar lainnya.
Pada tabung reaksi III, hasil yang diperoleh setelah dilakukan uji yaitu
bahwa larutan alkohol 96% panas dan minyak menyatu. Hasil ini sama
9
dengan hasil dari tabung yang kedua karena menggunakan bahan yang sama
namun bedanya alkohol pada tabung ketiga dipanaskan terlebih dahulu.
Hasil yang didapat ini bertentangan dengan pendapat Panagan (2012), yang
menyatakan bahwa alkohol panas larut dengan minyak karena suhu yang
tinggi sehingga mengakibatkan kedua larutan tersebut larut dengan
sempurna. Pada hakekatnya, asam lemak tidak jenuh memiliki titik lebur
yang lebih rendah dibandingkan asam lemak jenuh. Contohnya, asam lemak
jenuh C18 (asam stearat) memiliki titih didih 70oC; suatu bentuk monoenoat
(asam oleat) melebur pada 13oC dan suatu bentuk dienoat (asam linoleat)
pada -5oC.
Pada tabung IV yaitu tabung reaksi yang berisi larutan minyak dan
kloroform hasilnya yaitu antara kedua larutan tersebut larut dengan
sempurna karena kloroform termasuk kedalam pelarut organik sehingga
dipastikan akan larut dalam lemak. Minyak dapat larut dalam eter dan
kloroform karena minyak dapat larut dalam pelarut non polar seperti eter
dan kloroform. Menurut Haernuryadin (2015), bahwa pelarut polar akan
melarutkan senyawa polar, dan pelarut nonpolar akan melarutkan senyawa
nonpolar. Memang benar bahwa pelarut organik termasuk didalamnya
kloroform mampu melarutkan minyak. Kloroform merupakan pelarut
nonpolar sehingga kedua buah tersebut dapat bersatu.
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
lipid adalah sekelompok besar senyawa alam yang tak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organik non polar. Pada uji pembentukan emulsi
digunakan 3 tabung reaksi dengan larutan yang berbeda-beda. Pada tabung
yang berisi air dan minyak menunjukkan bahwa antara kedua larutan
tersebut tidak dapat larut, pada tabung kedua yang berisi air dan minyak
serta Na2CO3, hasilnya larutan tersebut tidak larut karena minyak akan
berubah menjadi sabun jika ditambahkan dengan soda (Na2CO3), pada
tabung ketiga menunjukkan hasil yang berbeda dari tabung pertama dan
kedua dimana campuran dari minyak air dan sabun ketiga bahan tersebut
dapat larut. Pada uji kelarutan lemak, hasil yang dapat dilihat dari tabung
pertama, minyak dan air tidak larut karena sifat lemak yang memang tidak
dapat larut pada air, pada tabung kedua yaitu air dan alkohol 96% larutan
tersebut larut namun tidak sempurna maka digolongkan tidak larut, sama
halnya pada tabung reaksi yang ketiga yaitu alkohol 96% panas dan air tidak
larut. Sedangkan pada tabung terakhir yang berisi kloroform dan minyak,
kedua larutan tersebut larut dengan sempurna karena kloroform merupakan
pelarut organik.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan memahami terlebih dahulu metode yang akan
dilakukan. Alat yang digunakan harus dalam keadaan bersih dan harus
berhati hati saat penggunaan sampel karena mudah rusak, serta dalam
melakukan uji tersebut praktikan harus lebih seksama dan teliti dalam
melakukan perhitungan agar hasil yang didapat juga tidak salah.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
13
Alkohol 96% Kloroform Sabun cuci piring
“Mama Lemon”
14