Anda di halaman 1dari 2

HIKMAT

1 Raja-Raja 10:1-10
Markus 7:14-23

Dalam 1 Raja-Raja 10:1-10, diceriterakan tentang


kunjungan Ratu negeri Syeba ke Istana Salomo. Ratu Syeba tidak
percaya dan ingin membuktikan berita tentang Raja Salomo yang
penuh hikmat dan bijaksana.
Peristiwa itu terjadi sekitar abad ke enam Sebelum Masehi.
Pada masa itu belum ada suatu jaringan alat komunikasi dalam
bentuk apapun; belum ada telephon, Wa, FB dll. Setiap berita yang
beredar itu hanya berlangsung dari mulut ke mulut saja. Berita
tentang raja Salomo yang bijaksana yang melayani Allah yang
berkuasa ini terdengar dan sampai juga kepada ratu negeri Syeba di
daerah Arab Selatan yang jaraknya sangat jauh, yaitu sekitar 1.200
mil letaknya ke arah selatan Yerusalem. Ratu Syeba datang untuk
membuktikan apakah benar berita yang dia dengar tentang Salomo.
Waktu yang diperlukan untuk menempuh perjalanan sejauh
1200 mil itu adalah sekitar 60 hari, kurang lebih selama 2 bulan.
Perjalanan panjang yang harus ditempuh ini bukanlah menjadi
penghalang bagi ratu Syeba karena hatinya sangat merindukan
hikmat. Melalui kisah ratu Syeba ini kita dapat belajar mengenai
betapa berharganya nilai dari hati yang memilki hikmat, nilainya
melebihi kekayaan materi, bahkan emas dan permata.
Ratu Syeba ingin belajar tentang hikmat. Apa itu hikmat ?
dalam Mazmur 111:10 Permulaan hikmat adalah takut akan
TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik.
Orang yang berhikmat adalah orang yang mematuhi perintah
Tuhan, takut kepada Tuhan. Orang yang berhikmat, dapat
membedakan apa yang baik dan yang buruk. Orang yang
berhikmat adalah orang yang rajin, mau belajar dari Tuhan dan
dari orang-orang di sekitarnya. Orang yang berhikmat adalah orang
yang selalu berpikir positif. Orang yang berhikmat adalah orang
yang saling menghormati, saling mengasihi. Melalui hikmat, orang
mendapatkan pengetahuan. Hati yang berhikmat melebihi
kekayaan. Sebab kekayaan dapat diperoleh jika kita memiliki
hikmat. Orang yang berhikmat adalah orang yang membuat orang
lain memuji Tuhan. Lihatlah dalam 1 Raja-Raja 10:9, Ratu Syeba
yang ditak percaya Tuhan, akhirnya memuji Tuhan karena melihat
hikmat yang ada dalam kehidupan Salomo.
Tuhan Yesus mengingatkan dalam Markus 7:14-23 “Apa
yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari
dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan,
pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan,
kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.
Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”
Orang-orang Farisi dan ahli Taurat sangat ketat dalam menjalani
aturan hukum taurat, termasuk di dalamnya adalah soal makanan
yang dianggap haram. Tuhan Yesus ingin meluruskan cara berpikir
mereka yang sempit. Bagi Tuhan, bukan yang masuk ke dalam
tubuh yang menajiskan tetapi yang keluar dari diri kita yang dapat
menajiskan. Kata-kata kasar dan hujat itulah yang menajiskan
karena bisa melukai hati orang. Sikap benci, dengki dan iri yang
keluar dari hati itulah yang juga menajiskan karena mengakibatkan
sikap bermusuhan.
Orang yang berhikmat tentu tidak melakukan hal-hal yang
buruk itu.
Marilah kita semua menjadi orang-orang berhikmat. Orang-
orang yang selalu berdoa, beribadah kepada Tuhan; yang saling
mengasihi; yang saling menolong; dapat membedakan yang baik
dan yang buruk dan selalu melakukan yang baik; rajin belajar;
berjuang mendapatkan pengetahuan yang berguna untuk kehidupan
diri sendiri, keluarga dan juga untuk orang lain.
Tuhan pasti menolong kita semua untuk menjadi orang-
orang yang berhikmat.

Amin !

Anda mungkin juga menyukai