kunjungan Ratu negeri Syeba ke Istana Salomo. Ratu Syeba tidak percaya dan ingin membuktikan berita tentang Raja Salomo yang penuh hikmat dan bijaksana. Peristiwa itu terjadi sekitar abad ke enam Sebelum Masehi. Pada masa itu belum ada suatu jaringan alat komunikasi dalam bentuk apapun; belum ada telephon, Wa, FB dll. Setiap berita yang beredar itu hanya berlangsung dari mulut ke mulut saja. Berita tentang raja Salomo yang bijaksana yang melayani Allah yang berkuasa ini terdengar dan sampai juga kepada ratu negeri Syeba di daerah Arab Selatan yang jaraknya sangat jauh, yaitu sekitar 1.200 mil letaknya ke arah selatan Yerusalem. Ratu Syeba datang untuk membuktikan apakah benar berita yang dia dengar tentang Salomo. Waktu yang diperlukan untuk menempuh perjalanan sejauh 1200 mil itu adalah sekitar 60 hari, kurang lebih selama 2 bulan. Perjalanan panjang yang harus ditempuh ini bukanlah menjadi penghalang bagi ratu Syeba karena hatinya sangat merindukan hikmat. Melalui kisah ratu Syeba ini kita dapat belajar mengenai betapa berharganya nilai dari hati yang memilki hikmat, nilainya melebihi kekayaan materi, bahkan emas dan permata. Ratu Syeba ingin belajar tentang hikmat. Apa itu hikmat ? dalam Mazmur 111:10 Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. Orang yang berhikmat adalah orang yang mematuhi perintah Tuhan, takut kepada Tuhan. Orang yang berhikmat, dapat membedakan apa yang baik dan yang buruk. Orang yang berhikmat adalah orang yang rajin, mau belajar dari Tuhan dan dari orang-orang di sekitarnya. Orang yang berhikmat adalah orang yang selalu berpikir positif. Orang yang berhikmat adalah orang yang saling menghormati, saling mengasihi. Melalui hikmat, orang mendapatkan pengetahuan. Hati yang berhikmat melebihi kekayaan. Sebab kekayaan dapat diperoleh jika kita memiliki hikmat. Orang yang berhikmat adalah orang yang membuat orang lain memuji Tuhan. Lihatlah dalam 1 Raja-Raja 10:9, Ratu Syeba yang ditak percaya Tuhan, akhirnya memuji Tuhan karena melihat hikmat yang ada dalam kehidupan Salomo. Tuhan Yesus mengingatkan dalam Markus 7:14-23 “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.” Orang-orang Farisi dan ahli Taurat sangat ketat dalam menjalani aturan hukum taurat, termasuk di dalamnya adalah soal makanan yang dianggap haram. Tuhan Yesus ingin meluruskan cara berpikir mereka yang sempit. Bagi Tuhan, bukan yang masuk ke dalam tubuh yang menajiskan tetapi yang keluar dari diri kita yang dapat menajiskan. Kata-kata kasar dan hujat itulah yang menajiskan karena bisa melukai hati orang. Sikap benci, dengki dan iri yang keluar dari hati itulah yang juga menajiskan karena mengakibatkan sikap bermusuhan. Orang yang berhikmat tentu tidak melakukan hal-hal yang buruk itu. Marilah kita semua menjadi orang-orang berhikmat. Orang- orang yang selalu berdoa, beribadah kepada Tuhan; yang saling mengasihi; yang saling menolong; dapat membedakan yang baik dan yang buruk dan selalu melakukan yang baik; rajin belajar; berjuang mendapatkan pengetahuan yang berguna untuk kehidupan diri sendiri, keluarga dan juga untuk orang lain. Tuhan pasti menolong kita semua untuk menjadi orang- orang yang berhikmat.