LP HDR
LP HDR
B. Etiologi
1) Faktor Predisposisi
Faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah :
a) Faktor yang mempengaruhi harga diri, termasuk penolakan orang tua, harapan orang
tua yang tidak realistis
b) Faktor yang mempengaruhi penampilan peran, yaitu peran yang sesuai dengan jenis
kelamin, peran dalam pekerjaan dan peran yang sesuai dengan kebudayaan.
c) Faktor yang mempengaruhi identitas diri, yaitu orang tua yang tidak percaya pada
anak, tekanan teman sebaya dan kultur sosial yang berubah.
2) Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau luar individu ( internal or
eksternal sources ), yang dibagi dalam 5 (lima) katagori sebagai berikut :
a) Ketegangan peran
Adalah stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami individu dalam peran
atau posisi yang diharapkan seperti konsep berikut ini :
Konflik Peran
Ketidaksesuaian peran antara yang dijalankan dengan yang diinginkan
Peran yang tidak jelas
Kurangnya pengetahuan individu tentang peran yang dilakukannya.
Peran yang berlebihan
Kurang sumber yang adekuat untuk menampilkan seperangkat peran yang
kompleks.
b) Perkembangan transisi
Adalah perubahan norma yang berkaitan dengan nilai untuk menyesuaikan diri.
c) Situasi transisi peran
Adalah bertambah atau berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu
melalui kelahiran atau kematian orang yang berarti.
d) Transisi peran sehat sakit
Yaitu peran yang diakibatkan oleh keadaan sehat atau keadaan sakit. Transisi ini
dapat disebabkan :
Kehilangan bagian tubuh
Perubahan ukuran dan bentuk, penampilan atau fungsi tubuh
Perubahan fisik yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan.
Prosedur pengobatan dan perawatan
e) Ancaman fisik
Ancaman fisik seperti pemakaian oksigen, kelelahan, ketidakseimbangan biokimia,
gangguan penggunaan obat, alkohol dan zat.
D. Rentang Respon
Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
Konsep diri positif merupakan bagaimana seseorang memandang apa yang ada pada dirinya
meliputi citra diri, ideal diri, harga diri, penampilan peran serta identitas dirinya secara
positif. Hal ini menunjukkan bahwa individu itu akan menjadi individu yang sukses.
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap dirinya sendiri termasuk kehilangan
percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa. Adapun
perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah yaitu mengkritik diri sendiri dan orang
Depersonalisasi merupakan suatu perasaan yang tidak realistis dimana klien tidak dapat
membedakan stimulus dari dalam atau dari luar tubuhnya, individu mengalami kesulitan
untuk membedakan dirinya sendiri dari orang lain, dan tubuhnya sendiri merasa tidak nyata
dan asing baginya. (Mukhripah Damaiyanti, Iskandar, 2012: 37-38)
E. Akibat
Harga diri rendah dapat membuat klien menjadi tidak mau maupun tidak mampu
bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial.
Data Subyektif :
- Mengungkapkan untuk memulai hubungan/ pembicaraan
- Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain
- Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain
Data Obyektif :
- Kurang spontan ketika diajak bicara
- Apatis
- Ekspresi wajah kosong
- Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal
- Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat berbicara
Dampak Harga Diri Rendah Terhadap Kebutuhan Dasar Manusia
Menurut teori Abraham Maslow kebutuhan dasar manusia terbagi kedalam 5 bagian
yang berbentuk piramid dengan semakin ke atas bentuknya semakin meruncing/mengecil.
Adapun dampak terjadinya gangguan konsep diri : HDR terhadap kebutuhan dasar
tersebut adalah :
1) Kebutuhan Fisiologis
a) Kebutuhan Nutrisi
Tidak semua klien dengan HDR mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi. Sebagian memang ada, dikarenakan klien selalu asyik dengan dunianya.
b) Istirahat dan Tidur
A. PENGKAJIAN
a. Data subyektif: Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-
apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri
sendiri.
b. Data obyektif: Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
B. Diagnosa Keperawatan
2. Kerja
“ Mas ,apa saja kemampuan yang T miliki ? Bagus ,apa lagi?
Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Mas lakukan ?
Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapa? Mencuci piring ……….dst”.
“Wah ,bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang Mas miliki”.
MEGA MUSTIKA/ P17210174063
“ Mas dari lima kegiatan kemampuan ini ,yang mana yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit ?
Coba kita lihat ,yang pertama bisakah ,yang kedua………sampai 5 (misalnya ada 3
yang masih bisa dilakukan).Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa kerjakan di
rumah sakit ini.
“Sekarang ,coba Mas pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini”. “O yang nomor satu ,merapikan tempat tidur? Kalau begitu,bagaimana kalau
sekarang kita latihan merapikan tempat tidur Mas”.Mari kita lihat tempat tidur Mas
ya.
Coba lihat ,sudah rapikah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur ,mari kita pindahkan dulu bantal dan n
selimutnya.bagus!Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita
balik.”Nah,sekarang kita pasang lagi spreinya ,kita mulai dari atas ya bagus! Sekarang
sebelah kaki ,tarik dan masukkan ,lalu sebelah pinggir masukkan .Sekarang ambil
bantal,rapikan dan letakkan di sebelah atas kepala. Mari kita lipat selimut ,nah
letakkan sebelah bawah kaki ,bagus!”
“Mas sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali .Coba perhatikan bedakah
dengan sebelum dirapikan ?Bagus”
“ Coba Mas lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Mas lakukan
tanpa disuruh , tulis B(bantuan ) jika diingatkan bisa melakukan ,dan T ( tidak)
melakukan .
3. Terminasi :
“Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan tempat
tidur ? yach?, Mas ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di
rumah sakit ini.
Salah satunya , merapikan tempat tidur , yang sudah Mas praktekkan dengan baik
sekali
Coba ulangi bagaimana cara merapikan tempat tidur tadi, Bagus sekali..
“Sekarang ,mari kita masukkan pada jadual harian . Mas,Mau berapa kali sehari
merapikan tempat tidur. Bagus ,dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa? Lalu sehabis
istirahat ,jam 16.00”
“ Coba Mas lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Mas lakukan
tanpa disuruh , tulis B(bantuan ) jika diingatkan bisa melakukan ,dan T ( tidak)
melakukan .
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Mas masih ingat kegiatan apa
lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapikan tempat tidur? Ya
bagus,cuci piring …. Kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok ya jam
08.00 pagi di dapur sehabis makan pagi
Sampai jumpa ya…Assalamu’alaikum
2. Kerja :
“Mas, sebelum kita memcuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapanya, yaitu
serabut tepes untuk membersikan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air
untuk membilas, Mas bisa mneggunakan air yang mengalir dari kran ini, oh ya jangan
lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa – makanan.
“sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“setelah semuanya perlengkapan tersedia, Mas ambil satu piring koto, lalu buang dulu
sisa makanan yang ada dipiring tersebut ketemapat sampah, kemudian Mas bersikan
piring tersebut dengan menggunakan sabut tepes yang sudah diberikan sabun pencuci
MEGA MUSTIKA/ P17210174063
piring, setelah selesai disabuni bilas dengan menggunakan air bersih sampai tidak ada
busa sabun sedikitpun di piring tersebut, setelah itu Mas bisa mengkeringkan piring
yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia didapur, nah selesai
“sekarang coba Mas yang melakukan”
“Bagus sekali, Mas dapat mempraktekkan cuci piring dengan baik, sekarang dilap
tanganya
3. Terminasi :
“bagaimana perasaan Mas setelah latihan cuci piring”
Coba ulangi cara mencuci piring…baguss
“ bagaimana kalau kegiatan cuci piring ini dimasukan menjadi kegiatan sehari – hari
Mas. mau berapa kali Mas mencuci piring ? bagus sekali Mas mencuci piring tiga
kali setelah makan”
“besok kita akan latihan untuk kemampuan ke tiga, setelah merapikan tempat tidur
dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu ? ya benar kita akan latihan
mengepel”
“mau jam berapa? Sama dengan sekarang ?
sampai jumpa…Assalamu’alaikum
CATATAN:
Strategi pelaksanaan selanjutnya, sama dengan SP 2 dengan kegiatan yang dimiliki
sesuai kemampuan pasien lainnya (yang belum dilatih)
STRATEGI PELAKSANAAN
HARGA DIRI RENDAH
STRATEGI PELAKSANAAN 3 (SP 3)
Membuat perencanaan pulang bersama keluarga termasuk jadwal pemberian obat
(discharge Planning)
A. Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak/Bu”
”Karena hari ini T sudah boleh pulang, maka kita akan membicarakan jadwal Tselama
di rumah”
”Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor
B. Kerja:
”Pak/Bu ini jadwal kegiatan T selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah
semua dapat dilaksanakan di rumah?”Pak/Bu, jadwal yang telah dibuat selama T
dirawat dirumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal kegiatan maupun
C. Terminasi:
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian S untuk
dibawa pulang. Ini surat rujukan untuk perawat K di PKM Inderapuri. Jangan lupa
kontrol ke PKM sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan selesaikan
administrasinya!”
DAFTAR PUSTAKA
Potter, A. P&Perry,G,A. 2005. Fundamental of Nursing: Concepts, Process and Practice. Mosby
Year Book, St. Louis.
Schultz dan Videback. 1998. Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition. Lippincott-
Raven Publisher: Philadelphia.
Stuart dan Sundeen. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. EGC: Jakarta.
Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Bandung :
RSJP Bandung.