Latar Belakang
1
berikut: Laba = Penjualan- Biaya”. Dengan kata lain laba bersih adalah selisih
antara jumlah keseluruhan pendapatan dan jumlah keseluruhan biaya dl jangka
waktu tertentu. laba bersih yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah
dikurangi taksiran utang pajak (net profit).
Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah
Pengembalian Asset atau Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio
profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dari aktiva yang digunakan. ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total
aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba
bagi perusahaan, sedangkan apabila ROA yang negatif menunjukkan bahwa dari
total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian.
Berdasarkan pengamatan awal pada PT. Bank MNC Internasional Tbk, PT
Bank Capital Indonesia Tbk dan Bank Bukopin Tbk tahun 2015-2017 diperoleh
data ukuran perusahaan, liabilitas perusahaan dan pengembalian asset serta data
inflasi dan tingkat suku bunga pada tahun 2015-2017 seperti nampak pada table
1.1
Tabel 1.1 Data ukuran perusahaan, liabilitas perusahaan dan pengembalian asset
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017
serta data inflasi dan tingkat suku bunga tahun 2015-2017.
2
P 2 3,3 7 12.159.197 11.105. 1,
T Bank 015 5% ,52% 781 10%
Capital 2 3,0 6 14.207.414 12.892. 1
Indonesi 016 2% % 374 %
a
2 3,6 4 16.349.473 14.941. 0,
Tbk( BAC
017 1% ,56% 087 79%
A)
Sumber:
3
pembiayaan pada masyarakat. Perubahan tersebut akan berdampak pada kegiatan
operasional bank, jumlah dana dari masyarakat yang dihimpun akan semakin
berkurang sehingga nantinya akan mempengaruhi kinerja bank dalam
memperoleh pendapatan dan menghasilkan profit. Teori di atas didukung oleh
penelitian Sahara (2012) yang menyatakan Inflasi menunjukkan pengaruh positif
terhadap Return On Asset (ROA) yang artinya apabila inflasi naik maka ROA
akan naik .
4
dengan penelitian Sahara(2012) yang menyatakan bahwa suku bunga BI
berpengaruh negatif terhadap ROA yang artinya apabila suku bunga BI naik maka
ROA akan menurun dan juga sebaliknya . Pada tahun 2016-2017 tingkat suku
bunga mengalami penurunan dari 6% menjadi 4,56% dan pengembalian asset
pada tahun 2016-2017 mengalami penurunan dari 0,11% menjadi -7,47%, hal ini
tidak sejalan dengan teori Siahaan (2007) yang menyatakan bahwa jika tingkat
suku bunga turun maka biaya pendanaan bank akan turun dan secara keseluruhan
tingkat pengembalian asset bank akan naik. Hal ini juga tidak sejalan dengan
penelitian Sahara (2012) yang menyatakan bahwa suku bunga BI berpengaruh
negatif terhadap ROA yang artinya apabila suku bunga BI naik maka ROA akan
menurun dan juga sebaliknya .
5
menjadi Rp 13.057.549.000.000 sedangkan pengembalian asset tahun 2015-2016
mengalami peningkatan dari 0,10% menjadi 0,11%, hal ini tidak sejalan dengan
penelitian terdahulu Wulandari (2017) yang menyatakan bahwa Ukuran
perusahaan secara parsial berpengaruh negatif signifikan baik pada profitabilitas
perusahaan (ROA) serta penelitian Limin dan Asmayadi (2012) yang menyatakan
bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ROA. Pada tahun 2016-
2017 ukuran perusahaan pada PT Bank MNC Internasional Tbk mengalami
penurunan dari Rp 13.057.549.000.000 menjadi Rp 10.057.549.000 yang
pengembalian assetnya mengalami penurunan dari 0,11% menjadi -7,47% ,hal ini
tidak sejalan dengan penelitian terdahulu Wulandari (2017) yang menyatakan
bahwa Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh negatif signifikan baik pada
profitabilitas perusahaan (ROA) serta penelitian Limin dan Asmayadi (2012) yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ROA.
6
102.778.000.000.000 sedangkan pengembalian asset tahun 2015-2016 mengalami
penurunan dari 0,75% menjadi 0,54%, hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu
Wulandari (2017) yang menyatakan bahwa Ukuran perusahaan secara parsial
berpengaruh negatif signifikan baik pada profitabilitas perusahaan (ROA) serta
penelitian Limin dan Asmayadi (2012) yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap ROA. Sedangkan tahun 2016-2017 ukuran
perusahaan pada Bank Bukopin Tbk mengalami peningkatan dari Rp
102.778.000.000.000 menjadi Rp 106.443.000.000 yang pengembalian assetnya
mengalami penurunan dari 0,54% menjadi 0,09% ,hal ini sejalan dengan
penelitian terdahulu Wulandari (2017) yang menyatakan bahwa Ukuran
perusahaan secara parsial berpengaruh negatif signifikan baik pada profitabilitas
perusahaan (ROA) serta penelitian Limin dan Asmayadi (2012) yang menyatakan
bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ROA.
7
maupun secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas PT.
Bank Mandiri Tbk yang artinya semakin besar hutang jangka pendek maupun
jangka panjang maka akan meningkatkan profitabilitas atau pengembalian asset.
Liabilitas tahun 2016-2017 mengalami peningkatan dari Rp 12.892.374.000.000
menjadi Rp 14.941.087.000.000 yang diikuti penurunan pengembalian asset yang
awalnya 1% menjadi 0,79%, hal ini tidak sejalan dengan penelitian Maulana dan
Safa (2017).
B. Rumusan Masalah
8
(2) Bagaimana tingkat suku bunga berpengaruh terhadap tingkat pengembalian
asset pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2015-2017 ?
(5) Bagaimana inflasi, tingkat suku bunga, ukuran perusahaan dan liabilitas
perusahaan terhadap tingkat pengembalian asset pada sektor perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan yang teruji tentang pengaruh
sebagai berikut.
(1) Inflasi terhadap tingkat pengembalian asset pada sektor perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017.
(2) Tingkat suku bunga terhadap tingkat pengembalian asset pada sektor
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017.
(3) Tingkat pengembalian asset terhadap tingkat pengembalian asset pada sektor
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017.
9
(5) Inflasi, tingkat suku bunga, ukuran perusahaan dan liabilitas perusahaan
berpengaruh terhadap tingkat pengembalian asset pada sektor perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: (1) Manfaat
teoritis (2) Manfaat praktis.
Bagi penulis dan pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan referensi mengenai pengaruh inflasi, tingkat suku bunga ,
Ukuran Perusahaan dan liabilitas perusahaan terhadap pengembalian asset
pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-
2017.
KAJIAN PUSTAKA
E. Inflasi
10
Inflasi secara umum didefinisikan sebagai kenaikan harga secara umum dan
terus menerus. Kebijakan moneter Bank Indonesia ditujukan untuk mengelola
tekanan harga yang berasal dari sisi permintaan aggregat (demand agregat) relatif
terhadap kondisi sisi penawaran. Kebijakan moneter tidak ditujukan untuk
merespon kenaikan inflasi yang disebabkan oleh faktor yang bersifat kejutan yang
bersifat sementara (temporer) yang akan hilang dengan sendirinya seiring dengan
berjalannya waktu. Kenaikan harga dari satu atau dua jenis barang saja yang tidak
berdampak bagi kenaikan harga barang lain tidak bisa disebut dengan inflasi.
Kenaikan musimanpun, seperti kenaikan harga pada saat menjelang hari Raya Idul
Fitri, Natal atau tahun baru tidak bisa disebut dengan inflasi, karena kenaikan
tersebut bersifat sementara dan tidak memiliki pengaruh lanjutan. Kenaikan harga
semacam ini tidak dianggap sebagai penyakit ekonomi yang memerlukan
penanganan khusus untuk menanggulanginya. Karena kenaikan ini berlangsung
secara terus menerus maka perlu adanya tindakan dari pemerintah untuk dapat
mengendalikannya, yaitu dengan kebijakan moneter untuk kembali menstabilkan
perekonomian. Sesuai dengan pernyataan dari Julius R. Latumaerissa (2011:22)
definsi singkat dari inflasi ialah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara
terus menerus. Selain terjadi secara terus menerus, kenaikan harga bisa disebut
dengan inflasi apabila kenaikan harga tersebut mencakup keseluruhan jenis
barang. Sesuai dengan pernyataan dari Mankiw N. Gregory, Euston Quah dan
Peter Wilson (2012:155) inflasi ialah kenaikan tingkat harga secara keseluruhan.
Inflasi tidak terjadi begitu saja, terdapat beberapa sebab yang
mengakibatkan terjadinya inflasi di suatu negara. Beberapa sebab yang dapat
menimbulkan inflasi antara lain pemerintah terlalu berambisi untuk menyerap
sumber-sumber ekonomi lebih besar daripada sumber-sumber ekonomi yang dapat
dilepaskan oleh pihak bukan pemerintah pada tingkat harga yang berlaku berbagai
golongan dalam masyarakat berusaha memperoleh tambahan pendapatan relatif
lebih besar daripada kenaikan produktifitas mereka, adanya harapan yang
berlebihan dari masyarakat sehingga permintaan barang-barang dan jasa naik
lebih cepat daripada tambahan keluarnya yang mungkin dicapai oleh
perekonomian yang bersangkutan, adanya kebijakan pemerintah baik yang
11
bersifat ekonomi atau non ekonomi yang mendorong kenaikan harga, pengaruh
alam yang dapat mempengaruhi produksi dan kenaikan harga, pengaruh inflasi
luar negeri, khususnya bila negara yang bersangkutan mempunyai sistem
perekonomian terbuka. (Waluyo, Dwi Eko 2009) pengaruh inflasi luar negeri ini
akan terlihat melalui pengaruh terhadap harga-harga barang impor
- Macam-macam Inflasi
Terdapat beberapa macam inflasi yang dapat terjadi dalam perekonomian,
baik berdasrakan parah atau tidaknya suatu inflasi dan didasarkan pada sebab-
sebab awal terjadinya inflasi. Menurut Latumaerissa (2011: 23) inflasi dapat
dikelompokkan dalam beberapa golongan jika didasarkan atas parah tidaknya
suatu inflasi, sebagai berikut:
Parah tidaknya suatu inflasi dapat diukur dengan suatu indikator yang dapat
dihitung sehingga dapat ditentukan, inflasi yang terjadi termasuk pada inflasi yang
ringan, sedang, berat atau bahkan hiperinflasi. Ukuran inflasi yang paling banyak
digunakan ialah indek harga konsumen (IHK) yang juga dikenal dengan consumer
price index (CPI). CPI mengukur pembelian standar untuk barang pada waktu
yang beralainan, meliputi harga makanan, pakaian, perumahan, bahan bakar,
transportasi, perawatan medis, biaya perkuliahan, dan barang juga jasa lain yang
dibeli untuk kehidupan sehari-hari. Menurut Paul A. Samuelson dan Wiliam D.
Nordhaus (2004:118) perhitungan tingkat inflasi dengan menggunakan indikator
Indeks harga konsumen ialah sebagai berikut:
Tingkat Inflasi = IHK tahun t – IHK ( tahun t-1)
X 100
IHK (tahun t-1)
12
Tingkat inflasi dapat diperoleh dengan menghitung indeks harga konsumen tahun
berjalan dikurangi dengan indeks harga konsumen tahun sebelumnya dan
kemudian dibagi dengan indeks harga konsumen tahun sebelumnya (Samuelson
dan Nordhaus: 2004), dengan demikian akan diperoleh berapa persen tingkat
inflasi yang sedang berlangsung pada tahun tersebut yang dapat dikategorikan
pada tingkat ringan, sedang, berat atau hiperinflasi.
- Penyebab Terjadinya Inflasi
Inflasi dapat disebabkan oleh beberapa hal jika didasarkan pada sebab-
sebab awalnya. Pertama, inflasi yang timbul dikarenakan permintaan masyarakat
yang kuat, kenaikan harga produk akhir mendahului kenaikan harga input yang
disebut dengan demand pull inflation. Kedua, inflasi yang timbul karena kenaikan
ongkos produksi, sebaliknya dari demand pull inflation, harga input mendahului
kenaikan harga produk akhir. Pada umumnya, inflasi yang terjadi diberbagai
negara di dunia ialah kombinasi dari kedua macam inflasi tersebut dan sering kali
keduanya memperkuat satu sama lain. Jika didasarkan pada asas inflasi yang
dibedakan menjadi domestic inflation dan imported inflation, domestic inflation
ialah inflasi yang berasal dari dalam negeri, sedangkan imported inflation ialah
inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul
misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang
baru, panen yang gagal, dsb. Inflasi yang berasal dari luar negeri ialah iflasi yang
timbul karena kenaikan harga-harga di luar negeri atau di negara-negara
langganan berdagang negara kita (Latumaerissa, 2011).
13
pemerintah/ swasta yang berusaha mengimbangi kenaikan impor tersebut
(demand inflation). Kenaikan harga barang-barang ekspor berarti kenaikan
penghasilan eksportir (dan juga para produsen barang-barang ekspor tersebut)
naik. Kenaikan penghasilan ini kemudian akan dibelanjakan untuk membeli
barang-barang (baik dari dalam maupun luar negeri). Bila jumlah barang yang
tersedia di pasar tidak bertambah, akibatnya harga barang lain akan naik pula
(Latumaerissa, 2011), maka dari itu kegiatan impor dan ekspor juga bisa menjadi
sebab dan akibat dari inflasi itu sendiri. Inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan
dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas (over heated), artinya kondisi
ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran
produknya, sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Kondisi
ekonomi yang seperti ini akan menurunkan daya beli uang (purchasing power of
money) dan mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari
investasinya. (Tandelilin, 2001).
F. Pengertian Tingkat Suku Bunga
Menurut Kasmir, (2002:121) suku bunga bank dapat diartikan sebagai
balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvesional kepada
nasabah yang membeli atau menjual produknya. Sadono Sukirno (2006:375)
menyatakan suku bunga adalah bunga yang dinyatakan sebagai persentasi dari
modal.
1. Bunga Simpanan
Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang
menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus
dibayar kepada nasabahnya. Sebagai contoh : jasa giro, bunga tabungan,
bunga deposito.
2. Bunga Pinjaman
14
Bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar
oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai contoh : bunga kredit.
Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan
pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus
dikelurkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan dana yang
diterima dari nasabah. Bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing
mempengaruhi satu sama lainnya. Sabagai contoh seandainya bunga simpanan
tinggi maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik dan
demikian pula sebaliknya.
suku bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya. Artinya
baik bunga maupun pinjaman saling mempengaruhi disamping pengaruh faktor-
faktor lainnya
15
1. Kebutuhan dana
2. Persaingan
3. Kebijakan Pemerintah
Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak
boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar
maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya.
5. Jangka waktu
16
6. Hubungan baik
G. Ukuran Perusahaan
17
Menurut Butar dan Sudarsi (2012) pengertian ukuran perusahaan
adalah Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan
besar/kecilnya perusahaan.Ukuran perusahaan menunjukkan besarnya
skala perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur oleh total aktiva (asset)
perusahaan (Machfoedz:1994 dalam Widaryanti, 2009).
18
- Klasifikasi Ukuran Perusahaan
19
milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang
melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.”
20
sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,- (lima
puluh milyar rupiah).
- Metode Pengukuran
21
Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan log
total aktiva karena untuk memudahkan penelitian disebabkan oleh jumlah total
aktiva perusahaan mencapai puluhan triliyun sedangkan variabel dependen
maupun independen menggunakan skala pengukuran rasio oleh sebab itu, ukuran
perusahaan diukur menggunakan log total aktiva (Ln_Total Aktiva).
H.Liabilitas Perusahaan
Untuk tujuan pelaporan, utang diklasifikasikan menjadi dua jenis utama yaitu
utang lancar dan utang tidak lancar (Stice, 2004). Utang lancar merupakan
kewajiban yang akan jatuh tempo dalam satu tahun dalam siklus operasi normal
perusahaan. Selain itu, utang lancar biasanya dibayar dengan aset lancar. Jika
utang yang telah diklasifikasikan sebagai tidak lancar akan jatuh tempo di tahun
depan, maka kewajiban tersebut harus dilaporkan sebagai utang lancar. Utang
tidak lancar merupakan kewajiban yang jatuh temponya lebih dari satu tahun.
Selain itu, utang tidak lancar akan dibayar dengan penyerahan aset tidak lancar
yang telah diakumulasikan untuk tujuan pelunasan kewajiban. Perbedaan antara
kewajiban lancar dan tidak lancar adalah hal penting karena berpengaruh terhadap
rasio lancar perusahaan, dimana rasio lancar ini menggambarkan kondisi
22
likuiditas perusahaan yaitu kemampuan perusahaan dalam membayar utang
lancarnya (Stice, 2004).
- Penggolongan Liabilitas
23
pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak
tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh
perusahaan.
1) Rekening Koran
a. Klausul Pembatalan
24
Klausul atau syarat ini memungkinkan Bank mengubah
kredit rekening Koran kedalam bentuk kredit wesel, dengan
tujuan untuk mendapatkan alat-alat tunai dengan segera.
c.Klausul Pemeriksaan
e.Klausul Jaminan
25
Kredit pembeli adalah kredit yang diberikan oleh perusahaan
sebagai pembeli kepada pemasok (supplier) dari bahan mentahnya atau
barang-barang lainnya.
4) Kredit wesel
1. Tearm Loan
26
bayar kembali dengan angsuran tetap selama satu periode tertentu
(amortization payment), misalkan pembayara angsuran dilakukan
setiap bulan, setiap kuartal, atau setiap tahun.
2. Leasing.
“Hutang jangka panjang atau long-term debt adalah satu bentuk perjanjian
antara peminjam dengan kreditur dimana kreditur bersedia memberikan pinjaman
sejumlah tertentudan peminjam bersedia untuk membayar secara periodik yang
mencakup bunha dan pokok pinjaman ”. (Agus Sartono, 2001:324) sedangkan
menurut Munawir (2004:19) hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan
yang jangka waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih
dari satu tahun sejak tanggal neraca
Adapun jenis dan bentuk-bentuk utama dari hutang jangka panjang (Long-
term debt) antara lain :
27
Obligasi merupakan instrumen hutang jangka panjang yang digunakan oleh
pemerintah atau perusahaan untuk mendapatkan dana jangka panjang. Seperti
yang dikemukakan oleh para ahli bahwa :
“Pinjaman Obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka waktu yang panjang,
untuk mana si debitur mengeluarkan surat pengakuan hutang yang mempunyai
nominal tertentu”. (Bambang Riyanto, 2001:238)
Adalah jenis obligasi dimana pembayaran bunga hanya dilakukan pada waktu-
waktu debitur atau perusahaan yang mengeluarkan surat obligasi tersebut
mendapatkan keuntungan.
28
“Hipotik merupakan bentuk hutang jangka panjang dengan agunan aktiva
tidak bergerak (Tanah bangunan) dalam perjanjian kreditnya disebutkan secara
jelas aktiva apa yang di pergunakan sebagai agunan”.(Suad Husnan dan Enny
Pudjiastuti, 2002:416).
I. Penelitian Terdahulu
29
inflasi, suku bunga BI,
dan produk domestik
bruto (GDP) berpengaruh
signifikan terhadap ROA.
2 Desi Marilin 2012 Pengaruh Inflasi, Pada penelitian ini
Swandayani Suku Bunga, Nilai didapatkan hasil bahwa
dan Rohmawati Tukar Valas dan secara bersama-sama
Kusumaningtias Jumlah Uang variabel inflasi, suku
Beredar Terhadap bunga, nilai tukar valas
Profitabilitas Pada dan jumlah uang beredar
Perbankan Syariah mempunyai pengaruh
di Indonesia yang signifikan terhadap
Periode 2005-2009 ROA perbankan syariah
di Indonesia. Hasil secara
parsial suku bunga, nilai
tukar valas dan jumlah
uang beredar mempunyai
pengaruh yang signifikan
terhadap ROA.
Sedangkan variabel inflasi
mempunyai pengaruh
yang tidak signifikan
terhadap ROA perbankan
syariah. Hal ini
disebabkan, pada saat
inflasi tinggi maka
masyarakat lebih percaya
terhadap perbankan
syariah dibandingkan
dengan perbankan
konvensional. Dan
30
pembiayaan perbankan
syariah yang masih lebih
diarahkan kepada
aktivitas perekonomian
domestic.
3 Masri Limin 2014 Pengaruh Current Hasil penelitian ini
dan Evi Ratio, Ukuran menunjukkan bahwa
Asmayadi Perusahaan, dan Current Ratio, Ukuran
DER Terhadap Perusahaan, dan DER
ROA Perusahaan secara bersama-sama
yang Tergabung mempunyai pengaruh
Dalam LQ 45 di yang positif dan
Bursa Efek signifikan terhadap ROA.
Indonesia Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa
Current Ratio memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap ROA, DER juga
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap ROA,
sedangkan Ukuran
Perusahaan tidak
berpengaruh terhadap
ROA.
4. Evi Try 2017 Pengaruh . Ukuran perusahaan
Wulandari Leverage, Ukuran secara parsial
Perusahaan, dan berpengaruh negatif
Pertumbuhan signifikan baik pada
Penjualan profitabilitas perusahaan
Terhadap (ROA) maupun
Profitabilitas proftabilitas investor
31
Perusahaan Sub (ROE). Hal ini diperkuat
Sektor Otomotif dengan masih terdapat
dan Komponen di perusahaan pada industri
Bursa Efek otomotif dan komponen
Indonesia yang terus meningkatkan
jumlah asetnya tetapi
tidak diikuti dengan
peningkatan profitabilitas.
Hal ini menunjukan
bahwa penggemukan aset
tidak selalu akan
meningkatkan profit pada
perusahaan otomotif dan
komponen.
5. Maizah Rosita 2017 Pengaruh Utang Berdasarkan hasil
dan Rilla Terhadap penelitian mengenai
Gantino Profitabilitas Pada “Pengaruh utang terhadap
Perusahaan Food profitabilitas pada
& Beverage Yang perusahaan food &
Terdaftar di Bursa beverage yang terdaftar di
Efek Indonesia Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2015 (BEI) pada tahun 2011-
2015” maka kesimpulan
dari penelitian ini adalah:
(1) Long term Liabilities
to Total Assets, Short term
Liabilities to Total Assets
terhadap Return on
Assets, Return on Equity,
Earning Per Share pada
perusahaan Food &
32
Beverage berpengaruh
signifikan; (2) Long term
Liabilities to Total Assets
terhadap Return on assets
pada perusahaan Food &
Beverage berpengaruh
tidak signifikan; (3) Short
term Liabilities to Total
Assets terhadap Return on
assets pada perusahaan
Food & Beverage
berpengaruh signifikan;
(4) Long term Liabilities
to Total Assets terhadap
Return on equity pada
perusahaan Food &
Beverage berpengaruh
tidak signifikan; (5) Short
term Liabilities to Total
Assets terhadap Return on
equity pada perusahaan
Food & Beverage
berpengaruh signifikan;
(6) Long term Liabilities
to Total Assets terhadap
Earning per share pada
perusahaan Food &
Beverage berpengaruh
tidak signifikan; (7) Short
term Liabilities to Total
Assets terhadap Earning
33
per share pada perusahaan
Food & Beverage
berpengaruh tidak
signifikan.
6. Zefri Maulana 2017 Pengaruh Hutang Hutang jangka pendek
dan Ayang Jangka Pendek dan dan hutang jangka
Fhonna Safa Hutang Jangka panjang terbukti baik
Panjang Terhadap secara simultan maupun
Profitabilitas Pada secara parsial
PT. Bank Mandiri berpengaruh positif
Tbk signifikan terhadap
profitabilitas PT. Bank
Mandiri Tbk
J. Kerangka Berpikir
Inflasi (X1)
1
2
Tingkat Suku
Bunga (X2)
34
2
Liabilitas
Perusahaan (X4)
Keterangan:
K. Hipotesis
35
produk domestik bruto (GDP) berpengaruh signifikan terhadap ROA.. Artinya
semakin besar inflasi maka ROA bank syariah semakin besar . Jadi menurut
paparan diatas dapat disimpulkan bahwa H1: Ada Pengaruh Inflasi terhadap
pengembalian asset pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2015- 2017.
Teori Siahaan (2007) yang menyatakan bahwa jika tingkat suku bunga
turun maka biaya pendanaan bank akan turun dan secara keseluruhan tingkat
pengembalian asset bank akan naik. Hasil penelitian dari Sahara (2013) suku
bunga BI berpengaruh negatif terhadap ROA.. Jadi menurut paparan diatas maka
H2: Ada pengaruh Tingkat suku bunga terhadap pengembalian asset pada sektor
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015- 2017.
36
Menurut FASB, utang adalah pengorbanan manfaat ekonomi masa
mendatang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang suatu entitas untuk
menyerahkan aset atau memberikan jasa kepada entitas lain dimasa mendatang
sebagai akibat transaksi masa lalu. Semakin besar utang atau liabilitas maka akan
semakin besar pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang dengan
menyerahkan asset yang besar dimasa mendatang. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Rosita dan Gantino (2017) menyatakan bahwa secara simultan Long term
Liabilities to Total Assets, Short term Liabilities to Total Assets terhadap Return
on Assets, Return on Equity, Earning Per Share pada perusahaan Food &
Beverage berpengaruh signifikan tetapi secara parsial Long term Liabilities to
Total Assets terhadap Return on assets pada perusahaan Food & Beverage
berpengaruh tidak signifikan sedangkan menurut Maulana dan Safa (2017)
menyatakan bahwa Hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang terbukti
baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh positif signifikan
terhadap profitabilitas PT. Bank Mandiri Tbk. Dari paparan diatas maka H4: Ada
pengaruh antara Liabilitas Perusahaan terhadap Pengembalian Asset pada sektor
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015- 2017.
H5: Ada pengaruh inflasi, tingkat suku bunga, ukuran perusahaan dan liabilitas
perusahaan berpengaruh simultan terhadap tingkat pengembalian asset pada sektor
perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017.
METODE PENELITIAN
L. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif kausal yang
digunakan untuk memperoleh temuan yang teruji mengenai Pengaruh inflasi,
tingkat suku bunga, ukuran perusahaan dan liabilitas perusahaan terhadap
37
pengembalian asset pada sektor perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2015-
2017. Penelitian kausal adalah desain penelitian yang bertujuan menentukan
hubungan dan pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Menurut
Sugiyono (2007), desain kausalitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut: (a) merumuskan masalah, (b) landasan teori, (c) merumuskan
hipotesis, (d) melakukan penelitian, (e) mengumpulkan data dan analisis data, dan
(f) menyusun laporan dan menyimpulkan.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Inflasi (X1), Tingkat suku
bunga (X2), Ukuran perusahaan (X3), Liabilitas (X4), dan variabel terikatnya
adalah Pengembalian aset (Y).
38
yang digunakan adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2011:85),
sampling purposive adalah Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Kriteria penarikan sampel yaitu :
1. Perusahaan sektor perbankan swasta yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama tahun 2015-2017.
2. Perusahaan sektor perbankan swasta yang mempublikasikan
laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017.
dimaksud yaitu laporan keuangan per 31 Desember, dengan alasan
laporan keuangan tersebut telah diaudit sehingga informasi yang
dilaporkan lebih dapat percaya.
39
(X3) dan Liabilitas Perusahaan (X4). Sedangkan yang menjadi variabel terikat
adalah Pengembalian Asset (Y). Model hubungan antar variabel tersebut dapat
disusun dalam fungsi atau persamaan sebagai berikut:
40
(2) Kriteria pengujian hipotesis
(a) Menolak Ho jika p-value < (0,05) yang berarti ada pengaruh
simultan Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Ukuran Perusahaan dan
Liabilitas Perusahaan terhadap Pengembalian Asset.
(b) Menerima Ho jika p-value > (0,05) berarti tidak ada pengaruh
simultan dari Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Ukuran Perusahaan dan
Liabilitas Perusahaan terhadap Pengembalian Asset.
Ha: ryx2 0, ada pengaruh secara parsial dari Tingkat Suku Bunga
terhadap Pengembalian Asset.
Ho: ryx3 = 0, tidak ada pengaruh secara parsial dari Ukuran
Perusahaan terhadap Pengembalian Asset.
41
(2) Kriteria pengujian hipotesis
(b) Menerima Ho jika p-value > (0,05) berarti tidak ada pengaruh secara
parsial dari Inflasi (X1), Tingkat Suku Bunga (X2), Ukuran Perusahaan
(X3) dan Liabilitas Perusahaan (X4) terhadap Pengembalian Asset (Y).
DAFTAR PUSTAKA
AL. Haryono Jusup.2011. Dasar - Dasar Akuntansi JILID I EDISI KE-7. STIE
YKPN.
42
Badan Pusat Statistik. 2018. https://www.bps.go.id/
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Hinsa Siahaan, Manajemen Risiko: Konsep, Kasus & Implementasi, PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta, 2007.
43
Kuncoro dan Suhardjono, 2002, Manajemen Perbankan (Teori dan Aplikasi),
Edisi Pertama, Penerbit BPFE , Yogyakarta
Kurniasih, Linda Butar-Butar dan Sri Sudarsi. 2012. Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Dan Kepemilikan
Institusional Terhadap Perataan Laba. Dinamika Akuntansi,
Keuangan dan Perbankan. November, ISSN:1979-4878, hal 143-
158.
Limin, Masri dan Asmayadi, Evi. 2014. Pengaruh Current Ratio, Ukuran
Perusahaan, dan DER Terhadap ROA Perusahaan yang Tergabung
Dalam LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen
Volume 1 Nomor 1.
44
Rosita, Maizah dan Gantino, Rilla. 2017. Pengaruh Utang Terhadap
Profitabilitas Pada Perusahaan Food & Beverage Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. Jurnal Riset
Akuntansi dan Keuangan, 5 (1), 1243-1260 , . ISSN:2338-1507.
Sadono Sukirno. 2006. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Sukirno, Sadono. 2006. Makroekonomi: Teori Pengantar (edisi ke tiga). Jakarta:
Rajawali Press.
Sahara, Ayu Yanita. 2013. Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI dan Produk
Domestik Bruto terhadap Return On Asset (ROA) Bank Syariah
di Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 1 Nomor 1.
Januari.
Samuelson, Paul A. & William D. Nordhaus. (2004). Edisi Tujuh Belas. Ilmu
Makro-ekonomi. Edisi Tujuh Belas, Penerbit Erlangga, Jakarta.
S. Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke-4, Liberty, Yogyakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2004. Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK ). Jakarta: Salemba Empat.
45
Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah
46