Anda di halaman 1dari 12

81

C. Analisa SWOT (Strenghth, Weakness, Opportunity, Threat)

Tabel 2.1
Analisa SWOT di Paviliun Damar Rumkital Dr. Miditao S
Tanjungpinang Tahun 2020

Fungsi Manajemen Strenghth Weakness Opportunity Threat


Perencanaan Man Karu mengetahui visi Pengaplikasian SAK Adanya kesempatan Dapat terjadinya
dan misi RS, SAK masih belum optimal pada anggota untuk penurunun kognitif,
dan SOP diruangan oleh anggota (selalu diberikan sosialisasi afektif dan
pulau senoa. 72%, sering 37%) ulang secara rutin psikomotor jika
dan terjadwal tentang dalam melaksanakan
Pengaplikasian SOP pelaksanaan tugas tugas tidak sesuai
asuhan keperwatan berdasarkan visi dan dengan SAK dan
masih belum optimal misi RS, SAK serta SOP yang berlaku
(selalu 63%, sering SOP.
37%)
Anggota mengetahui Jika tidak
adanya visi dan misi melaksanakan tugas
RS, SOP serta SAK. tidak sesuai dengan
visi dan misi RS,
SAK serta SOP yang
berlaku, maka dapat
terjadi penurunan
kualitas kinerja
anggota.
Dapat terjadi
kesalahan tindakan
atau malpraktik pada
anggota
82

Material Adanya visi dan misi Belum adanya Dapat dilakukan Tanpa adanya
RS yang ditempel evaluasi ulang evaluasi ulang evaluasi, tidak dapat
didinding dan mudah tentang SAK dan tentang SOP dan dinilai mutu dari SOP
terbaca. SOP SAK dan SAK yang
dibuat.
Adanya SOP
ketenagaan, SOP
keperawatan, SOP
pelayanan, SOP
kegawatdaruratan,
SOP peralatan, SOP
hak pasien dan
keluarga, SOP PPI,
SOP pendidikan
pasien dan keluarga,
SOP transfer pasien,
SOP indikator mutu,
SOP assement
pasien, SOP
manajemen
komunikasi dan
informasi, serta SOP
etik.
Metode Metode pemberian Setiap asuhan
asuhan keperawatan keperawatan yang
berdasarkan pedoman diberikan kepada
SAK bedah. pasien dapat
terlaksana secara
optimal jika
berdasarkan SAK
seluruh jenis kasus
yang sdh tersedia di
83

ruangan
Dalam melaksanakan Dengan adanya SOP,
prosedur sesuai maka prosedur yang
dengan SOP yang dilakukan dapat
berlaku di RS. berdasarkan SOP
yang berlaku,
sehingga tidak terjadi
kesalah tindakan.
Jika pedoman standar
kinerja telah disusun,
maka dapat terjadi
peningkatan kinerja
secara konsisten.
Marketing Adanya kerjasama Belum adanya Dengan menjadi RS Jika standar kinerja
RS terhadap evaluasi kontrol pendidikan maka tidak ditingkatkan,
beberapa instansi mutu terhadap hasil secara tidak langsung maka adanya
pendidikan kerjasama. dapat meningkatkan ancaman pasien
standar kinerja untuk minta dirujuk
anggota. keluar daerah
ataupun pndah RS.
Rumkital Dr.
Midiyato S telah
menjadi rumah sakit
tingkat II dan
merupakan salah satu
rumah sakit terbaik di
kota Tanjungpinang.
Adanya kerjasama
terhadap beberapa
perusahaan seperti
BPJS dan asuransi
kesehatan.
84

Pengorganisasian Man Anggota telah Berdasarkan Adanya kesempatan Dengan tidak


memahami tentang perhitungan pola untuk penambahan melanjutkan profesi
struktur organisasi, ketenagaan dengan tenaga keperawatan. ners, maka sarjana
uraian dan tugasnya, standar 15 orang, keperawatan tidak
cara perhitungan ditemukan dapat dipergunakan
tenaga serta metode kurangnya jumlah di RS.
Tim. tenaga keperawatan
yaitu 3 orang.
Adanya kesempatan Kurangnya
untuk memberikan pemahaman anggota
pembelajaran ulang tentang uraian tugas,
tentang struktur pengaturan jaga
organisasi, uraian berdasarkan tingkat
tugas, pengaturan ketergantungan
jadwal dinas, pasien, perhitungan
perhitungan ketenagaan serta
ketenagaan dan metode asuhan yang
metode tim. akan diberikan
kepada pasien, maka
dapat menurunkan
mutu pelayanan
sehingga pasien
merasa tidak puas.
Adanya tenaga Adanya ancaman
honorer 6 orang yang tenaga honorer keluar
lebih banyak dari RS karena
dibandingkan jumlah adanya penerimaan
pegawai diruang PNS diinstansi lain
paviliund amar
Material Adanya struktur Struktur organisasi Jika dibuat papan Jika papan daftar
organisasi di ruang metode tim belum daftar pasien sesuai pasien dibuat tidak
pulau senoa dengan dilengkapin dengan dengan standar yaitu sesuai standar, maka
85

menggunakan nama ketua tim dan adanya pengorganisasin


metode tim. perawat pelaksana, pengelompokan dapat terganggu
serta perawat yang pasien pertim, sehingga asuhan
dinas pagi, sore dan adanya nama ketua keperawatan yang
malam,libur, serta tim dan perawat diberikan pada pasien
daftar pelaksana, serta tidak maksimal.
pengelompokkan nama perawat yang
pasiennya. dinas pagi, siang dan
sore, maka akan
mempermudah
pengorganisasian dan
memperjelas uraian
tugas perawat.
Metode Struktur organisasi Adanya tumpang Adanya kesempatan Jika pemahaman
yang dibuat tindih dalam uraian untuk pembelajaran tentang metode tim
berdasarkan metode tugas yang ulang tentang metode tidak maksmial maka
tim yaitu terdiri daridisebabkan oleh pemberian asuhan akan berdampak
kepala ruangan, masih adanya keparawatan terutana kepada mutu asuhan
ketuan tim I dan pekerjaan non tentang metode tim, keperawatan yang
perawat pelaksana. keperawatan yang serta uraian tugasnya. diberikan.
dilakasnakan oleh
perawat
Adanya pembagian Metode tim belum Kepala ruangan yang Uraian tugas yang
uraian tugas yang terlaksna secara memiliki gaya tidak jelas dan saling
jelas pada anggota maksimal. kepemimpinan tumpah tindih maka
situsional maka dapat dapat berakibat pada
mempermudah mutu pelayanan dan
terlaksananya juga keselamatan
pengorganisasian yag pasien.
benar.
Pembagian shift jaga Anggota masih Kinerja yang
sudah berdasarkan belum menjalankan menurun karena
86

SOP yang beraku dinas sesuai faktor kelelahan


yaitu yang mengacu pembagian shift dapat berakibat pada
pada tingkat (selalu 64%, sering mutu pelayanan dan
ketergantungan 18%, kadang-kadang juga keselamatan
pasien. 18%) pasien
Perhitungan
ketenagaan sudah
berdasarkan SOP
yang berlaku.
Gaya kepemimpinan Gaya kepemimpinan Kinerja yang
kepala ruangan pulau masih belum sesuai menurun dapat
yaitu situsional. metode tim. berakibat pada mutu
pelayanan dan juga
keselamatan pasien
Pelaksanaan Man Anggota Belum adanya orang Dapat dibuat tim Jika ada tidak tim
mengetahui adanya yang ditetapkan supervisi dan ronde supervisi dan ronde
tentang konsep teori untuk melakukan keperawatan. keperawatan, maka
operan jaga, pre dan supervisi dan ronde tidak dapat dilakukan
postconference, keperawatan. kontrol mutu asuhan
pendelegaisan, keperawatan yang
supervisi serta ronde diberikan pada psien
keperawatan. serta kinerja anggota.

Adanya anggota yang


pernah pelatihan
ATCN dan BTCLS
Material Adanya SOP operan Belum adanya Adanya kesempatan Jika format operan
jaga format operan jaga untuk pembuatan jaga, pedoman pre
yang sesuai standar. format operan jaga, dan post conference,
pedoman pre dan pedoman supervisi
post conference, dan jadwal secara
pedoman supervisi tertulis, serta
87

dan jadwal secara pedoman ronde


tertulis, serta keperawatn dan
pedoman ronde jadwalnya secara
keperawatn dan tertulis tidak ada,
jadwalnya secara maka dalam
tertulis. pelaksanaannya tidak
akan sesuai standar
dan hal ini dapat
mempengaruhi mutu
asuhan yang
diberikan pada
pasien.

Belum adanya
pedoman pre dan
post conference

Belum adanya
pedoman supervisi
serta jadwal secara
tertulis
Belum adanya
pedoman ronde
keperawatan serta
jadwal tertulis.
Metode Operan jaga yang Belum adanya Jika format operan Jika fungsi
dilakukan pendokumentasian jaga, pedoman pre manajemen terutama
berdasarkan SOP operan jaga yang dan post conference, dalam hal
yang berlaku. ditandatangani oleh pedoman supervisi pelaksanaan tidak
perawat yang serta jadwalnya, berjalan dengan baik,
melakukan operan. pedoman ronde maka mutu RS akan
keperawatan dan menurun.
88

jadwalnya telah ada,


maka
pelaksanaannya
dapat berjalan secara
maksimal.
\ Isi dari pre dan post
conference belum
sesuai dengan
pedoman
Isi dari pelaksanaan
supervisi belum
sesuai dengan
pedoman dan tidak
menggunakan jadwal
Belum pernah
dilakukan ronde
keperawatan.
Pengendalian Man Kepala ruangan Anggota belum Adanya kesempatan Tingkat kepuasan
memahami tentang melaksanakan survey untuk melakukan pasien tidak dapat
perhitungan BOR, kepuasan pasien. survey kepuasan diukur sehingga mutu
ALOS, TOI, dan pasien. RS tidak dievaluasi.
indikator mutu
Adanya anggota yang
telah melaksanakan
diklat PPI
Seluruh anggota
memahami tentang
indikator mutu
Anggota yang
memahami tentang
dokumentasi asuhan
keperawatan
89

Materi Adanya pedoman dan Belum adanya Adanya kesempatan Jika format penilaian
SOP indikator mutu format penilaian untuk membuat pendokumentasian
pendokumentasian format penilaian asuhan keperawatan,
asuhan keperawatan pendokumentasian survey kepuasan dan
asuhan keperawatan, jadwal tertulisnya
survey kepuasan dan tidak dibuat, maka
jadwal tertulisnya tidak dapat diukur
serta format masalah mutu
keperawatan pasien. pendokemntasian dan
mutu asuhan
keperawatan
sehingga tidak dapat
dievaluasi.
Adanya buku untuk Belum adanya Jika kebutuhan Terbatasnya sarana
perhitungan BOR, format survey sarana dan prasarana dan prasarana dapat
ALOS, TOI dan kepuasan serta terpenuhi maka mutu menjadi ancaman
indikator mutu. jadwal tertulisnya. pelayanan akan yaitu pasien minta
meningkat. untuk dirujuk atau
pindah ke RS lain.
Adanye keterbatasan
sarana dan prasarana
terutama alat
kesehatan dan non
kesehatan serta alat
tenun.
Metode Perhitungan BOR, Belum adanya Adanya kesempatan Jika perhitungan
ALOS, TOI perhitungan pasien untuk melaksanakan pasien yang lari dan
dilakukan setiap yang lari dan perhitungan pasien pasien yang
bulan. pengekangan fisik yang lari dan pasien mengalami
setiap bulan. yang mengalami pengekangan fisik
pengekangan fisik. tidak dilakuka. maka
tidak dapat dinilai
90

indikator mutunya.

Penilaian indikator Audit dokumentasi Adanya kesempatan Jika


mutu dilaksanakan asuhan keperawatan untuk melaksanakan pendokumentasian
setiap bulan yaitu belum diisi dalam audit dokumentasi tidak dilakukan
kejadian plebitis, lembar format asuhan keperawatan secara lengkap maka
angka kejadian penilainnya. dan diisi dalam jika ada masalah,
decubitus, resiko lembar format tidak dapat menjadi
jatuh, identifikasi penilainnya. bahan bukti yang
pasien, kesalahan kuat.
lokasi, prosedur dan
pasien saat operasi,
kematian dimeja
operasi dan
keterlambatan waktu
tunggu operasi.
Pendokumentasian Pendokumentasian Adanya kesempatan Jika survey kepuasan
asuhan keperawatan Tindakan untuk pembelajaran dan survey masalah
(pengkajian, keperawatan belum tentang keseragaman pasien tidak
diagnosa berjalan secara penulisan asuhan dilakukan maka tidak
keperawatan, maksimal (hanya keperawatan. dapat dinilai mutu
implementasi, 75%). pelayanan RS
evaluasi dan catatan sehingga RS tidak
perkembangan dapat melakukan
terintegrasi) evaluasi kinerja
terlaksana dengan anggotanya.
baik yaitu 100%.
Jadwal pelaksanaan Jika jadwal survey Jika angka plebitis
Survey kepuasan kepuasan telah ada, tinggi, maka mutu
pasien belum ada maka dapat diadakan pelayanan di RS
dan belum secara rutin sehingga dinilai belum
91

dilaksanakan secara kepuasan pasien maksimal sehingga


rutin dapat dinilai. pasien dapat mencari
RS lain yang
memiliki mutu lebih
baik.
Adanya Jika jadwal Jika identifikasi
ketidakseragaman pelaksanaan survey pasien tidak
dalam pengisian masalah pasien telah dilakukan dengan
dokumentasi asuhan dibuat, maka survey baik, maka resiko
keperawatan. dapat dilakukan munculnya kesalahan
secara rutin sehingga terhadap pasien
dapat diketahui semakin tinggi.
masalah-masalah
yang muncul pada
pasien.
Angka pelibitis Angka kejadian Keterlambatan waktu
diruang senoa diatas plebitis dapat operasi dapat
standar yaitu ≥1,5% diturunkan dengan menjadi ancaman
melaksanakan kepercayaan pasien
pamasangan infus terhadap mutu
sesuai dengan SOP. pelayanan RS.
Masih tingginya Seluruh pasien dapat
pasien yang tidak memakai gelang
memakai gelang identifikasi jika
identifikasi. kebutuhan gelang
terpenuhi dan
diberikan penjelasan
ulang kepada
anggota tentang
pentingnya
identifikasi pasien.
92

Masih tingginya
keterlambatan waktu
tunggu operasi

Anda mungkin juga menyukai