Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI VETERINER DAN SATWA


AKUATIK I

NAMA : ALI HAQQI

NIM : O111 15 311

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : ALI HAQQI


NIM : O111 15 311
Waktu Praktikum : Rabu, 16 Nopember 2016

Makassar, 20 November 2016


JUDUL PRAKTIKUM
Pemeriksaan Mikroba Sampel dan Inokulasi Bakteri Pada Medium Selektif
EMBA (Eosin Metilen Blue Agar)

TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengetahui cara perkembangbiakan bakteri dalam agar
2. Untuk mengetahui cara penanaman bakteri pada medium dengan baik
3. Untuk mengetahui sifat dari bakteri bakteri dalam suhu

RUANG LINGKUP PRAKTIKUM


1. Pengenceran sampel
2. Pembekuan agar
3. Penumbuhan mikroba dalam medium agar
4. Penanaman atau inokulasi bakteri pada medium EMBA
TINJAUAN PUSTAKA

Isolasi adalah merupakan cara memisahkan mikroorganisme tertentu dari


lingkungan, sehingga dapat diperoleh biakan yang sifatnya murni, sehingga
biakan tersebut disebut kultur murni (Hadioetomo, 1990).
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan
tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri
(inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya
dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi
(Dwijoseputro, 1998)
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam keadaan cair atau padat. Dalam
biakan cair, mikroorganisme menunujukkan ciri pertumbuhan tersendiri.
Kekeruhan dilihat pada medium terjadi akibat pertumbuhan mikroorganisme.
Jumlah mikroorganisme yang diperlukan cukup banyak agar terlihat keruh, bila
pertumbuhan mikroorganisme menumpuk bahjkan dibagian dasar tabung akan
terlihat sedimen sebaliknya, bila pertumbuhan mikroorganisme ini sedikit maka
terlihat sebagai partikel berupa lapisan tipis pada permukaan, kedangkalan
pertumbuhan yang terlihat pada medium merupakan gabungan dari kekeruhan,
sedimen, partikel (Oetomo, 1990).
Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media
agar memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga
memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok
massa sel yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan
pada medium disebut inokulum, dengan menginokulasi medium agar nutrien
(nutrien agar) dengan metode agar tuang atau media agar sebar, sel-sel
mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel mikroba
individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18 sampai 24 jam
terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat
terlihat oleh mata telanjang. Setiap koloni merupakan biakan murni satu macam
mikroorganisme (Pelczar dan Chan, 2007).
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni
mikroorganisme, yaitu (Winarni, 1997):
a. Metode Gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan
waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan
latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.
Inokulum digoreskan ke permukaan media agar nutrien dalam cawan petri
dengan jarum pindah (lup inokulum). Di antara garis-garis goresan akan
terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
Ada beberapa teknik dalam metode goresan, yakni:
1) Goresan T

Gambar 1. Goresan T

2) Goresan kuadran
Gambar 2. Goresan kuadran
3) Goresan radiand

Gambar 3.. Goresan radian

4) Goresan sinambung

Gambar 4. Goresan sinambung


b. Metode Tebar
Setetes inokulum diletakkan dalam sebuah medium agar nutrien dalam
cawan petri dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril.
Inokulasi itu disebar dalam medium betang yang sama dapat digunakan
menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri
yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni yang
terpisah-pisah.
c. Metode Tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar
melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga
pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung.
Gambar 4. Metode tuang

d. Metode Tusuk
Metode tusuk yaitu dengan cara meneteskan atau menusukkan ujung jarum
ose yang didalamnya terdapat inokulum, kemudian dimasukkan ke dalam media.

Suatu individu mikroorganisme barangkali pada lingkungan yang berbeda


dapat masuk pada masing-masing kelompok dari keempat kelompok tersebut.
Sebagai contoh bakteri Escherichia coli secara umum termasuk innert. Namun
pada keadaan lain dapat bersifat patogenik, karena dapat menyebabkan keracunan
pangan. Strain tertentu dapat menyebabkan kerusakan pangan tanpa menyebabkan
timbulnya penyakit. Staphylococcus merupakan bakteri cocci berukuran besar,
terdapat dirongga hidung manusia maupun pada beberapa jenis hewan tertentu
dan pada kulit. Staphylococcus aureus menginfeksi luka-luka, menyebabkan rasa
panas dan bisul-bisul. Ini juga salah satu penyebab yang umum pada keracunan
pangan. Salmonella merupakan bakteri berbentuk batang pandek dan aerobic.
Habitat utamanya adalah saluran usus manusia dan hewan. Salmonella typhi
menyebabkan demam tifus dan beberapa spesies lain menyebabkan keracunan
pangan (Gaman 1992).
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat hara (nutrien)
yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya. Selain itu,
medium juga dipergunakan untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis, dan
perhitungan jumlah mikroorganisme. Untuk menetapkan suatu jenis mikroba sebagai penyebab
penyakit harus terlebih dahulu mendapatkan mikroba dalam keadaan murni untuk diselidiki
sifat-sifatnya. Untuk tujuan tersebut sangat diperlukan suatu medium sebagai tempat tumbuh dan
isolasi mikroorganisme. Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang
berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Adapun
beberapa jenis medium agar, dua diantaranya yaitu media nutrient agar dan media EMBA.
Nutrient agar adalah medium yang diklasifikasikan sebagai medium sintetik
terstruktur karena tersusun oleh komponen yang pasti jenis dan kuantitasnya.
Medium Nutrient agar merupakan medium umum yang dapat digunakan untuk
mengkultivasi berbagai jenis bakteri (Waluyo, 2008).
E. coli dapat di identifikasi dengan menggunakan media Agar EMBA sebab
secara umum media EMB agar adalah media isolasi untuk membedakan
bakteri Enterobacteriaceae. EMB Agar adalah media yang digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya bakteri coliform di dalam suatu sample. Media
Eosin Methylene Blue Agar ini mempunyai keistimewaan mengandung laktosa
dan berfungsi untuk membedakan mikroba yang memfermentasikan laktosa
seperti S. aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi
laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam.
Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Fungsi
dari eosin dan metilen blue membantu mempertajam perbedaan warna. Adapun
warna yang akan terlihat adalah warna hijau metalik.
Gambar 5. E. coli pada media EMBA
MATERI DAN METODE

3.1 Materi
3.1.1 Alat
1. Bunsen
2. Ose
3. 4 buah cawan petri bersih dan steril
4. Rak tabung
5. Pipet tetes
6. Korek
3.1.2 Bahan
1. 4 tabung akuades, dengan satu tabung berisikan 4,5 ml akuades bersih dan
steril
2. Sampel air atau makanan
3. Biakan bakteri E coli
4. Medium agar hangat yang belum membeku
5. Medium tumbuh selektif EMBA
3.2 Metode
1. menumbuhkan mikroba pada medium agar
a. Pertama, melakukan pengenceran bertingkat. Dimulai dari pengenceran
0.1,0.01, sampai 0.001.
b. Cara pegenceran adalah dengan mencampurkan 0.5 sampel (sampel cair)
ke dalam 4.5 ml akuades, kemudian dihomogenkan.
c. Pengenceran 0.01 selanjutnya dilakukan dengan mencampurkan 0,5 ml
sampel pengenceran 0.1 sebelumnya dengan 4.5 ml akuades, kemudian
dihomogenkan kembali.
d. Pengenceran 0.001 selanjutnya dilakukan dengan mencampurkan 0,5 ml
sampel pengenceran 0.01 yang sebelumnya dengan 4.5 ml akuades,
kemudian dihomogenkan kembali.
e. Setelah pengenceran, masing-masing sampel diambil 1 ml dan kemudian
dimasukkan ke dalam cawan petri. Aturannya dimluai dari pengenceran
terbesar atau konsentrasi terkecil, yakni dari 0.001,0.01,0.1 dan terakhir
diambil juga sampel yang tak diencerkan.
f. Sebelum dituangkan pada cawan petri terlebih dahulu dilakukan uji suhu
agar pada agar yang ingin dibuat berhasil yaitu dengan mengikuti suhu
pipi.
g. Tuangkan medium agar cair kurang lebih seperempat dari cawan petri,
kemudian goyangkan dengan membentuk angka 8, hal ini dimaksudkan
agar medium agar dan sampel dapat homogen.
h. Setelah homogen, diamkan cawan hingga medium agar membeku.
kemudian, inkubasi cawan pada suhu optimal 37oC selama 24 jam.
2. Inokulasi bakteri pada medium EMBA
a. Siapkan alat dan bahan, bagi medium EMBA menjadi 4 kuadran atau area
b. Sterilkan ose dengan cara panaskan di atas api, setelah itu sterilkan ujung
ose dimasukkan dalam tabung biakan bakteri.
c. Karena melakukan metode gores, maka ujung ose pertama kali digoreskan
secara tebal pada area I, kemudian pijarkan ose kembali
d. Putar medium 90o kemudian goreskan ujung ose di area II, pastikan ujung
goresan berhubungan dengan goresan pertama tadi.
e. Lakukan langkah III dan IV sama seperti langkah I , pastikan goresan yang
ada makin kecil dan reggang.
Sebagai catatan, semua kegiatan dilakukan dekat dengan nyala api untuk
menghindri kontaminasi dari mikroba di udara. Inkubasi cawan pada suhu
optimal 37oC selama 24 jam
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. E. coli pada media agar EMBA

2. Pengujian air pada nutrient agar


B. Pembahasan
1. E. coli pada media agar EMBA
Pada percobaan ini didapatkan bahwa benar E.coli dapat tumbuh
pada media EMBA dengan menghasilkan warna hijau metalik sesuai
dengan teori. Akan tetapi jumlah koloni tidak sesuai dengan harapan sebab
kesalahan dari praktikkan akibat kurangnya kemampuan menggunakan
alat dan bahan praktikum
2. Pengujian air pada nutrient agar
Pada pengujian air dengan menggunakan media nutrient agar
ditemukan bahwa terdapat bakteri pada air mineral yang menjadi bahan
uji. Hal ini dibuktikan dengan tumbuhnya koloni bakteri pada media
nutrient agar
RANGKUMAN
Berdasarkan pengataman di laboratorium, dapat diketahui beberapa hal, yaitu :

1. E. coli dapat tumbuh pada media EMBA karna suhu juga yang
mempengaruhi pertumbuhan dari bakteri.

2. Melakukan pengujian metode gores pada agar untuk melihat bakteri lebih
jelas dan efektif

3. Hasil uji dengan menggunakan media nutrient agar menunjukkan bahwa


terdapat bakteri pada air mineral yang menjadi bahan uji.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro,D.1990.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : jakarta

Gaman, P.M dan Sherington, K.B. 1992. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan,
Nutrisi dan Mikrobiologi. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

Hadioetomo, Ratna S., 1990, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, PT. Gramedia :
Jakarta.
Oetomo Hadi, Ratnasari. 1990. Mikrobiologi Dasar. PT Gramedia : Jakarta

Pelczar dan Chan. 2007. Analisis Mikroba pada Inokulasi . Edisi Kelima.Erlangga
: Jakarta

Waluyo, Lud. 2008. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. UMM-Press :
Malang.

Winarni, D. 1997. Diktat Teknik Fermentasi. Program D3 Teknik Kimia FTI-ITS:


Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai