Anda di halaman 1dari 77

Prosedur dan Teknik Pembuatan

dan Pemasangan Pembesian/


Penulangan Beton
Disampaikan oleh
SUHENDRA, ST, MT

Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton


Jambi, 02 - 07 November 2015
MANDOR…
Arti Kata "mandor" Menurut KBBI
Arti kata, ejaan, dan contoh penggunaan kata "mandor" menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
man·dor n 1 orang yg mengepalai beberapa orang atau kelompok
dan bertugas mengawasi pekerjaan mereka; 2 karyawan biasa yg
tugasnya sama dng tugas karyawan yg lain dan di samping itu
merangkap tugas pengawasan atas rekan-rekannya;
-- jalan 1 mandor yg mengurus perbaikan jalan; 2 cak penganggur;
orang yg berkeluyuran;
me·man·dori v mengepalai (mengawasi) pekerja-pekerja
A. PEKERJAAN PERSIAPAN PEMBESIAN /
PENULANGAN BETON
A.1. SURVEY AREA PEKERJAAN DAN PERSIAPAN BAHAN, TENAGA KERJA, DAN
PERALATAN

 1.1. Survey area pekerjaan


 1.2. Pengajuan dan persiapan bahan
 1.3. Pengajuan dan penyiapan tenaga kerja
 1.4. Pengajuan dan penyiapan peralatan
A.2. PENJELASAN STANDAR DAN PROSEDUR KERJA

 2.1. Penjelasan spesifikasi


 2.2. Penjelasan standar
 2.3. Penjelasan Instruksi
 2.4. Penjelasan gambar kerja dan jadwal kerja
B. PEMBUATAN DAN PEMASANGAN PEKERJAAN
PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

B.1 . BAHAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

 1.1. Bahan
 1.2. Jenis dan Mutu
 1.3. Macam baja beton
 1.4. Cara menentukan diameter
 1.5. BataS toleransi yang diizinkan pada batang baja tulangan
 1.6. Jaringan kawat baja las (wire mesh
 1.7. Kawat pengikat baja tulangan
B.2. PERALATAN – PERALATAN PEKERJAAN PEMBESIAN

 2.1. Alat Manual dan


 2.2. Pedoman Pemakaian dan Pemeliharaan Peralatan
B.3. PEMBUATAN DAFTAR PEMOTONGAN BESI DAN PERHITUNGAN VOLUME
PEKERJAAN

 3.1. Daftar pembengkokkan dan daftar pemotongan besi beton


 3.2. Pembuatan Beug – Staat (daftar pemotongan besi dan
 daftar pembengkokkan besi)
 3.3. Cara menghitung volume pekerjaan besi terpasang
 3.4. Contoh gambar kerja dan Bar Bending Schedule
 (daftar pembengkokkan besi)
B.4. PEMOTONGAN, PEMBENGKOKKAN DAN GANJAL TULANGAN

 4.1. Standar Untuk Pelaksanaan pekerjaan pembesian


 4.1.1. Fungsi baja tulangan beton
 4.1.2. Bentuk-bentuk umum pembengkokkan tulangan
 4.1.3. Selimut beton
 4.1.4. Ganjal tulangan / beton dekking / spacer / chair support
 4.1.5. Penyambungan baja tulangan
 4.2. Pemotongan dan pembengkokkan tulangan beton
 4.2.1. Pemotongan
 4.2.2. Pembengkokkan
 4.2.3. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembengkokkan
 4.2.4. Toleransi pada pemotongan dan pembengkokkan
 4.2.5. Kait dan pembengkokkan
 4.2.6. Pemotongan dan pembengkokkan secara mekanis
 4.2.7. Pengelompokkan dan penyimpanan baja beton
B.5. PENGANYAMAN / PERANGKAIAN DAN PEMASANGAN PEMBESIAN /
PENULANGAN BETON

 5.1. Umum
 5.2. Pengikatan baja beton
 5.3. Tulangan Balok
 5.3.1. Metode kerja I
 5.3.2. Metode kerja II
 5.4. Tulangan Lantai
 5.4.1. Metode kerja I
 5.4.2. Metode kerja II
 5.5. Tulangan Dinding
 5.6. Tulangan Kolom
 5.7. Menganyam di industri (sentral) pembengkokkan dan penganyaman
C. PEMERIKSAAN, PELAPORAN DAN EVALUASI
PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBESIAN /
PENULANGAN BETON
C.1. PEMERIKSAAN PEKERJAAN PEMBESIAN

 1.1. Pemeriksaan
 1.2. Check List
 1.3. Piket / Storing
 1.4. Bagan Penyelesaian pekerjaan
 1.5. Contoh kasus kegagalan pemasangan pembesian
C.2. PELAPORAN DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PEMBESIAN

 2.1. Pelaporan hasil pelaksanaan pembesian


 2.2. Evaluasi hasil pelaksanaan pembesian
A. 1 SURVEI AREA PEKERJAAN DAN
PERSIAPAN BAHAN, TENAGA KERJA DAN
PERALATAN
 ada 3 (tiga) area pekerjaan yang meliputi
 Gudang penyimpanan material,
 Workshop pembesian dan
 Tempat pelaksanaan pekerjaan atau site
construction work.
GUDANG PENYIMPANAN MATERIAL

 Apabila merupakan gudang terbuka, maka perlu diberi pembatas atau


semacam pagar agar tidak tercampur dengan bahan / material yang lain.
 Penyimpanan besi beton harus bebas dari tanah (diatas balok / palang atas yang
sejenis)
 Per diameter disimpan terpisah
 Hindarkan kelamaan waktu penyimpanan yang tidak perlu (jangan terlalu banyak
memesan)
 Sisa dan apkiran material ditempatkan pada ruangan terpisah.
Tujuan penyimpanan baja beton adalah :

 Mencegah terjadinya korosi


 Memudahkan pengambilan, mengingat baja beton terdiri
dari berbagai diameter dan ukuran
 Mencegah kecerobohan tukang pasang baja beton,
khususnya saat pengambilan dari tempat pemotongan /
pembengkokkan baja tulangan
 Memudahkan perhitungan stock / persediaan
Cara Penyimpanan Baja
 Tempat penyimpanan diberi lantai / floor dengan beton tumbuk dan diberi
peletakan dari balok-balok kayu bulat diameter 15 cm. Alternatif lain adalah
setelah permukaan tanah diratakan dan dipadatkan,dialas terpal kemudian
diberi perletakan kayu dengan jarak maksimum 1.00 m. Lokasi harus ditempat
yang mudah dikunjungi.
 Sedapat mungkin untuk tulangan dengan diameter besar (lebih dari 16 mm)
disimpan dalam kondisi lonjoran lurus (12 meter).
 Penyimpanan dipisahkan sesuai dengan diameternya, dan diikat tiap jumlah
tertentu (misalnya 10 batang) sehingga memudahkan pengambilan dan
penghitungannya
 Apabila disimpan dialam terbuka, apalagi dekat laut / daerah pantai, maka
tumpukan baja beton harus ditutup terpal.
 Beri tanda / tanggal kedatangan tiap baja beton agar pengambilannya bisa
diutamakan yang datang lebih awal.
WORKSHOP PEMBESIAN

 Merupakan tempat kerja tukang pembesian


 ditempatkan peralatan - peralatan baik mekanis maupun manual
 mesin pembengkok besi (bar bender),
 mesin pemotong besi (bar Cutter)
 dan alat-alat bantu lainnya.
 Komposisi alat dan luasnya ruangan
 Kemudahan transport material dari dan ke workshop
 alat angkut biasa (dump truck / truck)
 pada proyek high rise building memakai tower crane.
Area Pelaksanaan Pekerjaan Atau Site
Construction Work
 Kemudahan transport material
 Secara berkala sebelum melakukan penyetelan besi beton maka harus dilihat
kesiapan dari pekerjaan bekisting dan form work (perancah).
 Aspek keamanan dan kesehatan lingkungan (K3) pada area pelaksanaan
pekerjaan
 tempat tersebut harus betul-betul sudah kuat menahan beban dari besi beton
maupun tukang dan pekerja yang bekerja diatasnya.
PENGAJUAN DAN PERSIAPAN BAHAN
1. Dari gambar kerja pembesian pada lokasi pekerjaan tertentu, dibuat daftar
pembengkokkan besi atau Bar Bending Schedule.
2. Dari daftar pembengkokkan besi dapat dibuat daftar pemotongan besi.
3. Dari kedua daftar tersebut dengan melihat gambar kerja pembesian, maka
akan bisa dihitung volume pembesian pada lokasi tertentu.
4. Hasil dari perhitungan volume pada lokasi tertentu tadi akan dibuat schedule
harian dan mingguan.
1. Pihak kontraktor / pemberi pekerjaan maupun pihak mandor harus selalu
cross check agar kebutuhan volume material pada lokasi tertentu tadi
dihitung dengan benar sehingga tercapai efisiensi bahan.
2. Dari jadwal kerja harian / mingguan tadi, mandor akan mengajukan
permintaan material dengan target pendatangan yang telah ditentukan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penerimaan besi beton

 Memeriksa apakah sejumlah besi beton


tersebut sesuai dengan jenis / mutu baja,
diameter dan panjang yang dipesan.
 Dilampiri sertifikat atau tanda pemeriksaan
 Pemeriksaan visual terhadap karatan,
pelupasan dan sebagainya
 Kelurusan batang – batang.
RENCANA KERJA MINGGUAN
BULAN : SEPTEMBER ……... TAHUN : 2006
VOLUME
MINGGU KE : III
NO. JENIS PEKERJAAN ANIS KETERANGAN
TANGGAL
RENCANA REALISASI
SN/18 SL/19 RB/20 KM/21 JM/22 SB/23 MG/24
1 Plat Lantai 5 AP 11' - 12' / G-H
- Bekisting 210 M2
- Pembesian 26.716 Kg
- Pengecoran 80 M3

2 Dinding kolam renang AP 14 - 16 / D - E


- Bekisting 81 M2
- Pembesian 1.25 Kg
- Pengecoran 6 M3

3 Tangga core AP 12 - 13 / E

4 Lantai 3 AP 13 - 15 / G - H'
- Bekisting 56 M2
- Pembesian 2.7 Kg
- Pengecoran 15 M3

5 Dinding retaining wall AP 7 - 8 / G - H'

6 Lantai 3 AP 9 - 12 / G' - H'


- Bekisting 37 M2
- Pembesian 3.74 Kg
- Pengecoran 20 M3

Jakarta, 18 September 2006


Mengetahui Disetujui Dibuat oleh,
Kepala Proyek Kepala Lapangan Pelaksana
PENGAJUAN DAN PENYIAPAN TENAGA KERJA
 Dari rencana kerja harian / mingguan, maka dapat dilihat berapa target / rencana volume
pembesian per hari selama satu minggu.
 Dari rencana volume pembesian per hari selama satu minggu tersebut akan dirinci kebutuhan
peralatan yang meliputi komposisi dan jumlah alat.
 Bersamaan dengan itu dapat dihitung juga jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yang
dibutuhkan.
 Faktor terpenting dalam menentukan jumlah alat dan tenaga kerja adalah produktifitas alat
dan produktifitas tenaga kerja. Seorang mandor yang berpengalaman akan sudah tahu
mengenai produktifitas tersebut sehingga pelaksanaan pekerjaan menjadi efisien dan efektif.
 Apabila sudah dapat dihitung jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan per hari
selama satu minggu maka dapat dibuat jadwal kebutuhan tenaga kerja. Jadwal tersebut bisa
dibuat menempel pada jadwal kerja harian / mingguan atau dipisah merupakan jadwal
sendiri. (lihat contoh)
 Dari hal tersebut dapat diajukan kepada pemberi pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga
kerja yang dibutuhkan per minggu.
 Jangan dilupakan juga penyediaan sarana dan prasarana tenaga kerja antara lain barak kerja,
biaya mendatangkan tenaga kerja dari daerah dan lain-lain sebagai berikut :
PENGAJUAN DAN PENYIAPAN PERALATAN
 Komposisi alat memegang peranan penting dalam peningkatan efisien kerja
dilapangan, misalnya diperlukan satu pasang bar bender untuk
membengkokkan besi beton yang berukuran cukup panjang sehingga besi
beton tersebut tidak perlu dibalik. Dari hal tersebut komposisi yang efisien
misalnya terdiri dari satu alat bar cutter dan dua alat bar bender untuk satu
set pekerjaan.

 Peralatan ditata dan ditempatkan sedemikian rupa untuk kelancaran dan


produktifitas pekerjaan.

 Kalau workshop sudah dibuat maka kita harus menyesuaikan dengan peralatan
yang akan digunakan maupun tenaga kerja yang ditempatkan disitu.
AHSP-2013 Bagian 4: Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Cipta Karya
A.4.1.1.17 Pembesian 10 kg dengan besi polos
atau besi ulir
A.4.1.1.28 Membuat 1 m3 pondasi beton bertulang (150 kg besi + bekisting)
3
A.2. PENJELASAN STANDAR DAN PROSEDUR KERJA
 Sebelum mulai pekerjaan di lapangan, mandor harus
memberikan penjelasan dulu kepada para tukang dan
pekerja mengenai hal – hal yang penting pada pelaksanaan
pekerjaan nantinya.
 Sehingga proses pelaksanaan pekerjaan menjadi benar,
 koordinasi diantara pekerja menjadi baik,
 Kekeliruan pekerjaan menjadi minimal dan
 Tercapai efektifitas dan efisiensi dilapangan.
 Penjelasan harus detail tetapi dengan cara yang
sederhana,
 Disesuaikan dengan level kemampuan seorang tukang dan
 Mudah dimengerti dan dicerna.
Penjelasan spesifikasi

 Macam-macam bahan baja beton,


 tulangan baja polos dan tulangan baja ulir
 beserta persyaratan bahan-bahan tersebut.
 Syarat pemotongan dan pembengkokan besi beton,
 apabila proyek dari dana lokal biasanya mengacu standar
sesuai PBI’ 71. Sedangkan proyek-proyek berskala besar
dan dana dari luar negeri, standarnya juga berasal dari
luar negeri. Karena cukup banyak maka standar-standar
tersebut tidak dicantumkan pada spesifikasi tetapi
kontraktor harus mengacu Buku Standar yang ada (misal
PBI’71) atau diuraikan secara detail pada gambar kontrak.
 Syarat - syarat pemasangan dan penyetelan baja beton
 Syarat - syarat selimut beton.
Penjelasan Standar pembesian
 Standar bisa berasal dari dalam negeri
misal PBI’ 71 atau SNI maupun dari luar
negeri. Standar tersebut bisa berbeda
karena kemungkinan adanya perbedaan
angka keamanan untuk perhitungan
konstruksi.
 Sebaiknya dibuat secara singkat oleh
mandor untuk dijelaskan kepada yang
bersangkutan
Contoh dari standar
pembesian menurut PBI’
71
Penjelasan Instruksi Kerja

 Instruksi kerja merupakan prosedur Quality Assurance atau sistem mutu


proyek
 Konsep dasarnya :

TULIS APA YANG ANDA KERJAKAN


DAN
KERJAKAN APA YANG ANDA TULIS
Penjelasan gambar kerja dan jadwal
kerja
 Jadwalkerja harian memuat lokasi
pekerjaan sesuai gambar kerja, rencana
volume dan rencana waktu pelaksanaan
 Pegangan untuk mandor dan tukang adalah
:
 Jadwal kerja harian
 Gambar kerja pembesian sesuai lokasi
 Daftar pembengkokkan dan pemotongan besi
 Spesifikasi dan standar pembesian.
RENCANA KERJA MINGGUAN
BULAN : SEPTEMBER ……... TAHUN : 2006
VOLUME
MINGGU KE : III
NO. JENIS PEKERJAAN ANIS KETERANGAN
TANGGAL
RENCANA REALISASI
SN/18 SL/19 RB/20 KM/21 JM/22 SB/23 MG/24
1 Plat Lantai 5 AP 11' - 12' / G-H
- Bekisting 210 M2
- Pembesian 26.716 Kg
- Pengecoran 80 M3

2 Dinding kolam renang AP 14 - 16 / D - E


- Bekisting 81 M2
- Pembesian 1.25 Kg
- Pengecoran 6 M3

3 Tangga core AP 12 - 13 / E

4 Lantai 3 AP 13 - 15 / G - H'
- Bekisting 56 M2
- Pembesian 2.7 Kg
- Pengecoran 15 M3

5 Dinding retaining wall AP 7 - 8 / G - H'

6 Lantai 3 AP 9 - 12 / G' - H'


- Bekisting 37 M2
- Pembesian 3.74 Kg
- Pengecoran 20 M3 B
A
Jakarta, 18 September 2006
C
Mengetahui Disetujui Dibuat oleh,
Kepala Proyek Kepala Lapangan Pelaksana K
B. Pembuatan dan Pemasangan Pekerjaan
Pembesian / Penulangan Beton
B.1. BAHAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Besi dengan kadar karbon > 2 % dinamakan besi tuang


Besi dengan kadar karbon < 2 % dinamakan baja
SNI 2052:2014 tentang BAJA TULANGAN BETON
e. Beberapa profil baja tulangan beton
BjTP

BjTS Jenis Sirip Curam ( Tor Type)


≤ 0,7 Ø Tinggi sirip ≥ 0,05 Ø, maks 0,10 Ø

45o ≤  ≤ 70o

sirip melintang
Rusuk memanjang
BjTS Jenis Bambu (Bamboo Type)
sirip melintang

BjTS Jenis Tulangan Ikan (Fish Bone Type)


≤ 0,7 Ø Tinggi sirip ≥ 0,05 Ø, maks 0,10 Ø

> 70o

Rusuk memanjang sirip melintang


Baja polos
(BjTP)

Baja bersirip
(BjTS)
Persyaratan pembengkokan di
Tidak boleh terjadi retak
lapangan :
pd sisi luar
• Btng tul tdk boleh dibengkokkan dan
diluruskan dgn cara-cara yg
Sudut lengkung 180 o merusak penampang;
• Membengkok dan melurusan harus
BjTP 24 – 3 Ø dilakukan dlm keadaan dingin,
pemanasan dibolehkan atas
pengawasan perencana;
• Pemanasan dilakukan pada suhu
maks 850o C;
• Batang tulangan yg dibengkok dgn
pemanasan tdk boleh didinginkan
dgn cara disiram air.
BjTP 24, Warna – hitam

BjTP 30 = BjTS 30, warna - biru

BjTS 35, warna - merah

BjTS 40, warna - kuning

BjTS 50, warna - hijau


Ciri khas dari baja beton ditentukan :
 Kuat tarik
 Batas ulur minimum
 Regangan pada batas maksimal
 Modulus elastisitas

Sifat-sifat tersebut diatas dapat ditentukan


dengan pengujian tarik
Hubungan Tegangan
dengan regangan baja
tulangan
Baja Beton Polos
 Lebih cocok dipakai sebagai tulangan plat beton,
angker, sambungan pada perkerasan jalan,
sengkang dan spiral kolom (rekomendasi ACI).
 Setiap ujung baja harus dibengkok seperti kait. 
bertujuan untuk memperbesar daya lekat
tulangan terhadap beton.
Cara Menentukan Diameter Batang
Untuk mengontrol diameter batang baja beton dilapangan
pada baja polos dilakukan dengan cara mengukur
penampangnya, sedangkan untuk diameter baja beton
deform (ulir) garis tengah karakteristik dihitung dengan
memakai rumus : d = (12,74 s/d 12,8)  B
dimana B = berat batang uji dibagi panjang batang uji
(Kg / m, gr / mm)
Contoh :
Suatu batang uji panjang 523 mm,
massa 836 gram,
maka garis tengah karakteristiknya
836
d  12,74  16,1mm
523
Jaringan Kawat Baja Las/JKBL (Wire Mesh)
 adalah jaringan dari kawat baja tulangan beton prefab,
 tiap titik pertemuan tulangan memanjang dan melintangnya dilas
listrik untuk mendapatkan shear resistant.
 Batang baja yang digunakan adalah dari baja keras U – 50 (batas
ulur minimum 50 kg / mm2 atau 500 Mpa)
 diameter batang yang ada dipasaran adalah 4 mm s/d 10 mm.
 Toleransi diameter kawat baja tulangan :
 4,00 mm s/d 6,00 mm = ± 0,10 mm ,
 6,00 mm keatas = ± 0,13 mm.
 Pemakaian jaringan tulangan beton adalah untuk lantai atau dinding
atau pipa dengan catatan beban yang ditahan struktur tersebut
adalah beban merata.
Keuntungan pemakaian JKBL

1. Menjamin ketepatan perhitungan struktur


beton
2. Mempercepat waktu pelaksanaan
3. Pengawasan mudah
4. Bisa
menghemat biaya pasang dan biaya tak
terduga
Kawat Pengikat Baja Tulangan
 Kawat pengikat harus terbuat dari besi baja
lunak yang telah dipijarkan terlebih dahulu,
diameter minimum 1 mm, tidak bersepuh
seng.
 Pemakaian kawat pengikat untuk berkas
tulangan yang terdiri dari 2, 3 atau 4
batang yang sejajar, maka diameter kawat
pengikat minimum 2,5 mm dan jarak
pengikatan tidak boleh lebih dari 24 kali
diameter batang terkecil.
Back
B.2. PERALATAN – PERALATAN
PEKERJAAN PEMBESIAN

Alat
mesin untuk pemotongan dan
pembengkokkan baja beton :
Mesin Potong (Bar Cutter)
Mesin Bengkok (Bar Bender)
Mesin Las
Alat manual untuk pemotongan dan
pembengkokkan baja beton :

 Alat pemotong besi


 Alat Pembengkok besi (berupa meja dengan mal
pembengkok)
 Kunci Penekuk
 Gunting kawat
 Meteran
 Kapur
 Cetok (untuk membuat tahu beton)
Beberapa tips untuk pemakaian dan pemeliharaan
peralatan antara lain :

 Jaga peralatan selalu tajam dan bersih


 Segera perbaiki alat yang rusak
 Alat ditempatkan agar pelaksanaan
pekerjaan bisa lancar dan efisien
 Pakai alat keamanan apabila bekerja.
 Simpan peralatan ditempatnya setelah
selesai bekerja.
Back
B.3. PEMBUATAN DAFTAR PEMOTONGAN BESI
DAN PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN
Daftar Pembengkokkan Besi Beton
Daftar Pemotongan Besi Beton
 Pembuatan be staat sangat bermanfaat untuk :
1. Gambar kerja bagi tukang potong baja tulangan
2. Menghitung kebutuhan baja beton
3. Rencana pengadaan baja beton (waktu dan jenis)
 Sebagai gambar kerja, Bestaat harus memenuhi syarat :
Ukuran dan bentuk pembengkokkan jelas dan mudah dibaca serta mudah
dilaksanakan
Penempatan tulangan pada saat perakitan, dapat dilakukan dengan mudah.
Untuk detail-detail tertentu, perlu dibuatkan gambar 3 dimensinya.
 Sebagai alat untuk menghitung kebutuhan baja beton, bestaat
harus mengantisipasi:
Ukuran baja beton yang ada dipasaran, khususnya panjang baja tulangan.
Pemanfaatan sisa potongan semaksimal mungkin.
Tahapan pembuatan bestaat
1. Periksa gambar kerja dan pelajari gaya – gaya yang bekerja. Hal ini
bermanfaat untuk mengantisipasi kemungkinan pemakaian stek-stek
tambahan tulangan extra maupun bentuk pembengkokkan.
2. Kelompokkan gambar kerja persegmen sesuai dengan tahapan pelaksanaan
pekerjaan, misalnya untuk gedung bertingkat dikelompokkan perlantai,
untuk bangunan bawah jembatan dikelompokkan per pilar.
3. Buat gambar untuk detail-detail sambungan (bila perlu 3 dimensi),
khususnya untuk tempat – tempat yang cenderung terjadi penumpukan
tulangan (misalnya pertemuan balok dan kolom).
4. Buatlah penamaan / kode bagian dari struktur, misalnya BLI – 2 CD untuk
balok pada lantai 1 yang terletak pada garis 2 lajur CD.
5. Gambarlah sket dan beri penomoran / kode rencana pembengkokkan tiap
batang tulangan dan lengkapi dengan ukuran / panjang pembengkokkan.
6. Hitung panjang dan jumlah potongan dari hasil sket diatas (butir 5).
7. Hitung panjang sisa potongan dan jumlahnya dengan didasarkan
panjang perbatang baja beton yang ada dipasaran yaitu 11,90 m
(normalnya 12.00 m). Namun dibeberapa kota kita dapat membeli
baja beton dengan panjang sesuai permintaan (kurang dari ukuran
normal) sehingga tidak ada sisa potongan.
8. Pembuatan sket pembengkokkan dimulai dengan tulangan pokok yang
memiliki diameter terbesar, sedangkan untuk rencana pemotongan
didasarkan pada potongan terpanjang.
9. Setiap menghitung panjang potongan, harus diperiksa apakah
panjang potongan tersebut dapat memanfaatkan sisa potongan sesuai
butir 7.
10.Selanjutnya jumlahkan total kebutuhan tiap diameter baja beton dan
juga total sisa potongannya, yang mana total baja beton dipakai
untuk rencana pengadaannya, sedangkan total sisa potongan
dimanfaatkan untuk perhitungan bestaat lantai / segmen pekerjaan
berikutnya.
Contoh formulir bestaat :

BESTAAT PENULANGAN BETON


PROYEK : GEDUNG
Pekerjaan : Black BL 1-2CD Gambar Referensi :

Lokasi : Lantai 1 Tanggal :

Skets Panjang Jumlah Jumlah Sisa Panj. Sisa Jml. Sisa Sisa
Kode  Berat Ket.
Bengkokan Pot. Potongan Batang Pot. Pot. Dipakai di
1 25 520 60 30 170 30

2 22

3 25
Cara menghitung volume pekerjaan besi terpasang
a. Pekerjaan besi hanya dihitung pekerjaan yang terpasang jadi tidak termasuk
pekerjaan lain untuk penunjang, misal sisa potongan, meluruskan, buat
gawang besi dan sebagainya. Jadi hasil kerja besi hanya dapat diambil
volume kerja dan yang dapat diperhitungkan ialah :
 Besi konstruksi / penulangan
 Besi penahan susut
 Besi stek
 Besi sengkang
b. Pekerjaan pembesian yang tidak diperhitungkan ialah :
 Besi – besi sisa potongan
 Besi pengganjal kedudukan besi beton
 Kawat pengikat dan sebagainya.
c. Ketentuan – ketentuan yang mengatur hal tersebut diatas biasanya terdapat
dalam spesifikasi teknik pekerjaan
Pekerjaan pembesian diukur dalam beratnya

Dari daftar pembengkokkan  diketahui


panjang dari masing-masing bentuk.
 diameter besi dan dengan tabel berat besi
beton  dihitung berat besi seluruhnya.
Contoh :
Dari daftar pembengkokkan pekerjaan besi diketahui :
Panjang besi Ǿ 25 mm = 963 m, berat / m = 3,853 kg.
Panjang besi Ǿ 19 mm = 764 m, berat / m = 2,226 kg.
Panjang besi Ǿ 12 mm = 182 m, berat / m = 0,888 kg.
Panjang besi Ǿ 8 mm = 1206 m, berat / m = 0,395 kg.

Jadi volume pekerjaan pembesian :


963 x 3,863 kg = 3.710,439 kg
764 x 2,226 kg = 1.700,664 kg
182 x 0,888 kg = 161,616 kg
1206 x 0,395 kg = 476,370 kg
Jumlah = 6.049,089 kg
Contoh gambar kerja dan Bar Bending Schedule
(Daftar Pembengkokkan Besi)
 Batas hari-1

Anda mungkin juga menyukai