TINJAUAN PUSTAKA
keuangan atau financial condition. Berne dan Schramm (1986) mendefinisikan financial
kewajiban keuangannya kepada para pemangku kepentingan atau stakeholder pada saat
Groves et al., (1981) menjelaskan istilah financial condition dengan lebih spesifik.
Dalam arti akuntansi yang sempit, financial condition mengacu pada kapasitas pemerintah
untuk menghasilkan cukup uang tunai atau likuiditas untuk membayar tagihannya. Ini
disebut di sini sebagai cash solvency. Kondisi keuangan juga dapat merujuk pada budgetary
menimbulkan defisit.
Kemudian, dalam arti yang lebih luas, financial condition mengacu pada kemampuan
jangka panjang pemerintah untuk membayar semua biaya melakukan bisnis, termasuk
kewajiban pengeluaran yang biasanya muncul dalam setiap anggaran tahunan, serta yang
muncul hanya pada tahun-tahun di mana mereka harus dibayar. disebut di sini sebagai long-
run solvency. Akhirnya, kondisi keuangan mengacu pada apakah pemerintah dapat
menyediakan tingkat dan kualitas layanan yang diperlukan untuk kesehatan umum dan
ekonomi dan keuangan secara menyeluruh. Financial sustainability adalah suatu kondisi
di mana pemerintah daerah dapat mempertahankan program yang sudah ada dan memenuhi
persyaratan kreditor tanpa menimbulkan beban utang pada ekonomi. Financial flexibility
adalah suatu kondisi di mana pemerintah dapat meningkatkan sumber daya keuangannya
untuk menanggapi komitmen yang meningkat, baik melalui peningkatan pendapatan atau
pendanaan di luar kendali atau pengaruhnya, baik dari sumber domestik maupun
internasional.
konteks financial distress. Kloha et al. (2005) mendefinisikannya sebagai suatu kondisi di
mana pemerintah daerah tidak dapat memenuhi standar dalam operasi, utang dan kebutuhan
masyarakat selama beberapa tahun berturut-turut, sedangkan Jones dan Walker (2007)
membutuhkan dana keuangan untuk menutup semua biaya semua kebutuhan yang
diperlukan. Atas dasar hal tersebut, mengukur dan memprediksi terjadinya financial
distress merupakan perhatian utama bagi pemerintah daerah beberapa tahun terakhir. Ziolo,
(2015).
Financial distress memiliki definisi dan pengukuran yang berbeda beda di berbagai
negara. Cohen, et al. (2017) menjelaskan deklarasi dari financial distress pada pemerintah
daerah di Itali pertama kali tertuang didalam aturan D. Lgs. 267 dikeluarkan tahun 1989,
art. 234-244. Isi dari peraturan tersebut menyatakan bahwa, “financial distress occurs
when the entity, municipality or province, is no longer able to perform its essential
functions and deliver due services, or when it is no longer able to meet debt with third
parties through the ordinary means of restoring fiscal balance or after recognizing the
Dari tahun ke tahun, peraturan terkait deklarasi financial distress bagi permerintah
daerah diItali selalu berubah dan diperbaharui, namun tetap diatur dibawah institusi yang
sama, yakni Kementerian Dalam Negeri, Dewan Audit Nasional, dan Departemen
Akuntansi Umum Negara yang mengatur 8.147 Pemerintah Daerah (8.047 kotamadya dan
Terakhir pada tahun 2013, Kementerian dalam negeri harus menilai kesehatan dari
pemerintah daerah dengan menggunakan 10 indikator keuangan. Hal ini ditujukan untuk
financial distress. Kriteria yang digunakan oleh Kementerian Dalam Negeri untuk
1. Hasil keuangan negatif hingga 2,5 persen dari pendapatan saat ini, di mana hasil
keuangan berarti jumlah uang tunai, piutang dan hutang pada akhir tahun;
2. Biaya operasi yang belum dibayar tahun ini hingga 50 persen dari penetapan biaya
operasi;
3. Jumlah total pengeluaran untuk karyawan yang lebih tinggi dari 38 persen dari
4. Utang keuangan hingga 160 persen dari pendapatan saat ini untuk entitas yang
menyajikan hasil keuangan positif (hingga 140 persen dari pendapatan saat ini
5. Utang yang tidak tercatat hingga 1 persen memastikan pendapatan saat ini dalam
7. Jumlah total yang jatuh tempo untuk prosedur pelaksanaan pembayaran yang
8. Jumlah total aset yang akan dijual atau penggunaan hasil keuangan hingga 5 persen
Setelah dilakukan penilaian, apabila ada pemerintah daerah yang ditemukan memiliki
nilai diluar yang telah ditetapkan oleh peraturan yang berlaku, maka pemerintah daerah
tersebut akan digolongkan sebagai “watching list” untuk memperoleh supervisi yang lebih
mengambil tindakan apa pun. Maka pengadilan akan memerintahkan untuk melakukan
tindakan untuk memulihkan kondisi keuangant tersebut. Hal ini ditujukan untuk
Namun jika situasinya terusberlanjut, dan syarat-syarat yang diharuskan oleh hukum
dipenuhi (pasal 244 di atas), Dewan entitas harus menyatakan “distress” dalam batas waktu
20 hari. Jika prosedur yang dijelaskan tidak dipenuhi, maka dewan pengurus pemerintah
daerah tersebut akan dibubarkan dan seorang Komisaris khusus akan ditunjuk langsung
Penelitian yang ditujukan untuk financial distress terbagi kedalam dua arah
menjadi penyebab terjadinya finansial distress. Dan yang kedua berkaitan dengan
analisis mendalam dalam mengembangkan model dan sistem peringatan dini yang
finansial apa saja yang digunakan dalam berbagai macam studi untuk
Godsey, Shulman (1981); Grove and Valente (1994), Trussel (2012), Cohen, et
Review
taxable value
Operating margin (Revenues – Expenditures) / Revenues Kloha, Weissert, Kleine
(2005a)
General fund General Fund Balance /Total Revenues Kloha, Weissert, Kleine
balance to (2005a)
revenues
Fund balance Assets – Liabilities Kloha, Weissert, Kleine
(2005a)
LT debt to taxable LT Debt / Taxable Value Kloha, Weissert, Kleine
value (2005a)
modifikasi pada penelitian akan disampaikan pada bab berikut ini dantaranya
penelitian dari Trussel (2012); Cohen, et al. (2012); dan Indriaty, et al. (2019)
pengeluaran.
pendapatan). Dari total sampel sebanyak 22.412 pemerintah kota, sebanyak 3.648
(4) in total liabilities (DEBT); (5) Total Liabilities/Total Revenues (DEBTREV); (6)
In total Revenues (SIZE); (7) (Total Revenue i – Total Revenue i+1)/total revenue i
(GROWTH).
Penelitian ini mengunakan survival analysis untuk membangun hazard model
dari fiscal distress. Hal ini dikarenakan data yang digunakan merupakan cross-
sectional time-series data. lalu untuk membangun probabilitas model atas financial
pada kejadian dan waktu terjadinya fiscal distress pada pemerintah kota.
lebih sedikit pendapatan pajak (sebagai persen dari total pendapatan), lebih
memiliki lebih banyak utang (sebagai persentase dari pendapatan total), dan
berukuran lebih kecil daripada kota yang tidak mengalami fiscal distress.
tekanan dan strategi untuk mengurangi tekanan fiskal yang berguna bagi pejabat
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mendeteksi dan mencegah fiscal
distress.
Kelebihan pada penelitian yang dilakukan oleh Trussel dan Patrick (2012) ini
terletak pada populasi yang sangat luas, dan dengan menggunakan data dalam
hanyalah ketika hanya menggunakan 1 tahun masa operasi saja. Selebihnya, tidak
menggunakan skala, hal ini kami rasa belum menunjukkan kondisi fiscal distress
yang lebih tepat, dikarenakan pemerintah kota yang memiliki nilai atau skala yang
2.2.2 Penelitian Indriaty, et al. (2019) tentang The Effects Of Financial Ratio,
Financial Ratio, Local Size And Local Status On Financial Distress”. Tujuan dari
financial ratio dan variabel non keuangan yakni local size and local status pada
menggunakan rasio finansial yang terdiri atas Current ratio (CR), Debt to equity
(D/E), Operating revenue to total revenues ratio (OR/TR), Return on asset ratio
variabel non keuangan diwakili dengan dua faktor makroekonomi yakni Local
distress dan financial distress pada pemerintah daerah yang ditunjukkan oleh Debt
perseorangan;
bersangkutan;
BL = biaya lainnya (biaya komitmen, biaya bank, dan lain lain) yang
jatuh tempo.
Ratio (DSCR) minimal 2,5. Untuk pemerintah daerah yang memiliki nilai
dengan angka 0, sedangkan untuk pemerintah daerah yang memiliki DSCR> 2,5
menggunakan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang telah diaudit oleh BPK
dari periode 2008 hingga 2014. Kemudian digunakan regresi logistik dengan
bantuan perangkat lunak komputer untuk Eviews versi 9 sebagai alat analisis data.
CR, D/E, OR/TR, ROA, ROE, dan variabel non keuangan yakni POP, dan STATUS
disertai dengan variabel non keuangan, yakni Local Size dan Local Status dimana
rasio non-finansial akan memberikan dampak atas analisis yang lebih kompleks
dikarenakan peran variabel non keuangan tersebut yang berdampak luas bagi
pemerintah daerah.
yang berarti bahwa variabel dependen dijelaskan oleh variabel independen hanya
40,3%. Sedangkan sisanya 59,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
Selain itu penggunaan variabel profitabilitas pada entitas nirlaba seperti pada
pemerintah daerah dirasa kurang tepat karena secara intrinsik laba atau
termasuk rasio seperti laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aset, laba
dengan metode accrual yang diambil dari sampel 364 pemerintah kota di Yunani
pada tahun 2007 dan menambahkan 130 sampel pemerintah pada tahun 2009
antara Greece, IMF dan EC (UU 3845/2010) sebagai proksi kesulitan keuangan.
kontrak pinjaman baru jika rasio total kewajiban terhadap total pendapatan (L / TR)
kurang dari 60%. Secara khusus, kota dengan L / TR di bawah 60% dianggap
'insolvent'.
Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat
kota di Yunani.
Penelitian yang disusun dari oleh Cohen, et al. (2012) ini memiliki kelebihan
evaluasinya. Bagian utama dari proses membangun model tersebut terletak pada
simulasi untuk memperoleh skema peringkat bagi pemerintah kota yang terbagi
Kekuatan lain pada model yang diajukan cohen bahwa rasio yang digunakan
Cohen, et al. (2012) menjelaskan bahwa model yang ia bangun mampu digunakan
diimplementasikan dan dapat digunakan untuk tujuan penentuan tolok ukur dan
pada laporan keuangan dan oleh karena itu kualitas informasi keuangan
diambil oleh laporan keuangan yang diaudit, yang mengurangi risiko kualitas
Selain itu kekurangan yang cukup mendasar pada tidak adanya definisi yang
secara eksplisit menjelaskan pengertian dari financial stress atau financial crisis.
Hal ini cukup penting mengingat tingkat “kesulitan” yang dialami oleh pemerintah
Sasaran penelitian yang dilakukan oleh Cohen et al. (2017) ini adalah untuk
risiko financial distress pada pemerintah daerah bagi auditor pemerintah daerah.
Cohen et al. (2017) menyusun model yang disusun dan diterapkan pada
rawan akan kebangkrutan dengan yang memiliki kesehatan keuangan yang baik.