Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

CHRONIC KIDNEY DISEASE

A. DEFINISI
Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan gangguan fungsi renal yang
progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah). CKD merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun.

(American Diabetes Association, 2007)

B. ETIOLOGI CKD:
 Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis
 Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna,
nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
 Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik,
poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif
 Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal
polikistik,asidosis tubulus ginjal
 Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis
 Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal
 Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli
neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah:
hipertropi prostat, striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung
kemih dan uretra
 Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis

C. Tanda dan Gejala


1. Kardiovaskuler
o Hipertensi
o Pitting edema
o Edema periorbital
o Pembesaran vena leher
o Friction rub pericardial

2. Pulmoner
o KrekelS
o Nafas dangkal
o Kusmaul
o Sputum kental dan liat

3. Gastrointestinal
o Anoreksia, mual dan muntah
o Perdarahan saluran GI
o Ulserasi dan perdarahan pada mulut
o Konstipasi / diare
o Nafas berbau ammonia

4. Muskuloskeletal
o Kram otot
o Kehilangan kekuatan otot
o Fraktur tulang
o Foot drop
5. Integumen
o Warna kulit abu-abu mengkilat
o Kulit kering, bersisik
o Pruritus
o Ekimosis
o Kuku tipis dan rapuh
o Rambut tipis dan kasar
6. Reproduksi
o Amenore, atrofi testis
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Urin
- Volume: biasanya kurang dari 400ml/24 jam atau tak ada (anuria)
- Warna: secara abnormal urin keruh kemungkinan disebabkanoleh
pus, bakteri, lemak, fosfat atau uratsedimen kotor, kecoklatan
menunjukkkan adanya darah, Hb, mioglobin, porfirin
- Berat jenis: kurang dari 1,010 menunjukkn kerusakan ginjal berat
- Osmoalitas: kuran gdari 350 mOsm/kg menunjukkan kerusakn
ginjal tubular dan rasio urin/serum sering 1:1
- Klirens kreatinin: mungkin agak menurun
- Natrium:lebih besar dari 40 mEq/L karena ginjal tidak mampu
mereabsorbsi natrium
- Protein: Derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukkkan
kerusakan glomerulus bila SDM dan fragmen juga ada
b. Darah
- BUN/ kreatinin: meningkat, kadar kreatinin 10 mg/dl diduga tahap
akhir
- Ht: menurun pada adanya anemia.
- Hb biasanya kurang dari 7-8 gr/dl
- SDM: menurun, defisiensi eritropoitin
- GDA: asidosis metabolik, ph kurang dari 7,2
- Natrium serum: rendah
- Kalium: meningkat
- Magnesium: Meningkat
- Kalsium: menurun
- Protein (albumin) : menurun
c. Osmolalitas serum: lebih dari 285 mOsm/kg
d. Pelogram retrograd: abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
e. Ultrasono ginjal : menentukan ukuran ginjal dan adanya masa , kista,
obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas
f. Endoskopi ginjal, nefroskopi: untuk menentukan pelvis ginjal, keluar
batu, hematuria dan pengangkatan tumor selektif
g. Arteriogram ginjal: mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi
ekstravaskular, masa
h. EKG: ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa

F. Komplikasi:
o Toksisitas
o Koma
o Kematian

G. Penatalaksanaan
a) Konservatif
- Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
- Observasi balance cairan
- Observasi adanya odema
- Batasi cairan yang masuk
b) Dialysis
- peritoneal dialysis
biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut
adalah CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis )
- Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan
menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah
femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :
- AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke jantung )
c) Operasi
- Pengambilan batu
- transplantasi ginjal
d) Pengendalian gula darah
Dapat dilakukan dengan olahraga, diet dan obat anti diabetes. Pada pasien ini
diberikan diet DM 1700 kal/hari. Pemberian insulin diberikan untuk
mengendalikan kadar gula darah pasien. Pemberian anti diabetik oral tidak
diberikan karena pasien telah mengalami komplikasi berupa gangguan ginjal.
Akibat dari gangguan fungsi ginjal apabila obat oral diberikan tidak dapat
diekskresikan, sehingga mengalami penumpukan akibatnya terjadi
hipoglikemia
e) Diet
Diet protein 0,6 /KgBB/hari dimaksudkan untuk mengurangi sindrom uremik
dan memperlambat penurunan GFR. Diet rendah garam dimaksudkan untuk
mengurangi retensi natrium yang dapat mengakibatkan hipertensi dan edema.
Diet rendah kalium dimaksudkan untuk mencegah terjadinya hiperkalemia
yang dapat menimbulkan aritmia jantung yang fatal.
f) Diuretik
Diuretik diberikan untuk mengurangi cairan akibat dari retensi Na dan air.
Pemberian diuretik pada pasien ini dimaksudkan untuk mengurangi gejala
sesak napas akibat edema paru . Diuretik yang diberikan furosemid 40 mg 1
tab/hari. Selain itu diuretik juga digunakan untuk menurunkan tekanan darah.
Target tekanan darah yang dianjurkan adalah <130/80
g) Anti hipertensi
Pemberian antihipertensi diperlukan untuk mengurangi tekanan darah pada
pasien, karena hal ini dapat memperberat proses sklerosis glomerulus dan
menambah beban jantung sehingga jantung bekerja lebih berat lagi dan
akhirnya menimbulkan dekompensasi kordis. Anti hipertensi yang diberikan
pada pasien ini awalnya methyldopa 250 mg 3x1, kemudian digantikan
dengan amlodipine 5 mg 1x/hari. Amlodipine termasuk dalam golongan Ca
antagonis non dihydropiridine, yang berfungsi sebagai venodilator vas eferen
h) Statin
Statin diberikan pada keadaan dislipidemia dengan target LDL kolestrol
<100mg/dl pada pasien DM dan <70 mg/dl bila sudah ada kelainan
kardiovaskular. Pada pasien ini diberikan simvastatin 10 gr, malam hari. 5.
Terapi pengganti ginjal Terapi ini dilakukan pada penyakit ginjal kronik
stadium 5 yaitu pada LFG <15 ml/mnt. Terapi pengganti tersebut berupa
hemodialisis, peritoneal dialisis atau transplantasi ginjal.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Biodata : Gagal Ginjal Kronik terjadi terutama pada usia lanjut (50-70 th),
usia muda, dapat terjadi pada semua jenis kelamin tetapi 70 % pada pria.
2. Keluhan utama : Kencing sedikit, tidak dapat kencing, gelisah, tidak
selera makan (anoreksi), mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah,
nafas berbau (ureum), gatal pada kulit.
3. Riwayat penyakit :
(1) Sekarang : Diare, muntah, perdarahan, luka bakar, rekasi anafilaksis,
renjatan kardiogenik.
(2) Dahulu :Riwayat penyakit gagal ginjal akut, infeksi saluran kemih,
payah jantung, hipertensi, penggunaan obat-obat nefrotoksik, Benign
Prostatic Hyperplasia, prostatektomi
(3) Keluarga : Adanya penyakit keturunan Diabetes Mellitus (DM).
4. Tanda vital : Peningkatan suhu tubuh, nadi cepat dan lemah, hipertensi,
nafas cepat dan dalam (Kussmaul), dyspnea.
5. Pemeriksaan Fisik :
(B1:Breathing) :
Gejala: Nafas pendek, dispnoe nokturnal, paroksismal, batuk dengan/tanpa
sputum, kental dan banyak.
Tanda : Takhipnoe, dispnoe, peningkatan frekuensi, Batuk produktif
dengan / tanpa sputum.
(B2:Blood) :
Gejala: Riwayat hipertensi lama atau berat. Palpitasi nyeri dada atau
angina dan sesak nafas, gangguan irama jantung, edema.
Tanda : Hipertensi, nadi kuat, oedema jaringan umum, piting pada kaki,
telapak tangan, Disritmia jantung, nadi lemah halus, hipotensi ortostatik,
friction rub perikardial, pucat, kulit coklat kehijauan, kuning.kecendrungan
perdarahan.
(B3:Brain) :
Kesadaran: Disorioentasi, gelisah, apatis, letargi, somnolent sampai koma.
(B4:Bladder) :
Gejala: Penurunan frekuensi urine (Kencing sedikit (kurang dari 400
cc/hari), warna urine kuning tua dan pekat, tidak dapat kencing), oliguria,
anuria (gagal tahap lanjut) abdomen kembung, diare atau konstipasi.
Tanda: Perubahan warna urine, (pekat, merah, coklat, berawan) oliguria
atau anuria.
(B5:Bowel) : Anoreksia, nausea, vomiting, fektor uremicum, hiccup,
gastritis erosiva dan Diare
(B6:Bone) :
Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki, (memburuk
saat malam hari), kulit gatal, ada/berulangnya infeksi.
Tanda : Pruritus, demam (sepsis, dehidrasi), ptekie, area ekimoosis pada
kulit, fraktur tulang, defosit fosfat kalsium,pada kulit, jaringan lunak, sendi
keterbatasan gerak sendi.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang
meningkat
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan edema
sekunder : volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan
H2O).
3. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia,
mual, muntah
4. Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder:
kompensasi melalui alkalosis respiratorik
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritis
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
1 Penurunan curah jantung Tujuan : Penurunan curah jantung tidak a. Auskultasi bunyi jantung dan paru
berhubungan dengan terjadi b. Kaji adanya hipertensi
beban jantung yang c. Selidiki keluhan nyeri dada,
meningkat Kriteria hasil : perhatikanlokasi, rediasi, beratnya (skala
mempertahankan curah jantung dengan bukti 0-10)
tekanan darah dan frekuensi jantung dalam d. Kaji tingkat aktivitas, respon terhadap
batas normal, nadi perifer kuat dan sama aktivitas
dengan waktu pengisian kapiler
2 Gangguan keseimbangan Tujuan: Mempertahankan berat tubuh ideal a. Kaji status cairan dengan menimbang BB
cairan dan elektrolit tanpa kelebihan cairan perhari, keseimbangan masukan dan
berhubungan dengan haluaran, turgor kulit tanda-tanda vital
edema sekunder : volume Kriteria hasil: tidak ada edema, keseimbangan b. Batasi masukan cairan
cairan tidak seimbang oleh antara input dan output c. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang
karena retensi Na dan pembatasan cairan
H2O) d. Anjurkan pasien / ajari pasien untuk
mencatat penggunaan cairan terutama
pemasukan dan haluaran
3 Perubahan nutrisi: kurang Tujuan: Mempertahankan masukan nutrisi a. Awasi konsumsi makanan / cairan
dari kebutuhan yang adekuat b. Perhatikan adanya mual dan muntah
berhubungan dengan c. Berikan makanan sedikit tapi sering
anoreksia, mual, muntah Kriteria hasil: d. Tingkatkan kunjungan oleh orang terdekat
menunjukan BB stabil selama makan
e. Berikan perawatan mulut sering

4 Perubahan pola nafas Tujuan: Pola nafas kembali normal / stabil a. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya
berhubungan dengan crakles
hiperventilasi sekunder: Kriteria hasil: b. Ajarkan pasien batuk efektif dan nafas
kompensasi melalui RR normal, pola nafas normal dalam
alkalosis respiratorik c. Atur posisi senyaman mungkin
d. Batasi untuk beraktivitas

5 Kerusakan integritas kulit Tujuan: Integritas kulit dapat terjaga a. Inspeksi kulit terhadap perubahan warna,
berhubungan dengan turgor, vaskuler, perhatikan kadanya
pruritis Kriteria hasil : kemerahan
o Mempertahankan kulit utuh b. Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit
o Menunjukan perilaku / teknik untuk dan membran mukosa
mencegah kerusakan kulit c. Inspeksi area tergantung terhadap udem
d. Ubah posisi sesering mungkin
e. Berikan perawatan kulit
f. Pertahankan linen kering
g. Anjurkan pasien menggunakan kompres
lembab dan dingin untuk memberikan
tekanan pada area pruritis
h. Anjurkan memakai pakaian katun longgar
Daftar Pustaka

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &


Suddarth volume 2. Jakarta: EGC.

Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai